"Ada apa kamu memanggilku, Ndra?" tanya Vilda saat ia sudah masuk ke ruangan Andra.
"Duduk, Vil! Ada hal penting yang ingin aku sampaikan kepadamu," terang Andra seraya mempersilahkan Vilda duduk di kursi di hadapannya.
"Hal penting apa?" tanya Vilda tersenyum tanpa ada rasa canggung terhadap Andra.
Meski di kantor itu Andra adalah atasannya, tetapi saat mereka sedang berdua saja, Vilda memang tidak pernah bersikap formal kepada Andra. Wajar saja, karena Vilda, Andra dan juga Yogi, assistant Andra adalah sahabat dekat dari semasa mereka kuliah.
"Coba kamu baca ini!" tunjuk Andra sambil menyerahkan sebuah map kepada Vilda.
"Aku sudah membuatkan kontrak kerja baru untukmu, Vil. Aku akan promosikan jabatanmu naik menjadi Director Sales and Marketing di resort kita," lanjut Andra menerangkan isi map yang kini sudah ada di tangan Vilda.
"Promosi jabatan? Benarkah, Ndra?" sentak Vilda tersenyum sumringah mendengar Andra memberikannya promosi jabatan walau dia belum lama bekerja di sana.
Dengan senyum manis yang terus terulas di bibirnya, perlahan tangan Vilda mulai membuka map berwarna putih dengan logo sebuah luxury resort di Mandalika Lombok. Vilda membaca isi kontrak itu dengan seksama.
Sejenak Vilda membelalakkan matanya dan mendengus kesal setelah membaca pasal-pasal di kontrak itu. Seketika dua bola matanya kini menatap tajam ke arah Andra.
Praakk ...!
Map di tangannya dilemparnya dengan kasar di atas meja di hadapan Andra.
"Apa maksud semua ini, Ndra?" pekik Vilda menunjukkan raut kemarahannya kepada Andra.
"Tujuanku pengen develop kamu, Vilda. Aku sengaja memberimu promosi ini, karena ini akan sangat bagus untuk pengembangan karirmu kedepannya. Selain itu, dengan in charge langsung di Lombok, kamu akan lebih fokus mengurus resort ini. Sedangkan disini, aku dan Yogi yang akan mengurus semuanya," terang Andra berusaha tenang menghadapi Vilda yang sudah pasti akan merasa kecewa setelah membaca isi kontrak itu. Dia bisa menebak kalau Vilda tidak akan setuju hijrah dari ibu kota untuk tinggal di Lombok.
"Tega kamu, Ndra!" hardik Vilda sambil menggeleng dan terus menatap mata Andra dengan sorot kekecewaannya.
"Setelah semua yang terjadi di antara kita, sekarang kamu ingin membuangku ke Lombok. Begitukah, Ndra?" seringainya.
"Bukan seperti itu, Vilda. Aku tahu dari dulu kamu punya cita-cita jadi seorang hotelier yang sukses, bukan? Nah, ini kesempatanmu untuk meraih kesuksesan karirmu. Selain itu, gajimu akan aku naikkan dua kali lipat dari yang sekarang," kilah Andra.
"Satu hal lagi, kamu nggak usah khawatir, karena selama tinggal di Lombok, aku akan memberikan semua fasilitas yang kamu butuhkan. Tempat tinggal dan juga mobil yang kamu bisa pakai sehari-hari di sana," sambung Andra menerangkan semua fasilitas yang akan diberikannya kepada Vilda selama bekerja untuk resortnya di Lombok.
"Aku nggak butuh semua ini, Ndra! Ini bukan promosi. Aku tahu ini hanya cara lain kamu agar bisa mencampakkan aku dan menjauhkan aku dari kehidupanmu, kan?" bentak Vilda merasa kecewa dan marah atas sikap Andra terhadapnya.
"Aku harap kamu jangan salah paham dulu, Vilda. Aku sama sekali tidak punya maksud seperti itu," sanggah Andra.
"Kalau bukan sengaja ingin menjauhiku, lalu untuk apa kamu ingin agar aku pergi dari Jakarta dan pindah tinggal di Lombok?" Vilda kembali menyeringai dan tersenyum miring.
