...4...
Sang surya kembali naik ke tahta nya. Tahta agung di mana sang surya bisa dengan leluasa menyebarkan sinar kemilau nya.
Menyeruak ke setiap celah, menelisik para penghuni yang masih tertidur pulas.
Tampak di rumah Diwantar, tepat nya di ruang tamu.
Terlihat tergeletak begitu saja tubuh Mr. Arkelin di atas sofa.
Sementara di sekitar nya, berjejer beberapa botol minuman wiski dengan harga selangit.
"Aaahhhhmmmmm...." Lengkuh Mr. Arkelin saat merasakan cahaya mulai menelisik indra penglihatan nya.
Mr. Arkelin terduduk dengan memegangi kepala nya yang terasa berputar dan penuh.
Ia mengerjap kan ke dua mata nya. Sebelum mengedarkan pandangan nya.
"Di mana Mr. Davin ?" Gumam nya , sembari mengingat - ingat kejadian kemarin malam.
Saat diri nya dan Mr. Davin sedang mengobrol ria sembari minum, sampai ia tidak sadar jika diri nya mabuk dan tertidur begitu saja.
Tapi, dimana bos nya itu sekarang?
Apa dia sudah pulang?
Pikir Mr. Arkelin.
"Selamat pagi Mr. Arkelin..." Suara bariton dengan penuh hormat menyapa gendang telinga Mr. Arkelin.
Mr. Arkelin semakin mengerut kan dahi nya bingung, ketika melihat Darren sang asisten majikan nya masih di rumah nya.
Darren membungkuk hormat, saat Mr. Arkelin melihat nya.
"Apa Tuan tahu di mana Mr. Davin?" Tanya Darren yang langsung membuat Mr. Arkelin kini bingung serta bertanya- tanya.
Sebenar nya di mana bos nya itu. sampai asisten nya mencari nya.
Dia tidak ada di rumah nya, bukan nya seperti nya Mr. Davin sudah pergi dari sini.?
Batin Mr. Arkelin yang masih merasakan pusing karna minum tadi malam.
"Maaf Darren , tapi seperti nya Mr. Davin sudah pergi dari rumah ku... Saat aku bangun dia sudah tidak ada..." Jawab Mr. Arkelin sembari menunjuk sofa di depan nya dengan lirikan mata nya.
"Tapi Tuan besar tidak pernah meninggal kan rumah Tuan sejak kemarin... Tuan tidak mungkin hilang di rumah kecil seperti ini..." Sanggah Darren.
Ucapan Darren semakin membuat Mr. Arkelin bingung serta takut.
Jika Mr. Davin tidak pergi lalu di mana pria kaya itu?
Darren segera memberi intruksi kepada beberapa pengawal dengan tubuh kekar dan gagah untuk mencari Davin di setiap sudut rumah Mr. Arkelin.
Mr. Arkelin membiar kan hal itu, membiar kan seluruh anak buah Davin menjelajahi setiap jengkal rumah nya.
Meski dalam hati, ia tidak terima dengan perlakuan anak buah majikan nya itu.
Tapi apa lah daya, hidup nya bergantung pada Davin sang presdir Nt Bruce.
Seorang anak buah Darren hendak membuka pintu kamar Aelin, yang langsung mendapat penolakan dari Mr. Arkelin.
"Hentikan..!! Jangan geledah kamar putri ku... Mr. Davin tidak mungkin ada di sana, seorang pria tidak pantas memasuki kamar putri Diwantar..." Pekik Mr. Arkelin yang langsung bergegas mendekat, menghalangi anak buah Darren masuk ke dalam kamar Aelin.
Bagi keluarga Diwantar, putri adalah simbol kebanggaan keluarga.
Putri adalah martabat dan harga diri keluarga Diwantar, yang harus selalu di lindungi kehormatan nya.
"Mr. Arkelin, apa kamu menyembunyikan Tuan Besar di dalam?" Selidik Darren dengan mata memicing.
"Kalian sedang berada di rumah ku, jadi jangan melewati aturan di sini... Untuk apa Mr. Davin masuk ke dalam kamar putri ku.. Itu adalah sebuah tuduhan kejam Darren. " Emosi Mr. Arkelin kini sedikit tersulut.
Bagaimana pun, ia tidak akan membiar kan kamar putri nya di geledah.
Harga diri Aelin jauh lebih penting dari nyawa nya.
Ia tidak ingin pria asing melihat barang- barang pribadi putri kesayangan nya, bagaimana? jika saat ini putri nya tengah berganti pakaian.
"Mr. Arkelin aku mengerti akan kekhawatiran mu.. Baiklah.. Kami tidak akan masuk, tapi bukalah pintu itu.. Kami hanya ingin memasti kan jika tuan besar tidak ada di dalam..."
"Baik lah, kalian jangan berani ada yang melangkah ke kamar putri ku.. Meski itu hanya sejengkal..." Ancam Mr. Arkelin yang langsung mendapat anggukan setuju.
Mr. Arkelin menghembuskan nafas panjang, lalu meraih gagang pintu dan memutar nya perlahan.
Perlahan tapi pasti, daun pintu kamar Aelin terbuka menampak kan kamar dengan nuansa silver.
Degg...
Jantung Mr. Arkelin terasa meluncur bebas, saat ke dua netra nya menatap ranjang tidur sang putri.
...----------------...
...****************...
Hehe... Welcome back di karya yang ke tiga...
Jangan Lupa like.
Koment
Vote
Gift.
Rak Favorit
Budayakan beberapa hal yang di atas.
Supaya othor makin semangat😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments