Namun Nayla tak lagi menjawab pertanyaan yang diajukan Yoga padanya, hal itu membuat Yoga mengambil inisiatif sendiri dengan mendobrak pintu.
Dan langsung menerobos masuk kedalam. Sesampai didepan kamar Nayla, Yoga begitu terkejut, karena air ketuban Nayla sudah pecah, semuanya basah dan air dimana-mana.
Darah pun banyak keluar. Nayla tampak terkulai lemah disudut kamar dengan bersimbah keringat. Tampa berfikir Panjang lagi, Yoga langsung mengangkat tubuh Nayla dan membaringkannya di atas Kasur.
Atas perintah Nayla, Yoga pun membentangkan perlak dan dilapisi kain bersih. Yoga begitu bingung saat itu, karena seumur hidupnya baru kali ini mengalami hal seperti itu.
Dia berjalan mondar mandir tidak tentu arah, entah apa yang mesti dia perbuat.
”Sungguh membingungkan sekali,” katanya pelan.
Sementara itu, Nayla terus saja merintih kesakitan. Melihat Nayla kesakitan air mata Yoga mengalir tampa disadarinya.
“Sekarang katakan Nay, apa yang mesti Abang lakukan?”
“Tolong panggilkan bidan atau dokter, alamatnya ada dibuku panduan Bang Yuda.”
“Baik, baik, akan ku hubungi,” jawab Yoga bergegas menuju ruang praktek Yuda.
Yoga pun langsung membuka buku panduan yang ada di atas meja Yuda. Tapi sayang sekali setiap alamat yang dihubunginya, mereka semua berada diluar kota. Tak seorangpun yang berada ditempat saat itu.
“Gimana Nay? Mereka semua nggak ada dirumah, semuanya keluar kota.”
“Entahlah Bang, Nay nggak tau, tapi sakit sekali rasanya.”
“Aduh! Abang jadi bingung Nay. Berfikir, berfikir Yog. Berfikirlah,” katanya pada diri sendiri, seraya memukul-mukul kepalanya.
" Nay nggak tau Bang, oh sakit sekali!" rintih Nayla dengan suara lirih.
”O, iya. Biasanya kalau orang mau melahirkan, pasti memanggil dukun beranak. Gimana kalau kita panggil aja dukun beranak nya Nay?”saran Yoga saat itu.
“Terserah Abang aja, Nay nurut Bang,” jawab Nayla pasrah.
“Baiklah, tapi dimana rumah dukun beranak itu Nay?”
“Entahlah Bang, Nay juga nggak tau, coba Abang tanya aja ama tetangga, barang kali mereka tau dimana rumahnya.
“Baiklah Abang akan keluar sebentar, bersabarlah perbanyak berdo’a Nay?”
“Baik Bang,” jawab Nayla seraya memegang perutnya yang semakin sakit.
Setelah mendapat izin dari Nayla, Yoga pun berlari keluar untuk bertanya pada tetangga tentang keberadaan dukun beranak. Disaat Yoga pergi, Nayla semakin tak tahan dengan sakit yang dirasakannya.
Dia pun menjerit dan menangis sejadi-jadinya, perjuangan nya untuk kali ini sangat luar biasa, akan tetapi demi sibuah hati yang telah lama dinanti Nayla rela berjuang mati-matian.
Tidak begitu lama Yoga pun kembali sambil membawa seorang dukun beranak. Tapi karena dia seorang nenek tua, tentu saja jalannya begitu lambat, yang membuat Yoga semakin tak sabaran.
“Ayolah Nek, percepat sedikit jalannya!”
“Sabar Nak, kalau ama Nenek, ini udah terlalu cepat jalannya!”
“Aduh, Nek. Itu persis seperti siput, lambat sekali.”
“Ya, Nenek mesti gimana lagi Nak?”
“Gimana kalau Nenek ku gendong aja, biar cepat nyampainya.”
“Ooo, nggak usah! Nenek jadi malu nanti, lagian Nenek masih kuat jalannya kok.”
“Tapi kapan kita nyampainya Nek, kalau jalan Nenek kayak gini?”
“Aduh, kau itu terlalu banyak bicara, rumahmu udah kelihatan kok!” kata Nenek setengah kesal sambil berhenti melangkah.
“Kok, Nenek berhenti sih, ayo cepat dikit Nek?”
“Aduh! Kamu ini benar-benar bawel ya, baiklah baik!” jawab si Nenek seraya mempercepat langkah kakinya.
Setelah tiba didalam kamar, mereka melihat Nayla udah tak berdaya, tubuhnya begitu lemah sekali, darah udah banyak keluar, wajah Nayla tampak begitu pucat.
Saat yoga memanggilnya, Nayla tak lagi merespon. Sepertinya Nayla tak sadarkan diri, Karena terlalu banyak mengeluarkan darah dan menahan rasa sakit yang terlalu lama
“Nay, bangun Nay, bangun, lihat siapa yang datang, Abang telah membawanya Nay.
Bangunlah! kata Yoga seraya menepuk-nepuk pipinya Nayla dengan pelan.