"Maafkan aku, Vil. Aku sangat menyesali semua yang terjadi antara kita tadi malam. Itu adalah sebuah kesalahan besar. Aku benar-benar tidak sadar sudah melakukan semua itu terhadapmu," sesal Andra sambil memalingkan wajahnya dari tatapan Vilda.
"Kamu tidak perlu menyesali semua itu, Ndra. Yang terjadi tadi malam adalah hal yang wajar, kita melakukannya atas dasar suka sama suka, bukan?" tampik Vilda dan tersenyum menggoda.
Setelah apa yang mereka berdua lakukan di apartemen Vilda tadi malam, Vilda memang tidak sedikitpun menunjukkan rasa menyesal. Justru, dia terlihat sangat senang dan menikmati hubungannya dengan Andra, walau dia sendiri tahu kalau Andra sudah menjadi milik wanita lain.
"Enggak, Vil. Semua itu bukan hal yang wajar. Tidak seharusnya kita melakukan itu. Aku sudah punya istri dan aku juga sangat mencintai Amel." Andra menggelengkan kepalanya semakin merasa menyesal dengan apa yang sudah dilakukan bersama Vilda.
"Ndra, ini bukan pertama kali kita melakukannya. Dulu kita kan sudah pernah melewati satu malam bersama, mengapa justru sekarang kamu menyesalinya?"
"Aku akui di masa lalu aku memang seorang bajingan, Vil. Bahkan, dulu aku juga yang sudah merenggut kesucianmu. Tapi itu dulu, Vilda. Sekarang semua sudah berbeda, aku sudah menikah. Aku tidak ingin mengulangi semua kesalahanku di masa lalu," tegas Andra.
Vilda menghembuskan nafas kasar mendengar kalimat yang diucapkan Andra.
"Aku nggak nyangka ternyata kamu sangat munafik, Ndra!" pekiknya kembali menatap tajam ke arah Andra.
"Aku sudah menyerahkan segala-galanya buat kamu, tapi kamu sama sekali tidak bisa menghargaiku, Andra!" ketus Vilda dengan raut wajah yang semakin tampak penuh kekecewaan.
Vilda membuang nafas kasar kemudian berdiri dari tempat duduknya seraya memalingkan pandangannya dari Andra. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Vilda keluar meninggalkan ruang kerja Andra dan langsung masuk ke ruangan kerjanya.
Andra terpaku di tempat duduknya. Dengan kedua tangan yang menyatu, ia menopang dagunya.
"Maafkan aku, Vilda. Semua ini tidak benar, aku tidak pernah menginginkan semua ini terjadi lagi diantara kita." Andra membatin sendiri penuh rasa menyesal.
Beberapa menit berselang, Vilda kembali masuk ke ruangan Andra sambil membawa sebuah amplop di tangannya.
Praakk ...!
Amplop itu juga dihempaskannya sangat kasar di atas meja di hadapan Andra.
"Ini surat resign ku, Ndra. Dan mulai hari ini aku berhenti bekerja disini!" ketus Vilda menatap Andra dengan sorot kemarahan dan juga rasa kecewa terhadap sikap Andra kepadanya.
Andra ikut hanya menatap datar ke arah Vilda.
"Dan ini kunci apartemenku!" Vilda meletakkan kartu akses apartemennya di atas meja.
"Aku tahu, setelah resign, aku sudah tidak punya hak untuk tinggal di apartemen ini lagi," pekik Vilda lalu membalikkan badannya dan hendak keluar lagi dari ruangan itu.
"Vilda, tunggu!" teriak Andra. Ia segera berdiri dari duduknya dan mencekal tangan Vilda, mencegahnya melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu.
"Maafkan aku, Vil. Kamu jangan salah sangka sama aku. Yang aku lakukan ini semata-mata untuk kebaikan kita berdua! Aku nggak mau terus-terusan merasa bersalah. Kamu nggak mesti mengajukan resign seperti ini, Vilda!" sergah Andra sambil menatap wajah Vilda yang masih terlihat sangat marah dan kecewa padanya.
"Keputusanku sudah bulat, Ndra! Aku sadar kalau aku sudah banyak melakukan kesalahan, dan aku nggak pantas lagi bekerja di perusahaanmu!" celetuk Vilda ikut memperlihatkan rasa bersalah dan menyesal.
