Semangat untuk dapat melahirkan bayinya pun muncul secara tiba-tiba, apalagi saat Nayla mendengar lantunan ayat suci Al Qur’an.
Hatinya terasa sejuk, sanubarinya pun seperti telah terisi oleh suara yang begitu indah, di saat itulah kekuatan Nayla terasa mulai memuncak.
Tidak ada pilihan yang lain, di situasi seperti itu, Yoga harus bisa menolong Nayla melahirkan, agar bayi itu lahir dengan selamat.
“Ayo Nay, berusahalah! kau dan bayimu harus selamat,” bisik Yoga ditelinga Nayla.
Bagai bisikan angin yang penuh kesejukan, bisikan itu terasa asing sekali ditelinga Nayla, disaat itu dia sadar kalau orang yang berada diatas kepalanya bukanlah Yuda tapi Yoga.
Meski pun Nayla tau kalau itu bukan suaminya, namun dia akan tetap berjuang untuk bayinya.
Seharian Nayla berjuang untuk melahirkan anak pertamanya, hingga saat malam datang menjelang, barulah sibuah hatinya lahir dengan selamat.
Akan tetapi Nayla pingsan karena kehabisan darah dan tenaga. Bayi laki-laki telah lahir dengan selamat ke dunia ini, Nek Romlah pun memandikannya dan bayi itu menangis kuat sekali. Sementara itu Nayla masih tak sadarkan diri.
“Gimana Nek? kenapa Ibunya belum sadar juga?” tanya Yoga resah.
“Dia terlalu banyak kehabisan darah, kalau dia kita bawa kerumah sakit, pasti mendapat pertolongan infus, untuk tambah darah,” kata Nek Romlah.
“Jadi sekarang apa yang harus aku lakukan Nek?”
“Kau bersihkan dulu tubuh dan darah istrimu itu. Nanti akan Nenek cari solusi untuk menyadarkannya.”
“Membersihkan darah dan tubuhnya? tapi Nek, aku ini?”
“Tapi apa? kau kan seorang Dokter, kenapa harus gugup, anggap aja dia itu pasien mu?”
“Aduh Nek! tapi aku ini!”
“Udah- udah! sekarang kerjakan aja sesuai perintah Nenek!”
“Baiklah,” jawab Yoga pelan.
Dengan perasaan ragu dan takut, Yoga mencoba bekerja sesuai perintah wanita tua itu. Dengan lembut dan penuh kesabaran, Yoga membersihkan darah yang berserakan dan mengganti pakaian Nayla.
“Apakah aku udah menjadi seorang dokter sekarang Nay,” kata Yoga seraya menghapus keringat yang bercucuran di keningnya. " Atau seperti inikah seorang suami itu Nay? padahal kau istri dari saudaraku, tapi kenapa aku merasa takut akan kehilanganmu saat melahirkan tadi? maafkan Aku Yud, aku terpaksa melakukan semua ini pada istrimu,” lirih Yoga pelan.
Setelah selesai membersihkan tubuh Nayla, Yoga bermaksud hendak menghubungi Yuda, tapi handphone mereka tidak tersambung.
Berkali-kali Yoga mencoba namun hasilnya tetap saja nihil. Yoga semakin bingung, karena sudah lebih dari tiga jam Nayla tak sadarkan diri, sementara dia tak dapat berbuat apa-apa.
Rasa takut dan kuatir pun muncul dibenaknya .
“Apa yang mesti aku lakukan Yud, aku bingung nggak tau harus bagai mana?”
Dalam kebingungan itu, Nek Romlah memberikan solusi pada Yoga. "Gimana kalau istri mu kita infus saja, kau kan seorang dokter tetapi kenapa kau kelihatan ragu-ragu?”
“Nek, sebenarnya Aku ini!”
“Ayo cepat ambil infusnya!” bentak Nek Romlah dengan suara keras.
“Baik Nek,” jawab Yoga seraya berlari menuju ruang praktek dr. Yuda.
Setelah dua infus dibawanya, Yoga merasa bingung, karena dia sendiri tak tau bagai mana cara memasangnya.
“Aduh, gimana cara memasangnya Ya? sial, Apa yang mesti aku lakukan?” gerutu Yoga kesal.
“Segeralah dipasang Nak, kata Nek Romlah saat melihat Yoga kebingungan hendak memasangnya.
Dengan gelagapan Yoga pun menjawab.
"Tap, tapi, aku nggak bisa Nek?”
“Apa! nggak bisa? dokter macam apa kau ini, untuk memasang infus saja kau nggak bisa!” bentak Nek Romlah. Seraya geleng-geleng kepala. "Cepat, coba lagi!”
