Part 17 Dapat kekasih baru

Mutia gadis yang sangat cantik, tubuhnya tinggi semampai dan rambutnya Panjang terurai, membuat kaum adam yang memandangnya jadi terpikat.

Sebenarnya Mutia seorang gadis pendiam, tak banyak bicara dan jarang tersenyum, dia seorang putri pejabat, walau terbilang kaya, namun Mutia tidak sombong, dia tak suka membanggakan diri, apa lagi membanggakan kekayaan orang tuanya.

Pergaulannya sehari-hari, terbilang biasa-biasa saja bahkan Mutia suka berbagi dengan teman yang selalu kekurangan dan tak mampu. Itulah sebabnya Mutia disenangi banyak orang.

Sebenarnya, pagi itu adalah awal dari pertemuan mereka yang sesungguhnya, karena pagi itu, seluruh siswa kelas 1a sedang mengikuti latihan, dalam permainan basket, Mutia salah satunya yang ikut andil dalam permainan itu.

Pada awal permainan semuanya berjalan sukses dan lancar, tapi dimenit-menit akhir suasana tampak mulai memanas dan akhirnya terjadi kecelakaan kecil, karena saat itu Bayu didorong oleh Rio.

Yoga langsung meniup pluit dan menghentikan permainan untuk sementara. Lalu Mutia langsung saja datang mengulurkan bantuan padanya. Yoga yang menyaksikan kejadian itu perasaannya berubah, antara kesal dan cemburu bercampur jadi satu.

Yoga merasa selama hidupnya, baru itu yang pertama sekali dia rasakan, dia benar-benar cemburu dan hatinya terasa begitu sakit sekali. Tapi sebagai seorang guru, dia harus bisa menahan gejolak itu. Agar semua muridnya tak ada yang merasa tersakiti. Hingga waktu pelajarannya usai.

Saat jam istirahat, Yoga berpesan pada seorang siswi, untuk menyuruh Mutia datang kerumah dinasnya, mendengar perintah dari gurunya, Mutia langsung datang menemui Yoga dirumahnya.

“Assalamu'alaikum, Pak!”kata Mutia dari depan rumah Yoga.

“Wa’alaikum salam! Masuklah Mutia, pintunya nggak Bapak kunci,” jawab Yoga dari dalam.

Mendengar perintah dari Yoga, dengan perasaan ragu bercampur dengan rasa takut, Mutia mencoba melangkah perlahan menuju rumah Yoga.

“Silahkan duduk!” ujar Yoga singkat.

“Baik Pak.”

“Nggak usah takut, anggap aja Bapak teman sekelas mu.”

“Baik Pak. O iya, ada keperluan apa ya, Bapak memanggil saya kesini?”

“Hmmm!”

Tak ada jawaban sedikitpun dari Yoga, selain tatapan matanya yang begitu tajam, Mutia merasa terancam saat itu, perasaannya sangat takut sekali. Ingin rasanya dia menjerit dan lari keluar, akan tetapi dia tak punya kesempatan untuk itu.

jika dia punya kesempatan, pasti sudah di lakukan. Lalu Yoga datang menghampirinya, Mutia semakin takut, keringat dingin mengalir deras di keningnya,tubuhnya terasa gemetaran dan dingin.

“Kamu sakit?” tanya Yoga seraya menggenggam tangan Mutia.

Mutia berusaha menarik tangannya dari genggaman Yoga, tapi Yoga semakin kuat menahannya. Tampak rasa takut mewarnai wajah Mutia saat itu.

“Nggak usah takut sayang!” kata Yoga dengan suara lembut.

Mendengar kata itu hati Mutia terasa berguncang kuat, jantungnya berdebar tak menentu, denyut nadinya memompa tidak beraturan. Keringat dingin pun bercucuran membasahi telapak tangannya.

“Sebenarnya ada hal penting yang ingin Bapak sampaikan pada Mutia.”

“Apa itu Pak?”

“Nanti malam Bapak akan datang ke rumahmu, untuk mengajakmu dinner.”

“Tapi pak?”

