"Loriiii... Loriiii..."
Terdengar sayup suara lembut memanggil nama Lori.
Peri cantik yang tengah tertidur di dalam bunga terompet itu mengerjapkan matanya dan mencoba mendengarkan suara yang memanggilnya.
"Loriiii... Loriii... Lori anakkuuu..."
Suara itu terdengar lagi, begitu lembut seperti terbawa sayup angin yang pelan.
Lori pun bangun dari posisinya, terduduk ia seraya celingak-celinguk sejenak, lalu peri itu melayang turun sambil masih mencoba mencari arah datangnya suara lembut yang memanggilnya.
Hingga...
Plak!
Tiba-tiba sebuah tangan kecil menabok punggung Lori dari belakang, membuat Lori menoleh karena terkejut.
"Haiish... Kau Belle."
Lori mendesis begitu Belle, adik laki-laki nya berdiri melayang di belakangnya.
"Kenapa kau tidak pulang? Merry menunggu kita makan malam, aku sudah sangat lapar dan harus mencarimu sampai ke sini."
Kesal Belle.
Lori nyengir.
"Aku ketiduran Belle, aku menjaga mereka."
Lori menunjuk kampung Jamur yang ditinggali para Kurcaci di dekat taman bunga terompet.
Belle menghela nafas,
"Kau berurusan dengan pasukan gagak hitam lagi?"
Tanya Belle,
Lori mengangguk.
"Kau pasti akan kena marah Merry lagi Lori, apa kau lupa Merry melarangmu bermasalah dengan anak-anak penyihir yang nakal itu?"
Kata Belle.
Lori menghela nafas,
"Aku berurusan dengan mereka karena mereka selalu mengganggu para Kurcaci yang tidak berdaya, apalagi Kakek Kurcaci yang jelas-jelas sudah tua masih saja mereka ganggu juga."
Kata Lori sambil melayang menembus pekatnya malam.
Gelap di tengah taman bunga terompet seketika berubah terang manakala Lori dan Belle kemudian melayang di tengah taman bunga tersebut karena dari bawah kaki mereka muncul kerlip-kerlip cahaya.
Kedua peri itu terbang menuju sebuah pondok kayu yang tak jauh dari hutan Coklat.
Pondok kayu yang tampak lapuk di luar itu tampak di beri penerangan dari lampion berbentuk bunga.
Pintu pondok pelahan terbuka sendiri manakala Lori dan Belle terbang mendekat.
Mereka lalu langsung masuk ke dalam rumah dan turun menginjakkan kaki mereka di atas lantai kayu pondok di mana kini tercium aroma daging panggang yang dilumuri madu.
"Aku lapar."
Kata Belle yang lalu berjalan mengikuti asal aroma daging panggang.
Lori berjalan pula di belakang Belle.
"Darimana kau Lori?"
Terdengar tiba-tiba suara dari arah belakang Lori, suara seorang Nenek yang tentu saja itu adalah Merry.
Lori dan Belle menengok ke arah Merry yang kemudian melayang mendahului mereka.
"Kau pasti berurusan lagi dengan anak-anak penyihir dari Gunung Edelweis."
Kata Merry tanpa menatap Lori, namun tetap akhirnya membuat Lori dan Belle saling berpandangan.
"Kau belum tahu bagaimana jahatnya penguasa Gunung Edelweis? Apa kau mau diburu mereka jika nantinya ada satu saja anak mereka yang terluka?"
Tanya Merry.
Lori diam saja, ia hanya berjalan ke arah meja yang di atasnya tampak daging panggang yang menggiurkan.
"Aku sudah mengingatkannya, dia tidak akan mengulanginya, jangan khawatir Merry."
Kata Belle mencoba membuat Merry tak sampai emosi.
Belle tentu ingin mereka bisa segera makan dan ia akan lekas tidur setelah perut kenyang.
Merry duduk di kursi, tatapannya tajam ke arah Lori yang juga duduk di kursi yang letaknya berhadapan dengan Merry.
Di tengah mereka meja dengan hidangan daging panggang kini sudah mulai dicolek Belle.
"Apa aku boleh memakannya lebih dulu? Aku benar-benar lapar."
Kata Belle akhirnya, merasa urusan Merry dan Lori akan sedikit lebih lama dari yang ia bayangkan.
"Lori."
Panggil Merry.
"Kau masih ingat saat menghadapi Shilba Dolores?"
Tanya Merry.
Lori menatap Merry,
"Shilba Dolores?"
