“Din, hallo. Din? Kenapa dimatikan?”
“Dari siapa Bang?” tanya Nayla dari balik gorden pintu.
“Dari teman,” jawab Yoga spontan.
“Apa dia cantik?” sambung Nayla lagi.
“Lumayan.”
Disaat bersamaan, handphone Dinda nyambung lagi, dan tampa sadar, Yoga mengaktifkannya dan semua pembicaraan Nayla terekam dan didengar oleh Dinda.
“Jadi Abang mau pulang ya?”
“Benar Nay, kata teman Abang , lamaran kerja Abang diterima.”
“Jadi kami tinggal dong."
" Hanya sebentar kok Nay, sehabis itu Abang kembali lagi kesini.”
“Yog, Yoga! kamu bicara ama Nayla ya?”
“Oh Dinda, handphone mu masih aktif?”
“Iya, tapi kamu sendiri yang mengaktifkannya."
l
“ Ooo, aku nggak sengaja."
“Pantesan aja kau betah berlama-lama disana. Dan tak ingat pulang.”
“Nggak juga besok aku akan pulang kok!”
“Ah yang benar kamu Yog?”
“Benar, apa aku pernah bohong padamu!”
“Jadi besok kau mau pulang Bang?” tanya Nayla memotong pembicaraan Yoga dengan Dinda.
“Iya Nay, Abang akan pulang sebentar, sekaligus jenguk Mama.”
“Dan juga Dinda kan?” bisik Nayla ditelinga Yoga.
Saat bisikan itu sampai ditelinga Yoga, darahnya langsung mendidih, denyut nadinya memompa tak lagi beraturan, pandangan mata Yoga penuh hasrat terhadap lawan yang berada dihadapannya.
Membuat pembicaraannya dengan Dinda terhenti seketika, tangan Nayla yang halus dan lembut tampa berbasa-basi menyelinap ketempat yang membuat Yoga terangsang birahinya.
“Yog, Yoga! Kenapa terhenti?” teriak Dinda di sana, Yoga tak lagi memperhatikan suara Dinda di dalam handphone, pikirannya terbagi disebabkan ulah Nayla.
Kemudian Yoga berdiri dan mendekap tubuh Nayla dengan penuh birahi, hasrat mereka saat itu sangat menggebu-gebu, Nayla diam saja dia begitu pasrah dengan apa yang bakalan dilakukan Yoga padanya.
“Besok Abang harus pulang Nay!”
“Nggak, Nay nggak izinkan Abang pulang!”
“Kenapa Nay?”
“Demi wanita itu kan!”
“Dinda maksud mu?”
“Iya, saat Abang bicara dengannya, Abang tampak ceria sekali, seakan-akan Abang nggak lihat lagi Nay yang berdiri disisi Abang.”
“Tapi Nay, kau itu istri Yuda, Abang nggak akan mengkhianati Yuda, nggak akan Nay!” tegas Yoga pada Nayla.
“Kalau bukan pengkhianatan lalu yang kita lakukan ini apa namanya? Tapi Nay nggak bisa Bang, Nay sangat mencintaimu.”
“Nggak Nay, Kau harus buang perasaan itu jauh-jauh dari pikiranmu."
“Nay nggak bisa Bang, Nay nggak bisa. Nay mohon jangan paksa Nay untuk melakukan semua itu.”
“Kenapa nggak bisa, Nay harus bisa dong, kalau nggak rumah tangga kalian akan hancur.”
“Itu sungguh nggak adil untuk Nay Bang.”
“Ingat Nay cintamu hanya untuk Yuda, dan bukan untuk orang lain.”
Bagai manapun cara Yoga menasihati Nayla, namun wanita itu tetap saja pada pendiriannya, jemarinya yang nakal terus saja membuat Yoga tak berdaya, bukan hanya itu saja, satu persatu Nayla melepas pakaiannya dihadapan Yoga, dan mendekatkan tubuhnya pada Yoga.
Merasakan kehangatan yang terlarang, Yoga langsung mendorong tubuh Nayla.
“Berikan Nay kepuasan Bang, penuhi hasrat Nay untuk kali ini aja, Nay mohon,” kata Nayla sembari jemarinya terus menerus merangsang tubuh Yoga.
“Hentikan itu Nay, Abang nggak mungkin melakukan itu pada Mu.”
“Kenapa tidak, bukan kah Nay udah pasrahkan semua itu pada Abang.”
“Oh, hentikan Nay, Abang nggak suka melihat Nay, selalu merendahkan diri seperti ini."
“Kenapa Bang? apa menurut Abang Nay udah terlalu rendah?”
“Abang mohon Nay, jangan dekatkan lagi tubuhmu ke Abang. Itu bahaya untuk kita Nay.”
“Nay nggak perduli, Abang pasti nggak mencintai Nay lagi kan?”