“Jangan membantah dulu, Bapak belum selesai bicara,” lanjutnya seraya menyuguhkan segelas sirup ketangan Mutia.

“Terimakasih pak, saya udah minum tadi disekolah.”

“Jangan menolak rezki yang udah didepan mata, ambil dan minumlah!”

“Baik Pak,” kata mutia seraya mengambil gelas yang ada didalam genggaman tangan Yoga.

Sedikit demi sedikit air itu diminumnya perlahan-lahan, Yoga hanya memandanginya dengan penuh khidmat, sesekali pandangan mata mereka beradu dan Mutia tampak menunduk malu.

“Maaf apa Mutia udah punya kekasih?”

“O..eh..ooh!”

“Kenapa gugup ! katakan kalau udah, dan katakan pula kalau belum, nggak perlu berbohong.”

“Be..Bebe..belum, Pak!” jawab Mutia gugup.

“Lalu apa hubunganmu dengan Bayu?”

“Aku nggak punya hubungan apa-apa dengan Bayu, kok Pak.”

“Bohong!”

“Sumpah! Aku nggak bohong.”

“Tapi Bapak melihat sorot mata Bayu padamu sangat khusus sekali.”

“Tapi aku nggak merasakan apa-apa, kok.”

“Kalau begitu, nanti malam akan Bapak jemput ke rumahmu.”

“Hah, tapi Pak! kata Mutia seraya berdiri dari tempat duduknya.

“Kenapa, ada masaalah?”

“Nggak sih, tapi?”

“Tapi apa?”

“Aku takut Papa marah, dan melarang ku keluar rumah, apa lagi malam hari.”

“Kamu nggak perlu kuatir, nanti Bapak yang akan berurusan dengan Papamu.”

“Apa harus aku ya, Pak!”

“Maksudmu, kau menolak ajakan Bapak?”

Mendengar kata Yoga yang agak sedikit keras, Mutia menutup kedua telinganya dan menundukkan badannya.

“Hei, kenapa? Kamu takut?” kata Yoga saat melihat Mutia ketakutan dengan suaranya yang agak sedikit keras.

“Ya udah Pak, aku pamit dulu.” jawab Mutia seraya bergegas meninggalkan rumah Yoga. Serta berjalan tergesa-gesa.

Setelah kepergian Mutia, Yoga jadi berfikir sendiri, kenapa Mutia begitu takut saat mendengar suaranya yang agak keras. "Apa Mutia punya trauma masa lalu yang menyebabkan dia takut dengan kekerasan," Yoga ingin sekali menyelidikinya.

Malam hari, seperti janji Yoga kepada Mutia, bahwa dia akan datang menjemput sebelum pukul delapan malam, memang benar adanya.

sedangkan Mutia, dia mulai berpakaian yang sangat rapi,sedikit bedak baby dan lipstik tipis dioleskan di bibirnya yang mungil.

tampak raut wajah Mutia semakin cantik, berulangkali Mutia berdiri dan berputar-putar didepan cermin, hatinya semakin dek-dekan, karena bagi Mutia ini dinner pertama kalinya dia lakukan dengan pria tertampan di sekolahnya.

Selain seorang guru, Yoga orangnya sangat loyal, di sekolah hampir semua wanita menyukainya, Yoga tak pernah pilih-pilih dalam bergaul dan dia juga tak membedakan dari mana orang itu berasal.

Malam itu setelah jam menunjukan angka kurang dari pukul 20 wib, Yoga pun tiba dirumah Mutia, dengan mengendarai sepeda motornya yang super ribut. Dan membuat seisi rumah berlarian keluar.

“Pa, ada tamu diluar!” kata Yuni.

“Tamu siapa nak?”

“Entahlah, tapi dia naik sepeda motor.”

Mendengar penjelasan dari Yuni, Pak Ramon langsung keluar.

“Hai anak-anak , siapa yang punya tamu!” tanya Pak Ramon pada kelima orang putrinya.

Tapi tak seorangpun yang menjawab pertanyaan dari orang tuanya itu.

”Mana Mutia? panggil dia!” seru Pak Ramon dengan suara keras.

