...11😇...
Prosesi penikahan ala kadar nya yang terbilang begitu sederhana akhir nya usai.
Prosesi yang bahkan rasa sakral maupun khidmat tidak terasa.
Prosesi yang hanya meninggal kan luka dan menjadi gerbang derita oleh sang gadis mungil Aelin.
Ruang tamu yang sempat menjadi saksi keakraban Mr. Arkelin dan Davin telah di sulap menjadi tempat ijab qobul sang putri rumah.
Lalu kini di sulap kembali seperti sedia kala.
Tampak duduk di sofa Mr. Arkelin dengan perasaan yang bergemuruh, bercampur aduk bahkan diri nya pun tak bisa mengutarakan apa yang diri nya rasakan.
Putri satu- satu nya yang selalu berada di sisi nya. Kini harus pergi meninggal kan diri nya seorang diri.
Sedih.
Tentu ia sedih, karna diri nya akan berpisah dengan Aelin.
Gelisah.
Tentu, karna ia gelisah apa kah putri nya akan bahagia hidup bersama bos nya.
Sepi.
Tentu, diri nya akan merasa kan kesepian yang sangat, karna setelah ini ia akan hidup sendiri dalam rumah yang luas dan cukup besar ini.
Tapi semua nya telah terjadi. Bagaimana pun ia ingin menahan Aelin itu tak akan pernah bisa.
Karna sejati nya seorang kodrat seorang putri akan pergi ke rumah suami nya.
Entah itu sekarang atau pun nanti.
"Jangan khawatir Mr. Arkelin semua nya sudah selesai..." Ujar Davin dengan nada mendayu menenang kan.
Mr. Arkelin menatap lekat pria di hadapan nya, yang sedang duduk berlawanan dengan meja kaca sebagai sekat di antara mereka.
Mr. Arkelin mencoba mencari kebohongan di mata bos nya yang kini juga sudah menjadi menantu nya. Namun lagi- lagi Davin berakting dengan begitu lihai. Hingga mata tajam Mr. Arkelin tak menyadari akan hal itu sedikit pun.
"Mr. Bisa mengunjungi Aelin kapan pun Mr. Mau.. Aku membebas kan Aelin untuk hal itu... Lagi pula kami menikah karna kecelakaan malam itu.." Tambah Davin memasang raut menyesal dan bersalah.
"Tuan Davin , jika bisa kau boleh memanggil ku papy sama seperti Aelin.. Karna sekarang bukan hanya antara bos dan bawahan nya. Tapi juga karna kita sudah menjalin hubungan dengan perantara Aelin.. Maaf kan kelancangan ku Tuan..."
"Tentu saja aku sangat bahagia bisa memanggil mu Papy... Tapi aku juga menuntut papy untuk tidak memanggil ku dengan sebutan Tuan.. Atau orang akan menganggap aku lebih tua dari papy mertua..."
Mr. Arkelin terkekeh mendengar penuturan umum sang menantu.
Mendengar hal tersebut, entah mengapa hati nya sedikit lega.
Penilaian diri nya pada Davin semakin meningkat, dan di mata Mr. Arkelin Davin pasti akan menjadi sosok suami sempurna untuk putri kecil nya.
Namun, ada satu yang kini sedang mengusik ketenangan hati nya.
Saat usai ijab qobul, putri nya tidak mendapat buku nikah, atau menandatangi surat- surat pernikahan lain nya.
Usai saksi mengucap kan sah, semua nya berakhir begitu saja.
Hal itu tidak seperti pernikahan biasa pada umum nya. Dan hal itu pula membuat hati nya curiga.
Sebenar nya ia ingin menanyakan hal itu langsung pada Davin, tapi saat itu bukan lah waktu yang tepat.
Meski pernikahan putri nya begitu sederhana, yang hanya di hadiri oleh kebanyakan anak buah Davin, namun ia juga harus menjunjung kehormatan sang menantu, yang bernotabene sebagai orang terkaya di Asia.
Namun kini hanya ada diri nya dan Davin, dan ini adalah kesempatan untuk menanyakan semua hal tersebut.
"Nak Davin...!"
"Iya Pi.."
"Boleh kah papy bertanya sesuatu pada mu...?"
"Tentu saja."
"Ini mungkin bersifat pribadi.. Tapi papy hanya ingin memastikan saja.. Di mana buku pernikahan mu dengan Aelin?. Bahkan Aelin atau pun diri mu tidak menandatangani surat- surat pernikahan negara lain nya...?"
Davin mengangkat satu alis nya, dengan ke dua tangan nya yang menyatu di atas dua lutut nya yang terbuka.
Hati nya saat ini ingin tertawa.
Ia tidak akan pernah membuat Aelin menjadi istri sah nya dan yang sebenar nya.
Tempat Aelin hanya menjadi bayangan yang tersembunyi alias Siri.
Davin mengulas senyum lembut nya, sebelum mengeluarkan suara nya yang pasti nya akan menyakinkan pria tua di hadapan nya.
"Pernikahan ini begitu mendadak, bahkan aku tidak sempat untuk meminta Darren menyiap kan hal itu. Papy pasti tahu jika membuat buku nikah sedikit membutuh kan waktu... Tapi papy jangan khawatir.. Aku akan segera mengurus semua nya..."
Mr. Arkelin mengangguk percaya. Bagaimana bisa diri nya tidak memikir kan hal itu, bahkan berani memberondong Davin dengan pertanyaan asal itu.
Pernikahan antara Davin dan Aelin begitu mendadak. Yang hanya di tentukan dan di sepakati dalam hitungan jam, bahkan diri nya tidak menduga jika pernikahan putri semata wayang nya akan seperti ini.
Tidak mewah, megah, bahkan berkesan.
Mr. Arkelin bangkit dari duduk nya, ia berjalan mendekat ke arah Davin lalu berlutut di hadapan sang menantu dengan berderai air mata.
"Nak Davin... Saya memohon dengan sangat sebagai seorang ayah yang begitu menyayangi putri nya.. Hiks.. Hiks... Tolong bahagia kan putri ku.. Dia satu- satu kerabat yang ku miliki di dunia ini..." Pinta Mr. Arkelin dengan nafas memburu serta tangis yang pecah bahkan Mr. Arkelin bicara sambil sesegukan karna menahan tangis.
Davin cukup terhenyak dengan apa yang di lakukan Mr. Arkelin dengan berlutut dengan tiba - tiba di kaki nya.
Memohon untuk membahagiakan putri nya, yang tak akan pernah mungkin untuk ia lakukan.
Ia memang sangat membenci dan mendendam pada Aelin namun tidak dengan seorang ayah yang rela berlutut meminta kebahagian untuk putri nya.
Apa yang harus ia jawab?.
Tidak mungkin diri nya menjawab iya dengan menyanggupi permintaan Mr. Arkelin, hal itu sama saja dengan memberi janji. Dan Davin bukan tipe orang yang bisa mengingkari janji nya, bahkan menjilat apa yang sudah ia katakan.
Apa yang harus ia katakan?
Otak nya tiba- tiba tumpul dalam adegan ini. Ucapan yang akan diri nya katakan seperti akan menjadi bumerang untuk diri nya.
Ia tidak ingin mengatakan apa pun yang tak bisa diri nya penuhi khusus nya pada putri pria yang sedang berlutut di hadapan nya.
Namun diri nya juga tidak bisa membiar kan Mr. Arkelin terus berlutut di kaki nya. Atau pria tua ini akan curiga dan menggagal kan rencana nya. Pikir Davin dengan memutar otak cerdas nya untuk menemukan jawaban yang tepat.
"Tuan... Nyonya Aelin sudah siap dan kini sudah berada dalam mobil..." Ujar Darren yang tiba -tiba masuk.
Davin segera memegang bahu Mr. Arkelin, menarik tubuh paruh baya itu untuk berdiri sejajar dengan diri nya.
"Papy jangan memohon seperti itu pada ku.. Percaya lah pada ku semua nya akan baik- baik saja.. Dan Aelin..."
Glek...
Davin menelan saliva nya paksa, saat lisan nya menyebut nama Aelin.
"Aelin akan aman bersama ku..." Lanjut nya dengan lemah, seperti tak ada kesungguhan dalam kalimat nya.
Namun hal itu kembali tidak di rasakan Mr. Arkelin yang langsung mengangguk lega, setelah mendengar jawaban Davin yang akan menjaga putri nya.
...----------------...
...****************...
Hayyyo... yang baca jangan lupa koment donk... Karya othor yang satu ini belum ada yang ngomenin😭 jadi sedih kan othor😭
yok jangan malas2 tangan nya buat beri komenan mendidik buat othor.. Biar rajin up untuk kalian semua😚
Hehe... Welcome back di karya yang ke tiga...
Jangan Lupa like.
Koment
Vote
Gift.
Rak Favorit
Budayakan beberapa hal yang di atas.
Supaya othor makin semangat😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Kholifah
dendam apaan ya,.. kok jd penasaran...
2023-06-12
0
Badriah Zen
dendam kesumat apaan sih
Ampe segitunya ..tega banget Ama anak gadis orang
2022-08-28
2