Ting ...!
Ting ...!
Saat Amel akan mencoba memejamkan matanya, tiba-tiba suara berisik notifikasi pesan dari ponselnya terdengar mengusik telinganya.
"Siapa yang mengirim pesan di jam seperti ini?" gerutu Amel dengan wajah malasnya.
Meski enggan, tetap diraihnya juga ponsel itu dari atas meja nakas. Amel meraba dimmer bedside table lamp di sebelah ranjangnya dan memutarnya supaya lampu itu lebih terang.
Ekspresi Amel seketika berubah kesal saat melihat nama kontak yang muncul di notifikasi ponselnya dan sudah mengirim banyak pesan untuknya.
Amel hanya menautkan kedua alisnya saat menatap layar ponselnya. Namun, dia sama sekali tidak tertarik untuk membaca pesan-pesan itu.
Tidak mau ambil pusing, Amel meletakkan lagi ponsel itu di meja nakas dan kembali mencoba untuk tidur.
Ting ...!
Ting ...!
Ting ...!
Suara notifikasi pesan di ponselnya lagi-lagi terdengar, kali ini bahkan sepertinya lebih banyak pesan yang masuk ke ponselnya.
"Ngapain lagi sih Si Playboy Cap Kadal itu mengirim pesan terus?" sungut Amel, merasa semakin terganggu dengan pesan tidak penting yang dikirim seseorang kepadanya.
Dengan kesal, Amel kembali meraih ponselnya dan berniat mematikan nada dering agar tidak terus-terusan mengganggunya.
Amel membulatkan matanya saat tanpa sengaja jarinya menyentuh dan membuka pesan itu.
"Untuk apa Pramana mengirim foto-foto ini?" Mata Amel semakin membulat. Rasa penasaran seketika memenuhi kepalanya saat melihat ada foto suaminya di dalam pesan yang dikirim oleh Pramana untuknya.
"Ini foto Andra saat di night club tadi." Akhirnya Amel membuka semua pesan itu dan menelisik satu persatu foto di sana.
Deg ...!
Jantung Amel berdegup kencang, dadanya bergemuruh saat melihat foto seorang wanita tengah bersama Andra di foto itu.
Marah dan cemburu, itu yang dirasakannya saat melihat wanita itu terlihat begitu genit, bergelayut di bahu suaminya saat mereka melantai bersama.
"Selain minum sampai mabuk, Andra juga sudah main gila sama perempuan-perempuan penggoda di club itu. Menjijikkan! Sungguh, rendahan sekali kamu, Andra! Benar-benar memalukan!" umpat Amel, menatap geram ke arah suaminya yang tertidur pulas di sebelahnya.
Matanya seketika memerah dan tetesan bening membasahi pipinya tanpa disadarinya. Rasa marah dan kecewa membuncah di jiwanya.
Suami yang sangat dicintainya, tiba-tiba saja sangat berubah hanya dalam satu malam, bahkan jauh diluar kebiasaanya selama ini.
"Apa maksud semua ini, Ndra?" Amel mendengus sambil mengusap air matanya dengan punggung tangannya.
"Ndra ..., bangun, Ndra! Aku butuh penjelasan dari kamu tentang semua ini!" gusar Amel sambil menarik paksa pundak Andra yang tidur dengan posisi miring memunggunginya.
"Hmm ...." Andra menengadah dan hanya desah nafasnya terdengar pelan. Akan tetapi, matanya masih terpejam rapat. Dia sama sekali tidak merespon kemarahan Amel. Andra lelap tertidur akibat pengaruh alkohol berlebih yang sudah dikonsumsinya.
Amel menyandarkan punggungnya di headboard ranjangnya dan membuang nafas kasar sambil mengusap wajahnya. Ditariknya lagi nafasnya dalam-dalam, berusaha meredam kemarahannya.
Kembali ia menatap layar ponselnya dan mengulang melihat foto-foto yang dikirim oleh Pramana.
Amel mengerutkan keningnya.
"Apa sebenarnya tujuan Pram mengirim foto -foto ini kepadaku?" pikir Amel. Dia berusaha menerka-nerka tujuan Pramana mengirim foto-foto itu kepadanya.
"Pram sangat membenci Andra. Gara-gara Andra, dia pernah terjerat kasus hukum. Setelah dia keluar dari penjara, apa tidak mungkin dia ingin balas dendam?" Ada pertentangan yang kini mengisi hatinya.
Amel kembali mencoba berfikir positif dan tidak ingin hanya menyalahkan suaminya saja.
"Sebaiknya aku tunggu Andra sadar dan aku akan membicarakan ini baik-baik dengannya. Tidak baik kalau aku langsung marah dan menuduhnya seperti ini." Amel terus meyakinkan hatinya untuk tidak menyalahkan suaminya.
Amel lalu meletakkan ponselnya di atas meja nakas dan kembali berbaring di sebelah suaminya. Diusapnya wajah Andra dengan lembut.
"Semoga semua dugaanku tentang kamu selama ini salah, Sayang. Aku sangat mencintaimu, aku takut kehilangan kamu, Ndra," lirihnya sambil menyandarkan kepalanya di dada Andra, berusaha mengusir semua pikiran buruknya tentang suaminya.
"Aku memang tidak sempurna, tapi aku selalu berusaha menjadi istri yang baik buatmu. Semoga saja kamu bisa memahami itu, Sayang." Amel mengusap dada suaminya dan berusaha memejamkan matanya agar dapat tidur lagi di sisa malam yang hanya tinggal beberapa jam saja, hingga fajar menjelang.
...****************...
Bab ini pendek dulu ya Guys...
Malam ini author double up lagi ♥️ Tetap ditunggu dukungannya ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Nurmali Pilliang
lanjuuut
2022-06-23
0
Uesman Uesiel
lanjut kak..😍😍😍
2022-06-22
1
Chay-in27
Tya Calysta Man Oon That's My Husband hadir...
Cleopatra's Divorce hadir...
Aku suka ceritamu beib... semangat terus updatenya... 🤗😘
2022-06-22
2