05. Tanggung Jawab

"Mas ini foto siapa?" Anindi mengamati foto yang tidak terlalu jelas itu.

Pakaiannya sama persis seperti milik Yumna, gadis yang baru dia tolong dua hari lalu. Perawakannya juga, Anindi yakin itu memang Yumna.

"Itu foto gadis yang di tolong Guntur, Sayang. Mas mau mencarinya, Guntur sudah membawanya ke hotel kita. Katanya gadis itu tidak punya rumah. Takutnya nanti ada pemberitaan Guntur menelantarkan anak gadis orang," tutur Tomi pada sang istri.

"Sudah ketemu?" Tanya Anindi, dia gamang mau memberitahu perihal Yumna pada suaminya atau tidak.

"Mas baru dapat fotonya tadi malam Nin, mana bisa langsung ketemu." Jawab Tomi dengan kekehan kecil.

"Mas," panggil Anindi pelan pada suaminya yang sedang membereskan tempat tidur. Mereka memang selalu membereskan kamar sendiri tanpa melibatkan asisten rumah tangga.

"Iya Sayang, kenapa?" Tomi menatap teduh sang istri yang seperti ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu. "Mau ngomong apa?" Tanyanya mendekati Anindi yang berdiri di depan nakas. Lelaki itu membawa istrinya duduk ke sisi tempat tidur.

"Gadis ini namanya Yumna," Anindi mengipas-ngipaskan foto di tangannya.

"Kamu kenal Sayang?" Tanya Tomi, bagaimana bisa istrinya mengenal orang yang ingin mereka cari.

Istri Tomi itu mengangguk, "aku memberikannya tumpangan tempat tinggal dan kerjaan. Dua hari yang lalu aku menolongnya, baju yang digunakannya juga persis seperti ini. Dia gak bawa apa-apa, sendal aja gak punya." Jelas Anindi yang merasa iba pada gadis itu.

"Apa dia baik-baik aja Sayang? Maksudku, Guntur tidak melakukan apa-apa padanya kan." Tanya Tomi memastikan kalau Guntur benar-benar tidak menyentuh gadis itu.

"Sepertinya enggak Mas, cuma kelaparan aja."

"Syukurlah, untuk sementara biar dia tinggal di sana dulu Nin. Kamu bantu awasi dia ya, Sayang. Papa mau memberikan tempat tinggal untuknya. Aku cari tau dulu latar belakangnya."

Anindi mengkerutkan kening, "kamu gak ada pikiran menjodohkan Guntur dengan gadis kecil itu kan Mas. Dia sepertinya masih sangat muda."

"Kalau iya memangnya gak boleh, Sayang?" Tomi terkekeh kecil dengan keheranan istrinya.

"Mas, Guntur memang membawanya ke hotel. Tapi dia gak menyentuh Yumna. Gak perlu dijodohin juga, gadis itu masa depannya masih panjang. Kita juga gak bisa ikut campur masalah pribadinya."

"Mungkin Guntur emang gak ngapa-ngapain dia Sayang. Tapi sudah banyak mata yang melihat Guntur memapahnya ke hotel. Apa orang akan percaya kalau Guntur hanya sedang menolong perempuan yang kesusahan dengan cara membawa ke hotel dalam keadaan basah." Jelas Tomi lembut untuk memberikan pengertian, tangannya tergerak mengelus pipi sang istri.

Anindi menarik napas panjang, sebenarnya dia tidak setuju dengan pemikiran suaminya ini.

"Tapi jangan paksa Yumna, aku gak mau keluarga kita membuatnya semakin tertekan dan menambah masalah hidupnya. Kamu tau kan, membawa orang masuk ke keluarga kita itu sama seperti menjadikan mereka umpan." Gumam Anindi, dia dan Khalisa merasakan betapa mengerikannya ada di keluarga itu dulu.

"Iya Sayang," Tomi paham akan ketakutan Anindi. "Untuk sementara biar saja dia terlindungi dengan status jadi karyawan kita."

Anindi mengangguk saja pada sang suami. Dia yakin Tomi sudah memikirkan semuanya. Suaminya ini bukan tipe lelaki yang gegabah dan terburu-buru dalam mengambil keputusan.