“Baik, Nek!” jawab Yoga sedikit gugup.
Dengan berhati-hati sekali Yoga mulai mencari urat nadi dipergelangan tangan Nayla, tak henti-hentinya Yoga membaca Bismillah agar sasarannya tepat dan tak meleset dari yang ditujunya.
" Aduh kamu ini, cuma masang infus aja nggak bisa."
" Sabar Nek, ini lagi di coba."
"Jangan di coba-coba, nanti di kira orang kau melakukan malpraktek."
walau tetap berusaha, namun dia tetap tak berhasil juga, keringat dingin pun mulai bercucuran, takut kalau-kalau yang dilakukannya salah.
“Oh, tolonglah aku ya Allah !” bisik Yoga pelan.
“Udah ketemu urat nadinya?” tanya wanita tua itu.
Membuat konsentrasi Yoga buyar seketika.
”Aduh Nek, kenapa ngomong, kan jadi gagal deh,” jawab Yoga seraya mengulanginya lagi.
“Kenapa begitu lama? apa kau nggak bisa?” tanya Nek Romlah penasaran.
“Ku coba dulu Nek?”
“jangan dicoba terus, nanti kalau kelamaan istrimu nggak tertolong!” kata Nek Romlah memperingati Yoga.
Mendengar kata dari Nenek itu, Yoga semakin takut. Jantungnya berdegup begitu kencang sekali, denyut nadinya pun berdetak tak menentu, tapi dalam hatinya dia selalu berdo’a pada Allah, Semoga apa yang sedang dia lakukan mendapat pertolongan.
Benar saja tak begitu lama sesudah itu, Yoga berhasil memasang satu infus ditangan Nayla dan jarak beberapa menit kemudian diapun memasangnya satu lagi.
“Alhamdulillah, berhasil, Nek!” kata Yoga dengan senangnya.
“Syukurlah semoga istrimu lekas siuman.”
“Iya Nek, terimakasih.”
“Kalau begitu Aku pamit dulu!”
“Tapi Nek, hari sudah larut, siapa yang akan mengantar Nenek pulang?”
“Nggak apa-apa, mata Nenek masih terang kok.”
“Kalau begitu tanda terimakasih ku, aku harus bayar berapa Nek?”
“Kau pasti udah tau, berapa tarif untuk menolong orang melahirkan, kata Nenek itu dengan suara yang lantang.
“Waah, kalau soal itu aku nggak tau Nek?”
“Kalau gitu, bayar aja berapa yang kau anggap ikhlas, Nenek pasti menerimanya.”
Kemudian Yoga merogoh kantong celananya, ada uang lima ratus ribuan dan semua uang itu diberikan Yoga pada si Nenek.
” Kalau segini cukup, Nek?” tanya Yoga ragu.
“Waah, itu kebanyakan!” kata Nek Romlah.
“Apa, ini kebanyakan? kalau gitu semua ini untuk Nenek aja, karena Nenek udah bersusah payah menolong istri ku dalam bersalin tadi.”
“Terimakasih banyak Nak, semoga kau dan istrimu selalu bahagia,” kata Nek Romlah sembari menerima uang pemberian dari Yoga.
Setelah Nek Romlah pergi, Yoga pun duduk termenung disisi ranjang Nayla. Dipandanginya wajah Nayla dan bayi yang baru saja ia dilahirkan.
Yoga merasa bagai didalam mimpi, tampa dia duga sama sekali, hal itu bakal dialaminya.
Tampak bayi yang mungil itu, sesekali menggeliat dan menangis kehausan. Tapi Yoga segera menenangkannya dengan mengoleskan madu di bibirnya.
Sesaat kemudian Nayla pun sadar, bola matanya yang indah melihat sang buah hati tertidur pulas disisinya.
Ada dua infus bergelantung di kedua tangan Nayla. Serta ada Yoga yang juga sedang tidur disamping kanannya. Perlahan Nayla menyentuh kepala Yoga dengan penuh kelembutan.
Merasakan ada belaian lembut dari jemari seseorang, Yoga pun terbangun. Rasa kantuk pun hilang seketika saat Yoga melihat Nayla tersenyum manis kepadanya.
Dengan pelan Yoga mengangkat kepalanya dan menatap Nayla dengan rasa takut, kalau-kalau Nayla merasa tersinggung dengan semua perbuatan yang telah dilakukannya tadi.
Bersambung...
*Selamat membaca*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Putri Minwa
lanjut
2025-02-02
0
nacl
etdah si yuyud kemana ih
2023-03-01
0
👑Meylani Putri Putti
wah wah bisa jadi skandal tuh wkwk
2022-12-24
0