"Jangan munafik kamu, Pram," tuding Vilda. "Amel itu cinta pertamamu, kan? Atau jangan-jangan kamu masih cinta sama Amel?" cibir Vilda menunjukkan wajah masam.
Pramana hanya mencebikkan bibirnya saat mendengar cibiran Vilda.
"Ha ..., ha ..., ha ... Apa kamu cemburu pada Amel, Vilda?" gelak Pramana terkekeh dan membalikkan pertanyaan Vilda.
"Cemburu? Cih ...!" decih Vilda seraya ikut menaikkan ujung bibir atasnya.
"Apa aku harus cemburu kepada semua wanita yang pernah kamu tiduri, Pram? Dasar playboy!" umpat Vilda dengan kesal.
Pernah menjalin hubungan istimewa dengan Pramana membuat Vilda sudah kebal dengan rasa cemburunya. Meski sebenarnya Vilda masih menyimpan rasa terhadap Pramana, tetapi dia selalu berusaha menolak perasaan itu. Mencintai Pramana hanya akan membuatnya merasa sakit hati dan kecewa. Vilda tahu pasti bagaimana keseharian seorang Pramana yang memang adalah seorang playboy.
"Kamu tidak perlu cemburu pada wanita manapun, Vilda. Bagiku kamu tetap yang paling hot. Cuma kamu yang bisa mengimbangi permainanku," bisik Pramana menggoda dan kembali melingkarkan kedua tangannya di pinggang Vilda sambil memberi kecupan di tengkuk dan leher Vilda.
Dengan wajah rupawan dan kepiawaian Pramana dalam bertutur kata manis, sangat mudah baginya mendapatkan wanita manapun yang jadi incarannya. Namun, bagi Pramana wanita-wanita itu hanya dijadikannya teman tidur semata tanpa pernah ingin berhubungan lebih serius dengan salah satu dari mereka, tidak terkecuali pula dengan Vilda.
"Sudah aku bilang saat ini aku sedang tidak ingin bermain-main denganmu, Pram!" geram Vilda kembali berusaha melepaskan tangan Pram yang mengurungnya dalam dekapannya.
"Tujuanku menyuruhmu kesini untuk nunjukin ini sama kamu, Pram!" Vilda menunjukkan layar ponselnya kepada Pramana dan memperlihatkan beberapa foto di sana.
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan foto-foto ini, Vilda?" Pram membelalakan matanya saat memperhatikan satu persatu foto yang ditunjukkan Vilda di layar ponselnya itu.
"Ku rasa itu tidak penting kamu tahu bagaimana aku bisa mendapatkan foto-foto ini, Pram," tangkis Vilda kembali menyeringai.
"Apa kamu sengaja memperlihatkan ini padaku agar aku merasa cemburu?" lontar Pram ikut menyeringai miring.
"Memangnya kamu pernah merasa cemburu sama aku, Pram?" cibir Vilda.
"Tentu saja aku cemburu, Vilda. Kamu itu partner ranjangku. Aku tidak rela kalau kamu tidur bersama pria lain," balas Pram dengan ketus.
"Tapi kamu malah mendukungku untuk mendekati Andra. Sakit jiwa kamu, Pram!" hardik Vilda.
"Kalau bukan demi balas dendam pada Andra, aku tidak akan pernah rela kau bersamanya, Vilda," kesal Pram. Akan tetapi senyum licik kini tergambar jelas menghiasi wajahnya. Foto yang diperlihatkan Vilda kepadanya memunculkan banyak ide jahat di pikirannya.
"Apa yang bisa kita lakukan dengan foto-foto ini, Pram?'" tanya Vilda. Tentunya dia percaya kalau Pram akan bisa memberi sebuah ide brilian agar dia bisa segera mendapatkan keinginannya untuk mendapatkan Andra dengan menjadikan foto-foto itu sebagai senjatanya.
"Amel, Vilda!" seru Pramana. "Satu-satunya kelemahan Andra adalah cintanya kepada Amel. Kalau Amel berhenti mencintainya bahkan membencinya, tentu itu akan jadi peluang emas buat kita!" sambung Pramana menerangkan rencananya.
"Maksud kamu?" Vilda menggeleng tidak paham.
"Kalau Amel melihat foto-foto ini, pastinya dia akan sangat marah dan kecewa pada Andra." Pram kembali melanjutkan penjelasannya.
"Aku tahu itu, Pram. Tapi apa Amel akan semudah itu percaya?" Vilda mengerutkan keningnya.
"Aku lebih tahu apa yang harus kita lakukan, Vilda. Kamu tenang saja. Aku yang akan mengatur semuanya," ujar Pram dengan senyum licik yang kian mengembang di bibirnya.
"Sekarang kirimkan foto-foto itu kepadaku, Vilda!" perintah Pram sambil merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya.
Pramana dengan segera menyalakan bluetooth di ponselnya dan juga ponsel Vilda. Dalam hitungan menit foto-foto itu kini tersalin ke ponsel Pramana.
"Lalu apa rencanamu, Pram?" tanya Vilda lagi. Dia merasa penasaran dengan apa yang tengah dipikirkan Pram untuk melanjutkan akal jahat mereka.
"Kamu ikuti saja skenario yang akan aku buat, Vilda. Dengan ini aku sangat yakin kita bisa mendapatkan keinginan kita," tegas Pram dan terus tersenyum memperhatikan foto-foto yang baru saja tersimpan di galeri ponselnya.
Perlahan Pramana mendekatkan bibirnya ke telinga Vilda dan membisikkan sebuah rencana.
Vilda menganggukkan kepalanya paham akan maksud Pramana.
"Hebat, Pram. Rencanamu sangat luar biasa. Kamu memang benar-benar licik," puji Vilda tersenyum durjana.
"Kapan kita akan memulainya, Pram? Aku sudah tidak sabar ingin menendang Amel dari kehidupan Andra!" decak Vilda tidak sabar ingin segera menjalankan semua rencana yang mereka sepakati itu.
"Jangan gegabah, Vilda. Andra dan Amel bukan orang yang bodoh. Kita akan buat semua ini berjalan sangat natural sehingga tidak ada seorangpun yang curiga kalau ini adalah rekayasa kita," terang Pramana lagi.
"Hmmm ... Baiklah, Pram. Aku akan ikuti saja semua sesuai rencanamu," angguk Vilda setuju dan tidak ingin menentang apa yang direncanakan Pramana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Aditha S
lanjutkan Thor... semangat 💪💪
2022-06-03
1
Mami keyffa
lanjut....
2022-06-02
1
Nurmali Pilliang
sama sama jahat
lanjuuut Thoorr
2022-06-01
1