Ngeoong...
Seekor kucing hitam melompat ke atas pagar tembok yang mengelilingi rumah keluarga Ali dan Zizi di Hokkaido.
Kedua mata kucing itu terlihat seperti menyala di tengah kegelapan malam. Ia yang seperti tengah mengawasi sesuatu itu bergerak menyusuri atas pagar tembok tersebut.
Aunty Maria yang melayang dari kamar Ali mendapati pergerakan si kucing hitam dari tempatnya.
Hantu none Belanda bergaun putih itu lantas melayang ke arah si kucing hitam yang begitu melihat Aunty Maria mendapatkan dirinya tampak langsung melompat turun dan berlari menjauhi rumah keluarga Ali dan Zizi itu.
Aunty Maria pun mengejar hingga keluar, dan bahkan hingga nyaris ke arah jalan raya.
Hilang.
Kucing hitam itu menghilang begitu saja. Entah di mana ia bersembunyi, atau entah justeru is sesungguhnya jelmaan mahluk lain.
Tapi...
Apa?
Mahluk lain apa yang harus susah payah jadi kucing hitam untuk menyelinap ke kediaman Ali dan Zizi.
Jika pun kucing hitam itu adalah suruhan orang jahat, maka siapa yang ia incar?
Zizi kah?
Atau Ali?
Aunty Maria melayang semakin mendekati jalan raya, saat kemudian ia melihat laki-laki tua terbang dan dari bawah kakinya seperti ada cahaya kunang-kunang berkelip-kelip.
Aunty Maria mengikuti laki-laki tua yang kemudian menuju taman hutan Nopporo itu lantas menghilang di tengah banyaknya pepohonan yang tumbuh di sana.
Aunty Maria celingak-celinguk, ia melayang ke sana ke mari menari sosok tua itu.
"Dia peri,"
Tiba-tiba sebuah hantu perempuan dengan rambut menutupi muka bersuara.
Ia melayang ke arah Maria tapi terus saja melewati Maria dan begitu di depan pohon besar ia melayang-layang di udara, berdiri mengambang.
"Dia peri yang terdampar di dunia ini, dia baik, jangan ganggu dia."
Kata si hantu perempuan dengan rambut menutupi wajah, ia bicara menghadap pohon besar, sementara Aunty Maria menatapnya dari belakang.
"Dasar bodoh, aku di sini, malah ngajak ngomong pohon."
Kesal Aunty.
"Heh, aku di belakangmu."
Kata Aunty Maria akhirnya.
"Oh maaf, semuanya tampak gelap belakangan ini, sepertinya ada krisis listrik atau semacamnya."
Kata si hantu dengan wajah tertutup rambut.
Aunty Maria geleng-geleng kepala.
"Bukan krisis listriiik, tapi mukamu ketutup rambuuut."
Aunty Maria akhirnya menarik rambut si hantu dan menyingkapkannya ke samping, dan...
Jiaaah...
Aunty Maria mengurut keningnya, pusing dia melihat di hantu ternyata pakai kacamata hitam juga.
"Aku nemu kacamata ini sebulan lalu, tapi aku tidak bisa bercermin,"
Kata si hantu curhat,
Aunty Maria geleng-geleng kepala lagi,
"Peri itu, kenapa dia tersesat di dunia yang fana ini?"
Tanya Aunty Maria.
Si hantu menggeleng,
"Entahlah, aku hanya dengar banyak hantu membicarakannya, ada peri yang tersesat dan terjebak di hutan ini. Dia akan keluar setiap musim semi untuk mencari jalan kembali ke dunianya."
"Apa dia bukan pemilik kios barang antik?"
Tanya Aunty Maria.
"Ah mereka sudah lama gulung karpet."
Kata si hantu.
"Gulung tikar."
Aunty Maria meralat.
"Ya itu maksdnya, kios mereka tutup, dan entah pergi ke mana."
"Jangan-jangan ada banyak peri yang sebetulnya terjebak di sini."
Gumam Aunty Maria.
"Ya bisa jadi, tapi aku baru mendengar laki-laki peri itu, banyak yang membicarakannya karena ia sering membantu para hantu."
"Membantu para hantu?"
Aunty Maria heran,
Si hantu mengangguk, dan anggukannya lebih mirip vokalis band rock.
"Harus begitu ya ngangguknya?"
Tanya Aunty Maria melihat cara mengangguk di hantu yang terlalu bersemangat,
"Maaf, aku kadang terlalu berenergi."
