Bab. 20 : Lip Kiss

Dan malam ini, Aida resmi menjadi istri dari Ryan. Seorang kontraktor yang sukses dan kehidupan nya secara materi telah mapan.

Setelah pak penghulu dan tamu yang lain pulang, termasuk sopir pribadi bu Retno dan juga suami nya. Ryan meminta istri nya untuk pulang ke rumah nya malam ini, "dik, malam ini ikut mas pulang dulu ya? Biar mbak Ning dan ibu yang menemani ibu mu, besok pagi-pagi sekali kita kesini lagi sekalian membawakan mereka sarapan," pinta Ryan seraya menatap lembut netra sang istri.

Aida terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Gadis muda yang sudah resmi menjadi nyonya itu bingung menentukan sikap, di satu sisi sang ibu pasti lah membutuhkan diri nya.. sedangkan di sisi yang lain, kewajiban nya sebagai seorang istri saat ini adalah mematuhi perintah suami selagi perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Agama nya.

Bibi Aini yang mengerti kegelisahan putri nya, mengusap lembut punggung tangan Aida. "Pulang lah ke rumah mu yang baru nak,, jadi lah istri yang sholehah," titah bibi Aini dengan lembut, ucapan yang singkat namun penuh makna.

Aida memeluk ibu nya dan menangis dalam pelukan hangat sang ibu, "ada mbak Ning dan ibu mertua mu yang menemani ibu di sini," lanjut Bibi Aini, seraya mengusap-usap punggung putri nya yang bergetar karena isak tangis yang tertahan.

Bibi Aini membiarkan sang putri menumpahkan air mata nya, sedangkan Ryan dengan sabar menunggu istri nya dengan duduk di samping tempat tidur bibi Aini.

"Nak Ryan, ibu titip Aida ya? Jaga dia dan sayangi dia," pesan bibi Aini pada menantu nya.

Ryan mengangguk dan tersenyum tulus, "iya bu, Ryan pasti akan jaga dik Aida."

Aida merenggangkan pelukan dan kemudian menyeka sisa air mata nya, "bu, benar ibu tidak apa-apa Aida tinggal?" Tanya Aida memastikan, berat rasa nya Aida meninggal kan ibu nya dalam kondisi seperti ini.

Bibi Aini tersenyum lembut, dan mengangguk,, "ikuti suami mu nak, jalani hidup mu yang baru dengan senyuman. Jangan lagi menoleh ke belakang, dan jangan sesali apa yang sudah kamu putuskan," Bibi Aini merentangkan kedua tangan nya, meminta pelukan kembali dari putri nya. Seolah ini adalah pelukan dan pertemuan terakhir mereka berdua.

Setelah puas berpelukan, Aida pun keluar dari ruang rawat inap sang ibu untuk mengikuti suami nya pulang ke rumah Ryan.

Sepanjang perjalanan menyusuri koridor rumah sakit, Ryan terus menggenggam tangan Aida yang terasa dingin. Dalam hati Ryan tertawa senang, "tangan nya begitu lembut, ingin aku mencium tangan mungil ini.. tapi aku takut, yang punya akan teriak histeris. Baru aku gandeng saja sudah dingin seperti ini, apalagi jika aku melakukan hal yang lebih jauh?" Gumam Ryan dalam hati.

Sedangkan Aida berjalan di samping Ryan dengan gugup, berkali-kali gadis itu tersandung oleh kaki nya sendiri. "Astaghfirullah... kenapa mas Ryan harus pegang tangan segala sih? Apa enggak bisa menunggu kita saling kenal dulu, biar nyaman? Atau jangan-jangan mas Ryan juga akan meminta hak nya malam ini?! Ya Allah.. bagaimana ini?! Aku belum siap..." teriak Aida dalam hati.

"Kamu kenapa dik? Tangan mu berkeringat dan dingin," tanya Ryan tanpa basa-basi.

"Eh, enggak kenapa-kenapa kok mas," balas Aida gugup.

Ryan tersenyum jahil, "Baru pertama pegangan tangan sama laki-laki ya?" Tanya Ryan lugas.

"Iya," balas Aida singkat.

"Aku sungguh beruntung mendapatkan mu Aida, kamu cantik, lugu dan juga baik. Dan yang pasti, kamu masih ori,,," gumam Ryan seraya menahan tawa, ingin rasa nya Ryan cepat sampai di rumah nya dan memberikan sedikit shock terapi pada istri nya yang menggemaskan itu.

