...6...
Ruang tamu yang kemarin menjadi tempat bercengkrama anatara Mr. Arkelin dan Davin kini begitu mencekam.
Suasana begitu hening dengan tekanan aura tidak enak yaang menguar dari tubuh sang tuan rumah.
Yah, semua orang telah berkumpul di ruang tamu untuk membicarakan semua hal yang terjadi sekarang antara Davin dan putri kesayangan nya Aelin.
Di sisi utara ada Davin yang sudah menggunakan baju nya dengan rapi. Sembari memangku dagu nya memasang ekpresi bersalah namun sesekali tersenyum tipis.
Di sisi Davin berdiri dengan sigap Darren , sang tangan kanan Davin yang selalu akan menjadi bawahan menaati setiap perintah nya.
Darren hanya menatap ke depan dengan wajah datar, seolah ini bukan lah hal besar atau penting.
Di sisi lain tengah duduk dengan menunduk dalam, gadis berumur 18 tahun yang terus terisak menangis sembari *******- ***** tangan nya.
Ia begitu takut, diri nya begitu hancur dengan semua yang terjadi.
Baru kemarin dia berlari dengan ceria melangkah kan kaki nya tanpa beban seperti biasa masuk ke dalam rumah.
Tapi ia tidak pernah menyangka jika bertemu dengan pria brengsek itu adalah sebuah kehancuran dalam hidup nya.
Diri nya bukanlah seorang gadis lagi, tapi kini sudah menjadi seorang wanita. Melainkan wanita kotor yang di perkosa dengan paksa.
Belum lagi rasa takut yang begitu besar , saat ia melihat ayah nya begitu kecewa dan marah. Bahkan diri nya hampir membuat sang ayah terkena serangan jantung.
Tapi sungguh ini bukan salah nya, ia di perkosa oleh laki- laki brengsek itu. Dan ia yakin ayah nya akan mendukung diri nya.
Karna di dunia ini hanya Mr. Arkelin yang Aelin punya. Tidak ada keluarga lain nya.
"Katakan apa yang sebenar nya terjadi pada ku...??" Tanya dingin Mr. Arkelin memecah suasana hening di antara mereka.
Lamunan Aelin langsung buyar, ketika mendengar suara ayah nya.
Ini lah yang ia tunggu- tunggu. Ia akan memberi tahu semua nya pada ayah nya. Jika bos nya itu sudah memperkosa diri nya.
Dan Aelin yakin ayah nya akan percaya dan menjebloskan pria brengsek itu ke dalam percaya.
Dengan cepat Aelin langsung menghambur berlutut di hadapan sang ayah.
Tubuh nya bergetar dengan hebat, di iringi dengan isakan tangis yang memilu kan.
Aelin menumpuk tangan nya di lutut Mr. Arkelin sebelum bibir nya terbuka mengatakan apa yang ingin diri nya sampai kan.
"Papi... Hiksss... Hikssss... Maaf kan Aelin .... Hiks... Hiks..." Suara Aelin benar- benar tercekat, sementara tangis nya semakin menderu di dalam ruangan.
Diri nya pikir mengatakan semua nya akan begitu mudah, tapi hal itu tak sesuai dengan apa yang ia bayang kan.
Kenyataan ini begitu pahit, bahkan ia merasa jijik untuk mengatakan hal itu.
Kerongkongan nya benar- benar di sumbat dengan sesuatu yang besar hingga yang terdengar hanya isak tangis yang semakin pecah.
"Ceritakan semua nya Aelin..." Gertak Mr. Arkelin berusaha menahan emosi nya. Dengan tangan mengepal erat.
Ia begitu kecewa dengan putri nya, tapi ia tidak bisa lepas kendali di depan putri nya.
Bagaimana pun besar api kemarahan yang ada di dalam diri nya. Tetap saja melihat gadis di depan nya menangis dengan putus asa membuat hati nya juga tersayat.
"Pa.. Pi ini tidak seperti yang pa.. pi duga.. Hiks... Hiks..." Ujar Aelin terbata- bata. Berusaha mengeluar kan suara untuk mengatakan hal yang sebenar nya.
Namun tiba- tiba tubuh nya tersentak kaget, saat sebuah tangan memegang bahu nya yang bergetar.
