Dua mata tajam milik dua pria yang saling berhadapan itu saling beradu penuh permusuhan.Keduanya kini tengah berada di ruang tamu rumah Rubi,duduk di sofa single berhadap hadapan dengan hanya terpisah bangku rendah di antara mereka.Di sofa panjan di sisi sebelah bangku,Rubi duduk didampingi Bu Yanti.Wanita itu kini duduk dalam posisi menunduk di tengah tengah antara kedua pria yang memperebutkannya ini.
"Bi...." ucap Jordan menoleh ke arah wanita itu.
Rubi makin menunduk.
"ada mau kita tanyakan sama kamu..." ucap Jordan.
Bryan menatap tajam ke arah Jordan.Jordan menatap dalam ke arah wanita itu. Rubi menunduk,
"Bi....kamu udah tau kan...apa maksud ku selalu mengikuti kamu pergi belakang an ini?"
"semua aku lakukan karena aku ingin membuktikan kalau aku suka sama kamu...aku ingin menunjukkan kalau aku sayang sama kamu...aku ingin meyakinkan diri kamu kalau aku bisa menjadi pemimpin yang baik buat kamu..." ucap Jordan.
"dan hari ini....aku ada disini...bersama laki laki yang katanya calon suami kamu...aku ingin minta kejelasan dari kamu sekarang...jawab sejujur jujurnya....sesuai dengan hati nurani kamu dan tanpa paksaan............." ucap Jordan menggantung.
Bryan masih menatap tajam ke arah Jordan.Rubi makin menunduk dan kini meremas ujung hijabnya.
"Rubi....jawab.....siapa yang kamu pilih di antara aku....atau Bryan..." ucap Jordan
"aku sudah mencoba membuktikan pada kamu...aku sungguh sungguh...aku tau...aku memang hanya seorang laki laki pendosa yang jauh dari kata sempurna...tapi disini,di hadapan kamu...aku bersumpah...aku akan bersedia menjadi laki laki yang lebih baik...yang bisa menjadi pemimpin yang kamu bangga kan...aku akan meninggal kan duniaku yang gelap...aku akan berubah...aku akan akan imam kamu yang akan mencintai kamu sepenuh hati aku...bukan hanya setengahnya..." ucap Jordan seolah sedikit menyentil Bryan.
Bryan tak bergeming.Rubi membisu masih terus menunduk.Jordan seolah menunggu jawaban wanita itu.
"Bi....." ucap Bryan kini berbicara..
"mas tau....kamu kecewa sama mas karena kejadian kemarin..." ucap Bryan lagi membuat Jordan sedikit mengernyitkan dahinya.Kecewa?kejadian kemarin?memangnya ada kejadian apa?
"Rubi..mas minta maaf...tidak ada niatan dalam hati mas untuk mempermainkan perasaan kamu...tidak ada niatan dalam hati mas untuk menjadikan kamu sekedar pelarian seperti yang kamu ucapkan semalam"
"mas benar benar ingin menikah dengan kamu karena Allah...karena mas ingin menyempurnakan ibadah mas,membina hubungan yang lebih erat sebagai sepasang suami istri dengan wanita solehah seperti kamu Bi..." ucap Bryan begitu manis dan menyentuh membuat dada Jordan bergemuruh.
"mas tai mas salah...mas khilaf....sebagai manusia mas masih belum bisa mengontrol nafs* dan perasaan mas pada wanita yang bukan muhrim mas Bi....tapi tolong...beri mas kesempatan..mas ingin memperbaiki diri mas dengan kamu sebagai pedamping mas...mas sayang sama kamu Bi....mas mencintai kamu karena Allah.." ucap Bryan.
Rubi bergetar.Air matanya luruh.
Sebenarnya siapa yang wanita itu pilih?
Jika boleh jujur,Rubi lebih mencintai Bryan.Dia adalah sosok laki laki yang sesuai dengan kriteria calon imam yang wanita itu idam idamkan.Baik,berilmu agama cukup,di didik oleh keluarga yang jelas,dan dia juga seorang calon ustad muda yang memiliki pegangan aqeedah yang baik.
Namun......
Keberanian foto Nabila dalam dompet Bryan berhasil menggoyahkan perasaan Rubi....
Ia menjadi ragu,jika seorang laki laki berakhlak mulia yang tengah menjalani prosesi ta aruf, nyimpan gambar wanita lain yang bukan muhrimnya di dalam dompetnya.Apakah bisa hal demikian dikatakan baik??
Terlebih lagi foto itu adalah foto Nabila,wanita yang kini menjadi kakak ipar Bryan,istri dari Zev,kakak tirinya sendiri.Pantaskah??
Rubi ragu...bahkan sangat ragu....
apa yang harus ia lakukan....
apakah ia harus memilih Jordan..?
pria pendosa pengagumnya yang puluhan kali berjanji akan berubah menjadi sosok yang lebih baik demi dirinya?
Jika di tanya bagaimana perasaan Rubi pada Jordan,maka jawaban nya adalah....
biasa saja.....
Rubi tidak pernah memiliki perasaan khusus pada Jordan,meskipun laki laki itu selalu berusaha memberikan perhatian lebih padanya bahkan melebihi perhatian yang ia dapat kan dari Bryan.
Namun lagi lagi....
perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan.Segala bentuk perhatian yang Jordan berikan nyatanya belum bisa untuk menyentuh hati muslimah taat itu.Ia hanya melihat Jordan sebagai laki laki baik yang memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi dan sedikit nekat.
Rubi kembali meremas ujung hijabnya...
"gimana Bi?aku menunggu keputusan kamu..." ucap Jordan.
Rubi makin menunduk...
