Malam makin larut,hujan pun perlahan mulai reda...
Kini kumandang adzan isya sudah selesai berkumandang.
Gadis manis yang masih sedikit pusing itu melepas mukenanya.Sambil menunggu Jordan selesai bersih bersih dan mengganti bajunya yang ia belikan di sebuah toko pakaian di sebelah masjid,wanita itu memilih menghabiskan waktu dengan menunaikan ibadah sholat maghrib dan isya.
Hanum keluar dari dalam masjid.Dilihatnya Jordan sudah kembali bersih dengan baju yang tadi ia belikan.Ya...sebagai permintaan maafnya,Hanum membelikan pakaian lengkap untuk pria itu lantaran baju dan celana Jordan memang kotor semua karena muntahan Hanum.
"eeeekkhhhmmm...." ucap Hanum berdehem yang berhasil membuat Jordan menoleh.
"udah selesai lo?" tanya Jordan.
Hanum hanya mengangguk.Jordan kembali mengarahkan pandangan nya ke arah jalan raya sambil menyesap rokoknya.
"maaf" ucap Hanum lirih.
Jordan kembali menoleh,melirik sekilas wajah gadis yang nampak menunduk itu.Ia tak peduli...!Jordan kembali mengarahkan pandangan nya ke arah jalan raya.Sebuah motor sport datang mendekati mereka.
"mas...." ucap seorang pria bertubuh gempal.Bejo.....orang kepercayaan Jordan yang bekerja di bengkel Zev.
"lo bawa mobilnya deh....bersihin dulu....terserah lo gimana caranya..." ucap Jordan sambil bangkit meraih kunci motor di tangan Bejo.
"iya mas.." jawab Bejo.
Jordan pun melangkah pergi menuju motor yang Bejo bawa.Hanum mengikuti nya dari belakang.Saat Jordan sudah berada di atas motor,Hanum pun berniat naik membonceng,namun...
"eeehh.....lu mau ngapain?" tanya Jordan melotot menatap gadis berhijab itu.
"naik.." ucap Hanum polos.
"ngapain?!"
"ya pulang lah..." ucap Hanum lagi.
"maksud lo setelah lo ngasih muntahan ke gue lo masih mau minta di anter pulang gitu?ogah....!!pulang sendiri...!!" ucap Jordan.
"kok gitu sih....trus aku harus pulang sama siapa?"
"ya mana gue tau...jalan kaki sono...!nyesel gue ngasih tumpangan bocah norak kek lo...naik mobil aja mabok lo...!" ucap Jordan kesal.
Hanum diam,matanya mulai mengembun,kalau Jordan tak mau mengantarkannya pulang,lantas ia harus pulang dengan siapa??
Hanum tak peduli.Ia tak mau di tinggal di sini senditi..!Gadis itupun ngeyel naik ke jog belakang motor sport tersebut.
"ehhh....malah naik lagi...turun...!!" ucap Jordan.
"nggak mau...!!"
"turun nggak lo...!kalo lo nggak turun gue lempar lo...!"
"anterin aku dulu..!"
"ogah..!gue mau pulang..!"
"anterin dulu..!"
"kagak...!"
"ya udah...kalau kamu nggak mau nganterin aku...kalau gitu copot baju sama celana kamu sekarang juga disini...!" ucap Hanum menantang.
"apa urusannya?"
"itu tadi kan aku yang beliin...!udah di beliin baju bukannya makasih...suruh nganterin aja nggak mau..!"
"buset...baju celana satu doang di ributin...!" ucap Jordan tak habis pikir.
"kamu juga...kena muntahan sekali aja diributin...!" sahut Hanum tak mau kalah.
"eh...muntahan lo itu bauk bego'..!"
"ehh...aku beliin baju kamu juga pakai duit..!kamu pikir gratis...!kamu pikir itu toko punya bapakmu bisa ambil seenaknya aja...!nggal bisa tau nggak...!aku harus ngeluarin duit buat beliin baju kamu...!aku harus rela ngurangin tabungan aku cuma buat beli baju buat kamu...!bukannya makasih...malah marah marah...!kalau bukan karena aku kamu nggak akan pakai baju barru sekarang...!nganterin bentar doang perhitungan banget...!anterin aku pulang sekarang...!!!" ucap Hanum nyerocos tanpa jeda dibarengi sebuah pukulan di punggung Jordan pada akhir kalimat nya.
Jordan mengernyit kan dahinya.Kenapa jadi galakan dia sih??
"malah bengong..!ayo jalan...!!" ucap Hanum lagi dengan mode galak sambil memukul punggung Jordan untuk yang kedua kali.
"iya..iya...!lu bocah makannya apa sih...cerewet banget lo..!ngomong kagak ada jedanya lagi...!" ucap Jordan kesal.
