Dendam Si Petugas Pajak
“Hi, Dear. Wow...kamu sangat cantik malam ini.” sapa Jonathan diiringi dengan sebuah ciuman tepat di leher jenjang sang kekasih.
“Mmmhhh” Sastri melenguh setelah ciuman dengan gigitan kecil yang diberikan Jonathan padanya.
Sastri memang cantik dan malam ini dia terlihat lebih cantik. Apalagi ia memakai gaun yang dipilihkan oleh sahabatnya yang bernama Delia. Gaun yang panjangnya hanya lima belas centi di atas lutut dan terbuka di bagian belakang sedangkan bagian dadanya tertutup dengan tali yang mengikat di leher jenjangnya.
Jonathan merangkul mesra pinggang Sastri lalu membawanya ke taman belakang di mana Andrew dan Melik yang merupakan sahabat Jonathan sudah berada di sana. Kamisha dan Delia mendekati kedua sahabat Jonathan tersebut lalu tampa canggung mereka berciuman liar di depan Sastri. Bahkan, tangan nakal keduanya lelaki itu sudah merayap ke tempat-tempat terlarang. Namun, kedua sahabat Sastri seperti tidak keberatan menerima itu semua.
Sedangkan Sastri, ia mulai tidak nyaman dengan kedua temannya itu. Selama ini hubungannya dengan Jonathan tidak lebih hanya kecupan ringan di bibir karena Sastri sudah bertekad untuk menjaga mahkotanya sampai ia menikah. Jonathan sendiri tidak pernah memaksa Sastri tapi dia selalu berhasil mencuri-curi ciuman dari sang kekasih saat Sastri lengah.
“Kalau kalian mau pamer, jangan di depan kami!” ucap Jonathan santai lalu membawa Sastri ke sebuah sofa yang terdapat di sana. Bukan Jonathan namanya jika tidak berhasil mencuri-curi kesempatan saat mereka sedang berdua. Ditambah dengan penampilan Sastri malam ini semakin membuat juniornya memberontak di bawah sana.
“Jo, jangan ganggu temanku! Aku tidak mau melihat wajah jeleknya besok saat menggunakan toga.” ucap Kamisha tiba-tiba saat Jonathan dan Sastri sedang berciuman tapi tangan nakal Jonathan justru sudah bergerilya di paha polos Sastri.
Wajah Sastri memerah menahan malu karena kedapatan berciuman oleh kedua sahabatnya ditambah lagi kehadiran kedua teman Jonathan yang ikut tersenyum menatapnya.
“Santai, kami tidak akan buka mulut asal feenya cocok.” seloroh Delia lalu ia kembali melanjutkan ciuman panasnya bersama Melik.
“Minum dulu! Aman kok” ucap Kamisha saat melihat Sastri menatap ragu pada gelas yang ia bawa.
Sastri tersenyum kecil lalu meminum air tersebut tanpa curiga. Kamisha mengajak Andrew bergabung bersama Sastri dan Jonathan. “Sebentar lagi film panas akan tayang secara langsung.”
Ucapan Andrew membuat Sastri langsung menatapnya lalu dengan jarinya, Andrew menunjuk ke arah meja yang tidak jauh dari tempat mereka saat ini. Delia dan Melik benar-benar bercinta di depan mereka. Delia bahkan tidak malu membuka resleting celana Melik lalu memasukkan senjata Melik dalam mulutnya.
Andrew dan Kamisha tertawa sambil bersorak gembira dan tangan Andrew bahkan sedang memainkan bagian bawah Kamisha yang duduk dipangkuanya. Sastri mulai merasa panas dalam tubuhnya. Jonathan sendiri terus menciumi punggung, leher serta pundaknya. Tangan Jonathan juga tidak tinggal diam, dia terus mengusap lembut punggung mulus tanpa penghalang milik Sastri. Sebelah tangan yang lain mengusap pelan paha Sastri naik turun.
Sastri merasakan gelenyar aneh dalam dirinya, untuk pertama kali ia merasa sangat menginginkan hal itu. Pelan tapi pasti, ia mulai tidak bisa mengontrol dirinya. Ia mulai membalas bahkan mencium Jonathan sedikit liar dan kasar.
“Slow down, Baby! Malam masih Panjang.” ucap Jonathan tersenyum kecil sambil melirik Kamisha dan Andrew.
Di tengah malam yang diiringi kerasnya suara musik, erangan demi erangan terdengar di setiap sudut. Sastri kehilangan kendali dan kehilangan harga diri di depan teman-temannya. Ia bahkan memohon pada Jonathan untuk memuaskannya.
“Baby, ini salah. Aku tidak mau mengambil mahkotamu sebelum kita menikah.” tegas Jonathan.
“Please, Jo. Entah kenapa malam ini aku sangat ingin melakukannya. Bahkan kalian mempertontonkannya di depanku.”
Sastri semakin sulit terkendali, sementara Jonathan malah bersikap santai sambil terus mengusap pelan punggung Sastri dan itu semakin membuat Sastri frustasi. Sastri naik ke pangkuan Jonathan lalu menciumi kekasihnya dengan liar. Seperti mendapat angin segar, Jonathan membalikkan tubuh Sastri lalu membuka pakaiannya.
Kamisha dan Delia yang tadinya sibuk bercinta kini mereka malah menonton adegan 21+ milik Jonathan dan Sastri. jeritan, erangan, ******* saling bersahutan di antara kedua pemain sementara sang penonton menyaksikan dengan santai sambil menikmati steak di bangku masing-masing. Sastri menyadari apa yang telah ia lakukan saat ini namun tubuhnya tidak mampu menolak. Di saat bersamaan, ia melihat kedua sahabatnya sedang tersenyum. Senyuman yang berbeda dari biasanya.