Mendengar suara papanya yang begitu keras, semua mata saling beradu pandang satu sama lain, sementara itu Mutia yang mendengar suara Papanya yang keras, jantungnya terasa berhenti berdetak, gadis itupun menutup kedua telinganya dengan begitu kuat.

Tapi Sukesih tau, kalau putrinya takut bila mendengar suara Papanya yang menggelegar. Lekas-lekas dia menyuruh putri keduanya untuk memanggil kakaknya dilantai dua.

Mutia memang takut dengan suara yang keras, karena dia pernah mengalami Trauma berat, disebabkan karena Papanya pernah menghajarnya habis-habisan ketika dia mencoba bolos dari sekolahnya.

Hal itulah yang membuat Mutia takut dengan suara keras. Karena pada waktu bersamaan Mutia juga sempat dilarikan kerumah sakit karena mengalami Shock.

Bagi Mutia suara yang keras itu persis seperti suara petir yang menggelegar telinganya.

Bersambung...

\*Selamat membaca\*

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

Yoga benar nyebelin ya

2022-10-10

0

Putri Minwa

Putri Minwa

Yoga benar nyebelin ya

2022-10-10

1

Iril Nasri

Iril Nasri

itu yoga, mata keranjang ya

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Awal Pertemuan
2 Part 2 Kemuliaan hati Nayla
3 Part 3 Bantuan Yoga untuk Nayla
4 Part 4 Perjuangan demi sibuah hati.
5 Part 5 Perjuangan yang maksimal
6 Part 6 Perasaan tak menentu
7 Part 7 Rasa kagum
8 Part 8 Hasrat yang menggila
9 Part 9 kehadiran Yuda
10 Part 10 kegalauan hati yoga
11 Part 11 Kepolosan hati Yuda
12 Part 12 ketulusan
13 Part 13 Hasrat yang terkendali
14 Part 14 Pengabdian
15 Part 15 Mendapat pekerjaan baru
16 Part 16 Kembali ketengah keluarga
17 Part 17 Dapat kekasih baru
18 Part 18 Dinner
19 Part 19 Rahasia Nayla
20 Part 20 kebohongan Nayla
21 Part 21 Berkunjung
22 Part 22 bertemu teman semasa kecil
23 Part 23 Kecemburuan Nayla
24 Part 24 Bingung
25 Part 25 Kembali pulang
26 Part 26 Mengidap penyakit kanker rahim
27 Part 27 Kenangan masa lalu
28 Part 28 Mencari Ahli bedah profesional
29 Part 29 jadi relawan di daerah konflik
30 Part 30 Kecemasan hati Siska
31 Part 31 Perubahan sikap Nayla
32 Part 32 Bertamasya
33 Part 33 Tamasya Yang gagal
34 Part 34 Di tinggal pergi
35 Part 35 kembali pulang ke rumah
36 Part 36 Kembali pulang
37 Part 37 Gagal melakukan operasi
38 Part 38 Mutia mengalami kecelakaan
39 Part 39 Perawatan untuk Mutia
40 Part 40 Terlepas dari jebakan
41 Part 41 dr.rangga tiba di Indonesia
42 Part 42 Perhatian khusus Yoga pada Mutia
43 Part 43 Di kira maling
44 Part 44 Dapat kabar buruk
45 Part 45 Membesuk Nayla
46 Part 46 Nayla butuh kepastian
47 Part 47 Kehilangan Nayla
48 Part 48 Panik saat kehilangan Nayla
49 Part 49 Mutia kembali kerumah
50 Part 50 penyesalan tak berujung
51 Part 51 Dinner yang gagal
52 Part 52 Berkenalan dengan Asih
53 Part 53 Ketakutan
54 Part 54 Perhatian Kepsek
55 Part 55 Perawatan setelah operasi
56 Part 56 Kecemburuan Nayla
57 Part 57 Kesal
58 Part 58 Keputusan Mutia