“Oh, tuhan, apa yang harus aku lakukan?” kata Yoga saat itu.
“Abang jahat!” teriak Nayla seraya menangis.
Melihat Nayla menangis histeris, Yoga pun merasa kasihan, akan tetapi, dia sengaja menghindar dan pergi keluar, agar bencana itu tak jadi mereka lakukan.
Setelah setengah jam berlalu, Yoga kembali masuk kedalam, dan memegang tangan Nayla dengan lembut.
“Bersabarlah sayang, hanya lima belas hari lagi, Yuda akan kembali untuk mu. Semua ini Abang lakukan demi kebaikan kita semua, agar tak ada yang terluka dan tersakiti.”
Mendengar kata-kata itu Nayla terhenyak disisi Yoga, hatinya terasa terbawa perasaan.
“Kau benar Bang, untuk apa menabur bunga kalau ada orang lain yang tersakiti dan terluka.”
“Kau sangat cantik Nay , bahkan kaulah wanita pertama yang paling cantik yang pernah Abang kenal. Beruntung sekali Yuda memilikimu, dia sangat menyayangi mu lebih dari segalanya.Tak ada yang kurang pada dirimu Nay, semuanya sempurna dimata Abang.”
“Lalu kenapa kau selalu bersikap dingin pada Nay selama ini, Bang?”
“Abang nggak bisa menjawabnya Nay!”
“Kenapa? karena wanita yang bernama Dinda itu kan?”
“Dia hanya teman Nay, tak lebih dari itu.”
“Kau bohong Bang, Kau tak pernah bisa menjawab semua pertanyaan yang Nay berikan,” kata Nayla dengan kesal.
Seraya menarik nafas Panjang, Yoga berdiri menghampiri jendela.
”Entahlah Nay, Abang sungguh nggak tau, mengapa Abang nggak bisa memberikan jawaban dari semua pertanyaan yang Nay berikan. Apakah Abang telah melakukan dosa besar pada Yuda? oh, tidak! tapi Abang nggak bisa memungkiri kenyataan yang ada.”
“Kalau begitu, hadapilah kenyataan yang ada, kau tak perlu merasa bersalah, karena semua ini adalah keinginan Nay sendiri,” kata Nayla seraya menyentuh dada bidang Yoga.
Merasakan sentuhan yang begitu lembut, hati Yoga merasa kembali bergetar, jantungnya berdetak begitu kuat, bagai mana bisa Yoga menghindar kalau Nayla selalu saja merayunya dan menyentuh tubuhnya.
Sungguh Yoga semakin tak berdaya. Disaat itu iblis pun datang meniupkan angin kenikmatan pada mereka berdua, lagi-lagi Nayla mencoba untuk merayu Yoga dan membuat keduanya semakin larut dan terseret oleh nafsu birahi.
Disaat-saat seperti itu, Yoga tersentak dan sadar degan apa yang hendak mereka lakukan.
“Astagfirullah, tidak!” kata Yoga seraya mendorong tubuh Nayla, hingga terjungkal.
“Ada apa Bang?” tanya Nayla heran.
“Kau gila Nay! kau sudah gila! kenapa kau paksakan dirimu untuk melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan Nay, kau sudah gila Nay ! kita tak boleh melakukan ini Nay? Abang nggak mau Nay!” teriak Yoga seraya berlari menuju kamar mandi.
“Kau bodoh Bang, kau begitu naif! dasar kau pria bodoh Bang!” teriak Nayla seraya menangis histeris.
Sudah dua jam Yoga dikamar mandi, dia terpaku menatap langit-langit ruangan itu, hampir saja mereka melakukan nya , perlahan dia pun keluar menemui Nayla.
“Ada apa Bang?”
“Cukup Nay, berhentilah untuk selalu bertanya pada Abang, karena Abang nggak punya jawaban dari setiap pertanyaan mu itu.
Sekarang kenakan pakaianmu dan kembali kekamar. Abang tak akan pernah melukai kehormatan mu dan Yuda.”
“Kehormatan apa yang terluka Bang, toh kita tak melakukan apa-apa. kenapa kau merasa bersalah.
"cukup Nay, cukup! pergi kau kekamar Nay?” kata Yoga seraya menudingkan telunjuknya kehadapan Nayla .
Setelah mendengar ucapan Yoga, Nayla pun mengenakan pakaiannya dan berlari menuju kamarnya. Diruangan kamar itu Nayla menangis histeris.
Bersambung...
\*Selamat membaca\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
udahlah yoga kau pulang saja sana tinggalkan saja si Nayla itu
2023-02-04
0
👑Meylani Putri Putti
bener itu yoga kalau perempuan mah bisa dicari kalau saudara kan nggak bisa
2023-02-04
0
👑Meylani Putri Putti
dasar Nayla perempuan gatel
2023-02-04
0