Bab 7 Rencana Liburan

Matahari sudah tidak nampak lagi. Lampu-lampu penerangan jalan sudah menyala terang menambah semarak seisi ibukota. Jalanan juga masih sangat padat karena di jam-jam tersebut banyak orang yang baru saja akan pulang setelah seharian beraktifitas.

"Aku sangat senang dengan hasil pemeriksaan dokter hari ini, Sayang. Tadinya aku sangat takut kalau aku tidak sehat dan tidak bisa memberimu keturunan," ungkap Amel tersenyum senang membaca sebuah hasil tes kesuburan yang baru saja mereka terima dari Dokter Herlina, dokter kandungan yang baru saja mereka kunjungi untuk memulai program hamil.

"Iya, Sayang. Kita hanya harus lebih sabar saja, mungkin memang Tuhan belum mengizinkan kita untuk punya bayi dulu," sahut Andra ikut tersenyum menanggapi rasa senang istrinya.

Saat itu mereka berdua sedang ada di dalam mobil yang sedang melaju pelan di tengah kemacetan jalanan ibukota.

"Malam ini kita jadi menginap di rumah Papa kan, Sayang?" tanya Amel. Dia ingat kalau sebelumnya dia pernah berjanji pada Firman bahwa dia akan menginap di rumah papanya itu. Sudah menjadi agenda rutin mereka berdua menginap di kediaman Firman di setiap akhir pekan. Meski di kediaman Hadiwiguna mereka juga hanya tinggal berdua, tetapi Andra dan Amel selalu meluangkan waktu untuk bisa menginap di kediaman Firman karena mereka tidak ingin Firman merasa kesepian tinggal sendiri di rumah besarnya itu.

"Jadi dong, Sayang. Ini juga kita sudah akan mengarah ke rumah papa," jawab Andra sambil memutar kemudi mobilnya menuju ke jalan yang akan mengarahkan mereka menuju kediaman Firman.

"Aku sudah nggak sabar ingin memperlihatkan hasil tes ini sama papa. Papa harus tahu kalau kita sudah benar-benar usaha keras untuk memberinya seorang cucu."

"Kamu benar, Sayang." Andra hanya mengangguk pelan.

"Aku bosan dengar Papa selalu saja menuntut kita, Sayang."

"Namanya juga orang tua, Sayang. Setelah anaknya menikah, apa lagi yang diinginkannya selain mempunyai cucu."

"Sebenarnya aku males nginep di rumah papa. Setiap hari papa pasti selalu tanya;  Amel ..., apa kamu sudah hamil? Kapan kamu akan memberikan cucu buat papa?" ujar Amel menirukan ucapan papanya yang selalu menuntutnya agar segera memberikannya seorang cucu.

"Haha ..., kamu bisa aja, Sayang," sahut Andra terkekeh menanggapi ucapan konyol istrinya.

Mobil itu terus melaju perlahan. Beberapa menit kemudian, mobil itu sudah masuk ke halaman sebuah rumah mewah Kediaman Firmanto.

"Akhirnya kalian datang juga. Papa sudah menunggu kalian dari tadi," sambut Firman saat melihat putri dan menantunya tiba di ruang tamu rumah itu.

"Maafkan kami kemalaman, Pa. Jalanan macet banget," ungkap Amel sambil mencium tangan papanya.

"Kami juga baru dari dokter kandungan, Pa. Karena itu kami tiba di sini terlambat," timpal Andra ikut mencium tangan papa mertuanya.

"Iya, nggak apa-apa. Papa tahu kalau weekend gini jalanan pasti macet," sahut Firman.

"Ohya, kalian sudah ke dokter ya? Bagaimana hasil pemeriksaannya?" lanjutnya bertanya. Dia memang sudah sangat menginginkan cucu, karenanya Firman begitu menuntut agar Andra dan Amel segera menjalankan program hamil.

"Semuanya baik, Pa. Kami berdua sama-sama tidak ada masalah kesuburan. Papa doakan saja semoga Amel bisa segera hamil," ungkap Amel sambil menunjukkan surat hasil pemeriksaan dokter kepada papanya.

"Tentu, Sayang." Firman mengusap kepala putrinya dan tersenyum senang penuh harap.

