Bab. 4 : Kolak Pisang

Jawaban Aida dengan suara nya yang bergetar, terus terngiang-ngiang di telinga gus Umar.. dan suara tersebut mengisyaratkan luka yang mendalam dari pemilik nya. Tanpa gus Umar sadari, netra nya berembun dan dari sudut netra nya menetes bulir bening.

Buru-buru gus Umar mengusap kasar wajah nya dan menunduk, agar sang adik tak melihat air mata nya yang keluar tanpa bisa dia cegah.

Laila yang sempat menangkap kesedihan di wajah kakak kesayangan, menggeser duduk nya dan semakin mendekati sang kakak. "Kak,, Laila tahu kakak juga mencintai Aida, dan Laila juga tahu pasti bahwa kakak tidak suka dengan perjodohan itu bukan? Kalau benar kakak juga mencintai Aida, kenapa kalian berdua tadi diam saja? Kenapa kalian tak mau memperjuangkan cinta kalian kak,, kenapa?" Cecar Laila dengan pertanyaan yang sama, seperti yang ditujukan pada sahabat nya.

Gus Umar mendongak menatap lembut sang adik, "dik,, tidak semua yang kita ingin kan di dunia ini bisa terwujud, ada kala nya kita harus menerima kenyataan lain dari apa yang kita ingin kan agar kita belajar untuk ikhlas. Kakak yakin,,, jodoh, rizqi dan maut itu semua adalah takdir Nya dan kita harus menerima nya dengan lapang dada agar hidup kita menjadi tenang."

"Apa yang menurut kita baik, sejati nya itu belum tentu baik untuk kita dik.. karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba Nya. Dan Allah telah menjelaskan hal ini dalam firman Nya, _Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui_" (QS.Al-Baqarah, ayat : 216).

Laila mengangguk-angguk, mengerti penjelasan sang kakak.

Sejenak hening menyapa kamar gus Umar, kakak beradik itu masing-masing sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Kak, tolong pikirkan lagi ya?" Pinta Laila memecah keheningan seraya beranjak, menatap sebentar netra hazel sang kakak dengan tatapan penuh harap.. dan kemudian Laila segera berlalu meninggalkan gus Umar yang masih termangu, mengingat rekaman percakapan sang adik dan gadis impian nya selama ini.

Gus Umar dan Aida memang sudah lama menjalin kedekatan.. itu karena Aida adalah sahabat Laila, dan gus Umar juga telah menganggap Aida seperti adik nya sendiri. Tapi sikap malu-malu Aida semenjak gadis itu mulai beranjak remaja, membuat gus Umar menjadi gemas pada sahabat dari Laila itu.

Dan ketika gus Umar berangkat ke Madinah untuk belajar di sana, beberapa bulan setelah nya gus Umar mulai merasa kan rindu yang tak biasa. Bukan perasaan rindu seperti pada umi atau pun pada Laila, adik nya.. tapi rindu pada seseorang yang telah mengisi hari-hari nya, dan gus Umar baru menyadari bahwa diri nya mungkin telah jatuh hati pada gadis belia sahabat dari Laila tersebut.

Semenjak saat itu, gus Umar sering menelpon sang adik, karena gus Umar tahu.. Laila pasti akan menceritakan keseharian nya bersama Aida, dan hal itulah yang senantiasa dirindukan oleh gus Umar. Bahkan tak jarang, sengaja gus Umar melakukan panggilan video jika rindu berat menyapa nya. Dan bisa dipastikan, Laila akan mengajak sahabat nya itu untuk ikut ngobrol bersama gus Umar meski seringkali Aida hanya akan menjadi pendengar setia seraya terus menyunggingkan senyum manis nya dan menatap malu-malu pada gus Umar.

Dari waktu ke waktu cinta gus Umar pada Aida semakin dalam, tapi pemuda kharismatik putra sulung kyai Abdullah itu masih berusaha menyembunyikan perasaan nya. Gus Umar bertekad, akan mengkhitbah Aida jika saat yang tepat nanti telah tiba.

Tapi apa hendak dikata, takdir berkata lain.. gus Umar harus menerima kenyataan bahwa diri nya telah dijodohkan, dan sebagai seorang santri gus Umar telah terbiasa di didik untuk sendiko dawuh pada kyai atau guru nya. Dan sang kakek yang menjodohkan gus Umar adalah guru bagi gus Umar, pada kakek nya lah Umar kecil belajar mengaji hingga dia tumbuh remaja dan kemudian meneruskan pendidikan nya ke Timur Tengah.