Sastri tidak menghitung berapa kali Jonathan menyerangnya, tapi ia mulai merasakan perih dan sakit di **** *************. Tubuhnya mulai lelah namun otak dan telinganya masih sangat sadar untuk mendengar apa yang mereka ucapakan.
“Sudah Jo! Sisakan juga untuk kami.”
Deg…
“Apa maksud perkataan Andrew?” batin Sastri yang sudah terkulai lemas di bawah Jonathan.
Sastri melihat Jonathan bangkit lalu menatapnya dengan sebuah senyum tersungging di bibir Jonathan. Senyuman yang sama seperti yang ia lihat sebelumnya dari Kamisha dan Delia.
“Hai Baby, bagaimana? Apa kamu suka permainanku? Kamu sangat menggairahkan. Sebenarnya aku belum puas bermain denganmu tapi teman-temanku juga ingin merasakan tubuh perawan itu seperti apa? Tapi sayangnya, aku yang mendapatkan lebih dulu. Jadi, kalian hanya dapat sisanya saja.”
Jonathan mengambil sebotol wine lalu meneguknya sedikit. Dan tampa diduga, sisa wine tersebut ditumpahkan di atas tubuh Sastri. Mereka semua tertawa lalu Andrew datang kemudian kembali memasukkan senjatanya ke inti Sastri.
“Aaaa….”
Jeritan Sastri seakan kebahagian untuk mereka. Dengan beringasnya, Andrew menggilir Sastri yang terkulai lemah tidak berdaya. Andrew bahkan bermain sangat kasar dengan menggigit bagian-bagian tubuh Sastri hingga merah dan Sastri sendiri hanya bisa menjerit dengan suara yang mulai mengecil akibat kelelahan.
“Cukup! Jo, please! Tolong aku!”
“Kamisha, Delia tolong aku!”
Rintihan minta tolong dari Sastri ibarat suara nyamuk untuk mereka. Seraya tertawa puas, Andrew melepaskan pergulatannya lalu dilanjutkan oleh Melik.
“Kenapa tidak dari dulu Jo? Sayang sekali kalau hanya dipakai sesaat seperti ini.” ucap Melik seraya terus menyerang inti tubuh Sastri yang entah keberapa kali dipaksa oleh mereka.
“Main saja sepuasmu malam ini! Jangan lupa besok kita wisuda.” Jawab Jonathan merapikan pakaiannya.
Air mata Sastri tumpah begitu mendengar perkataan Jonathan apalagi saat melihat Kamisha sedang bercinta dengan kekasihnya sambil tertawa senang. Setelah puas bermain dengan Kamisha, Delia datang dan langsung membenamkan senjata Jonathan dalam intinya. Mereka bermain di depan mata Sastri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Matahari mulai meninggi hingga sinarnya mampu menembus ke dalam rumah. Hangatnya sinar matahari membangunkan Sastri yang masih terlelap dalam keadaan tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. Sastri panik, takut, kecewa dan marah. Satu persatu ingatan akan kejadian tadi malam mulai bermunculan. Sastri histeris, berteriak dan menangis dalam waktu bersamaan.
Seorang pria yang ternyata pemilik rumah tersebut datang untuk melihat rumah yang telah ia sewakan semalam. Namun, ia begitu terkejut melihat seorang gadis berteriak histeris dalam keadaan tanpa sehelai busanapun. Pria tersebut langsung menghubungi polisi dan dalam waktu lima belas menit polisi telah tiba di sana bersama ambulans.
Hasil visum dari dokter menunjukkan jika Sastri adalah korban perkosaan. Polisi yang mendapat keterangan dari dokter langsung melakukan penyelidikan hingga melihat rekaman CCTV di rumah tersebut. Dalam waktu singkat, polisi langsung membekuk dan menginterogasi kelima tersangka.
“Kami melakukannya atas dasar suka sama suka. Bapak tidak bisa menangkap kami.” Kilah Jonathan
“Benar, Pak. Kita dan Sastri malam menyiapkan gaun dengan penuh semangat. Saya punya buktinya.” Ujar Kamisha
“Come on, Sir. Ini negara bebas, hal seperti ini sudah biasa terjadi.”
“Alibi kalian bisa diterima. Lalu, bagaimana dengan obat perangsang yang ditemukan dalam tubuh teman kalian? Kalua suka kenapa harus pakai obat perangsang?” selidik polisi kembali.
“Itu untuk menambah gairah, Pak. Kita perlu sedikit mendorong diri kita untuk mendapat sesuatu yang luar biasa?” jawab Delia.
“Kalau kalian berteman, kenapa kalian meninggalkannya sendiri di sana?” selidik polisi kembali.
“Kami tidak meninggalkannya tapi dia sendiri yang sulit dibangunkan. Bapak tidak lihat bagaimana kami membangunkannya?”
“Lalu, kenapa kalian tidak menjenguknya di rumah sakit?”
“…???”
Sementara itu di sebuah ruang rawat inap, Sastri masih mencerna dalam diam tentang apa yang sudah menimpanya malam itu. Semua perubahan dan sikap sahabat serta kekasihnya. “Apakah ini memang gaya pacaran mereka? Tapi kenapa begini?”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dewi
Ah... pikiranku
2023-02-05
0
Novita Dwi Je
baca bab 1.. langsung ngeri🥺🥺🥺
2022-10-05
0
Sebutir Debu
Untung ga My Bojo
2022-05-31
1