Bab 17 Hanya Setengah Sadar

Setelah cukup lelah melantai, Andra kembali ke meja bar dan duduk disana. Rossi tetap mengikutinya dan kembali menyodorkan gelas whisky untuk Andra.

"Kita buka kamar dan check in saja gimana, Mas? Aku akan memberikan pengalaman tidak terlupakan buat kamu!" bujuk Rossi menggoda Andra sambil mengusap wajah Andra dengan gaya genitnya. Dia tahu kalau saat itu Andra sudah mabuk dan berharap kali ini dia akan berhasil mendapatkan pelanggan yang sedari tadi jadi incarannya.

"Cih ...! Kamu pikir aku tertarik padamu?" seringai Andra. Meski sudah dalam keadaan mabuk Andra sama sekali tidak menginginkan wanita itu.

"Menjauhlah dariku, aku jijik melihatmu!" bentak Andra sambil mendorong pundak Rossi agar menjauhinya.

"Apa kau tahu? Aku punya istri yang jauh lebih cantik daripada kamu! Tapi, aku terlalu bodoh karena sudah mengkhianatinya. Aku menodai pernikahan kami, aku laki-laki kotor yang tidak pantas dimaafkan ...! Hahaha ...!" racau Andra terkekeh sambil memukul-mukul kepalanya sendiri, merasa menyesal. Dia sudah benar-benar mabuk sehingga kata-kata umpatan terhadap dirinya sendiri meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa dia sadari.

"Lupakan dulu istrimu sebentar saja, Mas! Aku akan bahagiakan kamu malam ini," bisik Rossi lagi semakin menggodanya. Rossi mendekatkan tubuhnya ke sebelah Andra dan mengusap punggungnya, mencoba mencari titik sensitif di tubuh Andra seraya menempelkan dadanya di punggung Andra.

"Menjauh dariku! Jangan coba-coba merayuku lagi!" ketus Andra sambil menangkis tangan Rossi yang terus mencoba menjamahnya.

Andra lalu turun dari tempat duduknya dengan sempoyongan.

Praang ...!

Gelas whisky di hadapannya terjatuh karena tersenggol oleh tangannya saat mencoba menjauhi Rossi. Gelas itu pun hancur berkeping-keping dan berserak di lantai bar.

"Ah ..., ****!" sungutnya masih dengan mulutnya yang terus meracau.

"Mas, ini harus diganti rugi! Mas sudah merusak property kami," sungut seorang waiter di sana, karena melihat gelas whisky itu sudah pecah dan berserakan di lantai bar itu.

"Hanya sebuah gelas, itu bukan apa-apa bagiku! Jangankan gelas, club ini juga bisa aku beli! Hahaha ...," kekeh Andra tersenyum miring, karena merasa kesal mendengar ucapan waiter itu yang terkesan meremehkannya. Alkohol sudah benar-benar menguasainya sehingga dia sama sekali tidak sadar dengan semua ucapannya.

Andra lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan dompetnya.

Praakk ...!

Andra menggebrak meja itu dengan tangannya dan menyelipkan black cardnya di antara telapak tangannya itu, ditunjukkannya di depan wajah waiter yang masih menatapnya dengan tatapan miring.

"Berapa semuanya? Aku akan bayar!" ketusnya marah dan tersinggung.

Waiter itu hanya tersenyum tipis dan tidak terlalu menanggapi kemarahan Andra. Dia sudah tahu kalau Andra saat itu sudah mabuk. Bagi waiter itu, melayani pelanggan yang sedang mabuk sudah merupakan hal yang biasa, sehingga dia tidak terlalu memperdulikannya.

Melihat Andra mengeluarkan kartu kredit unlimited-nya, membuat Rossi seketika membulatkan matanya.

"Santapan lezat nih! Pria ini tidak boleh aku lepaskan begitu saja," batinnya kembali meyakinkan dirinya untuk menggoda Andra.

Setelah membayar minumannya, Andra melangkah terhuyung keluar dari club itu.

"Mas ..., kita jadi check in tidak?" Rossi terus membuntuti Andra meninggalkan tempat itu bahkan hingga kini mereka sudah sama-sama di luar area club.

"Buat apa kamu mengikutiku terus, hah!" Andra semakin kesal karena wanita genit itu terus mengekor di belakangnya walau dia kini sudah berada di area parkir club.

"Mau mengajakmu bersenang-senang, Mas!" rayu Rossi sangat berharap Andra akan luluh oleh ajakannya.

"Berapa kali harus ku bilang kalau aku tidak menginginkanmu? Apa telingamu itu sudah tuli?" gusar Andra kembali membentak berang.

"Idih ..., sok jual mahal kamu, Mas!" hardik Rossi dengan senyumnya yang dibuat semakin menggoda. Rossi lagi-lagi memegang tangan Andra dan menatapnya penuh hasrat.

"Minggir! Jangan halangi jalanku!" Mata Andra terlihat menyala menatap Rossi dengan raut kemarahan di wajahnya.

Bruukk ...!

Dengan kasar didorongnya tubuh Rossi hingga ia terhempas menabrak sebuah mobil yang sedang parkir di belakangnya saat itu.

