Mobil rombongan Ali sampai di salah satu rumah keluarga dari Alpha Centauri di Hokkaido.
Para pengurus rumah menyambut kedatangan para anak majikan mereka dengan hangat.
Sementara Zizi dan suami serta pengawal pribadinya diarahkan ke bagian rumah utama, Ali memilih ke bagian rumah yang sedikit terpisah dari bangunan utama.
Bangunan yang berbentuk seperti rumah sendiri itu hampir sembilan puluh persennya dibangun dari kayu jati terbaik.
Bangunan itu di depannya ada pohon Sakura Jepang yang kini mulai terlihat dipenuhi dedaunan yang rimbun.
Taman kecil ada di sana, taman dengan rumput hijau segar dan beberapa bunga juga tumbuh di sana dengan penataan yang cantik dan rapi.
Ali memasuki bangunan yang ia gunakan untuk tidur dirinya sendiri, bangunan seperti rumah yang terpisah dari bangunan utama itu tak terlalu banyak perabotan di dalamnya.
Ali memang sengaja meminta ruangan untuk ia tinggal ditata demikian. Ia hanya butuh rak buku, lemari dan kasur lantai serta meja kecil saja.
Ia tak suka segala hal yang berlebihan, apalagi jika itu berkaitan dengan perabotan rumah.
Ali melepas ranselnya dan melemparkannya begitu saja ke lantai kayu ruangan bangunan rumah tersebut.
Ia lantas duduk lesehan, dilepaskannya kedua sepatunya hingga hanya menyisakan kaos kaki yang ia pakai.
Ali meraih hp nya, untuk memberikan kabar pada keluarganya di Kuala lumpur bahwa dirinya sudah sampai di Jepang dengan selamat.
Setelah mengirimkan pesan singkat kepada keluarganya, Ali yang ingin berbaring sebentar untuk istirahat, tiba-tiba melihat sebuah cermin yang menempel di ruangannya.
Ali mengerutkan kening, cermin berbentuk oval dengan ukuran tak terlalu besar itu bingkainya terbuat dari kayu dengan ukiran seperti bunga, selain itu cermin itu juga sepertinya cermin lama yang bukan dari tahun-tahun sekarang.
Siapa yang menggantung cermin itu di sana? Batin Ali.
Seingatnya, bulan lalu saat ia menemani Kakek buyutnya tinggal di sana untuk sementara waktu, belum ada cermin itu di ruangan tempat tinggalnya.
Ali lantas berdiri, penasaran ia tampak berjalan mendekati cermin yang tertempel di dinding kayu ruangan tempat ia tinggal tersebut.
Sejenak ingatan Ali seperti dipaksa melompat ke masa di mana ia masuk ke dalam dunia peri di dalam cermin.
Mungkinkan ini juga bisa untuk jalan masuk ke sana lagi? Batin Ali seraya menempelkan telapak tangannya di atas cermin ruangan tempat tinggalnya itu.
Tapi...
Ali tak merasakan apapun di sana.
Cermin itu tampaknya hanya cermin tua biasa yang tak ada keanehan di sana. Tak ada tanda-tanda jika cermin itu memiliki kekuatan atau energi dari dunia lain.
Tak ada...
Kosong...
Hampa...
Ali menatap pantulan bayangannya yang ada di cermin itu.
Pantulan bayangan wajah tampannya.
"Anakku... Lo... r... i... anak... ku..."
Ali yang semula baru berbalik dan akan kembali ke tempat semula, tiba-tiba ia seperti mendengar suara lirih yang tidak terlalu jelas, tapi Ali masih bisa menangkap itu suara perempuan yang menyebut nama Lori.
Lori?
Ali lantas mendekati cermin tua itu lagi, menempelkan tangannya di cermin itu.
Tak ada energi apapun yang bisa ia rasakan, tapi tadi ia sungguh-sungguh bisa mendengar suara seperti menyebut nama Lori dari satu tempat.
Dan cermin itu...
Ali tak bisa mengalihkan pandangan matanya dari cermin di depannya.
cermin itu, di mana bayang dirinya terpantul di sana, mungkinkah suara itu berasal dari sana?
Apakah ini...
**------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
juwita
apakah ini novel
2022-06-27
3
Ragil Nisha23
misteri
2022-06-18
2
Putrii Marfuah
misteri lori
2022-05-22
1