Ujar si hantu.
"Ya peri itu membantu hantu yang tinggal di hutan dan tidak bisa makan, mereka yang sangat takut dengan matahari, dan juga takut dengan gemerlap lampu, maka mereka terus terkurung di tengah hutan susah cari makan."
"Ah begitu rupanya."
Aunty Maria Mantuk-mantuk.
"Oh yah, selain peri itu, ada lagi mahluk yang akhir-akhir ini membuat resah dan baru saja makan korban Manusia."
Kata si hantu bigos.
"Apa?"
Tanya Aunty Maria.
"Monster seperti tikus besar, tapi ia berdiri seperti manusia, aromanya menyengat persis tikus got."
"Mahluk apa itu?"
Aunty Maria menatap di hantu,
"Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya peri laki-laki itu mengenalnya, aku lihat tadi ia mengejar si mahluk tikus itu."
Aunty Maria kini terlihat menatap pohon yang peri tua itu menghilang.
Apa aku harus mengetuk pintu rumahnya? Ia pasti tinggal di pohon itu. Atau aku harus melaporkan ini pada Zizi lebih dulu?
Aunty Maria menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan.
**---------------**
Ali menatap Zizi yang meletakkan kedua tangannya di dinding yang semula ada cermin tua dengan bingkai kayu.
Cermin yang keberadaannya hanya Ali yang sempat melihat itu kini raib entah ke mana dan akhirnya membuat heboh semua penghuni rumah.
"Apa kau merasakan sesuatu Kak?"
Tanya Ali.
Zizi menoleh pada Ali, sambil kemudian melepaskan kedua tangannya dari dinding kamar yang semula ada cermin digantung di sana.
"Aku bisa merasakan ada energi lain, tapi rasanya samar sekali, seperti ada yang menghalangi."
Ujar Zizi, yang kemudian mengalihkan pandangan matanya ke arah Shane suaminya.
"Kak Seng bisa merasakan apa dari sana?"
Tanya Zizi.
"Hanya aroma mint yang kuat."
Kata Shane.
Zizi mengarah ke Ali lagi,
"Mint, kamu merasa ada terhubung dengan Lori lagi?"
Tanya Zizi.
Ali terdiam sejenak, ada kemungkinan ya, tapi ia masih cukup ragu untuk mengatakan iya karena benar kata Zizi, semuanya terlihat dan terasa samar saja.
"Malam ini istirahat saja dulu Al, besok kita bongkar gudang,"
Putus Zizi akhirnya.
"Bongkar gudang? Apa nanti tidak kena marah Ayah dan Paman?"
Ali seperti ragu dengan ide Zizi yang selalu saja anti mainstream.
"Daripada kamu penasaran, dan Kak Zizi juga penasaran. Kita bongkar gudang sama-sama. Tidak akan terjadi apa-apa, selama kamu tidak sendirian."
Kata Zizi.
Ali memandang Shane, yang tampak mengangguk seraya tersenyum.
Sudah jelas Shane adalah suami yang selalu mendukung isterinya dalam segala macam kondisi dan situasi.
Ali akhirnya mengangguk setuju. Sejujurnya ia memang merasa sungguh penasaran, terutama dengan cermin tua yang jelas-jelas ada di kamarnya saat ia baru sampai, tapi sekarang dengan tiba-tiba cermin itu tidak ada dan anehnya tak ada satupun yang pernah melihat apalagi memindahkannya.
Tentu saja ini semakin aneh manakala Ali mengingat mimpinya, dan sayup suara perempuan yang menyebut anakku... anakku...
Ya suara perempuan itu,
Zizi dan Shane baru akan keluar dari ruangan tempat di mana Ali tinggal, manakala Ali kemudian memanggil Zizi yang memaksa langkah Zizi terhenti,
"Ada apa Al?"
Tanya Zizi.
"Kak suara perempuan yang aku dengar, aku rasa ia ada hubungannya dengan..."
Ali menghentikan kalimatnya sebentar, Zizi membulatkan matanya menunggu Ali menyebutkan sebuah nama,
"Lori. Suara itu, pasti ada hubungannya dengan Lori."
**--------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Mereka pada kumpul di tempat tinggal Ali, tp Maria malah ngegosip sm hantu rock g balik"
2023-02-05
1
kanaya
zizi udah kalem ya sekarang
2022-07-02
1
Ragil Nisha23
ngakak baca gosipnya maria sama hantu rock...gxgxgx
2022-06-19
0