"Arghhh ...!" Rossi meringis merasakan sakit di pinggangnya saat menabrak bumper mobil di belakangnya.

Setelah berhasil melepaskan diri dari Rossi, Andra kembali melangkahkan kakinya lebih cepat meninggalkan area parkir itu dan menyeberangi jalan di depan club itu.

"Mas, tunggu, Mas!" panggil Rossi bernada memelas.

"Ah ..., gagal total! Walau sudah mabuk, laki-laki itu tidak mudah aku dapatkan!" gerutunya berdecak kecewa, karena tidak berhasil mendapatkan Andra malam itu.

Tidak ingin membuang waktunya sia-sia, Rossi kembali masuk ke dalam club itu dan berusaha mencari laki-laki lain untuk bisa jadi mangsanya berikutnya.

Di seberang jalan, Andra menyeret langkahnya terseok menyusuri jalanan yang sudah mulai sepi karena saat itu sudah hampir pukul dua dini hari. Dia bahkan lupa dimana dia memarkir mobilnya. Dia terus saja berjalan tanpa tujuan dengan pandangan matanya yang terasa kabur dan kepalanya yang terasa semakin berat.

Bruugh ...!

Tubuh Andra ambruk di tepi jalan dan dia berbaring lemas di sebuah bangku di pinggir jalan itu.

Tak jauh dari tempat itu, tampak seorang pria turun dari dalam mobilnya dan memeriksa kap bagian depan mobil itu.

"Ah ..., mogok lagi! Dasar mobil tua," gerutu pria itu merasa kesal karena mobilnya yang kembali mogok.

"Sudah jam segini, aku harus cari montir dimana, coba?" Pria itu bersungut sambil menutup kembali kap bagian depan mobilnya. Dia mondar mandir di depan mobilnya sambil sesekali melirik jam yang melingkar di tangannya. Pria itu lalu menyandarkan pantatnya di bumper depan mobilnya sambil menekan keningnya, sangat bingung dengan kondisi mobilnya yang mogok di jam rawan seperti itu.

Di saat yang bersamaan, mata pria itu tertuju kepada Andra yang tertidur di bangku di pinggir trotoar tak jauh dari posisinya berada saat itu. Pria itu menajamkan penglihatannya karena merasa mengenal pria yang tengah berbaring dan terlihat lemas di bangku di pinggir jalan di depannya.

"Hah ..., itu kan Andra! Ngapain dia tidur di sana?" heran pria itu yang tak lain adalah Yogi. Sesekali dia mengucek matanya, merasa tidak percaya melihat sosok yang terbaring di sana.

Yogi bergegas menghampiri bangku itu. "Andra ...! Ngapain kamu tidur disini? Hmm .., kamu mabuk ya?" Yogi dapat merasakan aroma alkohol yang tercium dari tubuh Andra.

"Heh, Ndra .., bangun ...! Apa-apaan ini, Ndra? Mengapa kamu bisa seperti ini?" Yogi mengangkat pundak Andra dan menatap wajah sayunya, mencoba menelisik mencari tahu apa yang tengah dialami Andra sehingga dia minum sampai mabuk dan kini terbaring di bangku di pinggir jalan itu.

Melihat seseorang menghampirinya, perlahan Andra membuka matanya. Meski pandangannya terasa kabur, tetapi dia bisa mengenali pria yang ada di hadapannya saat itu.

"Yogi ...! Tolong antarkan aku pulang, Gi! Aku takut pulang sendiri, Amel pasti akan memarahiku," oceh Andra.

"Aku ini pengecut, aku tidak berani bertemu dengan istriku sendiri! Hahaha ...!" racau Andra lagi sambil tergelak menertawakan dirinya sendiri.

Yogi hanya menggelengkan kepalanya melihat keadaan sahabatnya yang terlihat sangat kacau malam itu.

"Mobilmu dimana, Ndra?" tanya Yogi terlihat mulai khawatir akan kondisi Andra yang sudah setengah sadar karena mabuk berat.

"Entahlah!" jawab Andra enteng tanpa ada rasa bersalah karena meninggalkan mobilnya begitu saja di parkir night club tempat dia minum barusan.

"Percuma bertanya sama orang yang sedang mabuk sepertimu!" gerundel Yogi tersenyum kecut menanggapi jawaban acuh Andra.

Yogi lalu memeriksa saku jas Andra, mencari-cari remote mobilnya disana.

"Ini dia!" Yogi kembali tersenyum saat menemukan remote mobil Andra di saku jas sebelah kanan Andra.

Tanpa pikir panjang Yogi langsung meninggalkan Andra dan melangkah menyeberangi jalan itu, menuju ke area parkir night club di seberang jalan. Dia sangat yakin pasti Andra baru saja minum di tempat itu, sehingga tidak sulit baginya menemukan mobil Andra di area parkir yang cukup luas itu.

___________

Dear Readers,

Mengingatkan lagi ini Senin ya..., kali aja ada yang baik hati membagi vote untuk karya bau kencur ini.

Bantu semangati Author untuk bisa semakin rajin up 🙏

********

Sambil nunggu mampir juga ke karya bestie aku Tya Calista yuk ...! Dijamin seru dan menggemaskan konfliknya.