"mas Jordan..." ucap Rubi.
"terima kasih sebelumnya...atas semua yang sudah mas berikan ke saya...entah itu perhatian,pengertian,waktu dan semua hadiah hadiah kecil yang sudah mas berikan pada saya dan anak anak TPA.."
"Rubi minta maaf mas...Rubi belum bisa membalas semua kebaikan hati mas Jordan..." ucap gadis itu.
"mas...perasaan nggak bisa dipaksakan....Rubi mohon maaf....untuk saat ini....Rubi hanya menganggap mas Jordan tidak lebih dari seorang sahabat.Mas Jordan begitu baik pada Rubi,memberikan perhatian dan waktu mas Jordan yang begitu banyak hanya untuk Rubu dan untuk anak-anak.Rubi sekali lagi minta maaf....bukan maksud Rubi menyakiti mas Jordan,tapi sekali lagi...perasaan tidak bisa dipaksakan mas...."
"biarkan untuk saat ini kita cukup menjalin hubungan sebagai sepasang sahabat...mas Jordan orang baik...Rubi yakin mas akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Rubi...sekali lagi Rubi minta maaf mas..." ucap wanita itu.
Jordan terdiam,menunduk,perih,kecewa,patah hati.
Cintanya bertepuk sebelah tangan.Perjuangan nya sia sia.Wanita itu nyatanya tak sudi menerima tulusnya cinta yang Jordan tawarkan.
Laki laki itu menunduk.Bryan menatap sinis pada laki laki yang menjadi rivalnya itu.Sudah ia duga sebelumnya,Jordan tak akan bisa mengalahkan dirinya.
Bryan menatap lembut ke arah Rubi.
'Akulah pemenangnya.....!!' begitu pikir Bryan.
Namun....
"mas Bryan...." ucap Rubi.
Bryan tersenyum lembut...
"iya Bi..." ucap Rubi.
"maaf...karena sejak kemarin Rubi memilih untuk mengabaikan pesan dan panggilan dari mas Bryan.Rubi hanya ingin menenangkan diri mas..." ucap Rubi.
Bryam hanya mengangguk sambil tersenyum.
"mas...setelah Rubi pikir pikir...seperti yang sudah Rubi ucapkan semalam....mungkin ada baiknya...kita menunda rencana pernikahan kita mas..." ucap Rubi.
.
.
.
deggghhhh.....
Bryan terdiam.Jordan reflek mendongak.Menatap Rubi dan Bryan secara bergantian.Ada apa dengan mereka?pikir Jordan.
"Rubi...." ucap Bryan.
"mas....kita masih punya banyak waktu untuk bisa lebih jauh mengenal satu sama lain.." ucap Rubi begitu santun.
"Rubi nggak mau kita terburu buru melaksanakan pernikahan sedangkan hati mas Bryan belum sepenuhnya milik Rubi"
"pernikahan bukan main main mas...jika memang kita berjodoh...Allah pasti akan mendekat kan kita dengan cara Nya sendiri"
"sekali lagi saya mohon maaf...Mas Bryan..Mas Jordan...Rubi mohon maaf jika Rubi melukai hati kalian...Rubi sama sekali nggak bermaksud...Rubi hanya ingin mencari jalan tengah dari semua masalah ini...Rubi memutuskan...Rubi masih ingin sendiri...tolong....hargai keputusan Rubi...biarkan Rubi menenangkan pikiran Rubi...."
"Tapi Bi...tanggal pernikahan kita udah dekat....semua persiapan sudah matang...." ucap Bryan seolah masih belum bisa menerima.
"Maaf mas....maaf....sekali lagi maaf...." ucap Rubi dengan mata mulai mengembun.
Wanita itu merogoh saku gamisnya.Mengeluarkan sebuah gantungan kunci berbentuk kotak sejenis besi bermata biru di bagian atasnya dengan sebuah buku kecil di dalamnya.Itu Al Quran mini..!Benda yang pernah Jordan temukan terjatuh di cafe beberapa hari lalu.
Rubi meletakkan benda itu di atas meja dan menyodorkannya ke arah Bryan.
"maaf...mungkin saya belum bisa menggantikan posisi wanita yang kamu idam idamkan selama ini mas..." ucap Rubi dengan air mata yang mulai menetes membuat Bryan bergetar.
"biarkan Rubi memperbaiki diri Rubi dulu mas...mas Bryan juga bisa menata hati mas Bryan dulu..!kita sama sama belajar...agar kita benar benar siap jika suatu saat Allah kembali memberikan kita kesempatan untuk saling dekat satu sama lain...." ucap Rubi.
"Rubi mau ke kamar....sekali lagi Rubi minta maaf....permisi...." ucap wanita itu lalu berlari sambil menangis menuju kamarnya di ikuti oleh bu Yanti dibelakangnya.
Bryan dan Jordan mematung.Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
Tak ada yang menang...tak ada yang kalah..!
Wanita muslimah itu tak memilih satupun diantara keduanya.
Bryan kacau..!pernikahan mereka bahkan sudah dipersiapkan dengan matang.Tinggal menunggu hitungan hari ia akan resmi mempersunting wanita itu.Tapi kini....Rubi membatalkannya secara sepihak.
Bagaimana ini??apa yang harus ia lakukan??
...----------------...
***Selamat sore...
up 17:22
yuk kasih dukungan yang buuuaaanyaaakk😘🥰🥰😍😍***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Desyi Alawiyah
sabar yah Jordan dan Bryan 🤗😊
2022-08-08
3
Desyi Alawiyah
itu salahmu sendiri Bryan...😏😏😏
2022-08-08
1
Desyi Alawiyah
seri yah...🤭
2022-08-08
1