...8...
"Mr. jangan khawatir, maaf kan putri mu Aelin tak sepenuh nya salah." Cicit Davin yang kini hanya ada dia dan Mr. Arkelin di ruangan yang sama. Sementara Aelin terpaksa di kurung di dalam kamar nya, karna terus mengamuk dan ingin memukul Davin. Mr. Arkelin tentu saja tidak akan membiar kan tingkah brutal putri nya menyakiti bos nya.
Ia tidak ingin masalah semakin merumit, apa lagi jika Davin marah. Maka semua nya akan hancur, hidup nya maupun Aelin.
Mr. Arkelin hanya tertunduk lemas, gairah hidup nya seakan telah di cabut.
Saat ini mungkin diri nya bernyawa, tapi kekecewaan telah meluluh lantakan semua nya.
Harapan diri nya pada Aelin yang akan segera bertunangan dengan putra keluarga Gerald. Kini tinggal puing- puing angan- angan saja.
Rencana yang sudah ia susun dengan Mr. Gerald kini hancur bersamaan dengan putri nya.
Diri nya pun bimbang, seolah kenyataan mengombang- ambing kan diri nya.
Di sisi lain, ia ingin mempercayai putri nya. Tapi tidak mungkin seorang presdir melakukan hal bejat seperti itu.
Di sisi lain nya juga, ia mempercayai cerita Davin. Tapi bagaimana dengan putri nya.?
"Mr. Arkelin...!" Panggil Davin meninggi kan suara nya, sembari menepuk paha Mr. Arkelin.
Mr. Arkelin tersentak kaget, pandangan nya langsung menubruk tatapan Davin yang penuh dengan penyesalan.
Sungguh skill yang benar- benar alami yang di lakoni Davin. Bukan hanya mampu menjadi presdir dengan kekayaan melimpah namun ia mampu berubah menjadi pria lugu dan melankolis.
"Semua nya akan baik- baik saja.. Maaf kan aku Mr..." Ucap Davin dengan sendu bahkan kini ke dua mata nya berkaca- kaca.
"Hidup putri ku sudah hancur. Kenyataan ini begitu pahit Tuan Davin. Aku tidak tahu mana yang benar, tapi putri ku tidak mungkin berbo---" Nafas Mr. Arkelin langsung tercekat, saat merasakan aura mendominasi di sekeliling nya.
Dan itu berasal dari tatapan tajam Davin.
"Huhhh merepot kan sekali... Membujuk pria tua bangka ini untuk percaya. Membujuk nya tidak semudah yang aku duga. " Batin Davin yang langsung merubah ekspresi wajah nya sedih.
"Di sini aku lah yang bersalah... Jangan salah kan Aelin aku yang bersalah di sini, kamu berhak menghukum ku sebagai seorang Ayah..." Lirih Davin membuang pandangan nya.
Mr. Arkelin sedikit merasa bersalah mendengar ucapan Davin. Rasa tidak enak menyeruak ke dalam hati nya. Seakan di sini ia menghakimi bos nya yang sudah sangat bersalah dan menumpukan semua nya pada Davin.
Tentu saja ia merasa ini bukan lah sikap yang adil. Diri nya tidak tahu mana yang benar, cerita antara Davin dan Aelin sangat berbeda.
Mana yang harus ia percaya ia tidak tahu.?
"Maaf Tuan aku tidak bermaksud begitu..." Ucap Mr. Arkelin lemah.
"Tenang lah Mr. tidak perlu khawatir aku akan bertanggung jawab. Ini adalah salah ku Mr."
"Bertanggung jawab? maksud tuan ?"
"Aku akan menikahi Aelin..."
"Tidak.. Dia masih sekolah.. Masa depan nya akan hancur..." Mr. Arkelin berdiri dengan kaget. Saat mendengar keputusan dari bibir Davin.
"Jangan permasalah kan hal itu. Aku akan mengatur nya.. Aku hanya tidak ingin lari setelah apa yang aku lakukan dan Aelin... Kau percaya kan pada ku?"
Mr. Arkelin mencoba mencari kebohongan di ke dua manik mata Davin yang hitam pekat.
Namun nihil Mr. Arkelin tidak menemukan apa pun selain rasa sesal di mata Davin.
Mr. Arkelin mengangguk pelan , yang langsung membuat senyum lebar terbit di bibir Davin.
...----------------...
Sementara di sisi lain, Aelin masih menangis histeris dengan ke dua tangan menggedor pintu tanpa henti sejak tadi.
Dor...
Dor...
Dor...
"Buka... Buka pintu nya.. Papi jangan percaya dengan laki- laki busuk itu.. Hiksss hiks...." Teriak Aelin dengan membabi buta.
