Bab.19 : Ijab Qabul

Hari ini, bu Retno dan putra nya sibuk menyiapkan pernikahan antara Ryan dan Aida yang akan dilangsungkan di rumah sakit. Bu Retno juga sudah mengantongi ijin dari pihak rumah sakit, untuk menggelar acara pernikahan yang akan dilangsungkan dengan sederhana tersebut.

Sedangkan Ryan juga telah berhasil menghubungi petugas dari Kantor Urusan Agama, yang akan menikahkan diri nya dan Aida nanti malam di ruang rawat bibi Aini.

Segala persiapan dari mulai baju pernikahan, mas kawin, seserahan, serta konsumsi untuk yang hadir nanti malam juga sudah di persiapkan oleh bu Retno dengan sangat matang... meski bu Retno tidak mengundang orang lain dalam acara pernikahan putra nya nanti malam.

Dari pihak Aida, hanya Aida dan ibu nya yang sedang sakit, serta di dampingi oleh mbak Ning. Sedangkan dari pihak calon mempelai laki-laki, hanya bu Retno dan sang suami yang hadir. Dan sebagai saksi, adalah sopir pribadi bu Retno dan ketua RW yang di minta oleh ayah nya Ryan secara khusus untuk ikut hadir nanti malam.

Sedangkan Aida, gadis cantik itu sibuk mempersiapkan mental nya dan juga sibuk menghibur sang ibu. "Ibu jangan khawatir ya, Insyaallah Aida bahagia. Mas Ryan orang nya baik kok," ucap Aida berpositif thinking pada calon suami nya.

Bibi Aini mendesah pelan, wanita yang terbaring lemah dengan alat-alat medis menempel di tubuh nya itu tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah pernikahan putri semata wayang nya. Aida berkeras melakukan semua demi kesembuhan diri nya, dan bibi Aini hanya dapat berjuang dan berdo'a semoga pengorbanan putri nya tidak lah sia-sia.

Bibi Aini menggenggam tangan Aida, dan tatapan nya begitu dalam menatap netra indah milik sang putri. Untuk beberapa saat lama nya kedua wanita cantik berbeda usia itu sama-sama diam, hanya mata mereka yang berbicara.

Aida mengulas senyum nya yang tulus, "ibu harus sehat kembali ya, ibu harus melihat Aida bahagia bersama suami dan anak-anak kami kelak," ucap Aida dengan suara nya yang tercekat, Aida menyembunyikan kebenaran tentang Ryan yang di vonis mandul oleh dokter pada sang ibu. Dan jauh di lubuk hati Aida, gadis itu masih menyimpan harapan.. kira nya Allah memberikan keajaiban pada Ryan, dan mereka dapat memiliki keturunan.

Waktu terus bergulir, pagi berganti siang, dan matahari pun tenggelam di gantikan oleh rembulan yang bersinar terang di malam purnama. Namun sinar terang dan keindahan bulan purnama tersebut, tak seindah harapan Aida malam ini.. dimana dia harus menikah dengan seorang laki-laki yang tidak dia cintai.

Di dalam kamar mandi, Aida yang tengah berganti pakaian dengan mengenakan kebaya yang dibelikan oleh calon suami nya.. tak henti meneteskan air mata. Berkali-kali Aida menyeka nya, namun air mata nya terus mengalir membasahi pipi nya yang putih dan bersih itu.

Aida menatap diri nya dari pantulan cermin kecil yang ada di dalam kamar mandi rumah sakit, dia tatap lekat wajah nya dan memaksakan diri untuk tersenyum. "Ayo Da, kamu pasti bisa. Jalani apa yang telah menjadi takdir hidup mu, dan ikhlas lah.." lirih Aida menyemangati diri nya sendiri.

Aida menarik nafas sedalam-dalam nya, dan mengeluarkan nya dengan perlahan. Dia mengulangnya berkali-kali, hingga diri nya merasa sedikit lega.

Tok,, tok,, tok,,

Terdengar pintu kamar mandi di ketuk dari luar, "nduk, apa kamu kesulitan memakai kebaya nya? Kenapa lama sekali?" Tanya bu Retno, yang nampak khawatir.

Aida membuka pintu kamar mandi, "iya bu, maaf.. tadi agak susah pasang kancing nya. Mungkin karena masih baru, jadi masih sempit," balas Aida beralasan.

"Oh ya sudah, ibu pikir kamu kenapa-kenapa di dalam," ucap bu Retno penuh perhatian, "ayo kita segera duduk di sana, pak penghulu nya sudah datang," bu Retno menggandeng lengan Aida dan mengajak nya untuk duduk di kursi yang sudah di persiapkan.

Ryan yang sudah duduk di sana, menatap Aida penuh kekaguman, "cantik alami," gumam nya dalam hati.

"Ryan, apa cincin kawin nya sudah kamu siapkan nak?" Tanya bu Retno seraya menepuk lembut punggung sang putra, hingga membuat Ryan tersadar dari lamunan nya.

"Eh, iya bu.. sudah." Balas Ryan sedikit gugup, meski ini bukan yang pertama bagi laki-laki matang yang usia nya terpaut sebelas tahun dengan Aida itu tapi tetap saja Ryan merasa gugup. Hal itu di karena kan, Ryan dan Aida baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun mereka berdua tidak saling berjumpa, dan terakhir Ryan bertemu Aida saat gadis cantik calon istri nya itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Ya, semenjak menikah dengan model majalah tujuh tahun yang lalu dan karir Ryan di bisnis kontraktor melejit.. laki-laki matang itu tak pernah lagi pulang ke kampung halaman nya, karena bu Retno dan suami nya lah yang sering mengunjungi putra nya itu ke kota. Karena sekalian, bu Retno mengunjungi anak nya yang lain yang juga tinggal di kota yang sama.

Namun malam ini, kakak nya Ryan tak bisa hadir karena sedang keluar jawa mengunjungi mertua nya yang sedang sakit.

Ryan terus saja mencuri-curi pandang pada Aida, yang malam ini nampak sangat cantik meski hanya dengan makeup sederhana. Sedangkan Aida menundukkan wajah nya dengan dalam, entah karena malu atau karena menyembunyikan kesedihan nya.

Mbak Ning yang duduk di belakang Aida, terus mengusap punggung gadis itu untuk memberikan ketenangan. Wanita yang telah mengabdikan diri pada orang tua Aida itu tahu persis, bahwa gadis muda yang telah dianggap nya seperti adik nya sendiri itu terpaksa menjalani semua demi kesembuhan sang ibu. "Semoga pengorbanan mu berbuah kebahagiaan neng,," do'a nya tulus dari hati.

"Ehm..." pak penghulu memasuki ruang rawat inap bibi Aini dengan berdeham, ayah nya Ryan dan pak RW nampak mengekor di belakang nya.

Penghulu tersebut segera menempatkan diri dan duduk tepat di hadapan mempelai laki-laki yang malam ini terlihat tampan dengan stelan jas berwarna putih, senada dengan kebaya yang dikenakan mempelai wanita.

Bibi Aini yang duduk bersandar di brankar pasien nampak menitikkan air mata, dan dengan penuh perhatian bu Retno yang duduk di samping calon besan nya itu mengusap air mata ibu nya Aida dengan tissue yang sudah di siapkan.

"Do'akan yang terbaik untuk mereka berdua ya jeng,," bisik bu Retno lembut dan dengan tersenyum hangat.

Bibi Aini mengangguk, dan mengulas senyum tipis. Ibu dari calon mempelai wanita itu mencoba untuk mengikhlaskan takdir hidup putri semata wayang nya, seperti pinta Aida kepada nya siang tadi.

Terdengar pak penghulu yang malam ini bertugas menikahkan Ryan dan Aida, dan sekaligus menjadi wali dari mempelai wanita karena ayah Aida sudah meninggal.. mulai membaca kan khutbah nikah.

Usai dengan khutbah nikah, pak penghulu menjabat tangan Ryan dengan erat dan mengucapakan ijab dengan menatap mempelai laki-laki.

Mendengar penghulu membaca kan ijab untuk nya, Aida tak kuasa membendung air mata nya.

Dan Ryan menjawab dengan bacaan qabul sebagai penerimaan diri nya atas diri Aida dengan sepenuh hati dan mengambil alih tanggung jawab untuk Aida dari orang tua nya. Dalam hati Ryan berjanji akan membahagiakan Aida, karena dia yakin Aida adalah istri yang bisa menerima diri nya dengan segala kekurangan nya.