Laki laki itupun melajukan motornya.Mengantarkan adik tiri sahabatnya itu menuju kediaman gadis manis tersebut sambil tak henti mengomel di sepanjang perjalanan.
Sementara itu di kediaman Ustad Hanif....
Bryan sudah kembali ke rumahnya.
"gimana le?" tanya Umi Atikah yang sudah menunggu di teras.
"nggak ada umi..." ucap Bryan.
Umi Atikah lemas.Ini sudah malam,tapi Hanum belum pulang juga.Kemana perginya anak gadisnya itu...!tidak biasa biasanya ia pergi tanpa kabar.
Ustad Hanif membimbing istrinya duduk di sebuah kursi kayu di teras rumah tersebut.Wanita paruh baya itu nampak memijit pelipis nya,pusing rasanya.Ia takut terjadi apa apa dengan putri nya itu.
Sedangkan di depan pintu utama,Bryan nampak duduk berjongkok sambil memainkan ponselnya.Mencoba menghubungi dua nomor bergantian namun tak ada yang bisa dihubungi.
Dua nomor?
ya....dua nomor..!Nomor Hanum dan nomor Rubi.
Ia menghubungi nomor sang adik karena khawatir,kemana perginya gadis itu.Namun sedari tadi ponselnya tidak aktif.
Sedangkan ia juga mencoba menghubungi nomor sang calon istri,Rubi.Entah kenapa sejak siang wanita itu tak bisa dihubungi.Ponselnya aktif,tapi pesan whatsapp up dan telefon dari Bryan tak pernah di respon.Laki laki itu makin kalut mana kala ustad Hanif mengatakan bahwa tadi siang pak Rustam datang kerumahnya mengembalikan dompet milik Bryan yang terjatuh di depan toko.
Perasaan Bryan jadi tak karuan.Ia takut jika Pak Rustam membuka dompetnya dan melihat foto wanita yang bukan muhrimnya terpasang rapi di dompet Bryan.
Ketika ketiga manusia itu begitu kalut dengan pikiran mereka masing masing....
Sebuah motor sport nampak memasuki halaman rumah yang tak begitu luas itu.Tiga pasang mata itu langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah motor yang dikendarai seorang pria membonceng seorang gadis manis berseragam SMA...Hanum dan Jordan??
Bryan bangkit dari duduknya.Matanya menajam.Dadanya bergerak naik turun saat mendapati sang adik tengah bersama laki laki yang beberapa hari lalu terang terangan menyatakan ingin merebut calon istrinya.
"assalamu a..........."
seetttttt.....
buuuggghhhhh....
Belum selesai Hanum mengucap salam,Bryan sudah menarik tangan adik perempuan nya itu lalu dengan cepat melayang kan tinjuan ke pipi Jordan membuat laki laki itu tersungkur jatuh ke lantai.
"Bryan...!!"
"mas....!!!"
Umi Atikah,ustad Hanif dan Hanum memekik mendapati pergerakan Bryan yang tiba tiba.
"ngapain lo bawa adik gue?!lu apain dia sampai jam segini baru pulang??!!" ucap Bryan menggebu gebu.Sungguh...ia tak suka laki laki ini.Ia dan Zev sama saja...bre**sek...!!
"mas...." ucap Hanum dengan lengan yang masih di genggam erat oleh Bryan.
Umi Atikah mendekati Jordan.Mencoba membantu laki laki itu untuk bangkit,sedangkan Ustad Hanif mendekati sang putra mencoba menenangkan hati anak tirinya itu
"Bryan istighfar le..." ucap Ustad Hanif.
"dia bre**sek Bi...!dia sama kayak Zev...!!" ucap Bryan menggebu-gebu.
"Bryan cukup...!!jangan diterusin...!!" ucap umi Atikah.
"kenapa?umi selalu belain anak tiri umi itu...aku anak kandung umi...!!n" ucap Bryan makin emosi.
Sungguh...pikiran nya kalut sekarang.Keluarga Rubi menemukan dompetnya,Rubi tak bisa dihubungi,dan sekarang..adiknya pulang bersama laki laki be*at yang siap menjadi rivalnya dalam mendapatkan hati Rubi..!!
"mas...aku nggak ngapa ngapain....aku cu......"
"DIAAMM...!!!" ucap Bryan membentak tepat di wajah Hanum dengan raut wajah garang.Hanum tersentak,dalam hitungan detik airmata nya luruh.Hanum itu cengeng,ia tak bisa di bentak bentak begini,apalagi ini oleh kakaknya yang ia tau sangat menyayangi nya.
