Setelah Vilda meninggalkan kantor itu, Yogi segera masuk ke ruangan Andra.
"Ada apa dengan Vilda, Ndra? Nggak ada hujan, nggak ada angin tiba-tiba dia bilang resign. Dan kenapa bisa secepat ini? Emang bisa gitu, mengundurkan diri hanya one day notice saja?" Pertanyaan bertubi-tubi langsung dilontarkan Yogi kepada Andra saat ia sudah duduk di hadapan sahabat sekaligus atasannya itu. Dia sangat heran mengapa Vilda tiba-tiba saja resign tanpa pernah terlihat ada masalah sebelumnya.
"Iya, Gi. Vilda baru saja mengajukan resign," jawab Andra singkat dan tanpa ekspresi.
"Kok bisa gitu, Ndra? Vilda bahkan tidak ada hand over pekerjaannya ke aku," Yogi semakin merasa heran.
"Nggak perlu handover, Gi. Aku sendiri bisa mengerjakan semua yang dikerjakan Vilda selama ini." Andra berkilah.
"Memangnya ada apa antara kamu dan Vilda, Ndra? Sepertinya ada sesuatu yang nggak beres antara kalian," tanya Yogi semakin penasaran dengan alasan Andra.
"Nggak ada apa-apa kok," tampik Andra tetap berkilah.
"Kamu jangan bohong, Ndra. Tidak mungkin Vilda resign mendadak seperti ini, padahal dari awal dia bilang kalau dia sangat senang bekerja satu team lagi bersama kita di sini." Yogi menggelengkan kepalanya tidak percaya begitu saja dengan perkataan Andra.
"Apa kalian sedang ada masalah, Ndra?" desak Yogi lagi sambil menatap lekat wajah sahabatnya yang terlihat seperti menyimpan suatu rahasia.
Andra menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya sambil membuang nafas kasar.
"Sebenarnya iya, Gi. Aku dan Vilda memang sedang ada masalah," sahut Andra jujur sambil mengusap wajahnya.
Selama ini dia dan Yogi adalah sahabat dekat. Hampir tidak ada lagi rahasia yang disimpan Andra. Semua hal selalu ia ceritakan kepada Yogi. Termasuk urusan pribadi sekalipun. Karena itu, Andra merasa ingin membagi kegundahannya kepada sahabatnya.
"Masalah apa, Ndra? Apa yang tidak aku ketahui tentang kalian selama ini," telisik Yogi.
"Aku ...." Andra terdiam sejenak, dia sangat bingung bagaimana harus memulai bercerita kepada Yogi.
"Aku dan Vilda, sudah melakukan sebuah kesalahan besar, Gi." Akhirnya Andra mulai membuka suara.
"Kesalahan bagaimana, Ndra?" Yogi menyerngitkan dahinya, "Jangan bilang kalau antara kalian pernah terjadi ...?" Ucapan Yogi tercekat saat melihat Andra langsung menganggukkan kepalanya seperti sedang mengiyakan apa yang ditanyakan Yogi kepadanya.
"Iya begitulah, Gi," ucap Andra lirih.
"Apa kamu ingat malam terakhir kumpul geng kampus kita dulu, Gi?" kenang Andra dan Yogi menganggapinya juga dengan anggukan kepala tanda ia mengingat sebuah acara malam perpisahan geng kampusnya dulu.
"Malam itu aku dan Vilda sudah melakukan kesalahan, aku juga yang sudah mengambil kegadisan Vilda. Tapi, waktu itu kami melakukannya atas dasar suka sama suka, dengan sadar dan tanpa paksaan, Gi," terang Andra menceritakan satu-satunya rahasia yang selama ini tidak pernah diceritakannya kepada Yogi.
Yogi hanya mendengus pelan sambil memasang wajah datar mendengar pengakuan Andra. Dia ingat sewaktu kuliah dulu Andra memang seorang badboy.
Tentu saja, dengan pesona dan ketampanan yang dimilikinya, banyak gadis di kampusnya yang tergila-gila kepada Andra. Tanpa perlu mengucapkan kata-kata rayuan pun gadis-gadis itu akan bertekuk lutut padanya dan dengan suka rela menyerahkan kegadisannya kepada Andra.
Karena itulah, Andra sebelumnya memang tidak pernah suka mengikat hubungan dengan gadis manapun apalagi untuk menyatakan cinta dan memilih salah satu diantara mereka menjadi kekasihnya.
Teman wanita yang dekat dengannya hanyalah teman untuk bersenang-senang semata, gadis-gadis itu hanya dianggap teman kencan sesaat oleh Andra.
"Ok aku paham. Tapi itu kan hanya masa lalu, Ndra. Apa hubungannya dengan Vilda yang tiba-tiba saja mengajukan resign hari ini?" Yogi kembali menggeleng.
"Kami sudah mengulangi kesalahan yang sama, Gi," sahut Andra jujur.