Seorang santri atau murid dituntut untuk selalu patuh dan mentaati perintah kyai atau guru nya, sebab.. dengan patuh kepada guru, akan menjadi perantara untuk memperoleh ilmu yang barokah dan bermanfaat.

"Gus,, apa sampean masih tidur?"

Gus Umar tersadar dari lamunan, tatkala terdengar sang umi memanggil nama nya dari luar pintu kamar.

Gus Umar segera beranjak dari pembaringan dan berjalan kearah pintu kamar nya, "umi, ada apa?" Tanya gus Umar, sesaat setelah membuka pintu kamar.

"Umi membuat kolak pisang kesukaan sampean gus, ayo kita nikmati bersama mumpung masih hangat. Abah dan adik kamu juga sudah ada di ruang makan," ajak nyai Robi'ah pada putra sulung nya.

"Bentar nggih mi, Umar bersih-bersih dulu," balas gus Umar dengan tersenyum hangat.

"Jangan lama-lama, nanti keburu dingin," umi Robi'ah segera berlalu meninggalkan putra nya, dan gus Umar pun kembali masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri sebelum bergabung bersama keluarga nya.

"Mana putra kita mi?" Tanya kyai Abdullah pada sang istri, ketika dilihat nya sang istri telah kembali dan hanya seorang diri.

"Mau mandi dulu kata nya bah," balas nyai Robi'ah seraya duduk di samping sang suami.

"Sambil dimakan saja bah, ndak usah nunggu gus Umar," nyai Robi'ah menyajikan semangkuk kolak pisang kehadapan sang suami.

"Laila nanti ambil sendiri saja mi, mau nunggu kak Umar," ucap Laila tatkala nyai Robi'ah menyodorkan semangkuk kolak pisang pada nya.

"Hemm,, ya sudah, ini untuk umi dulu ya," nyai Robi'ah kemudian menarik kembali mangkuk tersebut dan kemudian segera menikmati kolak pisang hangat buatan tangan nya sendiri.

"Enak mi, luget dan manis.. seperti umi," puji kyai Abdullah pada hasil karya sang istri, sekaligus pada pembuat nya. Dan hal itu membuat nyai Robi'ah tersipu malu, pasal nya ada putri nya diantara mereka berdua.

Nyai Robi'ah pun mencubit pelan paha sang suami seraya berbisik, "abah ah, ndak lihat-lihat sikon kalau bicara," protes nya.

"Aw.. umi.. kok abah di cubit?" Kyai Abdullah malah sengaja mengeraskan suara nya, hingga membuat nyai Robi'ah semakin malu pada putri nya.

Laila tersenyum melihat kemesraan kedua orang tua nya, dan dalam hati gadis cantik itu berdo'a agar kelak dia diberikan jodoh seperti abah nya.. sosok laki-laki sholeh yang bertanggung jawab dan menyayangi keluarga nya, serta selalu bersikap romantis pada sang istri.

"Ning, nanti antar kan kolak ini pada bibi Aini ya?" Titah nyai Robi'ah pada putri nya, mencoba untuk mengurai suasana yang membuat nyai Robi'ah menjadi salah tingkah.

"Naik angkot mi? Ini kan udah sore mi? Nanti pulang nya, Laila bagaimana? Angkot nya kan habis jam setengah lima mi?"

Gus Umar yang sudah berada di belakang Laila pun tersenyum, "biar kakak yang antar kamu dik," ucap gus Umar tiba-tiba, seraya mengambil tempat duduk persis di samping sang adik.

Ya, gus Umar sudah mendengar percakapan umi dan adik nya sejak keluar dari kamar nya tadi. Dan dia berinisiatif mengantarkan sang adik, karena gus Umar masih penasaran ingin mengetahui keadaan Aida setelah dia mendengar percakapan gadis itu dan Laila melalui rekaman suara tadi.

"Oke kak, kalau gitu kita harus cepat-cepat kak.. takut keburu maghrib," ucap Laila dengan antusias, seraya mengambilkan kolak pisang untuk kakak tersayang. Tiba-tiba, muncul ide di kepala Laila untuk mempersatukan kakak dan sahabat karib nya.

bersambung,,,

Terpopuler

Comments

Lina Maulina18

Lina Maulina18

KKmu pengecut klo soal perasaan ska memendam gt lah jd

2023-06-08

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

bca cerota in ak jd yg deg²an trus deh 🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-06-05