"Bryan cukup..!!kamu ini kenapa?!!kenapa jadi marah marah begini?!duduk dulu..tanya baik baik...jangan asal pukul dan marah marah begini..!istighfar nak..." ucap Ustad Hanif mencoba melerai kegaduhan.
"sudah...nak Jordan..kita masuk dulu..." ucap Ustad Hanif.
"nggak perlu...!!" ucap Bryan tegas.
"pergi lo dari sini...!jangan coba coba deketin adik gue lagi...!!" ucap Bryan dengan tatapan mata tajam ke arah Jordan
"Bryan,...!!" ucap Umi Atikah.Entahlah...kenapa anaknya ini benci sekali dengan Jordan dan Zev.
"nggak apa apa umi...biar saya pulang aja...niat saya kesini hanya mengantar putri umi,dia kejebak hujan dan nggak bisa pulang..." ucap Jordan.
"sekarang Hanum sudah kembali ke rumahnya,tugas saya sudah selesai...saya permisi...maaf sudah membuat keributan di rumah umi" ucap Jordan membuat umi Atikah dan ustadz Hanif jadi tak enak hati.
"Terima kasih nak Jordan...sudah mengantarkan putri kami..." ucap Ustad Hanif.
"sama sama pak ustad...saya permisi..assalamu'alaikum...."
"wa alaikum salam..."
Jordan pun kembali menuju motornya.Sekilas ia melirik ke arah gadis manis yang sempat menghadiahinya dengan muntahan hebat itu.Gadis itu terus menunduk.Bulir bulir air mata terlihat menetes jatuh ke lantai dari mata bulatnya.
Jordan menghela nafas panjang.Kasihan....batinnya.
Motor pun melaju pergi meninggalkan rumah itu.
Bryan menatap tajam ke arah Hanum yang masih sesenggukan.
"habis dari mana kamu sama dia?" tanya Bryan dingin seolah tak puas dengan penjelasan Jordan.
"aku kejebak hujan..." ucapnya sambil menangis.Sungguh...ia tak pernah melihat Bryan semurka ini sebelumnya.
"jangan bohong....!!!!" ucap Bryan membentak lagi membuat Hanum makin menangis.
"Bryan..!!cukup...!!kamu ini kenapa?!" ucap umi Atikah mendekati putra putrinya.
"lepasin tangan adik kamu.." ucap Umi Atikah sambil menyentuh telapak tangan Bryan yang mencengkeram erat lengan Hanum.
Bryan tak bergeming.Ia masih menatap tajam ke arah sang adik yang sudah banjir air mata.
"mau jadi apa kamu jam segini baru pulang sama laki laki bre**sek seperti dia...?ABIS NGAPAIN KALIAN...?!!!“
" CUKUP...!!!!"ucap ustad Hanif melepas paksa cengkeraman tangan Bryan.
Umi memeluk sang putri.Hanum menangis sesenggukan.
"jangan berlebihan le....!jangan pernah menganggap dirimu lebih mulia di banding manusia lain...!!beri kesempatan adikmu menjelaskan...!!jangan kedepankan emosimu seperti ini..!!apa yang kamu pikirkan belum tentu sesuai dengan apa yang terjadi..!!" ucap ustad Hanif.
Dada Bryan masih naik turun.Emosinya masih menggebu gebu.Laki laki itu kemudian pergi dengan kesalnya.Melangkah penuh emosi menuju kamarnya di lantai dua tanpa peduli dengan umi dan abinya yang terus memanggil namanya.
Umi Atikah mengelus dada mengucap istigfar.
Ya....murka Bryan mengingatkannya pada mendiang suamu pertama nya.Mau tak mau,suka tak suka,Bryan adalah darah daging James sang bandar narkoba.Darah James mengalir dalam diri Bryan,berdampingan dengan Atikah Nur Hamdani yang religius.
Suka atau tidak,Bryan juga mewarisi sebagian watak James.Meskipun laki laki itu masih beruntung karena ia besar dalam didikan umi Atikah dan Ustad Hanif yang taat agama.
Umi Atikah mengetatkan pelukannya pada sang putri yang masih sesenggukan.Mencoba menenangkan Hanum yang memang mudah sekali menangis dan tak bisa dikasari.
...----------------...
***SELAMAT SORE.....
YUK...BANYAKIN DUKUNGANNYA BIAR RAME...MASIH SEPI AJA NIH....🥺***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Desyi Alawiyah
tentunya ada darah Zev juga meskipun mereka bukan saudara kandung 😊🤗
2022-08-08
2
Desyi Alawiyah
pasti Bryan patah hati tuh,klo Rubi memutuskan hubungan mereka secara sepihak 😏
2022-08-08
1
Mr.VANO
yaaa bisa kebetulan gitu ya,jd emosi brian terlampiaskan
2022-06-10
1