"Bagaimana saksi?"

"Sah..."

bersambung,,,

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

smoga ryannya baik Ama aida

2023-11-16

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ak saking kecewany smpe ketawa ngakak nih pas baca 🤣🤣

2023-06-05

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

😢😢😢😢😢😢

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2 Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3 Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4 Bab. 4 : Kolak Pisang
5 Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6 Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7 Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8 Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9 Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10 Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11 Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12 Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13 Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14 Bab. 14 : Lintah Darat
15 Bab. 15 : Menjual Rumah
16 Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17 Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18 Bab.18 : Rencana Pernikahan
19 Bab.19 : Ijab Qabul
20 Bab. 20 : Lip Kiss
21 Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22 Bab. 22 : Main Bola Bareng
23 Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24 Bab. 24 : Dimana Ibu?
25 Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26 Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27 Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28 Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29 Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30 Bab. 30 : Kejadian Besar
31 Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32 Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33 Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34 Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35 Bab. 35 : Surat dari Aida
36 Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37 Bab. 37 : Cincin Kawin
38 Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39 Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40 Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41 Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42 Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43 Bab. 43 : Klinik Bersalin
44 Bab. 44 : IVA Tes..
45 Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46 Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47 Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48 Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49 Bab. 49 : Ryan Menggila
50 Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51 Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52 Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53 Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54 Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55 Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56 Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57 Bab. 57 : Move On Da...
58 Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59 Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60 Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61 Bab. 61 : Mbak Ning...
62 Bab. 62 : You Are Not Alone..
63 Bab. 63 : She Is Some One Special
64 Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65 Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66 Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67 Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68 Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69 Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70 Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71 Bab. 71 : Topeng Halloween
72 Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73 Bab. 73 : Think Positive, Da...
74 Bab. 74 : Artikel Penting
75 Bab. 75 : Luruskan Niat
76 Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77 Bab. 77 : Penghisap Darah
78 Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79 Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80 Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81 Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82 Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83 Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84 Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85 Bab. 85 : Harus di Operasi
86 Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87 Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88 Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89 Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90 Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91 Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92 Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93 Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94 Bab. 94 : Aida Pingsan
95 Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96 Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97 Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98 Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99 Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100 Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101 Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102 Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103 Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104 Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105 Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106 Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107 Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108 Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109 Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110 Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111 Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112 Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113 Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114 Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115 Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116 Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117 Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118 Promo Novel Baru
119 Promo Novel On Going
120 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2
Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3
Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4
Bab. 4 : Kolak Pisang
5
Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6
Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7
Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8
Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9
Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10
Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11
Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12
Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13
Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14
Bab. 14 : Lintah Darat
15
Bab. 15 : Menjual Rumah
16
Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17
Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18
Bab.18 : Rencana Pernikahan
19
Bab.19 : Ijab Qabul
20
Bab. 20 : Lip Kiss
21
Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22
Bab. 22 : Main Bola Bareng
23
Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24
Bab. 24 : Dimana Ibu?
25
Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26
Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27
Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28
Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29
Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30
Bab. 30 : Kejadian Besar
31
Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32
Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33
Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34
Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35
Bab. 35 : Surat dari Aida
36
Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37
Bab. 37 : Cincin Kawin
38
Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39
Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40
Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41
Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42
Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43
Bab. 43 : Klinik Bersalin
44
Bab. 44 : IVA Tes..
45
Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46
Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47
Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48
Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49
Bab. 49 : Ryan Menggila
50
Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51
Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52
Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53
Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54
Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55
Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56
Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57
Bab. 57 : Move On Da...
58
Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59
Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60
Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61
Bab. 61 : Mbak Ning...
62
Bab. 62 : You Are Not Alone..
63
Bab. 63 : She Is Some One Special
64
Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65
Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66
Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67
Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68
Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69
Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70
Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71
Bab. 71 : Topeng Halloween
72
Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73
Bab. 73 : Think Positive, Da...
74
Bab. 74 : Artikel Penting
75
Bab. 75 : Luruskan Niat
76
Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77
Bab. 77 : Penghisap Darah
78
Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79
Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80
Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81
Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82
Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83
Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84
Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85
Bab. 85 : Harus di Operasi
86
Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87
Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88
Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89
Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90
Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91
Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92
Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93
Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94
Bab. 94 : Aida Pingsan
95
Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96
Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97
Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98
Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99
Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100
Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101
Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102
Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103
Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104
Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105
Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106
Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107
Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108
Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109
Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110
Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111
Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112
Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113
Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114
Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115
Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116
Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117
Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118
Promo Novel Baru
119
Promo Novel On Going
120
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!