''Sabar ya May ... Lu orang baik pasti jodoh lu nanti orang baik juga . Semangat💪'' Timpal Tiara memberi semangat kepada sang karib.
''Aminn..... yuk tidur semoga besok dapat keberkahan dan keajaiban.'' Sahut Maya dengan mata terpejam, Menyelami sesuatu yang ingin ia gapai walau dalam mimpi.
'' Aminn..''
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Suara burung mulai berkicau saling bersahut- sahutan . Kedua gadis cantik itu sudah bersiap dan akan berangkat bekerja ke kantor masing- masing hanya tinggal menunggu seseorang yang akan menjemputya.
'' Oya ra ...mending nanti kamu bareng aja deh sama kita. Terus setelah nganter aku ke kantor , Kamu ngikut aja sama Noah, Kamukan mau interview di kantornya Noah. Sekalian aja gitu bareng, Hemat ongkos juga.'' Ucap Maya memberi saran agar Tiara tak kebingungan nantinya, Apalagi dirinya baru saja ke ibukota setelah beberapa tahun berada dikota tetangga.
''Ihhhh ogahh gua jadi obat nya.....'' Ujaran Tiara terhenti ketika tiba- tiba bell apertement berbunyi. Maya beranjak dari sofa melangkahkan kakinya menuju pintu depan.
Ceklekkk.....
''Morning sayangku.'' Ucap Noah sambil menyodorkan bucket bunga pada Maya. Memang setiap menjeput, Noah selalu meluangkan membeli bucket bunga ataupun coklat. Hal kecil seperti itu saja membuat Maya teramat kasian pada Noah jika Maya berusaha menghindar apalagi memutuskan hubungan dengannya.
Maya bingung harus bagaimana, di satu sisi dirinya teramat mencintai Aaron tapi di sisi lain ada seorang pria yang menantikan cintanya dengan setulus hati.
Tiara tipe orang yang kepo mengintip dibalik tembok. Apalagi mengingat cerita Maya semalam membuatnya semakin penasaran dengan sosok Noah.
'' Ihhhh so sweet.'' Ucap Tiara berjingkak- jingkrak kegirangan. Ia lupa kalau ia sedang mengintip, Alhasil Tiara membekap mulutnya sendiri meskipun sudah kelewat .
'' Siapa?'' Tanya Noah penasaran. Soalnya Ia tak pernah melihatnya Tiara sebelumnya. Hati berdebar ketika mendapati binar mata wanita yang baru ia temui.
"Kenapa jantungku seperti maraton." Batin Noah ia berusaha untuk tenang.
''Oh ini Tiara ,dia sahabatku sekaligus saudara angkat .... Tiara ini Noah.''. Maya menarik tangan Tiara agar mendekat ke arah Noah . Merekapun berjabat tangan membuat hati Noah bertambah berdetak tak karuan. Dirinya bingung dengan hatinya, Apa mungkin ia jatuh hati pada sahabat Maya. Namun fikiran itu dengan cepat ia tepis, Dirinya terus meyakinkan bahwa Mayalah cintanya sampai kapanpun.
Usai berjabat tangan , Tiara terus menatap Noah dalam diam. Hingga satu kata yang keluar dari bibir tiara tanpa sadar membuat ia malu setengah mati.
''Tampannya...'' Ceplos Tiara. Lalu ia membekap mulutnya sendiri setelah sadar bahwa ia keceplosan.
Maya hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah absurd Tiara. Namun berbeda dengan Noah, Dirinya bahagia mungkinkah karena pujian yang keluar dari mulut Tiara.
'' Ya udah yuk jalan takut macet. Oh ya Noah, Tiara ngikut kita ya.? Dia satu arah sama kamu , Katanya sih ada panggilan interview di kantor kamu.'' Ijin Maya.
'' Seriosly. Oke no problem. Demi kamu apapun akan aku lakukan sayang. Ayo.'' Ucap Noah mencium sekilas pipi Maya. Membuat Tiara yang melihat adegan tersebut memutuskan memalingkan wajahnya. Hatinya sepeti tak terima melihat interaksi mereka berdua, Entah karena apa Tiarapun bingung.
...----------------...
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam mereka akhirnya sampai di kantor Aa Corp, mengantarkan wanita terkasihnya terdahulu. Sebenarnya dirinya kecewa ketika Maya tak mau menuruti permintaannya ketika ia menyuruhnya untuk resign di kantor Aa corp. Namun apalah daya, Dirinya teramat mencintainya hingga apapun yang membuat wanitanya nyaman akan ia turuti asal Maya tetap berada di sampingnya.