1

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjut

2023-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2 Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3 Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4 Bab. 4 : Kolak Pisang
5 Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6 Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7 Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8 Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9 Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10 Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11 Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12 Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13 Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14 Bab. 14 : Lintah Darat
15 Bab. 15 : Menjual Rumah
16 Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17 Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18 Bab.18 : Rencana Pernikahan
19 Bab.19 : Ijab Qabul
20 Bab. 20 : Lip Kiss
21 Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22 Bab. 22 : Main Bola Bareng
23 Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24 Bab. 24 : Dimana Ibu?
25 Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26 Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27 Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28 Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29 Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30 Bab. 30 : Kejadian Besar
31 Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32 Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33 Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34 Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35 Bab. 35 : Surat dari Aida
36 Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37 Bab. 37 : Cincin Kawin
38 Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39 Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40 Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41 Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42 Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43 Bab. 43 : Klinik Bersalin
44 Bab. 44 : IVA Tes..
45 Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46 Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47 Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48 Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49 Bab. 49 : Ryan Menggila
50 Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51 Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52 Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53 Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54 Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55 Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56 Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57 Bab. 57 : Move On Da...
58 Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59 Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60 Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61 Bab. 61 : Mbak Ning...
62 Bab. 62 : You Are Not Alone..
63 Bab. 63 : She Is Some One Special
64 Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65 Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66 Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67 Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68 Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69 Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70 Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71 Bab. 71 : Topeng Halloween
72 Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73 Bab. 73 : Think Positive, Da...
74 Bab. 74 : Artikel Penting
75 Bab. 75 : Luruskan Niat
76 Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77 Bab. 77 : Penghisap Darah
78 Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79 Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80 Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81 Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82 Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83 Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84 Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85 Bab. 85 : Harus di Operasi
86 Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87 Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88 Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89 Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90 Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91 Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92 Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93 Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94 Bab. 94 : Aida Pingsan
95 Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96 Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97 Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98 Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99 Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100 Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101 Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102 Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103 Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104 Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105 Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106 Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107 Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108 Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109 Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110 Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111 Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112 Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113 Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114 Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115 Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116 Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117 Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118 Promo Novel Baru
119 Promo Novel On Going
120 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab. 01 : Pulang ke Tanah Air
2
Bab. 02 : Jangan Berpura-pura
3
Bab. 03 : Rekaman Percakapan
4
Bab. 4 : Kolak Pisang
5
Bab. 5 : Kepergok Gus Umar
6
Bab. 6 : Tatapan Mata yang Penuh Luka
7
Bab. 7 : Mengkhitbah Ning Zahra
8
Bab. 8 : Rencana Dua Kyai Sepuh
9
Bab. 9 : Pupus Karena Perjodohan
10
Bab. 10 : Menyimpan Namamu di Hatiku
11
Bab. 11 : Berjuang Melupakan nya
12
Bab. 12 : Apa Benar, Penyakit Bibi Aini Serius?
13
Bab.13 : Pulang dengan Tangan Hampa
14
Bab. 14 : Lintah Darat
15
Bab. 15 : Menjual Rumah
16
Bab.16 : Menikah lah dengan Ku
17
Bab.17 : Ini Seperti Dejavu,,,
18
Bab.18 : Rencana Pernikahan
19
Bab.19 : Ijab Qabul
20
Bab. 20 : Lip Kiss
21
Bab. 21 : Menunda Malam Pertama
22
Bab. 22 : Main Bola Bareng
23
Bab. 23 : Sini Mas Peluk...
24
Bab. 24 : Dimana Ibu?
25
Bab. 25 : Aku Belum Bisa Mencintaimu
26
Bab. 26 : Jadi,, Kakak Pasrah Aja, Gitu?!
27
Bab. 27 : Menjadi Istri yang Seutuhnya
28
Bab. 28 : Bukan Hanya Dia yang Kecewa tapi Aku Juga
29
Bab. 29 : Selamat Datang di Rumah Kedua Kita
30
Bab. 30 : Kejadian Besar
31
Bab. 31 : Tapi, Pelan-pelan Saja Ya?
32
Bab. 32 : Aku Bukan Sahabat yang Baik
33
Bab. 33 : Diantara Dua Pilihan
34
Bab. 34 : Aida Anak yang Berbakti
35
Bab. 35 : Surat dari Aida
36
Bab. 36 : Aida Belum Yakin...
37
Bab. 37 : Cincin Kawin
38
Bab. 38 : Ada Guling diantara Mereka
39
Bab. 39 : Aku Masih Istihadhoh
40
Bab. 40 : Menyingkirkan Gadis Kampung
41
Bab. 41 : Dessert yang Lezat
42
Bab. 42 : Herbal Penambah Kesuburan
43
Bab. 43 : Klinik Bersalin
44
Bab. 44 : IVA Tes..
45
Bab. 45 : Karena Hidayah Bukanlah Kereta Api
46
Bab. 46 : Menyambut Kehadiran Calon Buah Hati.
47
Bab. 47 : Menyampaikan Kabar Bahagia
48
Bab. 48 : Antar Saya ke Terminal
49
Bab. 49 : Ryan Menggila
50
Bab. 50 : Sebaik-baik Rencana Adalah Rencana Allah
51
Bab. 51 : Gara-gara Nenek Lampir
52
Bab. 52 : Mengontrak Ruko
53
Bab. 53 : Menjemput Mbak Ning
54
Bab. 54 : Bikin Bunting Pembantu!
55
Bab. 55 : Histerektomi Radikal
56
Bab 56 : Ternyata Aku Belum Bisa Melupakannya?
57
Bab. 57 : Move On Da...
58
Bab. 58 : Mosok Bisa Marahan?
59
Bab. 59 : Terdengar Suara Benda Jatuh
60
Bab. 60 : Ya Qowiyyu Ya Matiin...
61
Bab. 61 : Mbak Ning...
62
Bab. 62 : You Are Not Alone..
63
Bab. 63 : She Is Some One Special
64
Bab. 64 : Kok di Bawa Kabur?!
65
Bab. 65 : Sehat dan Bahagia Selalu Idolaku
66
Bab 66 : Karena Perasaan Wanita Harus di Jaga
67
Bab. 67 : Kak Umar Mau Poligami?!
68
Bab. 68 : Stop, Jangan Bahas Poligami..
69
Bab. 69 : Aida,, Kamu Dimana?
70
Bab. 70 : Laki-laki Berwajah Sangar
71
Bab. 71 : Topeng Halloween
72
Bab. 72 : Apakah Aku Harus Sholat?
73
Bab. 73 : Think Positive, Da...
74
Bab. 74 : Artikel Penting
75
Bab. 75 : Luruskan Niat
76
Bab. 76 : Rela Berbagi Suami
77
Bab. 77 : Penghisap Darah
78
Bab. 78 : Segera Raih Bahagiamu
79
Bab. 79 : Entah Kapan Saat Itu Tiba...
80
Bab. 80 : Sesuai Amanah Orang Tua nya
81
Bab. 81 ; Tiba-tiba Sakit Perut
82
Bab. 82 : Yang Pasti, Keturunan
83
Bab 83 : Aida Akan Melahirkan
84
Bab. 84 : Jatuh Pingsan
85
Bab. 85 : Harus di Operasi
86
Bab. 86 : Mumpung Zahra Masih Sempat...
87
Bab. 87 : Asfiksia Neonatorum
88
Bab. 88 : Tolong, Bujuk Dik Aida..
89
Bab. 89 : Bersihkan Hatimu Dengan Memberi Maaf
90
Bab. 90 : Terhempas Oleh Ombak di Lautan
91
Bab. 91 : Baby Boy Baik-baik Saja Kan?
92
Bab. 92 : Dia Bagian dari Keluarga Pesantren
93
Bab. 93 : Tugas Ibu, Cukup Doakan Kami
94
Bab. 94 : Aida Pingsan
95
Bab. 95 : Kesempatan Kedua Untuk Ryan
96
Bab. 96 : Sebelum Zahra Tidur Lama
97
Bab. 97 : Persiapkan Pemakaman Ning Zahra
98
Bab. 98 : Kalian Bisa Menjadi Teman yang Baik
99
Bab 99 : Perasaan Aida Semakin Tak Karuan
100
Bab. 100 : Mbak Najwa Beruntung, Beda Sama Mbak Zahra,,,
101
Bab. 101 : Setuju Menikah Dengan Ning Zahwa kan?
102
Bab. 102 : Maksudmu? Dia Janda Diceraikan?
103
Bab. 103 : Kamu Menolak ku?
104
Bab. 104 : Tidak Sabar Menanti Saat Itu Tiba
105
Bab. 105 : Apakah Ini Nyata?
106
Bab. 106 : Mengutarakan Niat Baik
107
Bab. 107 : Ajak Laila ke Pet Shop
108
Bab. 108 : Sumber Kebahagiaanku Adalah Kamu
109
Bab. 109 : Aku Sayang Kamu
110
Bab. 110 : Jika Berjodoh, Takkan Kemana?
111
Bab 111 : Aku Senang Jika Kamu Bahagia Dik...
112
Bab.112 : Jamu Cabai Puyang
113
Bab. 113 : Istri Dari Laki-laki yang Aku Cinta
114
Bab. 114 : Pengeran Impian Masa Kecil
115
Bab. 115 : Merajut Indah nya Cinta
116
Bab. 116 : Sama-sama Tertawa Bahagia
117
Spesial Edition_ Pengobat Rindu, Plus Give Away
118
Promo Novel Baru
119
Promo Novel On Going
120
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!