Terpopuler

Comments

Nurmali Pilliang

Nurmali Pilliang

lanjuuut

2022-06-20

1

Uesman Uesiel

Uesman Uesiel

berani berbuat hrus berani tanggung jwb donk ndra..😡

2022-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berawal Dari Sebuah Kesalahan
2 Bab 2 Merasa Berdosa
3 Bab 3 Resign
4 Bab 4 Pengakuan
5 Bab 5 Rencana Jahat
6 Bab 6 Skenario Licik
7 Bab 7 Rencana Liburan
8 Bab 8 Rasa Cemburu Vilda
9 Bab 9 Hasutan
10 Bab 10 Masih Negatif
11 Bab 11 Mulai Ada Rasa Curiga
12 Bab 12 Curhat Dan Nasehat
13 Bab 13 Celaka Tiga Belas
14 Bab 14 Pengakuan Palsu
15 Bab 15 Aku Seorang Pengecut
16 Bab 16 Night Club
17 Bab 17 Hanya Setengah Sadar
18 Bab 18 Kegelisahan Amel
19 Bab 19 Prasangka Buruk
20 Bab 20 Semakin Curiga
21 Bab 21 Kebenaran Yang Menyakitkan
22 Bab 22 Jangan Tinggalkan Aku
23 Bab 23 Menuntut Hak
24 Bab 24 Dendam
25 Bab 25 Masih Dirahasiakan
26 Bab 26 Amel Jangan Lemah
27 Bab 27 Tanggung Jawab
28 Bab 28 Tuntutan Vilda
29 Bab 29 Keputusan Andra
30 Bab 30 Berbalik Curiga
31 Bab 31 Kemarahan Firman
32 Bab 32 Semakin Curiga
33 Bab 33 Kemenangan PJA
34 Bab 34 Ancaman Julia
35 Bab 35 Kecurigaan Julia
36 Bab 36 Bertemu
37 Bab 37 Pertemuan Tak Disangka
38 Bab 38 Sepenggal Kisah Lama
39 Bab 39 Tetap Merahasiakan
40 Bab 40 Caci Maki
41 Bab 41 Mencari Petunjuk
42 Bab 42 Hubungan Gelap
43 Bab 43 Mengetahui Kebenaran
44 Bab 44 Penangkapan Berencana
45 Bab 45 Meloloskan Diri
46 Bab 46 Akhirnya Ketahuan
47 Bab 47 Dibawa Kabur
48 Bab 48 Tiba Terlambat
49 Bab 49 Mencari
50 Bab 50 Dia Pelakunya
51 Bab 51 Menemukan Jejak
52 Bab 52 Lolos Dari Pengejaran
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 Berawal Dari Sebuah Kesalahan
2
Bab 2 Merasa Berdosa
3
Bab 3 Resign
4
Bab 4 Pengakuan
5
Bab 5 Rencana Jahat
6
Bab 6 Skenario Licik
7
Bab 7 Rencana Liburan
8
Bab 8 Rasa Cemburu Vilda
9
Bab 9 Hasutan
10
Bab 10 Masih Negatif
11
Bab 11 Mulai Ada Rasa Curiga
12
Bab 12 Curhat Dan Nasehat
13
Bab 13 Celaka Tiga Belas
14
Bab 14 Pengakuan Palsu
15
Bab 15 Aku Seorang Pengecut
16
Bab 16 Night Club
17
Bab 17 Hanya Setengah Sadar
18
Bab 18 Kegelisahan Amel
19
Bab 19 Prasangka Buruk
20
Bab 20 Semakin Curiga
21
Bab 21 Kebenaran Yang Menyakitkan
22
Bab 22 Jangan Tinggalkan Aku
23
Bab 23 Menuntut Hak
24
Bab 24 Dendam
25
Bab 25 Masih Dirahasiakan
26
Bab 26 Amel Jangan Lemah
27
Bab 27 Tanggung Jawab
28
Bab 28 Tuntutan Vilda
29
Bab 29 Keputusan Andra
30
Bab 30 Berbalik Curiga
31
Bab 31 Kemarahan Firman
32
Bab 32 Semakin Curiga
33
Bab 33 Kemenangan PJA
34
Bab 34 Ancaman Julia
35
Bab 35 Kecurigaan Julia
36
Bab 36 Bertemu
37
Bab 37 Pertemuan Tak Disangka
38
Bab 38 Sepenggal Kisah Lama
39
Bab 39 Tetap Merahasiakan
40
Bab 40 Caci Maki
41
Bab 41 Mencari Petunjuk
42
Bab 42 Hubungan Gelap
43
Bab 43 Mengetahui Kebenaran
44
Bab 44 Penangkapan Berencana
45
Bab 45 Meloloskan Diri
46
Bab 46 Akhirnya Ketahuan
47
Bab 47 Dibawa Kabur
48
Bab 48 Tiba Terlambat
49
Bab 49 Mencari
50
Bab 50 Dia Pelakunya
51
Bab 51 Menemukan Jejak
52
Bab 52 Lolos Dari Pengejaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!