...1...
Sebuah taksi berhenti di sebuah rumah nan megah. Di mana tanaman hias berjejer dengan rapi.
Lampu besar dan khas tergantung di langit rumah bagian depan.
Seorang gadis dengan seragam sekolah keluar dari taksi, sembari mengibas rambut nya ke samping.
Terlihat jelas embun- embun keringat yang menghiasi wajah tirus cantik nya.
"Makasih pak..." Ujar nya, lalu berjalan masuk.
Seperkian detik kemuadian, langkah nya terhenti saat melihat mobil lamborgini terparkir di depan rumah nya.
Ia segera berjalan cepat, memasuki rumah.
"Aelin...!!" Panggil pria berusia empat puluh tahun yang langsung membuat senyum Aelin mengembang.
"Papi...." Cicit Aelin menghambur memeluk Mr. Arkelin.
Seperti biasa setiap pulang sekolah Aelin akan memberi ciuman hangat pada sang ayah.
Ya, diri nya masih bersekolah. Kini diri nya baru menduduki kelas sebelas menengah ke atas.
"Putri mu sangat cantik Mr. Arkelin..."
Sapuan suara bariton namun terdengar begitu dewasa, langsung membuat netra Aelin teralih kan.
Di ujung meja makan tempat Mr. Arkelin sedang makan siang, terlihat seorang pria tampan tengah tersenyum ke arah nya.
Glek...
Aelin menelan saliva nya paksa. Untuk pertama kali nya diri nya baru melihat ciptaan tuhan yang begitu indah.
Rahang tegas dan alis tajam, menampilkan kesan pria dewasa dan gagah.
"Tentu saja dia adalah putri ku Mr. Davin..." Kekeh Mr. Arkelin dengan bangga.
Mr. Arkelin mengangguk ke arah Aelin lalu melempar pandangan nya ke arah Davin.
Seolah memberi isyarat untuk saling berkenalan.
Mengerti akan arti tatapan sang ayah, Aelin berjalan mendekat ke arah Davin.
"Hai Om.. Aku Aelin..." Ujar Aelin dengan senyum manis nya, sembari mengulur kan tangan nya ke arah Davin.
Davin menatap intens gadis remaja yang sedang berdiri di depan nya.
Jika di telisik umur nya berbeda jauh dengan umur gadis di depan nya.
Davin menatap setiap inci bagian tubuh Aelin mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Hal itu berhasil membuat Aelin merasa tidak nyaman dengan cara Davin menatap nya.
Davin mengulas senyum menawan nya dengan cepat, menjabat uluran tangan Aelin.
"Aku Davin senang bertemu dengan Aelin.." Timpal Davin dengan manis, namun netra mata nya terus menatap tepat pada ke dua bola hitam abu- abuan milik Aelin.
Seolah ada yang tersirat dalam bola mata Davin yang tidak bisa terbaca oleh Aelin.
Aelin begitu merasa ada yang aneh dengan cara Davin menatap nya.
Seolah semua rasa dapat diri nya temukan di dalam ke dua bola mata Davin.
Adu tatapan di antara Davin dan Aelin terjadi. Seolah ada getaran rasa yang tak dapat terungkap yang menyalur dari mata Davin.
Semakin menatap wajah cantik Aelin, rahang Davin semakin mengerat , dengan gigi nya yang bergemeretak seolah sedang mengontrol sebuah rasa.
Aelin menatap tangan Davin yang mulai mengerat di tangan nya.
Semakin lama Davin semakin mencengkram tangan putih Aelin. Membuat Aelin langsung menarik paksa tangan nya hingga jaabatan tangan Davin terlepas.
"Ssshhhh..." Desis Aelin ketika tangan nya merasa panas karna cengkraman Davin.
"Putri mu sangat sopan Mr. Arkelin..." Papar Davin meredam desisan kesakitan Aelin, agar tidak terdengar oleh Mr. Arkelin.
"Anda terlalu memuji Mr. Davin..." Timpal Mr. Arkelin tak luput dari senyum nya.
"Aelin cepat ganti seragam mu sayang.. Dan cepat lah kembali untuk makan siang..." Lanjut Mr. Arkelin.
Aelin dengan cepat mengangguk lalu segera beranjak menuju kamar nya.
Ada beberapa pertanyaan yang muncul di benak nya tentang pria yang adalah bos ayah nya.
Aelin melemparkan asal ransel yang sejak tadi menggantung di punggung nya.