Namun Nayla belum juga bangun, tubuhnya terasa begitu dingin .
“Sepertinya istrimu itu pingsan Nak?” kata Nek Romlah.
“Tapi Nenek bisa menolongnya kan?”
“Entahlah! kita coba dulu, semoga Allah melindunginya.”
“Apa maksud Nenek, bicara seperti itu?” tanya Yoga tak mengerti.
“Istrimu udah begitu banyak mengeluarkan darah, dan tubuhnya lemah saat ini, apa yang harus kita lakukan pun, Nenek begitu bingung.
Kenapa kamu nggak bawa dia aja kerumah sakit?”
“Para dokter, nggak ada ditempat Nek?”
“Tapi gimana ya? kayaknya Nenek nggak sanggup,” jawab Nek Romlah menyerah.
Mendengar hal itu, Yoga langsung berlutut dihadapan Nek Romlah, dan memohon pertolongan dari Nenek tua itu.
“Ku mohon tolonglah dia Nek, Aku nggak tau lagi mesti berbuat apa?”
“Kalau begitu, bangunkan dia dari pingsannya, apa kau sanggup?”
“Akan ku coba Nek,” kata Yoga seraya menepuk-nepuk pipi Nayla.
" Percuma saja, istri mu itu udah kehabisan tenaganya.
Mendengar Nek Romlah bicara seperti itu, hati Yoga terasa begitu sakit.
” Nay bangun, kasihan dengan bayi mu, ayolah. Anak mu harus segera dilahirkan!”
Yoga terus menerus berusaha untuk membangunkan Nayla dari pingsannya, dia melakukan dengan berbagai macam cara agar Nayla sadar.
Beberapa saat kemudian Nayla pun siuman, dilihatnya sekeliling, semua tampak samar dan tak jelas. Nayla pun memandang lama kearah Yoga, dalam penglihatan matanya ada Yuda yang sedang berada disisinya saat itu.
“Bang Yuda, Kau kah itu?" tanya Nayla dalam penglihatannya.
“Iya, Aku Yuda suamimu, kuatkan dirimu Nay, kau harus melahirkan bayi mu dengan selamat. Kumpulkan seluruh tenaga mu dan jangan berfikir yang macam-macam.”
“Iya Bang,” jawab Nayla menuruti perkataan Yoga.
" Bagus, berusahalah sayang."
”Nay akan berjuang untuk mu dan bayi kita.”
“Iya, kau harus bisa melakukanya!” kata Yoga memberi semangat pada Nayla.
“Apa kau sudah siap Nak?” tanya Nek Romlah pada Nayla.
“Insya Allah, Nek!” jawab Nayla bersemangat.
“Dan kau nak! duduklah didekat kepala istrimu!” perintah Nek Romlah pada Yoga.
Mendengar kata-kata itu, Yoga jadi salah tingkah, dia bingung harus mesti bagai mana, haruskah dia duduk diatas kepala istri saudaranya itu, atau Nayla tak punya kekuatan untuk melahirkan bayinya.
Dalam keragu-raguan itu, Nek romlah langsung membentak Yoga, sehingga angan-angan kosongnya hilang seketika. Dan dengan gelagapan Yoga menjawabnya.
“Ba..ba..baik, Nek,” jawabnya seraya duduk di bagian kepala Nayla.
“Nah sekarang cobalah berusaha untuk konsentrasi penuh,” perintah Nek Romlah pada Nayla.
“Baik, Nek,” jawab Nayla saat dia mendengar suara Nek Romlah samar-samar.
Dengan perjuangan yang maksimal dan sisa tenaga yang ada, Nayla mencoba berjuang untuk melahirkan bayinya.
Sedangkan yoga masih berada di bagian kepala Nayla sebagai penyelamat untuk bayi itu.
Entah apa yang dirasakan Yoga, tapi yang jelas pikirannya sangat berkecamuk, rasa takut, rasa sedih dan berbagai macam semuanya membuat diri Yoga semakin tak menentu.
Dengan kesadaran penuh Yoga mencoba bersikap lembut pada Nayla, walau dia tau itu semua tak semestinya dia lakukan. Tapi perasaan nya saat melihat Nayla berjibaku berjuang, bertaruh nyawa antara hidup dan mati, rasa kasihan itupun muncul dan berusaha menolong antar sesama.
Dengan tangannya yang lembut, Yoga membelai wajah Nayla dan menghapus semua keringat yang membanjiri wajahnya.
Dengan penuh kesabaran Yoga selalu melantunkan ayat-ayat suci Al qur’an ditelinga Nayla. Sedikit kekuatan pun muncul seketika.
Bersambung...
*Selamat membaca*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
nay kau tak bisa membedakan antara suamimu dengan kembarannya 🤣🤣
2022-12-24
0
👑Meylani Putri Putti
kurang ajar km yoga !! 😄😄🤣
2022-12-24
0
👑Meylani Putri Putti
yae Ela pakai dukun, padahal suaminya dokter
2022-12-24
0