"Aelin jika kamu tidak bisa mengatakan hal itu pada papi mu biarkan aku yang mengatakan nya.." Ujar Davin dengan memasang wajah tenang.
Davin menatap Mr. Arkelin yang menatap nya dengan penasaran tapi juga mengandung amarah yang besar.
Ini lah yang ia ingin kan. Dan semua nya berjalan sesuai dengan keinginan nya.
Davin menghela nafas panjang, seolah- olah ini adalah hal paling berat yang akan ia ungkap kan.
"Aku tidak ingin kau menyalahkan siapa pun Mr. Arkelin.. Aku juga tidak ingin hubungan putri dan ayah menjadi hancur karna masalah ini. Apa pun yang terjadi Aelin tetap menjadi putri mu... Tapi semua ini harus di selesai kan dan aku akan menceritakan apa yang terjadi pada mu..." Davin kembali terdiam sejenak, lalu menatap Aelin yang menatap nya dengan bingung.
"Pria brengsek ini, apa yang ingin dia katakan?.. Ternyata kamu masih memiliki hati untuk mengakui semua perbuatan kotor mu itu.." Batin Aelin meski di lubuk hati nya entah mengapa ia merasa akan ada sesuatu hal yang buruk akan terjadi setelah pria brengsek itu berbicara.
Tapi, ia juga tidak memungkiri ia juga penasaran dengan apa yang akan di katakan Davin.
"Saat kita sedang asik mengobrol dan minum, aku tidak sengaja masuk ke dalam kamar Aelin.."
Mata Mr. Arkelin melotot sempurna dengan urat- urat kemarahan yang semakin terlihat.
"Katakan... Kejahatan yang kamu lakukan pada ku pria bejat.. Katakan jika kau memperkosa ku..." Batin Aelin dengan tangis yang semakin pecah.
"Jangan salah paham Mr. Arkelin. Aku tidak sengaja masuk ke dalam kamar putri mu hanya untuk pergi ke toilet. Tapi, saat aku mengatakan tujuan awal ku masuk pada Aelin dia malah menawar kan minuman... Dia bilang dia akan membiar kan ku memakai kamar mandi nya asal aku meminum minuman itu..
Karna tidak ingin membuat putri kecil mu sedih, aku menyetujui hal itu.. Tapi aku tidak menyangka di dalam minuman itu ada obat perangsang dengan dosis tinggi.
Kau tahu pasti, apa yang terjadi jika tubuh meminum obat seperti itu..." Davin berdecih jijik sebelum melanjut kan ucapan nya.
"Maaf kan aku Aelin aku tidak bisa menyembunyikan hal ini..." Ujar Davin sambil mengelus puncak kepala Aelin lembut.
Aelin melotot dengan lebar, ia tidak percaya dengan apa yang di ucap kan Davin.
Kejadian nya tidak seperti itu, membuat Aelin menggeleng kan kepala dengan cepat.
"Pria ini ,,,apa yang dia katakan...?" Umpat Aelin marah.
Ia ingin menyangkal semua nya tapi bibir nya dan suara nya benar- benar tidak bisa keluar. Hanya ada tangis dan gelengan kepala untuk menyangkal semua itu.
Ia ingin berteriak semua nya tidak benar. Tapi kenapa bibir nya begitu berat.
"Saat aku terpengaruh karna obat perangsang itu.. Aelin menggoda ku.. Meski aku sudah menolak nya dan berusaha menahan diri. Tapi dia terus memaksa untuk melakukan hal itu. dan terus menggoda ku dengan sentuhan nya... Aku tidak berdaya dan aku butuh tempat pelampiasan Mr. Arkelin.. Aku tidak bisa menahan diri dan kami melakukan hal itu bersama..." Davin menundukkan kepala nya dalam.
"Jangan percaya apa yang ia ucap kan... Dasar tukang Fitnah...!!" Pekik Aelin dalam hati sembari menggeleng kan kepala nya lebih keras.
...----------------...
...****************...
Hehe... Welcome back di karya yang ke tiga...
Jangan Lupa like.
Koment
Vote
Gift.
Rak Favorit
Budayakan beberapa hal yang di atas.
Supaya othor makin semangat😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
🌼stfaiza
bagus banget,tidak bertele2 jadi nyaman bacanya😘
2022-11-02
1