"Kamu sedang hamil, jangan terlalu sering ke toko lagi. Kan sudah ada Mita yang membantu mengawasi karyawan Sayang." Tomi mengelus perut istrinya yang sedang mengandung dua bulan. Setelah tiga tahun lebih mereka menanti sang buah hati.

"Aku bosan di rumah, cuma main sama Arraz Mas. Kalau di toko aku bisa lihat banyak orang. Cuma duduk-duduk aja kok, gak bikin capek Mas."

"Gak mau ikut ke kantor, temani Mas aja?"

Anindi menggeleng pelan, "malu," gumamnya.

"Kita suami istri Sayang, ngapain malu." Tomi tersenyum kecil mengecup pipi Anindi.

"Nanti aku dibilang istri manja."

"Kan emang manja kalau sama Mas," lagi Tomi mengecup pipi Anindi yang satunya. Istrinya ini memang sangat pemalu, juga tidak banyak bicara.

...🐣🐣🐣 ...

"Aduuduh yang lagi sakit tapi gak ada yang manjain. Makanya nikah, biar ada yang manjain, ngelusin, kelonin." Celetuk Ghani, membawakan bubur untuk sepupunya itu.

"Berisik Gha, kepalaku mau pecah dengar suara kumbang!!" Sarkas Guntur masih bisa mengomel walau sedang sakit.

"Cemen banget sih, cuma gara-gara mandi hujan sakitnya berhari-hari." Sindir Ghani, "cepat bangun, sarapan, minum obat!" Titahnya. Suami Khalisa itu tidak ada lembut-lembutnya merawat orang sakit.

"Abaaang lagi ngajak berantem atau merawat orang sakit sih." Tegur Khalisa sambil menuntun putranya di depan pintu.

"Biar gak manja Kha," jawab Ghani sambil menyengir lebar pada sang istri.

"Abang kalau sakit juga manja," Khalisa mendelik mendekati tempat tidur untuk membantu Guntur bangun.

"Sayang, Sayang, biar Abang yang bantu Guntur ya." Ghani menarik Khalisa ke belakang, terpaksa dia yang membantu Guntur bangun menyandarkannya ke kepala ranjang.

"Tuh orang yang bikin lo kabur dari rumah dan jadi sakit masih peduli," omel Ghani.

"Kalin bikin gue tambah pusing, mending pergi sana!!" Usir Guntur. Tapi Arraz malah naik ke tempat tidur langsung memijati kaki Guntur.

"Dah makan dulu, marah-marahnya dilanjut kalau sudah sembuh." Ujar Khalisa memberikan semangkok bubur.

"Sini Arraz suapin," bocah laki-laki itu mengambil bubur dari tangan bundanya.

"Hati-hati panas Sayang." Khalisa meletakkan mangkok ke atas meja kecil sebelum Arraz merebutnya.

"Suapin Omnya pelan-pelan ya Sayang, buburnya masih panas. Lidah Om bisa langsung melepuh dan gak bisa nyinyir lagi!" Sindir Khalisa, Guntur membulatkan mata. Sebenarnya yang suka nyinyir siapa sih.

"Siap Bunda," Arraz menyendok bubur lalu mengipas-ngipasnya dengan tangan agar cepat dingin. Baru dia suapkan pada Guntur.

"Makasih Sayang," Guntur mengacak rambut Arraz gemas. Karena bocah kecil ini jugalah dia jadi berantem dengan Khalisa. Walau sebenarnya bunda Arraz itu lah yang super menyebalkan.

"Om cepat sembuh, Arraz mau main tembak-tembakan lagi." Ucapnya, tangan mungil itu kembali menyuapi Guntur lagi.

"Nanti siang juga Om sembuh, kita bisa main lagi" jawab Guntur sambil tersenyum.

"Cepat sembuh dan tanggung jawab!" Celetuk Ghani membuang pandangannya ke arah lain.

"Tanggung jawab apa, gue gak ngapa-ngapain anak orang. Asal tuduh aja!" Tukas Guntur kesal.

"Abang, nanti aja kalau mau ngajakin Guntur berantem. Masih ada Arraz," lerai Khalisa. Suaminya itu tidak ada simpatiknya sama sekali, orang sakit malah diajak berantem.

...💥💥💥...

Emang nasib Guntur aja suka ketiban apes 😄

Semangatin Guntur dulu biar kuat menghadapi kenyataan hidup, wkwk.

Baca juga cerita aku yang lain ya, semoga suka. Semua sudah tamat. Jangan lupa like, komen dan votenya. Terimakasih sudah mampir 😊

Sebelum baca ini aku sarankan mampir dulu di story Ajari Aku Mencintaimu 💐

Terpopuler

Comments

Umi Jasmine

Umi Jasmine

guntur top markotop mulutnya

2023-01-23

0

Aina Jacqueline

Aina Jacqueline

story nye baguss kok yg mampir sikit yaaa

2022-12-16

0

Lisa Aulia

Lisa Aulia

duh...sakit masih ngomel ngomel....😁😁😁😁😁

2022-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 01. Pergi Dari Rumah
2 02. Pertolongan
3 03. Hotel
4 04. Introgasi
5 05. Tanggung Jawab
6 06. Terusik
7 07. Putri Tersembunyi
8 08. Cincin
9 09. Di Jemput
10 10. Ara
11 11. Apes
12 12. Merepotkan
13 13. Menikah
14 14. Takdir Ara
15 15. Berhak Bahagia
16 16. Diserang
17 17. Spy
18 18. Singa Betina Kecil
19 19. Diusir
20 20. Geo
21 21. Pertemuan
22 22. Memaksa Tuhan
23 23. Penasaran
24 24. Brownies
25 25. Rekaman
26 26. Lengket
27 27. Pertengkaran
28 28. Amarah
29 29. Racun
30 30. Pemakaman
31 31. Remuk
32 32. Cemas
33 33. Comeback
34 34. Kebencian
35 35. Jaga Ara
36 36. Wasiat
37 37. Usil
38 38. Sheryl
39 39. Khawatir
40 40. Pelukan
41 41. Mimpi
42 42. Ketiduran
43 43. Maaf
44 44. Drama
45 45. Bertemu
46 46. Aneh
47 47. Galau
48 48. Kepergok
49 49. Pusing
50 50. Jenuh
51 51. Masih Cinta
52 52. Perdebatan
53 53. Ketuaan
54 54. Penyerangan
55 55. Ayo Menikah
56 56. Mau Menikah!
57 57. Overdosis
58 58. Salah Apa?
59 59. Menderita
60 60. Ragu
61 61. Gagal Fitting
62 62. Dingin
63 63. Bosan
64 64. Vampir
65 65. Baby Girl
66 66. Frustasi
67 67. Kuliah
68 68. Tugas
69 69. Takut
70 70. Kesepian
71 71. Nasehat
72 72. Amarah
73 73. Berkecamuk
74 74. Balkon
75 75. Kaget
76 76. Rindu
77 77. Salah Apa?
78 78. Pusing
79 79. Mertua
80 80. Demam
81 81. Akting
82 82. Di Ujung Nyawa
83 83. Takut Kehilangan
84 84. Ikhtiar
85 85. Taman
86 86. Misi Balas Dendam
87 87. Menantang
88 88. Rencana
89 89. Mimpi Buruk
90 90. Selesai
91 91. Sadar
92 92. Menculik
93 93. Batu
94 94. Sandiwara
95 95. Drama Lagi
96 96. Merajuk
97 97. Sup
98 98. Lagi
99 99. Harus Apa?
100 100. Serba Salah
101 101. Mendidih
102 102. Emosi
103 103. Pulang
104 104. Curiga
105 105. Terombang Ambing
106 106. Pengobat Luka
107 107. Lapar
108 108. Tom Yum
109 109. Kalah
110 110. Kemasukan Setan
111 111. Bayaran
112 112. I Miss You
113 113. Cacing
114 114. Berenang
115 115. Sayang
116 116. Suamiku
117 117. Bertemu
118 118. Cookies
119 119. Nefa Kabur
120 120. Baby Gemoy
121 121. Kecelakaan
122 122. Nasya
123 123. Om Penculik Menyebalkan
124 124. Gembul
125 125. Baby Bian
126 126. Rebutan
127 127. Haus
128 128. Rewel
129 129. Baby Titipan
130 130. Liburan
131 131. Arraz
132 132. Jodoh
133 133. Kabar Duka
134 134. Yara
135 135. Malaikat Kecil
136 136. Dua Baby
137 137. Cemburu
138 138. Kantin
139 139. Pengganggu
140 140. Sayang Bukan Abang
141 Pengumuman
Episodes

Updated 141 Episodes

1
01. Pergi Dari Rumah
2
02. Pertolongan
3
03. Hotel
4
04. Introgasi
5
05. Tanggung Jawab
6
06. Terusik
7
07. Putri Tersembunyi
8
08. Cincin
9
09. Di Jemput
10
10. Ara
11
11. Apes
12
12. Merepotkan
13
13. Menikah
14
14. Takdir Ara
15
15. Berhak Bahagia
16
16. Diserang
17
17. Spy
18
18. Singa Betina Kecil
19
19. Diusir
20
20. Geo
21
21. Pertemuan
22
22. Memaksa Tuhan
23
23. Penasaran
24
24. Brownies
25
25. Rekaman
26
26. Lengket
27
27. Pertengkaran
28
28. Amarah
29
29. Racun
30
30. Pemakaman
31
31. Remuk
32
32. Cemas
33
33. Comeback
34
34. Kebencian
35
35. Jaga Ara
36
36. Wasiat
37
37. Usil
38
38. Sheryl
39
39. Khawatir
40
40. Pelukan
41
41. Mimpi
42
42. Ketiduran
43
43. Maaf
44
44. Drama
45
45. Bertemu
46
46. Aneh
47
47. Galau
48
48. Kepergok
49
49. Pusing
50
50. Jenuh
51
51. Masih Cinta
52
52. Perdebatan
53
53. Ketuaan
54
54. Penyerangan
55
55. Ayo Menikah
56
56. Mau Menikah!
57
57. Overdosis
58
58. Salah Apa?
59
59. Menderita
60
60. Ragu
61
61. Gagal Fitting
62
62. Dingin
63
63. Bosan
64
64. Vampir
65
65. Baby Girl
66
66. Frustasi
67
67. Kuliah
68
68. Tugas
69
69. Takut
70
70. Kesepian
71
71. Nasehat
72
72. Amarah
73
73. Berkecamuk
74
74. Balkon
75
75. Kaget
76
76. Rindu
77
77. Salah Apa?
78
78. Pusing
79
79. Mertua
80
80. Demam
81
81. Akting
82
82. Di Ujung Nyawa
83
83. Takut Kehilangan
84
84. Ikhtiar
85
85. Taman
86
86. Misi Balas Dendam
87
87. Menantang
88
88. Rencana
89
89. Mimpi Buruk
90
90. Selesai
91
91. Sadar
92
92. Menculik
93
93. Batu
94
94. Sandiwara
95
95. Drama Lagi
96
96. Merajuk
97
97. Sup
98
98. Lagi
99
99. Harus Apa?
100
100. Serba Salah
101
101. Mendidih
102
102. Emosi
103
103. Pulang
104
104. Curiga
105
105. Terombang Ambing
106
106. Pengobat Luka
107
107. Lapar
108
108. Tom Yum
109
109. Kalah
110
110. Kemasukan Setan
111
111. Bayaran
112
112. I Miss You
113
113. Cacing
114
114. Berenang
115
115. Sayang
116
116. Suamiku
117
117. Bertemu
118
118. Cookies
119
119. Nefa Kabur
120
120. Baby Gemoy
121
121. Kecelakaan
122
122. Nasya
123
123. Om Penculik Menyebalkan
124
124. Gembul
125
125. Baby Bian
126
126. Rebutan
127
127. Haus
128
128. Rewel
129
129. Baby Titipan
130
130. Liburan
131
131. Arraz
132
132. Jodoh
133
133. Kabar Duka
134
134. Yara
135
135. Malaikat Kecil
136
136. Dua Baby
137
137. Cemburu
138
138. Kantin
139
139. Pengganggu
140
140. Sayang Bukan Abang
141
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!