59 Part 59 Bertemu hantu Asih
60 Part 60 Ketakutan
61 Part 61 Kecewa
62 Part 62 Resah
63 Part 63 Bermalam di rumah sakit
64 Part 64 Perasaan Rehan
65 Part 65 Kebimbangan
66 Part 66 Kacau
67 Part 67 Mencari masalah
68 Part 68 Ketakutan
69 Part 69 Kehilangan Nayla
70 Part 70 Efek dari penyakit kanker
71 Part 71 Rahasia yang terbongkar
72 Part 72 Disekap
73 Part 73 Salah culik
74 Part 74 Curhat
75 Part 75 Perasaan Dinda
76 Part 76 Kecewa Karena di tolak Yoga
77 Part 77 Merasa tersakiti
78 Part 78 Tersakiti
79 Part 79 Nasib sial
80 Part 80 Menerima adik angkat
81 Part 81 Tanggung jawab Yoga
82 Part 82 Dilema
83 Part 83 Terbalut masalah rumit
84 Part 84 Kehamilan yang berbahaya
85 Part 85 Di ikuti seseorang
86 Part 86 Berada dalam bahaya
87 Part 87Mencari keberadaan Nayla
88 Part 88 terjatuh ke dalam jurang
89 Part 89 Terbaring kritis
90 Part 90 Keanehan yang terjadi
91 Part 91 Putri angkat yang baik
92 Part 92 Menagih janji
93 Part 93 Kelembutan Yoga
94 Part 94 Malam yang romantis
95 Part 95 Sadar dari kritis.
96 Part 96 Galau
97 Part 97 Rekreasi di pantai
98 Part 98 Pertemuan yang tak di rencanakan
99 Part 99 Kabar yang menyakitkan
100 Part 100 Kabar gembira
101 Part 101 Hati yang resah
102 Part 102 Acara syukuran
103 Part 103 Kemesraan terlarang
104 Part 104 Kehamilan yang berbahaya
105 Part 105 Menuju Desa Ciledug
106 Part 106 Akhir yang mengharukan
107 Part 107 Tamu yang nekad
108 Part 108 Kesal
109 Part 109 Masalah baru
110 Part 110 Ungkapan perasaan
111 Part 111 Jatuh cinta
112 Part 112 Kejadian tak terduga
113 Part 113 Kekecewaan Lesti
114 Part 114 Jawaban Ramon
115 Part 115 Perintah kuliah di Jerman
116 Part 116 Membahas pernikahan Yoga
117 Part 117 Hari pernikahan Yoga
118 Part 118 Hancurnya perasaan Nayla
119 Part 119 Duka dalam pernikahan
120 Part 120 Rahasia Nayla
121 Part 121 keajaiban
122 Part 122 Kejadian aneh
123 Part 123 Kekecewaan Mutia
124 Part 124 Rencana Kartini
125 Part 125 Jodoh yang baik untuk Yuda
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Part 1 Awal Pertemuan
2
Part 2 Kemuliaan hati Nayla
3
Part 3 Bantuan Yoga untuk Nayla
4
Part 4 Perjuangan demi sibuah hati.
5
Part 5 Perjuangan yang maksimal
6
Part 6 Perasaan tak menentu
7
Part 7 Rasa kagum
8
Part 8 Hasrat yang menggila
9
Part 9 kehadiran Yuda
10
Part 10 kegalauan hati yoga
11
Part 11 Kepolosan hati Yuda
12
Part 12 ketulusan
13
Part 13 Hasrat yang terkendali
14
Part 14 Pengabdian
15
Part 15 Mendapat pekerjaan baru
16
Part 16 Kembali ketengah keluarga
17
Part 17 Dapat kekasih baru
18
Part 18 Dinner
19
Part 19 Rahasia Nayla
20
Part 20 kebohongan Nayla
21
Part 21 Berkunjung
22
Part 22 bertemu teman semasa kecil
23
Part 23 Kecemburuan Nayla
24
Part 24 Bingung
25
Part 25 Kembali pulang
26
Part 26 Mengidap penyakit kanker rahim
27
Part 27 Kenangan masa lalu
28
Part 28 Mencari Ahli bedah profesional
29
Part 29 jadi relawan di daerah konflik
30
