Hembusan angin menyapa lembut wajah Amel diiringi gerai rambutnya yang sesekali menutupi wajahnya. Meski dingin mendera, ada rasa hangat menyelimuti raganya karena pria yang sangat dicintainya tengah memeluknya erat.
"Makasih banyak ya, Sayang, akhirnya kamu bisa meluangkan waktumu untuk membawaku berlibur di tempat ini," ucap Amel sambil memegang tangan Andra agar lebih erat memeluknya. senyum bahagia terus terbias di wajah cantiknya.
"Aku juga senang sekali kita bisa menikmati liburan lagi seperti ini, Sayang," sahut Andra sambil membelai rambut istrinya.
Matahari sudah terbenam, tetapi Andra dan Amel masih betah duduk di pinggir Pantai Mandalika dan menikmati suara deburan ombak yang bergulung pelan menghempas pasir putih di hadapannya.
"Aku sudah dapat dua tiket nonton MotoGP, Sayang. Besok kita akan sama-sama nonton event MotoGP pertama disini," girang Andra menerangkan tujuan utamanya bersedia berlibur ke Lombok bersama istrinya.
"Hmm, sebenarnya aku nggak terlalu excited sih buat nonton balapan gitu, tapi karena kamu suka ya aku ngikut aja," balas Amel berceloteh. Meski dia tidak terlalu tertarik menonton acara balapan motor bergengsi itu, akan tetapi demi menyenangkan hati suaminya dia tetap harus ikut menemaninya.
Keduanya tetap asyik duduk di atas pasir dan menikmati hembusan angin pantai yang semakin dingin menusuk hingga ke pori-pori kulit.
"Sayang, kita cari makan yuk! Aku lapar," bisik Andra seraya melepaskan pelukannya.
"Kita cari makan dimana, Sayang?" tanya Amel seraya menyentuh perutnya. Saking asyiknya menikmati keindahan pantai dan suasana tenang di sana, membuat dia lupa kalau sedari tadi dia juga merasa lapar.
"Di sekitar sini kan banyak cafe dan restaurant. Nanti kamu bisa pilih sendiri mau makan apa."
"Aku lagi pengen Indonesian food, Sayang. Ada nggak resto yang enak di sekitar sini?"
"Hmm ..., dekat Pantai Tanjung Aan sana, ada satu restaurant baru yang cukup ramai, Sayang. Bagaimana kalau kita coba makanan di sana?" ajak Andra sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Aku ngikut kamu aja deh, Sayang." Amel menggandeng tangan Andra dan mengikuti saja kemana Andra akan membawanya karena dia percaya kalau suaminya lebih mengenal tempat itu dari pada dirinya.
Mobil yang mereka tumpangi meluncur meninggalkan Pantai Mandalika dan menuju ke sebuah restaurant baru yang cukup ramai dan terkenal di Kawasan Pantai Tanjung Aan.
Tiba disana mereka langsung mencari tempat duduk dan memesan makanan.
"Mau pesan apa, Sayang?" tanya Amel sambil memilih makanan dari daftar menu yang baru saja disodorkan oleh pelayan di sana.
"Aku ngikut kamu saja, Sayang."
"Seafood mau, nggak?"
"Apa aja, yang enak menurut kamu aku ngikut aja, kecuali kepiting," sahut Andra singkat.
"Iya, iya aku tahu kok kamu nggak akan mau makan kepiting," kekeh Amel dan hanya tersenyum tipis saat mendengar Andra mengatakan tidak mau makan kepiting. Selintas dia ingat kalau Andra alergi dengan salah satu jenis seafood itu.
Tidak lama menunggu, pesanan makanan mereka kini sudah tersaji di meja. Keduanya asyik menikmati makan malamnya tanpa banyak berbicara. Sesekali mereka saling menyuapi dan terlihat sangat mesra. Meski suasana disana cukup ramai, keduanya tidak segan menunjukkan kemesraan mereka.
Dari salah satu sudut di restaurant itu, tanpa mereka sadari sepasang mata tengah mengawasi mereka dengan tatapan penuh dendam. Pramana, tersenyum kecut melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh Andra dan Amel saat itu.
"Rupanya mereka sedang berlibur disini!" decaknya bernada kebencian.
Restaurant itu tidak lain adalah restaurant yang baru saja dia rintis. Semenjak terjadi perselisihan antara dia dengan papanya, Pramana memilih menjalankan sebuah usaha restoran dan tinggal di Lombok. Dia pulang ke ibukota hanya sesekali saja untuk menemui mamanya.
Sebelumnya, Pramana adalah seorang arsitek. Akan tetapi, karena gagal memenuhi tanggung jawabnya untuk mengelola perusahaan papanya, menjadi pemicu perselisihan antara dia dan papanya yaitu Rizal Nugroho, yang juga merupakan seorang presdir perusahaan kontraktor ternama di Jakarta bernama Pilar Jaya Anugerah (PJA).
Diceritakan sebelumnya bahwa dalam sebuah tender proyek pemerintah, PJA berhasil dikalahkan oleh Prima Go Constructions yang pada saat presentasi diwakili oleh Andra. Semenjak itulah, kebencian tertanam di hati Pramana terhadap Andra. Dia tahu setelah Andra menikah dengan Amel, maka otomatis Prima Go Construction juga akan jatuh ke tangan Andra sebagai satu-satunya menantu Firmanto. Dari sana lah muncul niatnya menghancurkan Prima Go Constructions agar tidak lagi menjadi saingan bagi PJA yang akan diwariskan Rizal kepadanya.
"Aku akan beritahu Vilda. Kalau dia melihat semua ini, pastinya dia akan semakin membenci Amel. Dengan begitu, aku akan lebih mudah menghancurkan Andra," gumam Pramana tersenyum licik.
Perlahan Pramana meraih ponsel dari dalam sakunya. Diam-diam dia mengambil foto Andra dan Amel yang terlihat begitu mesra di hadapannya. Melalui sebuah aplikasi pesan singkat, Pramana mengirim foto-foto itu ke ponsel Vilda. Senyum licik terus terkembang di bibirnya. Dengan foto-foto itu dia akan lebih mudah menghasut Vilda sehingga rencana pembalasan dendamnya bisa berjalan lancar.
************************
Dear Readers,
Karena ini cerita sequel, jadi visual tokohnya masih tetap sama ya..
Kalau ada yang belum pernah lihat atau mungkin lupa, berikut aku lampirin lagi deh...
JOVANDRA MAHESA HADIWGUNA
AMELIA PARAMITA FIRMANTO
______________
Sambil menunggu up episode baru, yuk mampir di karya kakak senior aku Weny Hida. Sebuah novel yang sangat bagus kaya akan konflik yang membuat baper.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Uesman Uesiel
lanjut kak..😍😍😍
2022-06-06
2
Nurmali Pilliang
lanjuuut
2022-06-06
2