"Apa perlu berjabat tangan dengan tenaga yang begitu kuat.. Kan tangan ku jadi sakit.." Dumel Aelin kesal, sambil merenggang kan jari jemari nya yang terasa kebas karna jabatan tangan kuat Davin.
"Tapi tatapan nya, seakan aku adalah musuh bebuyutan nya.." Tambah Aelin lagi, saat otak kecil nya mengingat bagaimana tatapan Davin yang membuat nya bergidik ngeri.
...----------------...
Usai melakukan ritual mandi, Aelin segera turun untuk makan siang.
Dari makan siang bersama, kini dua orang dewasa itu tengah asik berbincang di ruang tamu.
"Aku sangat senang seorang Mr. Davin berkunjung ke rumah ku.." Ujar Mr. Arkelin menyesap minuman nya.
"Aku juga sangat senang dengan perkembangan perusahaan ku yang berhasil kau tangani.." Balas Davin dengan pujian nya yang berhasil membuat Mr. Arkelin melayang.
"Aku berharap untuk ke depan nya, hubungan kita akan semakin erat..."
"Tentu saja Mr. Arkelin aku sangat suka membuka relasi dengan orang ulet seperti mu."
"Tapi sungguh aku masih tidak bisa percaya, jika sekarang aku bisa berbincang hangat dengan presdir Gc group yang jarang sekali bisa di temui.."
"Jika tidak memiliki kepentingan, aku tidak akan kemari.."
"Maksud tuan?"
Pernyataan Davin membuat wajah Mr. Arkelin mengkerut serius.
Seolah kedatangan presdir tersebut memiliki sebuah tujuan.
"Maksud ku.. Jika tidak untuk mengerat kan relasi dengan orang cerdas seperti mu, aku pasti akan sangat malas berkunjung." Timpal Davin membelot, agar Mr. Arkelin percaya.
"Ha.. Ha... Mr. Davin sangat pandai memuji..." Kekeh Mr. Arkelin senang.
"Darren...!!" Panggil Davin, membuat asisten yang sudah menjadi kaki kanan nya segera mendekat dengan wajah menunduk.
"Bawakan minuman yang lebih berkelas..." Perintah Davin yang langsung membuat Darren melaksanakan perintah sang majikan.
Tidak membutuh kan waktu lama, Darren membawa beberapa botol minuman beralkohol di atas nampan. Meletak kan nya dengan berhati- hati, karna minuman sang majikan bukanlah minuman biasa.
Melainkan minuman dengan harga fantastis yang hanya bisa di beli oleh Davin Arselion.
"Untuk merayakan kesuksesan mu mari kita minum minuman murah ini...." Sombong Davin, menuang kan segelas minuman dalam gelas Mr. Arkelin.
"Minumlah sebanyak - banyak nya.. Karna itu akan mempermudah rencana ku.." Batin Davin dengan seringgai devil nya.
...----------------...
Siang begitu cepat tergantikan dengan malam, langit yang terang kini sudah menggelap. Bersamaan dengan Aelin yang merasa lelah karna rutinitas sekolah nya.
Ia segera menghempas kan tubuh nya ke atas kasur yang empuk.
Memejam kan mata nya yang sudah terasa lengket karna kantuk.
Tak butuh waktu lama diri nya terlelap dengan damai nya.
Klek..
Suara pintu kamar Aelin yang tidak terkunci, kini sudah terbuka lebar.
Sepasang sepatu mewah terus melangkah mendekati tubuh Aelin yang tengah tertidur dengan lelap nya. Tanpa menyadari jika kini seseorang telah masuk ke dalam kamar nya.
"Masa bahagia mu telah habis... Kini hanya ada tangis dan lolongan penderitaan yang akan terus keluar dari bibir mu Aelin. Masa depan yang kamu impikan dengan sangat indah.. Kini akan ku renggut paksa... Jangan salah kan siapa pun karna ini adalah kesalahan mu..."
...----------------...
...****************...
Hehe... Welcome back di karya yang ke tiga...
Jangan Lupa like.
Koment
Vote
Gift.
Rak Favorit
Budayakan beberapa hal yang di atas.
Supaya othor makin semangat😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Lisa Icha
Aku mampir thor seperti nya seru deh
2023-10-07
1
El_Tien
sampai sini aku baca, kamu suka paragraf pendek pendek ya, padahal masih bisa di sambung tuh 🥰😊
2023-02-13
1
Badriah Zen
sambil nunggu s rae
mo intip dulu aah
2022-08-28
2