"Sekarang ayo kita makan. Makanan sudah siap dari tadi. Papa sengaja menunggu kalian agar bisa makan malam sama-sama," ajak Firman sambil melangkah menuju ruang makan diikuti oleh Andra dan Amel.

Tiba di ruang makan, beberapa orang pelayan sudah menunggu mereka dan bergegas menarik kursi saat ketiganya tiba di sana.

"Bagaimana pekerjaan kamu, Ndra? Papa lihat resort yang di Lombok banyak mengalami perkembangan," tanya Firman memulai percakapan mereka sembari menyantap hidangan makan malamnya.

"Semuanya berkembang sangat baik, Pa. Tamu-tamu yang menginap di resort kita juga sudah semakin ramai. Apalagi minggu depan akan ada event MotoGP di sana. Ada beberapa hari yang sudah fully booked," terang Andra.

"Bukannya kamu suka nonton MotoGP, Ndra? Apa kamu nggak ingin pergi ke Lombok sekalian menyaksikan MotoGP yang pertama di Mandalika?" Firman melanjutkan pertanyaanya.

"Pengen sih, Pa. Tapi pekerjaanku sangat banyak. Terlebih lagi Vilda sudah resign, jadi aku juga harus mengerjakan semua pekerjaan yang biasa dikerjakan Vilda sekarang," jelas Andra.

"Hah, sejak kapan Vilda resign, Sayang?" Amel yang sedari tadi asyik menikmati makanannya, seketika tersentak setelah mendengar Andra mengatakan bahwa Vilda sudah resign.

"Dari kemarin, Sayang. Tadinya aku pengen dia yang mengurus resort kita langsung di Lombok. Tapi dia menolak dan malah mengajukan resign," ungkap Andra.

"Baguslah! Perempuan tidak tahu sopan santun itu akhirnya resign juga," ketus Amel. Akan tetapi dia merasa senang mengetahui Vilda sudah tidak bekerja lagi bersama Andra.

Sebelumnya Amel hanya pernah bertemu sekali dengan Vilda di kantor Andra. Melihat sikap Vilda yang tidak terlihat punya rasa canggung dan tidak hormat terhadap Andra sebagai atasannya, membuat Amel benci terhadap Vilda. Bahkan karena rasa tidak senangnya itu, Amel pernah mencaci-makinya di hadapan Andra. Hal itu pula yang secara tidak langsung membuat Vilda dendam terhadap Amel sehingga dia semakin berniat memisahkan Amel dengan Andra.

"Saran Papa sebaiknya kalian berdua pergi ke Lombok sekalian liburan. Semoga saja setelah pulang liburan kali ini kamu bisa hamil, Amel," usul Firman tersenyum sumringah dan berharap agar putri dan menantunya setuju akan sarannya.

"Papa benar, Sayang. Semenjak kamu beli resort itu, belum sekalipun kamu mengajakku ke sana," timpal Amel juga berharap agar Andra mau menerima saran papanya.

Andra hanya menganggukkan kepalanya setuju akan saran papa mertuanya.

"Baiklah, aku akan atur jadwalku sama Yogi. Minggu depan kita akan liburan ke Lombok," sahut Andra setuju.

"Makasih, Sayang. Aku senang sekali karena kamu akhirnya mau ngajak aku ke Lombok," girang Amel dan tersenyum sumringah.

Setelah Vilda resign dan tidak lagi bekerja di perusahaannya, Andra sangat ingin memperbaiki semua kesalahannya. Dia berusaha melupakan semua yang pernah terjadi antara dia dan Vilda dan mencoba kembali menata kebahagiaan yang akan dia jalani bersama Amel, istrinya yang sangat dia cintai.