"Apa?!" Yogi membelalakan matanya.
"Ndra, tadinya aku pikir setelah menikah dengan Amel kamu akan berubah. Tapi, nyatanya tidak! Sifat badboy mu itu masih saja kamu pelihara sampai sekarang. Bahkan teman dekat sendiri juga kamu embat!" hardik Yogi sambil terus menggelengkan kepalanya. Ada rasa kecewa yang dirasakan Yogi. Ia menjadi tidak suka akan kelakuan sahabatnya itu.
"Bukan seperti itu, Yogi!" sanggah Andra.
"Aku akui dulu aku memang seorang badboy. Tapi, semenjak menikah dengan Amel, aku sama sekali tidak berfikir melakukan dosa itu lagi. Aku sangat mencintai Amel, aku tidak ingin mengkhianatinya." Andra kembali menegaskan sanggahannya.
"Lalu bagaimana kamu bisa mengulangi kesalahan yang sama lagi, Ndra?" decak Yogi merasa gusar setelah mendengar pengakuan jujur Andra.
"Panjang ceritanya, Gi." Andra kembali menarik nafas dalam-dalam lalu mulai menceritakan kepada Yogi bagaimana kemarin Vilda merengek minta diantarkan pulang ketika usai jam kerja.
Disanalah kesalahan itu bermula, Vilda memaksa Andra untuk mampir ke apartemennya dengan alasan Vilda sudah memasak puding kesukaan Andra, khusus untuknya. Demi menghargai Vilda, tentunya Andra tidak bisa menolak. Sehingga, Andra terpaksa menuruti keinginan Vilda dan ikut masuk ke apartemen tempat tinggal Vilda.
"Sumpah demi Tuhan, Gi. Aku benar-benar nggak ingat dengan apa yang sudah aku lakukan bersama Vilda. Yang terakhir aku ingat, tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing. Dan ketika aku sadar aku sudah ada di atas tempat tidur bersama Vilda. Aku juga sangat kaget ketika aku bangun, ternyata kami sudah sama-sama tidak memakai sehelai benangpun," ungkap Andra dengan nada penuh penyesalan.
"Dan yang aku herankan, setelah semua itu terjadi, Vilda bahkan tidak terlihat menyesali semuanya, Gi!" sambung Andra lagi.
"Karena itulah aku ingin memindahkan Vilda ke Lombok, Gi. Aku nggak mau terus-terusan merasa bersalah terhadap Amel apabila Vilda masih ada di dekatku,"
"Aku paham sekarang, Ndra. Vilda tidak mau pindah ke Lombok. Itu sebabnya dia memilih resign,"
"Iya, kamu benar, Gi."
"Apa mungkin Vilda memang sengaja melakukan semua ini, Ndra?" Yogi menekan keningnya seolah sedang memikirkan sesuatu.
"Sejujurnya aku punya prasangka yang sama, Gi. Tapi buat apa Vilda ngelakuin semua itu?" Andra tidak habis pikir dibuatnya.
"Setelah kejadian itu, aku sungguh-sungguh merasa bersalah pada Amel, Gi. Aku nggak tahu apa yang akan terjadi kalau Amel tahu bahwa aku sudah mengkhianatinya." Andra menundukkan wajahnya yang nampak penuh penyesalan.
"Maafkan aku, Ndra. Seandainya dulu aku tidak membawa Vilda kesini dan menawarkan dia bekerja di perusahaanmu, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi," sesal Yogi.
Vilda bekerja di perusahaan Andra memang benar karena rekomendasi dari Yogi setelah tanpa sengaja mereka bertemu di sebuah coworking space area.
Tanpa kecurigaan apapun, Yogi menawarkan Vilda ikut bekerja di perusahaan Andra karena semasa kuliah mereka adalah sahabat karib. Yogi sama sekali tidak tahu kalau antara Andra dan Vilda pernah terjalin hubungan satu malam. Sejauh yang Yogi ketahui, mereka hanyalah sahabat, bahkan Vilda sendiri tahu kalau Andra memang tidak akan pernah menyatakan cinta kepada wanita manapun saat itu.
"Untuk saat ini, Amel tidak perlu tahu akan semua ini, Ndra. Kamu coba selesaikan saja dulu baik-baik dengan Vilda. Semoga saja Vilda bisa mengerti," saran Yogi.
"Ku rasa juga sebaiknya begitu, Gi." Andra mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Cahyaning Fitri
ceritanya bagus, semangat lagi yuk????? ikutin lomba....💪💪, pokoknya aku dukung....
2022-05-27
1
Jong Nyuk Tjen
kesel thor bacany. Laki2 mah begitu ky binatang kucing biar ud ad istri yg baik n cantik tetap aja kl d ksh ikan tetep mw. Syng msh ongoing. Happy ending ato sad ending thor. Mending amel segera tau pengkhianatan suaminy.
2022-05-25
2
Nurmali Pilliang
lanjuuut
2022-05-23
1