Diri nya sungguh tidak berdaya, kenapa semua nya terjadi begitu saja.
Kenapa Davin ingin memangsa diri nya?
Apa semua ini?
Pertanyaan- pertanyaan terus muncul di kepala Aelin, namun tidak ada jawaban satu pun yang tepat untuk menjawab semua itu.
Bahkan kali ini pria busuk itu berhasil mencuci pikiran ayah nya, sungguh licik dan picik.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang..? Tuhan kenapa kamu tidak adil pada ku.. Hikss.. Hiks... Kenapa bisa takdir ku bertaut dengan pria brengsek itu... " Rutuk Aelin dengan membentur kan kepala nya ke tembok.
Rasa sakit yang di rasakan karna benturan tidak lebih sakit dari kenyataan pahit yang di alami nya sekarang.
Bahkan kini yang ada di dalam benak Aelin adalah musnah dari dunia ini.
Namun tiba- tiba pintu kamar terbuka dengan lebar. Menampil kan tubuh Mr. Arkelin yang menegang sempurna, karna melihat Aelin tengah menangis sambil membentur kan kepala nya di dinding.
Bahkan saat ini di kening putri kesayangan nya sudah merembes darah segar.
"Aelin hentikan apa yang kamu lakukan...!!!" Pekik Mr. Arkelin yang langsung menarik tubuh Aelin ke dalam pelukan nya.
"Hiks... Hiks... Lepas kan...!" Lirih Aelin sambil mendorong tubuh Mr. Arkelin.
Mr. Arkelin mengerat kan pelukan nya, ia tidak akan membiarkan putri nya melakukan hal bodoh seperti itu lagi.
"Jangan lakukan itu sayang, hentikan kamu menyakiti diri mu sendiri..." Papar Mr. Arkelin dengan air mata yang mengucur dari ke dua sudut mata nya.
"Kenapa? kenapa papi tidak percaya pada ku? Aku ini putri mu bukan?"
"Tentu saja sayang. Kamu tetap putri kecil papi.."
"Lalu kenapa papi tidak mendengar kan aku.. Pria brengsek itu yang sudah memperkosa ku pi.. Penjarakan dia.. Hiks... Hiks..." Tubuh Aelin melemas, ia tidak lagi memberontak melepas pelukan sang ayah.
"I.. Ya.. Papi percaya pada mu sayang..."
Aelin mengurai pelukan nya, ini lah ayah nya. Ayah yang akan selalu ada dan menjadi tempat berlindung nya.
Ini lah ayah yang Aelin kenal, penuh dengan cinta dan kasih tanpa batas.
Ke dua mata Aelin berbinar, ucapan Mr. Arkelin bagai hembusan angin yang begitu menyegar kan bagi nya.
Ia yakin ayah nya tidak akan pernah mengkhianati cinta nya untuk diri Aelin.
Bibir Mr. Arkelin berkedut, menatap ke dua mata buah hati nya yang berbinar.
Namun sedetik kemudian, bibir Mr. Arkelin kembali bergerak.
"Aelin dengan papi nak, kamu adalah putri kecil yang akan selalu papi sayangi. Tapi dengar kan papi ya. Kamu anak baik kan ? kamu akan mendengar kan ucapan papi mu dan menuruti nya kan nak?"
Aelin mengangguk cepat, seakan menegas kan jawaban bahwa ia akan selalu mendengar kan orang yang paling ia sayangi di dunia ini.
"Menikah lah dengan Tuan Davin..."
Duarrrrr....
Bagai di sambar petir dengan ribuan volt. Darah di dalam tubuh Aelin langsung merosot jatuh hingga ke dasar kaki nya.
Tubuh nya membeku dengan wajah yang semakin pucat. Perkataan sang ayah bagai kutukan bagi Aelin.
Apa ini, bagaimana bisa ayah nya memutus kan hal itu?
Bagaimana bisa ia menikah dengan pelaku yang sudah memperkosa diri nya?.
Ke dua kaki Aelin, terasa begitu lemas. Tulang- tulang nya terasa berubah luruh menjadi bubur.
Bahkan tubuh nya sedikit bergoyang karna tak mampu menahan beban tubuh nya.
Kepala nya terasa berdengung hebat, dengan pandangan yang semakin buram dan berubah menjadi gelap seketika.
...----------------...
...****************...
Hehe... Welcome back di karya yang ke tiga...
Jangan Lupa like.
Koment
Vote
Gift.
Rak Favorit
Budayakan beberapa hal yang di atas.
Supaya othor makin semangat😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments