Panggil yang bener

"Bu, Bu, aku dapat hadiah." Laila berteriak kegirangan saat pulang sekolah.

Bukan hanya Bu Rini, Hasna dan Kayla juga memburu kedatangan Laila. Saat membawa sebuah bungkusan, Hasna adalah orang yang tak kalah kerasnya berteriak.

"Hasna mau ini?" tanya Laila saat melihat Hasna memburunya.

Hasna mengangguk-angguk kegirangan. Bungkusan berisi beberapa makanan ringan itu segera diberikan pada Hasna. Laila juga meminta Kayla membawa bungkusan itu ke dalam agar Hasna bisa memakannya.

"Itu dari mana?" tanya Bu Rini.

"Aku dapat hadiah dari guru PKL, Bu. Tadi ada kuis di kelas. Aku bisa jawab banyak pertanyaan jadi hadiahnya juga banyak," jawab Laila senang.

"Bukan dari om-om kan?" celetuk Deri yang keluar dengan membawa helm.

Bu Rini memukul Deri yang segera pergi membawa motornya. Niatnya mau ngojek. Ya meskipun sudah terlalu siang, tapi Bu Rini cukup menghargai anak sulungnya itu dari pada harus tidur seharian.

"Sudah, biarkan saja." Bu Rini segera mengusap punggung Laila saat tahu anak bungsunya itu tengah marah.

Laila pun segera masuk meskipun dadanya terasa bergemuruh. Kesal rasanya dengan bahasa Deri yang selalu menganggapnya remeh. Namun lagi-lagi kedua keponakannya selalu berhasil mencairkan suasana hatinya yang sedang memanas.

"Maaaaa," teriak Hasna saat saat melihat Yanti pulang.

Sebuah kantong kresek hitam segera diburu oleh Hasna. Yanti memang selalu membawa oleh-oleh setiap pulang kerja. Meskipun hanya sekedar jajanan murah di warung yang ia lewati saat pulang.

"Anak Mama gak nakal kan hari ini?" tanya Yanti sambil menggendong Hasna.

"Hasna baik dong Maaa. Iya kan?" jawab Laila sambil mencubit gemas pipi Hasna.

Selalu ada kehangatan saat Yanti berada di rumah. Semenjak perdebatan Yanti dan Deri, Laila tidak mau jauh dari Yanti. Sebenarnya Laila ingin menanyakan tentang rencana Yanti untuk menjadi TKW, namun nyalinya ciut. Ia takut jika Yanti menganggapnya nguping.

"Kak, cape ya? Mau aku pijit?" ucap Laila.

Tanpa menjawab, Yanti hanya menatap Laila dengan dahi yang berkerut. Seolah ada pertanyaan yang sangat besar namun tak sanggup diucapkan.

"Kenapa?" tanya Laila sambil menggaruk tengkuknya.

Yanti mendekat dan menyentuh dahi Laila dengan punggung tangannya.

"Masih normal," ucap Yanti sambil tertawa.

"Ih, Kakak." Laila cemberut kesal.

"Ini tanggal tua. Tumben kamu mau mijitin Kakak. Gak ada upahnya kalau tanggal tua begini. Bekal Kakak udah pas-pasan," ucap Yanti sambil mengusap kepala Laila.

Laila berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya. Mengingat semua kebaikan dan ketulusan Yanti, Laila merasa tidak sanggup kehilangan Yanti.

"Kak, maaf ya!" ucap Laila sambil memeluk Yanti.

"Eh kenapa?" tanya Yanti saat bahunya terasa basah.

Yanti segera menurunkan Hasna dan meminta Kayla untuk membawanya ke kamar. Setelah itu, ia segera pergi ke kamar Laila. Menenangkan adik iparnya dan berusaha menyembunyikan tangisan Laila dari Bu Rini.

"La, kamu kenapa?" tanya Yanti sambil merapikan rambut Laila yang berantakan.

"Aku malu sama Kakak," jawab Laila ditengah isak tangisnya.

"Hah? Malu kenapa?" tanya Yanti bingung.

Dugaannya atas tangisan Laila ternyata meleset. Awalnya Yanti berpikir jika Laila menangis karena sedang bertengkar dengan pacarnya atau temannya. Namun ternyata semua berhubungan dengan dirinya. Ada apa?

"La, apa kita ada masalah?" tanya Yanti.

Laila menggelengkan kepalanya lalu memeluk Yanti kembali. Yanti menghentikan pertanyaannya. Ia hanya mengusap punggung Laila dan membiarkannya menangis. Menunggunya sampai kembali tenang.

"Kak, jangan pernah ninggalin aku sama ibu ya!" ucap Laila saat tangisnya sudah mereda.

"Maksudnya?" tanya Yanti bingung.

Laila tidak berani mengatakan ketakutan yang sebenarnya. Ia hanya menjelaskan bahwa ia mendapat sosok yang sangat luar biasa pada diri Yanti. Tiba-tiba Yanti ingat perdebatannya dengan Deri malam tadi. Yanti pun menduga jika hal itu yang membuat Laila bersikap seperti ini.

"La, apapun yang terjadi nanti kamu harus percaya kalau kakak sayang sama kamu. Jangan pernah berpikir buruk tentang kita ya!" ucap Yanti.

"Aku gak mau kehilangan Kakak. Kalau kakak mau pergi, bawa aku. Jangan tinggalin aku sendiri," ucap Laila.

"Hey, kamu gak sendiri. Kita semua ada buat kamu," ucap Yanti meyakinkan.

"Ngapain sih berduaan di kamar?" Bentak Deri yang datang tiba-tiba.

Laila segera mengusap air matanya. Ia berusaha menyembunyikan semuanya. Percuma Deri tahu, itu tidak akan membuatnya paham.

"Kenapa? Mewek Le?" tanya Deri saat melihat mata Laila sembab.

"Bang, namanya Laila. Panggil yang bener," ucap Yanti.

"Ya elah, semua orang juga tahunya dia itu si Lele dumbo." Deri mendengus dan segera pergi meninggalkan Yanti dan Laila.

"Maafin abangmu ya! Dia sebenarnya baik kok," ucap Yanti.

"Seharusnya aku yang minta maaf Kak. Abang bukan suami yang baik buat Kakak. Aku malu sama Kakak ya karena ini. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari keluargaku," ucap Laila.

"Loh, kok kamu ngomongnya gitu sih?" ucap Yanti.

Yanti yang sudah tahu kekurangan suaminya sama sekali tidak berpikir sejauh yang Laila pikirkan. Ia hanya kecewa dengan sikap suaminya yang malas bekerja. Tapi sedikitpun ia tidak merasa Laila dan ibu mertuanya itu menjadi beban. Baginya, diterima keluarga Laila sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.

Ya, Yanti memang melakukan kesalahan fatal dalam hidupnya. Ia hamil sebelum menikah dengan Deri. Setelah berusaha memberi tahu kehamilannya dan berharap bisa dinikahkan, ternyata Yanti justru diusir. Sejak itu, Yanti sama sekali tidak dicari dan ia pun tidak berniat mencari keberadaan keluarganya.

Yanti menganggap Laila dan Bu Rini lah keluarganya. Walaupun semua keluarganya sudah membuangnya karena disebut mencoreng nama baik keluarga, namun Bu Rini tetap menerima kehadirannya. Bahkan cacian dan hinaan dari keluarganya untuk Bu Rini sama sekali tidak membuat dirinya dikucilkan di keluarga barunya itu.

Yantu berjanji akan membalas semua kebaikan Bu Rini dan Laila dengan kesabaran yang tak berujung. Apapun tidak akan membuatnya menjauh apalagi membenci.

"Iya, sebentar sayang." Yanti pamit pada Laila untuk menenangkan Hasna yang sedang menangis.

Tangisan Hasna menyudahi kesedihan dan ketakutan Laila saat itu. Walaupun begitu, masih ada rasa takut yang menyelinap di hati Laila. Namun ia berusaha bersikap tenang. Apalagi di depan ibunya. Laila tidak mau jika Bu Rini ikut memikirkan ketakutannya.

"Makan," ucap Deri pada Laila saat Laila keluar dari kamarnya.

"Udah kenyang," jawab Laila sambil pergi ke luar.

"Bocah putus cinta kali ya Bu? Sensitif banget," ucap Deri.

"Makan ya makan aja. Gak usah ngeledekin adekmu Der," ucap Bu Rini.

"Kalau aja gak ada dia, mungkin hidup kita gak susah begini ya Bu." Deri terlihat santai dengan ucapannya.

"Husssst, Deri. Jangan sampai ibu mendengar ucapanmu yang seperti itu lagi. Apalagi di depan Laila," ucap Bu Rini tegas.

"Bela terus Bu, bela. Dia kan anak kesayangannya ibu," ucap Deri kesal.

"Deri, cukup! Ibu gak mau ada kekacauan apapun di rumah ini," ucap Bu Rini.

Tidak ingin bahasan tentang Laila semakin melebar, Bu Rini segera pergi meninggalkan Deri yang masih menikmati makanannya. Dada Bu Rini berdebar. Tiba-tiba ia merasa cemas dengan sikap Deri yang semakin tidak terkontrol.

Semoga semuanya baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Ya pasti ketika kita sudah memiliki orang yang mampu membahagiakan kita, rasa takut akan kehilangan turut hadir saat kenyamanan itu enggan untuk kita rasakan kedepannya.

2022-08-12

0

Your name

Your name

Deri omongan langsung keluar aja ya, nggak di saring dulu. Bikin sakit hati tahu, kasian Laila.

Di gempur setiap hari dengan omongannya

2022-06-01

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

aku nyicil kak ya🤗🤗

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Lele Dumbo
2 Panggil yang bener
3 Takuuuut
4 Ra-ha-si-a
5 Ingin mundur
6 Ikut ke toko
7 Ini apa ya?
8 Dunia terbalik
9 Tunggakan
10 Obat Warung
11 Puskesmas-Rumah Sakit
12 Gantian
13 Berasa disindir
14 Patah Hati
15 Yanto dan Yanti
16 Pesangon
17 Naik ojek?
18 Dapur Laila
19 Bocah gundul
20 Pulsa
21 Mang Bro
22 Ari Wibowo
23 Sesuai UMR
24 Bedak Cussons
25 List tugas
26 DP umroh
27 Pesangon?
28 Bapakku, bukan bapakmu
29 Pembawa sial
30 Back to school
31 Pulang kampung
32 Takut stres
33 Menggugat cerai
34 Curhat
35 Alamat palsu
36 Balado terong
37 Pindah sekolah
38 Patah hati
39 Deal
40 OSIS dan Pramuka
41 Berubah drastis
42 Kejutan?
43 Kutukan Deri
44 Dia datang lagi
45 Toko kue
46 Diundur
47 Jangan ikut campur!
48 Cari kosan
49 Juara kelas
50 Warteg Bu Dedeh
51 Tak sepi lagi
52 Astaga
53 Zara
54 Dahlia Bakery
55 Kecelakaan
56 Aku bukan janda
57 Bu Sukma
58 Seragam baru
59 Asisten chef
60 Duda?
61 Duda lagi?
62 Salah paham
63 Piktor
64 Tukang masak
65 Hilang kendali
66 Adu harga
67 Papa?
68 Sogokan
69 Cemburu?
70 Aturan?
71 Kamu sakit?
72 Turun tangan
73 Youtube
74 Dilamar
75 Hilang kontak
76 Selfie
77 Paket
78 Pecel lele
79 SAH
80 Gatot
81 Nasi kuning
82 Nyicil
83 Masih newbie
84 Aku bukan janda
85 Krim malam
86 Minuman basi
87 Penghancur Mood
88 Gagal
89 Ancaman
90 Obat tidur
91 Video
92 Alarm
93 Beat
94 Satpam
95 Jurus
96 Bakso, batagor dan es jeruk
97 Ide Bagus
98 Acting
99 Pak kumis
100 Basuki
101 Pawang
102 Jakarta lagi
103 Dikira Janda
104 Jam sembilan
105 Mimpi
106 Empat orang
107 Martabak
108 Harus naik gaji
109 Batik Tulis
110 Dilema
111 Misterius
112 Berkah
113 Jakarta
114 Pelakor
115 Makan malam
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Lele Dumbo
2
Panggil yang bener
3
Takuuuut
4
Ra-ha-si-a
5
Ingin mundur
6
Ikut ke toko
7
Ini apa ya?
8
Dunia terbalik
9
Tunggakan
10
Obat Warung
11
Puskesmas-Rumah Sakit
12
Gantian
13
Berasa disindir
14
Patah Hati
15
Yanto dan Yanti
16
Pesangon
17
Naik ojek?
18
Dapur Laila
19
Bocah gundul
20
Pulsa
21
Mang Bro
22
Ari Wibowo
23
Sesuai UMR
24
Bedak Cussons
25
List tugas
26
DP umroh
27
Pesangon?
28
Bapakku, bukan bapakmu
29
Pembawa sial
30
Back to school
31
Pulang kampung
32
Takut stres
33
Menggugat cerai
34
Curhat
35
Alamat palsu
36
Balado terong
37
Pindah sekolah
38
Patah hati
39
Deal
40
OSIS dan Pramuka
41
Berubah drastis
42
Kejutan?
43
Kutukan Deri
44
Dia datang lagi
45
Toko kue
46
Diundur
47
Jangan ikut campur!
48
Cari kosan
49
Juara kelas
50
Warteg Bu Dedeh
51
Tak sepi lagi
52
Astaga
53
Zara
54
Dahlia Bakery
55
Kecelakaan
56
Aku bukan janda
57
Bu Sukma
58
Seragam baru
59
Asisten chef
60
Duda?
61
Duda lagi?
62
Salah paham
63
Piktor
64
Tukang masak
65
Hilang kendali
66
Adu harga
67
Papa?
68
Sogokan
69
Cemburu?
70
Aturan?
71
Kamu sakit?
72
Turun tangan
73
Youtube
74
Dilamar
75
Hilang kontak
76
Selfie
77
Paket
78
Pecel lele
79
SAH
80
Gatot
81
Nasi kuning
82
Nyicil
83
Masih newbie
84
Aku bukan janda
85
Krim malam
86
Minuman basi
87
Penghancur Mood
88
Gagal
89
Ancaman
90
Obat tidur
91
Video
92
Alarm
93
Beat
94
Satpam
95
Jurus
96
Bakso, batagor dan es jeruk
97
Ide Bagus
98
Acting
99
Pak kumis
100
Basuki
101
Pawang
102
Jakarta lagi
103
Dikira Janda
104
Jam sembilan
105
Mimpi
106
Empat orang
107
Martabak
108
Harus naik gaji
109
Batik Tulis
110
Dilema
111
Misterius
112
Berkah
113
Jakarta
114
Pelakor
115
Makan malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!