"Sedikit menggoda nya dengan ciuman pasti akan membuat istri imut ku ini ketakutan, hahahaha,,," Ryan menutup mulut nya dengan satu tangan, untuk menahan suara tawa nya agar tak keluar.

Aida yang sempat melirik suami nya itu mengernyitkan dahi nya, "mas Ryan kenapa? Kayak nya seneng banget?" Bisik Aida dalam hati.

Kedua nya telah masuk di dalam mobil, "dik, pasang seat belt nya," titah Ryan, sesaat setelah menghidupkan mesin kendaraan roda empat milik nya.

Aida meraba-raba seat belt dan melihat kearah seat belt Ryan, mencari tahu bagaimana cara memasang nya tanpa bertanya. Aida terus mencoba nya, dan dia sedikit mengalami kesulitan karena tidak pernah melihat ataupun menggunakan nya.

"Sini, mas bantu," ucap Ryan penuh pengertian.

Ryan mendekat kearah Aida, dan kemudian memasang kan nya. Jarak kedua nya begitu dekat, dan sebagai laki-laki normal.. berdekatan seperti ini dengan istri nya yang masih muda dan cantik, membuat Ryan menelan saliva nya berkali-kali.

Sengaja Ryan membuat lama memasang seat belt istri nya, agar dia bisa menikmati hangat nya hembusan nafas Aida yang menerpa kulit wajah nya.

"Mas, apa susah?" Tanya Aida yang penasaran, karena Ryan nampak masih mengutak-atik pengait seat belt nya.

"Ini sudah bisa kok dik," balas Ryan seraya menatap wajah cantik istri nya.

Ryan semakin mendekat kan wajah nya, "dik, aku ingin mencium mu.. boleh kan?" Pinta Ryan dengan tatapan penuh damba.

Aida reflek memundurkan wajah nya, karena terkejut dengan permintaan orang asing yang baru saja menjadi suami nya itu. Aida nampak kebingungan, dan tidak tahu harus menjawab apa.

"Emm,, maaf mas, apakah harus sekarang?" Tanya Aida polos, dan dengan wajah merona merah karena malu.

Ryan mengangguk, "dikit aja dik," balas nya dengan tersenyum penuh arti.

Dengan terpaksa, Aida mengangguk.

Dengan penuh semangat Ryan mencium bibir tipis istri nya yang masih virgin itu, Ryan melu*mat bibir tipis itu dengan lembut dan semakin lama semakin liar.

Aida yang baru pertama kali mendapatkan ciuman di bibir, mengunci bibir nya rapat-rapat dan sama sekali tak membalas ciuman suami nya. Dia memejam kan mata nya karena malu.

"Dik, buka mulut mu,," pinta Ryan seraya menjauhkan sedikit wajah nya, dan menatap netra sang istri yang telah kembali terbuka itu dengan penuh hasrat.

"Maksud nya gimana mas?" Tanya Aida polos, "di buka nya selebar apa?" Lanjut nya, yang memang tak mengerti maksud dari permintaan suami nya.

Pertanyaan polos Aida, membuat Ryan tertawa terpingkal-pingkal dan melupakan hasrat nya, "istri ku benar-benar polos, seperti nya malam ini aku belum bisa mencetak gol seperti yang aku harap kan. Aku harus bersabar dan mengajari nya pelan-pelan," gumam Ryan dalam hati.

Ryan kemudian segera melajukan mobil nya meninggalkan pelataran rumah sakit, untuk membawa Aida pulang ke rumah nya.

Sedangkan Aida masih memikirkan permintaan suami nya tadi, "buka mulut? Maksud mas Ryan apa sih?" Aida menyimpan tanya dalam hati, dan malu untuk menanyakan kembali karena Ryan telah mengabaikan pertanyaan nya.

Sementara Ryan yang memegang kemudi, terus saja mengusap bibir nya. "Bibir istri ku sangat manis, tapi sayang.. yang punya masih sangat polos," Ryan tersenyum sendiri, membayangkan sang istri yang mengunci rapat bibir nya saat sesi ciuman tadi.