''Noah titip Tiara ya. Kalau gak bisa dibilangin buang aja ke selokan. Biar di makan buaya." Ucap Maya dengan nada jailnya, membuat Tiara sontak memelototkan matanya ke arah Maya.
''Eh... eh... enak aja buang ke selokan lu pikir gua lele.'' Ucap Tiara yang ada di kursi belakang sambil berkacak pinggang.
''Emang...'' Tawa Maya lepas. Noah yang melihat tawa Maya itu terkesima. Bagaimana tidak, Maya tak perna tertawa lepas jika bersama dirinya. Hal yang langkah menurut Noah kala melihat tawa lepas kekasihnya.
Mobil sport lamborgini yang juga baru sampai, tengah memperhatikan ke arah mobil yang di depan lobi. Terlihat jelas disana Maya tertawa lepas di dalamnya apalagi Noah memandangnya lekat. Aaron berasumsi jika Maya tengah bahagia dengan hubungannya bersama Noah.
''Kamu sepertinya bahagia sekali bersamanya Amy'' batin Aaron murung, Dirinya sangat berharap masih ada kesempatan untuk dirinya dan Maya bersama kembali.
Maya keluar dari dalam mobil Noah, Ia melambaikan tangan ke arah mobil yang sudah melaju itu dengan senyuman yang terus mengembang. Setiap orang akan meranggapan sama seperti Aaron jika Maya dan Noah bahagia dengan hubungannya.
Setelah mobil Noah hilang, Maya hendak masuk ke dalam lobi namun belum melangkahkan kakinya mobil sang atasan berhenti tepat didepannya.
Aaron turun dari mobil dengan dingin dan angkuhnya. Tak menoleh ataupun menyapa sang sekertaris yang tengah menunduk menghormati dirinya.
'' Selamat pagi pak.'' Sapa maya.
Aaron hanya meliriknya dan melanjutkan langkahnya lagi meninggalkan Maya yang segera mengekor di belakang atasannya.
Setengah berlari ia menyusul langkah lebar sang atasan, Nafasnya pun mulai tak beraturan. Setelah masuk kedalam lift , Maya sedikit memberi jarak karna mereka hanya berdua. Itupun tak luput dari penglihatan Aaron.Ya, Aaron bisa melihatnya karna tepat di atas pintu itu ada kaca yang bisa melihat segala yang dilakukan di lift . Membuat Aaron sangat kecewa dengan tingkah yang dilakukan Maya, Pasalnya kemarin dirinya melihat jelas bahwa Maya tengah terbakar cemburu, Sungguh munafik pikir Aaron.
Tiba dipertengahan, tiba- tiba lift mendadak macet dan dipersekian detik disusul padamnya lampu lift. Maya yang takut kegelapan segera menyusut kelantai, Ia memejamkan mata agar mengurangi kepanikannya.
'' Tolloonngggg.... '' Pekikan Maya dengan suara pelan .Dirinya tetap kalah dengan ketakutannya, Walau sekuat tenaga dirinya melawannya.
Aaron dengan sigap merengkuh tubuh Maya yang bergetar . Begitu terasa Maya semakin mempererat pelukannya pada dirinya.
'' Aa tolong.'' Ucap Maya menahan tangis, Dirinya bingung harus meminta tolong pada siapa.
''Sabar Amy.... Sebentar ya aku mau minta pertolongan '' Ucap Aaron penuh kekwahatiran.
''Ja...ngan.... A di..sin..ni aja. A Maafkan aakuu Akuu Rinnndu A'' Nafas Maya mulai tersenggal- senggal.
''Iya Amy aku juga merindukanmu, Apa Sesak nafasmu belum sembuh?''. Tanya Aaron memastikan. ia ingat betul ketakutan Maya apabila ia dalam kegelapan ia akan sulit bernafas.
Hanya dibalas gelengan kepala Oleh Maya.
Aaron berusaha mencari handpone yang ada disakunya. Namun dia sangat kesusahan karna ia merengkuh tubuh lemah Maya yang berada di pangkuannya.
Maya menutup matanya , Ia sudah tak kuat lagi. ia tak sadarkan diri dalam pelukan Aaron.
''Amy aku mohon bertahanlah . Buka matamu'' Ucap Aaron sedikit keras Namun tak mampu membuka mata gadisnya. Mencari sesuatu yang bisa ia gapai, Namun nihil tak ada benda apapun yang ada di sana. Aaron mengeram frustasi dengan situasi seperti ini, umpatan terus saja keluar dari mulut Aaron.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Senajudifa
phobia gelap nih
2023-01-20
1
Nenie desu
sudah aq like dan favoritkan kak 🤗🙏
2022-08-16
1
Maya●●●
maya oh maya kenapa kamu cantik sekali😂😂
2022-08-15
1