Terpopuler

Comments

Aditha S

Aditha S

lanjutkan

2022-06-03

2

Uesman Uesiel

Uesman Uesiel

lanjut kak..😍😍😍

2022-06-02

2

Nurmali Pilliang

Nurmali Pilliang

lanjuuut

2022-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berawal Dari Sebuah Kesalahan
2 Bab 2 Merasa Berdosa
3 Bab 3 Resign
4 Bab 4 Pengakuan
5 Bab 5 Rencana Jahat
6 Bab 6 Skenario Licik
7 Bab 7 Rencana Liburan
8 Bab 8 Rasa Cemburu Vilda
9 Bab 9 Hasutan
10 Bab 10 Masih Negatif
11 Bab 11 Mulai Ada Rasa Curiga
12 Bab 12 Curhat Dan Nasehat
13 Bab 13 Celaka Tiga Belas
14 Bab 14 Pengakuan Palsu
15 Bab 15 Aku Seorang Pengecut
16 Bab 16 Night Club
17 Bab 17 Hanya Setengah Sadar
18 Bab 18 Kegelisahan Amel
19 Bab 19 Prasangka Buruk
20 Bab 20 Semakin Curiga
21 Bab 21 Kebenaran Yang Menyakitkan
22 Bab 22 Jangan Tinggalkan Aku
23 Bab 23 Menuntut Hak
24 Bab 24 Dendam
25 Bab 25 Masih Dirahasiakan
26 Bab 26 Amel Jangan Lemah
27 Bab 27 Tanggung Jawab
28 Bab 28 Tuntutan Vilda
29 Bab 29 Keputusan Andra
30 Bab 30 Berbalik Curiga
31 Bab 31 Kemarahan Firman
32 Bab 32 Semakin Curiga
33 Bab 33 Kemenangan PJA
34 Bab 34 Ancaman Julia
35 Bab 35 Kecurigaan Julia
36 Bab 36 Bertemu
37 Bab 37 Pertemuan Tak Disangka
38 Bab 38 Sepenggal Kisah Lama
39 Bab 39 Tetap Merahasiakan
40 Bab 40 Caci Maki
41 Bab 41 Mencari Petunjuk
42 Bab 42 Hubungan Gelap
43 Bab 43 Mengetahui Kebenaran
44 Bab 44 Penangkapan Berencana
45 Bab 45 Meloloskan Diri
46 Bab 46 Akhirnya Ketahuan
47 Bab 47 Dibawa Kabur
48 Bab 48 Tiba Terlambat
49 Bab 49 Mencari
50 Bab 50 Dia Pelakunya
51 Bab 51 Menemukan Jejak
52 Bab 52 Lolos Dari Pengejaran
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 Berawal Dari Sebuah Kesalahan
2
Bab 2 Merasa Berdosa
3
Bab 3 Resign
4
Bab 4 Pengakuan
5
Bab 5 Rencana Jahat
6
Bab 6 Skenario Licik
7
Bab 7 Rencana Liburan
8
Bab 8 Rasa Cemburu Vilda
9
Bab 9 Hasutan
10
Bab 10 Masih Negatif
11
Bab 11 Mulai Ada Rasa Curiga
12
Bab 12 Curhat Dan Nasehat
13
Bab 13 Celaka Tiga Belas
14
Bab 14 Pengakuan Palsu
15
Bab 15 Aku Seorang Pengecut
16
Bab 16 Night Club
17
Bab 17 Hanya Setengah Sadar
18
Bab 18 Kegelisahan Amel
19
Bab 19 Prasangka Buruk
20
Bab 20 Semakin Curiga
21
Bab 21 Kebenaran Yang Menyakitkan
22
Bab 22 Jangan Tinggalkan Aku
23
Bab 23 Menuntut Hak
24
Bab 24 Dendam
25
Bab 25 Masih Dirahasiakan
26
Bab 26 Amel Jangan Lemah
27
Bab 27 Tanggung Jawab
28
Bab 28 Tuntutan Vilda
29
Bab 29 Keputusan Andra
30
Bab 30 Berbalik Curiga
31
Bab 31 Kemarahan Firman
32
Bab 32 Semakin Curiga
33
Bab 33 Kemenangan PJA
34
Bab 34 Ancaman Julia
35
Bab 35 Kecurigaan Julia
36
Bab 36 Bertemu
37
Bab 37 Pertemuan Tak Disangka
38
Bab 38 Sepenggal Kisah Lama
39
Bab 39 Tetap Merahasiakan
40
Bab 40 Caci Maki
41
Bab 41 Mencari Petunjuk
42
Bab 42 Hubungan Gelap
43
Bab 43 Mengetahui Kebenaran
44
Bab 44 Penangkapan Berencana
45
Bab 45 Meloloskan Diri
46
Bab 46 Akhirnya Ketahuan
47
Bab 47 Dibawa Kabur
48
Bab 48 Tiba Terlambat
49
Bab 49 Mencari
50
Bab 50 Dia Pelakunya
51
Bab 51 Menemukan Jejak
52
Bab 52 Lolos Dari Pengejaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!