Part 30 Kecemasan hati Siska
31
Part 31 Perubahan sikap Nayla
32
Part 32 Bertamasya
33
Part 33 Tamasya Yang gagal
34
Part 34 Di tinggal pergi
35
Part 35 kembali pulang ke rumah
36
Part 36 Kembali pulang
37
Part 37 Gagal melakukan operasi
38
Part 38 Mutia mengalami kecelakaan
39
Part 39 Perawatan untuk Mutia
40
Part 40 Terlepas dari jebakan
41
Part 41 dr.rangga tiba di Indonesia
42
Part 42 Perhatian khusus Yoga pada Mutia
43
Part 43 Di kira maling
44
Part 44 Dapat kabar buruk
45
Part 45 Membesuk Nayla
46
Part 46 Nayla butuh kepastian
47
Part 47 Kehilangan Nayla
48
Part 48 Panik saat kehilangan Nayla
49
Part 49 Mutia kembali kerumah
50
Part 50 penyesalan tak berujung
51
Part 51 Dinner yang gagal
52
Part 52 Berkenalan dengan Asih
53
Part 53 Ketakutan
54
Part 54 Perhatian Kepsek
55
Part 55 Perawatan setelah operasi
56
Part 56 Kecemburuan Nayla
57
Part 57 Kesal
58
Part 58 Keputusan Mutia
59
Part 59 Bertemu hantu Asih
60
Part 60 Ketakutan
61
Part 61 Kecewa
62
Part 62 Resah
63
Part 63 Bermalam di rumah sakit
64
Part 64 Perasaan Rehan
65
Part 65 Kebimbangan
66
Part 66 Kacau
67
Part 67 Mencari masalah
68
Part 68 Ketakutan
69
Part 69 Kehilangan Nayla
70
Part 70 Efek dari penyakit kanker
71
Part 71 Rahasia yang terbongkar
72
Part 72 Disekap
73
Part 73 Salah culik
74
Part 74 Curhat
75
Part 75 Perasaan Dinda
76
Part 76 Kecewa Karena di tolak Yoga
77
Part 77 Merasa tersakiti
78
Part 78 Tersakiti
79
Part 79 Nasib sial
80
Part 80 Menerima adik angkat
81
Part 81 Tanggung jawab Yoga
82
Part 82 Dilema
83
Part 83 Terbalut masalah rumit
84
Part 84 Kehamilan yang berbahaya
85
Part 85 Di ikuti seseorang
86
Part 86 Berada dalam bahaya
87
Part 87Mencari keberadaan Nayla
88
Part 88 terjatuh ke dalam jurang
89
Part 89 Terbaring kritis
90
Part 90 Keanehan yang terjadi
91
Part 91 Putri angkat yang baik
92
Part 92 Menagih janji
93
Part 93 Kelembutan Yoga
94
Part 94 Malam yang romantis
95
Part 95 Sadar dari kritis.
96
Part 96 Galau
97
Part 97 Rekreasi di pantai
98
Part 98 Pertemuan yang tak di rencanakan
99
Part 99 Kabar yang menyakitkan
100
Part 100 Kabar gembira
101
Part 101 Hati yang resah
102
Part 102 Acara syukuran
103
Part 103 Kemesraan terlarang
104
Part 104 Kehamilan yang berbahaya
105
Part 105 Menuju Desa Ciledug
106
Part 106 Akhir yang mengharukan
107
Part 107 Tamu yang nekad
108
Part 108 Kesal
109
Part 109 Masalah baru
110
Part 110 Ungkapan perasaan
111
Part 111 Jatuh cinta
112
Part 112 Kejadian tak terduga
113
Part 113 Kekecewaan Lesti
114
Part 114 Jawaban Ramon
115
Part 115 Perintah kuliah di Jerman
116
Part 116 Membahas pernikahan Yoga
117
Part 117 Hari pernikahan Yoga
118
Part 118 Hancurnya perasaan Nayla
119
Part 119 Duka dalam pernikahan
120
Part 120 Rahasia Nayla
121
Part 121 keajaiban
122
Part 122 Kejadian aneh
123
Part 123 Kekecewaan Mutia
124
Part 124 Rencana Kartini
125
Part 125 Jodoh yang baik untuk Yuda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!