17. Spy

Tomi berhasil membawa Anindi masuk ke rumah dengan selamat setelah susah payah menghindari serangan di depan pintu gerbang. Belum ada musuh yang berhasil menerobos masuk.

"Kamu gak papa Sayang?" Tomi mendudukkan Anindi di sofa, mengambilkannya air minum.

Perempuan hamil itu mengangguk pelan, apa yang dia khawatirkan terjadi. Hal seperti ini yang Anindi takutkan. "Kamu hati-hati, aku takut," lirihnya memeluk sang suami.

"Kita punya Allah, Sayang." Tomi mengelus-elus bahu sang istri untuk memberikan ketenangan. "Kamu istirahat di kamar Ghani ya, Mas mau bantu yang lain dulu."

"Jangan sampai terluka," gumam Anindi dengan tatalan sayu.

"InsyaAllah, berdoalah semoga mereka segera pulang tanpa membuat kita susah payah melawannya." Ucap Tomi sambil tersenyum menuntun Anindi ke kamar Ghani di sampingnya.

Di kamarnya Ghani memberikan air putih yang sudah bercampur obat tidur pada istrinya bertepatan Tomi masuk ke sana.

"Sayang minum dulu biar kamu tenang," lelaki itu mendekati istrinya yang melamun.

Khalisa mengambil air yang diberikan Ghani, meminumnya sampai tandas. "Abang gak ninggalin aku kan?"

"Enggak Sayang, Abang menemani Kha di sini." Pria itu mengusap belakang kepala istrinya sambil tersenyum.

"Obat tidur lagi?" Anindi bertanya dengan suara pelan pada suaminya, Tomi mengangguk.

Ghani selalu membuat istrinya itu tertidur saat keadaan di rumah tidak kondusif.

"Pergilah Tom, aku akan mengawasi keadaan di luar dari sini." Suami Khalisa itu memasang handsfree ke telinganya. Satu telinga lagi terhubung ke drone.

"Tunggu di sini ya Sayang. Jangan terlalu khawatir," Tomi mengusap puncak kepala ibu hamil itu kemudian pergi.

"Istirahat di sini Nin," panggil Ghani. "Sayang kita pindah ke sofa aja." Katanya membawa sang istri pindah sekaligus membawa laptopnya setelah Tomi pergi. Biar ibu hamil itu yang beristirahat di tempat tidur.

"Abang Kha ngantuk, hooaam." Khalisa menutup mulutnya saat menguap.

"Ngantuk, ini masih pagi Sayang. Jangan kebanyakan tidur nanti gendut." Goda Ghani, padahal dia yang sudah membuat istrinya itu mengantuk.

"Gak tau ngantuk banget," Khalisa menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami.

"Tidurlah, tapi jangan mengintip Abang ngapain ya." Peringat Ghani memangku laptop, dia takut Khalisa syok melihat rekaman cctv yang menampilkan adegan seperti di film-film barat.

"Iya Abang, ini matanya Kha tutup." Ujar Khalisa memejamkan matanya yang tiba-tiba berat tanpa tau sang suamilah penyebabnya.

"Mereka sedang berusaha merobohkan pintu gerbang depan dengan granat," beritahu Ghani yang sudah menerbangkan drone nyamuk untuk memata-matai musuh sambil mengelus-elus istrinya agar semakin tertidur nyenyak.

Spy drone yang diterbangkan Ghani itu merupakan drone serangga mata-mata untuk area perkotaan yang sedang diproduksi AS. Dapat dikendalikan dari jarak jauh, dilengkapi dengan kamera dan mikrofon. Drone ini mampu mendarat di kulit dan mengambil sampel DNA atau meninggalkan alat pelacak teknologi nano di dalam kulit. Bisa terbang melalui celah-celah jendela, atau bahkan menempel di pakaian.

"Zaky naiklah ke rooftop. Kamu bisa menembak Brayen dari atas sana," gurau Ghani.

"Jangan bercanda Gha, kita bisa semakin membuat warga komplek heboh kalau melihat ada yang kepalanya pecah di depan gerbang!" Teriak Zaky frustasi, dia juga berada di depan cctv mengamati keadaan di luar.

"Sebelum itupun sudah heboh, Tora datang membawa satu kompi antek-anteknya." Ujar Ghani tertawa geli.

"Masih bisa bercanda Gha!" Tegur Tomi kesal, dia sangat mengkhawatirkan istrinya. Ghani malah mengajak bercanda.

"Tentu saja, selama Kha menempel padaku aku masih bisa tertawa." Sahut Ghani, membuat dua Zaky dan Tomi berdecak.

"Jangan membuat keributan di siang bolong Brayen, kau ingin media meliputmu atas penyerangan ini. Bodoh sekali!!" Desis Tora, lelaki itu tidak benar-benar membawa pasukan satu kompi ke sana. Itu hanya kerjaan Ghani saja yang bercanda. Dia hanya mengirim pasukan mengelilingi rumah Emran untuk menahan Brayen dan komplotannya agar tidak berhasil masuk.

Rumah memah itu memiliki pengamanan yang sangat kuat, temboknya anti peluru dan granat. Untuk merobohkan pintu gerbang saja Brayen kesusahan.

"Tidak perlu menghasutku Tora, aku tidak takut pada media!" Sarkas Brayen arogan.

"Kau memang tidak takut pada media. Tapi bisakah kau menghadapi netizen negara +62 yang julit ini Brayen?" tanya Tora dengan nada mengejek.

"Buatlah keributan kalau kau merasa mampu menghadapinya," lanjut Tora.

"Merobohkan pintu gerbang saja tidak mampu!!" Tora berdecih dengan senyum meremehkan.

"Brengsek kau menghinaku Tora!!"

"Itu kenyataan yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri," senyuman terbit di bibir lelaki paruh baya yang masih gagah itu.

"Mundur!" Teriak Brayen.

Tora benar, dia tidak bisa gegabah. Tembok rumah itu bahkan anti granat dan peluru. Mereka sudah berusaha menghancurkannya tapi tidak berhasil. Siang hari seperti ini memudahkan para warga melihat apa yang mereka lakukan dan membuatnya viral. Itu akan merugikan pihaknya.

Tora tersenyum miring, dia yakin Brayen tidak menyerah sampai di sini saja.

"Buka pintu gerbang, bawa dua orang itu masuk." Perintah Emran pada penjaga pintu gerbang. Mereka akhirnya bisa bernapas lega melihat Brayen yang menyerah begitu saja. Tapi mereka tetap waspada, Brayen pasti memiliki rencana lain.

Ghani mengangkat Khalisa ke tempat tidur. Ia sudah memulangkan nyamuknya setelah para musuh pulang. Istri Tomi juga tertidur di sana, mungkin karena kelelahan.

"Ara, Daddy-mu di bawah." Beritahu Ghani, Yumna langsung beranjak mendengar daddy-nya datang.

"Kalian tetap di sini dulu, di luar masih belum aman." Ujar Ghani lalu kembali ke kamar. Ia iseng menerbangkan nyamuk kembali mengelilingi rumahnya.

"Ayah main game?" Tanya Arraz yang menyusul sang ayah. Bocah laki-laki itu naik ke sofa, tidak berkedip menatap layar yang sedang Ghani amati.

"Bukan Sayang, ini bukan mainan. Arraz lihat, itu rumah kita dari atas." Tunjuk Ghani pada layar tab.

"Keren, boleh Arraz main?" Pinta bocah laki-laki Ghani itu.

"Belum boleh Sayang, Arraz lihat aja dulu ya. Kalau Arraz besar baru Ayah ajari cara menggunakannya."

"Ayah lagi cari apa?" Tanya Arraz penasaran.

"Kita cari penjahat Sayang," Ghani mengecup puncak kepala putranya dengan senyuman bangga. Ia memfokuskan cctv ke ruang tengah melihat Yumna yang berlari kecil menuruni tangga.

"Daddy!" Pekik Yumna menghambur kepelukan Tora.

"Kamu gak papa Sayang." Tora membalas pelukan sang putri, lalu mencium di kening. Putrinya yang masih menggunakan kebaya putih pagi tadi.

"Ara gak apa Daddy," katanya manja bersandar di bahu sang ayah dengan nyaman.

"Mau pulang sama Daddy Sayang, Mommy sangat khawatir sama Ara?"

Yumna mengangguk pasti, dia tidak ingin terus menyusahkan orang lain. Sudah cukup berhutang budi pada keluarga ini.

"Ayah ada pesawat," pekik Arraz girang melihat helikopter terbang rendah di atas rumah. Ghani mengamati apa yang putranya lihat.

"Mereka datang dari atas!!" Peringat Ghani, melihat helikopter itu menurunkan pasukan menggunakan tali ke rooftop.

Tomi langsung menajamkan pendengaran. "Nindi," gumamnya segera berlari ke lantai atas. Ghani tidak mungkin bisa menjaga sendirian. Apalagi semua berkumpul di kamar itu. Walau pengamanan ketat tetap saja Tomi risau.

Zaky dan Guntur juga langsung berlari ke arah rooftop diikuti Sagara.

"Kembali ke kamar tadi Nak," perintah Emran pada Yumna. Gadis itu mengangguk melepaskan diri dari pelukan sang ayah.

Terpopuler

Comments

Yulaida

Yulaida

deg deg an bacanya

2023-03-02

0

Febriyantari Dwi

Febriyantari Dwi

Seru nih...
jiwa kemafiaan author ternyata bisa dipertimbangkan...😀👍👍.....Ceritanya makin menarik ada sedikit mafianya

2022-09-23

0

DaaaWd

DaaaWd

baca part ini dag dig dug gini thor jantung😅

2022-05-09

3

lihat semua
Episodes
1 01. Pergi Dari Rumah
2 02. Pertolongan
3 03. Hotel
4 04. Introgasi
5 05. Tanggung Jawab
6 06. Terusik
7 07. Putri Tersembunyi
8 08. Cincin
9 09. Di Jemput
10 10. Ara
11 11. Apes
12 12. Merepotkan
13 13. Menikah
14 14. Takdir Ara
15 15. Berhak Bahagia
16 16. Diserang
17 17. Spy
18 18. Singa Betina Kecil
19 19. Diusir
20 20. Geo
21 21. Pertemuan
22 22. Memaksa Tuhan
23 23. Penasaran
24 24. Brownies
25 25. Rekaman
26 26. Lengket
27 27. Pertengkaran
28 28. Amarah
29 29. Racun
30 30. Pemakaman
31 31. Remuk
32 32. Cemas
33 33. Comeback
34 34. Kebencian
35 35. Jaga Ara
36 36. Wasiat
37 37. Usil
38 38. Sheryl
39 39. Khawatir
40 40. Pelukan
41 41. Mimpi
42 42. Ketiduran
43 43. Maaf
44 44. Drama
45 45. Bertemu
46 46. Aneh
47 47. Galau
48 48. Kepergok
49 49. Pusing
50 50. Jenuh
51 51. Masih Cinta
52 52. Perdebatan
53 53. Ketuaan
54 54. Penyerangan
55 55. Ayo Menikah
56 56. Mau Menikah!
57 57. Overdosis
58 58. Salah Apa?
59 59. Menderita
60 60. Ragu
61 61. Gagal Fitting
62 62. Dingin
63 63. Bosan
64 64. Vampir
65 65. Baby Girl
66 66. Frustasi
67 67. Kuliah
68 68. Tugas
69 69. Takut
70 70. Kesepian
71 71. Nasehat
72 72. Amarah
73 73. Berkecamuk
74 74. Balkon
75 75. Kaget
76 76. Rindu
77 77. Salah Apa?
78 78. Pusing
79 79. Mertua
80 80. Demam
81 81. Akting
82 82. Di Ujung Nyawa
83 83. Takut Kehilangan
84 84. Ikhtiar
85 85. Taman
86 86. Misi Balas Dendam
87 87. Menantang
88 88. Rencana
89 89. Mimpi Buruk
90 90. Selesai
91 91. Sadar
92 92. Menculik
93 93. Batu
94 94. Sandiwara
95 95. Drama Lagi
96 96. Merajuk
97 97. Sup
98 98. Lagi
99 99. Harus Apa?
100 100. Serba Salah
101 101. Mendidih
102 102. Emosi
103 103. Pulang
104 104. Curiga
105 105. Terombang Ambing
106 106. Pengobat Luka
107 107. Lapar
108 108. Tom Yum
109 109. Kalah
110 110. Kemasukan Setan
111 111. Bayaran
112 112. I Miss You
113 113. Cacing
114 114. Berenang
115 115. Sayang
116 116. Suamiku
117 117. Bertemu
118 118. Cookies
119 119. Nefa Kabur
120 120. Baby Gemoy
121 121. Kecelakaan
122 122. Nasya
123 123. Om Penculik Menyebalkan
124 124. Gembul
125 125. Baby Bian
126 126. Rebutan
127 127. Haus
128 128. Rewel
129 129. Baby Titipan
130 130. Liburan
131 131. Arraz
132 132. Jodoh
133 133. Kabar Duka
134 134. Yara
135 135. Malaikat Kecil
136 136. Dua Baby
137 137. Cemburu
138 138. Kantin
139 139. Pengganggu
140 140. Sayang Bukan Abang
141 Pengumuman
Episodes