Tanya Lori mengulang nama salah satu peri jahat yang pernah berkuasa di wilayah itu, dan sempat menguasai istana milik Oracle, peri terkuat yang merupakan pemimpin para peri di wilayah Lori tinggal.
"Tentu saja aku masih ingat Merry."
Kata Lori,
"Yeah jelas dia ingat, karena dia jatuh cinta pada Ali."
Kata Belle tiba-tiba ikut menyela, membuat Lori terpaksa menaboknya dengan keras,
"Aww, sakit tahu!
Belle mengusap lengannya yang kena tabok sang kakak.
Lori baru akan bicara lagi pada Belle, saat Merry justeru mendahului,
"Pergilah ke dunia manusia."
Kata Merry pada Lori,
"Hah?"
Lori dan Belle sama-sama melongo,
"Ke... Kenapa? Untuk apa Merry?"
Tanya Lori.
"Ada satu batu penting yang tercecer di dunia manusia, batu itu sama dengan yang ada padamu."
Kata Merry.
"Aku sudah pernah berusaha keluar ke dunia manusia, tapi gagal karena ulah seorang anak nakal."
Ujar Merry lagi.
"Kekuatanku kini sudah tak seberapa, kau yang masih muda, dan kau yang memiliki pecahan lain dari batu itu."
Lori terdiam,
Batu?
Pecahan batu?
"Batu itu terpecah menjadi empat bagian, satu tercecer di dunia manusia, yang tiga ada di dunia peri, yang diantaranya adalah satu ada padamu, dan yang kedua akan bisa ditemukan setelah bagian yang ada di dunia manusia ditemukan."
"Batu itu, apa batu itu sangat penting? Maksudmu batu..."
Lori mengulurkan tangannya, dan dari telapak tangannya muncul batu permata yang berkilauan berwarna biru kehijauan.
Merry mengangguk.
"Ya."
Sahut Merry.
"Sebentar lagi, saat musim semi di dunia manusia berada di puncaknya, di mana bunga semuanya bermekaran, banyak peri yang akan berpesta. Ini adalah pesta musim semi yang akan jadi pesta terbesar karena akan diadakan pelantikan kembali Oracle sebagai pemimpin kita."
Ujar Merry.
"Kita butuh batu Permana itu disatukan Lori."
"Untuk apa?"
Tanya Lori penasaran, tapi sayangnya Merry tak mau menyebutkan alasannya,
"Turuti saja apa perintahku, temukan dulu batu itu, bawa kembali ke dunia peri sebelum puncak musim semi."
"Jika tidak ada bagaimana? Aku tidak pernah masuk dunia manusia sebelumnya? Bagaimana jika aku tersesat? Bagaimana caraku pulang?"
Lori setengah mengeluh,
"Kau akan bisa pulang jika batu itu ketemu."
Kata Merry sambil menjentikkan jarinya ke sudut ruangan, dan munculah tiba-tiba di sana sebuah cermin besar.
"Tengah malam nanti, kau masuklah ke sana, masuk ke dunia manusia dan mulai misimu. Jangan kecewakan Nenek dan juga Oracle."
Kata Merry pada Lori.
"Apa aku boleh ikut Merry?"
Belle mendaftarkan diri, tentu ia juga ingin merasakan berpetualang ke dunia manusia, tapi sayangnya Merry dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Ini adalah tugas Lori, kau tetap di sini Belle."
Kata Merry.
Belle tampak kecewa.
"Sekarang makanlah, habiskan semuanya."
Merry berdiri dari duduknya, meninggalkan ruang makan di mana Belle dan Lori langsung tampak kasak-kusuk.
"Apa kau tidak merasa bahwa ia sengaja membuangku?"
Lirih Lori sedih,
Belle menggelengkan kepalanya,
"Aku rasa Merry tak berniat membuangmu, ia hanya ingin kau berhenti manja dan kolokan."
"Ya ingin aku berhenti manja dengan cara membuangku."
Sahut Lori kesal, lalu menancapkan garpu ke daging panggang di hadapannya.
**------------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
lori dan Ali seperti jeruk makan jeruk
2022-10-16
0
Alexandra Juliana
Bukannya Retnoasih bilang ke Lori jgn tinggal lg sama Mery krn Mery bukan peri yg baik dia mempunyai suatu kepentingan begitu juga dgn Oracle yg bukan pemimpin yg baik dan bijaksana knp diangkat lg jd pemimpin para peri?
2022-09-29
1
Alexandra Juliana
Namanya tertukar..Lori bagusnya nama utk laki2, dan Belle utk perempuan tp krn otornya absurd kaya Zizi jd gpp, suka2 Otor 😄😄
2022-09-29
1