"Aku harus sering-sering memberi nya kursus lip kiss,,," gumam Ryan dalam hati.

bersambung,,,

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

bengek bgt sih si ryan...malah enk aida nikah sm org biasa dn bkn gus² kmu bisa berekspresi gk yg hrus trtata dn dg byk aturan 😅😅

2023-06-05

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

nyesek di awal tpi di akhir lucu

2023-04-04

1

Memyr 67

Memyr 67

ryan dah berpengalaman bertahun tahun, sama aida yg dipegang cowok aja blum pernah. haduh gimana itu teru?

2023-03-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2 Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3 Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4 Bab. 4 : Kolak Pisang
5 Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6 Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7 Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8 Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9 Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10 Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11 Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12 Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13 Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14 Bab. 14 : Lintah Darat
15 Bab. 15 : Menjual Rumah
16 Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17 Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18 Bab.18 : Rencana Pernikahan
19 Bab.19 : Ijab Qabul
20 Bab. 20 : Lip Kiss
21 Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22 Bab. 22 : Main Bola Bareng
23 Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24 Bab. 24 : Dimana Ibu?
25 Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26 Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27 Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28 Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29 Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30 Bab. 30 : Kejadian Besar
31 Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32 Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33 Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34 Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35 Bab. 35 : Surat dari Aida
36 Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37 Bab. 37 : Cincin Kawin
38 Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39 Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40 Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41 Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42 Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43 Bab. 43 : Klinik Bersalin
44 Bab. 44 : IVA Tes..
45 Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46 Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47 Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48 Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49 Bab. 49 : Ryan Menggila
50 Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51 Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52 Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53 Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54 Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55 Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56 Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57 Bab. 57 : Move On Da...
58 Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59 Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60 Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61 Bab. 61 : Mbak Ning...
62 Bab. 62 : You Are Not Alone..
63 Bab. 63 : She Is Some One Special
64 Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65 Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66 Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67 Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68 Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69 Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70 Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71 Bab. 71 : Topeng Halloween
72 Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73 Bab. 73 : Think Positive, Da...
74 Bab. 74 : Artikel Penting
75 Bab. 75 : Luruskan Niat
76 Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77 Bab. 77 : Penghisap Darah
78 Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79 Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80 Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81 Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82 Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83 Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84 Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85 Bab. 85 : Harus di Operasi
86 Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87 Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88 Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89 Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90 Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91 Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92 Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93 Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94 Bab. 94 : Aida Pingsan
95 Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96 Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97 Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98 Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99 Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100 Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101 Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102 Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103 Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104 Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105 Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106 Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107 Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108 Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109 Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110 Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111 Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112 Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113 Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114 Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115 Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116 Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117 Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118 Promo Novel Baru
119 Promo Novel On Going
120 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2
Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3
Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4
Bab. 4 : Kolak Pisang
5
Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6
Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7
Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8
Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9
Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10
Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11
Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12
Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13
Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14
Bab. 14 : Lintah Darat
15
Bab. 15 : Menjual Rumah
16
Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17
Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18
Bab.18 : Rencana Pernikahan
19
Bab.19 : Ijab Qabul
20
Bab. 20 : Lip Kiss
21
Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22
Bab. 22 : Main Bola Bareng
23
Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24
Bab. 24 : Dimana Ibu?
25
Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26
Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27
Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28
Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29
Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30
Bab. 30 : Kejadian Besar
31
Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32
Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33
Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34
Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35
Bab. 35 : Surat dari Aida
36
Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37
Bab. 37 : Cincin Kawin
38
Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39
Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40
Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41
Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42
Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43
Bab. 43 : Klinik Bersalin
44
Bab. 44 : IVA Tes..
45
Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46
Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47
Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48
Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49
Bab. 49 : Ryan Menggila
50
Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51
Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52
Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53
Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54
Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55
Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56
Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57
Bab. 57 : Move On Da...
58
Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59
Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60
Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61
Bab. 61 : Mbak Ning...
62
Bab. 62 : You Are Not Alone..
63
Bab. 63 : She Is Some One Special
64
Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65
Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66
Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67
Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68
Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69
Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70
Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71
Bab. 71 : Topeng Halloween
72
Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73
Bab. 73 : Think Positive, Da...
74
Bab. 74 : Artikel Penting
75
Bab. 75 : Luruskan Niat
76
Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77
Bab. 77 : Penghisap Darah
78
Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79
Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80
Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81
Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82
Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83
Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84
Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85
Bab. 85 : Harus di Operasi
86
Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87
Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88
Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89
Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90
Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91
Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92
Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93
Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94
Bab. 94 : Aida Pingsan
95
Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96
Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97
Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98
Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99
Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100
Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101
Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102
Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103
Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104
Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105
Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106
Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107
Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108
Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109
Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110
Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111
Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112
Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113
Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114
Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115
Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116
Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117
Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118
Promo Novel Baru
119
Promo Novel On Going
120
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!