Updated 141 Episodes

1
01. Pergi Dari Rumah
2
02. Pertolongan
3
03. Hotel
4
04. Introgasi
5
05. Tanggung Jawab
6
06. Terusik
7
07. Putri Tersembunyi
8
08. Cincin
9
09. Di Jemput
10
10. Ara
11
11. Apes
12
12. Merepotkan
13
13. Menikah
14
14. Takdir Ara
15
15. Berhak Bahagia
16
16. Diserang
17
17. Spy
18
18. Singa Betina Kecil
19
19. Diusir
20
20. Geo
21
21. Pertemuan
22
22. Memaksa Tuhan
23
23. Penasaran
24
24. Brownies
25
25. Rekaman
26
26. Lengket
27
27. Pertengkaran
28
28. Amarah
29
29. Racun
30
30. Pemakaman
31
31. Remuk
32
32. Cemas
33
33. Comeback
34
34. Kebencian
35
35. Jaga Ara
36
36. Wasiat
37
37. Usil
38
38. Sheryl
39
39. Khawatir
40
40. Pelukan
41
41. Mimpi
42
42. Ketiduran
43
43. Maaf
44
44. Drama
45
45. Bertemu
46
46. Aneh
47
47. Galau
48
48. Kepergok
49
49. Pusing
50
50. Jenuh
51
51. Masih Cinta
52
52. Perdebatan
53
53. Ketuaan
54
54. Penyerangan
55
55. Ayo Menikah
56
56. Mau Menikah!
57
57. Overdosis
58
58. Salah Apa?
59
59. Menderita
60
60. Ragu
61
61. Gagal Fitting
62
62. Dingin
63
63. Bosan
64
64. Vampir
65
65. Baby Girl
66
66. Frustasi
67
67. Kuliah
68
68. Tugas
69
69. Takut
70
70. Kesepian
71
71. Nasehat
72
72. Amarah
73
73. Berkecamuk
74
74. Balkon
75
75. Kaget
76
76. Rindu
77
77. Salah Apa?
78
78. Pusing
79
79. Mertua
80
80. Demam
81
81. Akting
82
82. Di Ujung Nyawa
83
83. Takut Kehilangan
84
84. Ikhtiar
85
85. Taman
86
86. Misi Balas Dendam
87
87. Menantang
88
88. Rencana
89
89. Mimpi Buruk
90
90. Selesai
91
91. Sadar
92
92. Menculik
93
93. Batu
94
94. Sandiwara
95
95. Drama Lagi
96
96. Merajuk
97
97. Sup
98
98. Lagi
99
99. Harus Apa?
100
100. Serba Salah
101
101. Mendidih
102
102. Emosi
103
103. Pulang
104
104. Curiga
105
105. Terombang Ambing
106
106. Pengobat Luka
107
107. Lapar
108
108. Tom Yum
109
109. Kalah
110
110. Kemasukan Setan
111
111. Bayaran
112
112. I Miss You
113
113. Cacing
114
114. Berenang
115
115. Sayang
116
116. Suamiku
117
117. Bertemu
118
118. Cookies
119
119. Nefa Kabur
120
120. Baby Gemoy
121
121. Kecelakaan
122
122. Nasya
123
123. Om Penculik Menyebalkan
124
124. Gembul
125
125. Baby Bian
126
126. Rebutan
127
127. Haus
128
128. Rewel
129
129. Baby Titipan
130
130. Liburan
131
131. Arraz
132
132. Jodoh
133
133. Kabar Duka
134
134. Yara
135
135. Malaikat Kecil
136
136. Dua Baby
137
137. Cemburu
138
138. Kantin
139
139. Pengganggu
140
140. Sayang Bukan Abang
141
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!