"Lalu, kalau kamu kembalikan kunci apartemen ini, memangnya kamu akan tinggal dimana, Vil? Bukankah di Jakarta ini kamu nggak punya siapa-siapa?" cegah Andra. Meski tidak ingin melarang Vilda mengajukan resign, Andra tetap peduli kepada Vilda. Bagaimanapun juga, Vilda adalah sahabatnya, Andra merasa punya tanggung jawab untuk menjaganya.
"Apa pedulimu aku mau tinggal dimana, Andra? Aku mau jadi gelandangan kek, jadi pelacur kek. Bukan urusan kamu! Aku baru sadar kalau kamu itu sangat egois! Setelah semua yang terjadi antara kita sekarang kamu mau membuang aku gitu aja! Dengar, Ndra! Aku juga punya harga diri, kamu nggak bisa menginjak-injak aku seenaknya seperti ini!" geram Vilda.
"Ok, Vil! Kalau kamu tetap bersikeras ingin resign, silahkan saja! Aku nggak akan melarangmu. Tapi, apartemen itu masih merupakan hak kamu, aku sewa apartemen ini selama satu tahun khusus untukmu," terang Andra sambil kembali menyerahkan kunci apartemen itu pada Vilda.
"Baiklah, sementara aku belum dapat tempat tinggal yang lain, aku akan tetap tinggal di apartemen ini. Dan kamu nggak usah khawatir, Ndra. Setelah aku dapat tempat tinggal baru, aku akan kembalikan kunci ini secepatnya!" ketus Vilda. Sesungguhnya ia sangat ingin Andra mencegahnya mengajukan resign tetapi ternyata tidak seperti bayangannya, Andra begitu enteng menerima pengajuan resignnya.
Dengan penuh rasa kecewa, Vilda lalu keluar dari ruangan Andra dan masuk ke ruangannya.
Vilda membereskan semua barang barang pribadinya dari meja kerjanya dan menampungnya dalam sebuah tas besar.
"Kamu mau kemana Vil, kok jam segini sudah beres-beres? Sudah mau pulang, ya?" Seorang pria diam-diam memperhatikannya yang terlihat tergesa saat membereskan semua barang-barangnya. Yogi, asisten Andra yang juga adalah sahabatnya bisa merasakan ada yang berbeda dari sikap Vilda hari itu. Tanpa permisi, Yogi masuk ke ruangannya. Hal itu sudah biasa dilakukan Yogi karena mereka dan juga Andra memang bersahabat sangat dekat.
"Aku mau pulang, Gi," sahut Vilda singkat. Namun, dari raut wajah Vilda, Yogi bisa melihat kalau saat itu Vilda sedang merasa kesal.
"Hei ..., ada apa ini? Apa kamu lagi ada masalah, Vil?" tanya Yogi penasaran.
"Ini hari terakhir aku kerja disini, Gi. Aku sudah ngajuin resign!" sungut Vilda tanpa menoleh ke arah Yogi dan tetap sibuk merapikan semua barang-barangnya.
"Resign?" Yogi semakin bingung dengan sikap Vilda hari itu.
"Kamu serius, Vil?"
"Ya serius lah, masa bohong!"
"Memangnya kenapa, Vil? Kok tiba-tiba saja kamu resign?Apa kalian berdua punya masalah?" usut Yogi seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Vilda.
"Kamu tanya aja sendiri sama atasanmu itu," ketus Vilda sambil meraih handbag dan menyambar tas yang berisi barang-barangnya dari atas meja kerjanya.
"Aku permisi, Gi. Maafin kalau aku ada salah selama kerja disini," ujar Vilda tersenyum tipis seraya menepuk pundak Yogi.
Vilda langsung beranjak pergi meninggalkan Yogi yang masih mematung di tempatnya berdiri.
"Apa yang terjadi antara Vilda dan Andra? Kenapa Vilda mendadak resign seperti ini," gumam Yogi tidak bisa mencegah Vilda yang berlalu di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Novie Achadini
vilda murahan
2022-09-10
0
Hajime Nagumo
semangat dan ayo saling dukung
2022-08-01
2
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™
kenapa gak dipecat saja supaya kontak Tak terjadi lagi kedepannya
2022-07-21
2