Kicauan dari akun tanpa nama yang membuat dunia maya maupun nyata mampu menutupi kasus Melisa hingga perhatian publik tertuju pada kasus video yang diberi tajuk ‘Artis goyang, bapak senang’. Seolah mendapat dukungan, diam-diam Sastri mulai menyelidiki hubungan antara Adit, Melik, Delia dan Kamisha.
Bukan tanpa alasan Sastri mencurigai Kamisha karena kasus PH Entertaiment juga ditangani oleh Bang Bonar yang juga menangani kasus Star Agency.
Di saat yang sama, Adit sang manajer Melisa tengah mencoba mencari keberadaan Sastri di kantornya. Namun, hasilnya nihil. Dirjen pajak yang bekerja sama dengan kantor tersebut sudah menyiapkan segala kemungkinan terburuk hingga saat Adit mencari Sastri.
Mereka langsung mengatakan jika Sastri sudah mengundurkan diri dari sana setelah dibebaskan. Dan nomor telepon yang diberikan pada Adit juga sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Sementara itu, Sastri bersama timnya kembali merencanakan penyelidikan selanjutnya dan yang lebih mengejutkan mereka saat itu adalah munculnya daftar merah yang berisi nama-nama orang yang akan mereka selidiki selanjutnya. Beberapa dari nama tersebut terdapat beberapa yang sangat familiar bagi Sastri.
Ia semakin tertarik untuk menyelidiki ketiga orang dalam daftar tersebut.
“The One, kita harus ke sana!” celutuk Sastri.
“Apa tidak terlalu berisiko? Kalau kita ketahuan bisa gawat. Dan biasanya, kelab seperti itu hanya didatangi oleh orang-orang yang sudah berlangganan. Sementara kita? Dan saat kamu ke sana kemaren itu karena ada janji dengan Adit. Jadi bukan hal yang mencurigakan,” Arif memberikan pendapat selaku orang yang selama in bertugas di lapangan bersama Sastri.
“Saya juga tidak bisa ke sana jika Adit di sana.”
Pak Wisnu sebagai kepala divisi mulai memikirkan cara selanjutnya yang akan mereka ambil untuk memulai penyelidikan.
“Melisa masih berurusan dengan polisi. Sebaiknya kamu aktifkan kembali nomor ponsel kemarin dan Dekati Adit! Hanya itu yang bisa kita lakukan saat ini.”
Sesuai arahan Pak Wisnu dan begitu ponsel itu aktif, begitu banyak pesan yang masuk dari Adit. “Sepertinya dia menyukaimu.”
Sastri menatap tajam pada Arif yang sedang mengejeknya lalu, “Maaf, Mas Adit. Saya sedang menenangkan diri. Saya masih bingung dengan semua yang terjadi.”
Sastri membalas pesan Adit lalu menatap Pak Wisnu, “Haruskan saya membohongi dia, Pak? Saya merasa menjadi manusia sangat jahat di sini.”
“Kita semua sudah menjadi penjahat dengan berkerja di sini. Kamu kan sudah tahu dari pertama,” jawaban tegas Pak Wisnu mampu membungkam Sastri. “Mereka menikmati fasilitas negara tapi tidak mau membayar, apa itu tidak jahat? Sementara para masyarakat kelas menengah yang lain semua membayar sedangkan yang banyak mememakai fasilitas para orang kaya. Enak betul hidup mereka di negara ini. Jadi, masihkah kamu menganggap perbuatan kita ini jahat? Belum lagi para koruptor yang melakukan pencucian uang. Cuma sayangnya itu bukan ranah kita. Mereka para pejabat punya tim pemburu sendiri. Sudah! Jangan bicarakan lagi tentang salah atau benar karena ini adalah benar untuk kita.”
“Sastri, hati-hati! Arif tidak selamanya bisa menjaga kamu.”
Sastri hanya bisa mengangguk lalu melajutkan pekerjaannya hingga sebuah pesan dari Adit kembali masuk.
“Maaf sudah melibatkanmu. Apa kita bisa bertemu? Aku mencarimu ke kantor dan mereka bilang kamu sudah mengundurkan diri.”
“Apa Adit minta bertemu? Kalau iya, ajak dia bertemu di The One! Siapa tahu kamu juga bisa bertemu dengan incaran kita yang lain.”
“Hahh…maaf, Pak. Saya justru menghindari mereka.”
Pak Wisnu dan rekan kerja Sastri yang lain ikut menatap Sastri, “Kamu mengenal mereka?” tanya Pak Wisnu memastikan.
“Delia dan Kamisha adalah mantan sahabat saya.”
“Apa???”
Rasa penasaran dari kolega-kolega Sastri terasa kentara namun Pak Wisnu akhirnya memutuskan untuk berbicara empat mata bersama Sastri.
“Ikut saya!”
“Ini akan sulit kecuali kita mengirimkan orang lain ke lapangan,” salah satu rekan Sastri berpendapat.
Sementara itu, di dalam ruangan Pak Wisnu. Sastri menceritakan tentang persahabatannya dengan Kamisha dan Delia yang berujung pengkhianatan. Serta Melik yang merupakan teman dari mantan pacarnya.
“Jadi bagaimana kamu bisa mendekati Adit jika orang-orang disekeliling Adit mengenal kamu?”
“Saya pastikan rencana kita akan berhasil!”
Pak Wisnu menatap Sastri dengan tatapan yang sulit ditebak. Sementara Sastri sendiri merasa optimis untuk membekuk mereka. Walaupun dia tidak menceritakan penyebab mereka saling membenci tapi dari tatapan Pak Wisnu, Sastri tahu jika beliau masih mengharapakan jawabannya.
Menjenlang sore, Sastri membuat janji temu dengan Adit di kelab The One. Suasana kelab tidak terlalu ramai berbeda dengan suasana malam.
“Hai…sudah lama? Maaf telat,” ucap Sastri lalu mengambil posisi di bangku yan berada di depan Adit.
“Gak masalah, yang penting aku bisa ketemu kamu. Apa kabar dan kemana saja kamu? Aku takut kalau kita tidak akan ketemu lagi.”
Sastri tersenyum kecil, “Saya hanya menghabiskan uang dengan berlibur di tempat yang tenang. Selama ini gaji saya kurang terpakai.”
Jawaban Sastri sedikit mencairkan suasana di antara keduanya. “Jadi, bagaimana sekarang? Apa kamu berniat untuk mencari pekerjaan lagi?”
“Belum tahu, Mas. Masih nyari-nyari. Apa Mas Adit mau carikan pekerjaan untuk saya?”
“Apa kamu mau kerja di Star Agency?”
Uhukkk…
Sastri yang tengah menyeruput minuman terkejut dengan ajakan Adit.
“Kenapa? Apa karena berita-berita di luar sana?” tanya Adit kembali.
“Yap. Saya tidak mau berurusan dengan polisi. Capek, Mas.”
“Bagaimana kalau kamu jadi konsultan saja? kamu tidak harus ke kantor atau mengurus semua pekerjaan. Kamu hanya meberikan arahan, pendapat, cara melalui ponsel. Istilahnya kamu adalah pemain di belakang layar, bagaimana, apa kamu tertarik? Jangan khawatir soal gaji. Mereka sanggup membayar sesuai dengan pekerjaanmu.”
Sastri menatap lekat wajah Adit dan itu sukses membuat Adit terbawa perasaan, “Saya pikir-pikir dulu ya Mas?”
Pembicaraan keduanya berlansung selama satu jam setelah itu Sastri dan Adit meninggalkan kelab bersama. “Aku antar ya?” tawar Adit.
“Tidak usah, Mas. Saya bawa mobil.”
Keduanya berjalan menuju area parkir, “Saya duluan Mas.”
Sastri berjalan meninggalkan Adit dan betapa terkejutnya Adit saat melihat Sastri dengan gaya sensualnya menaiki mobil sport keluaran terbaru yang harganya suka bikin susah tidur. Sastri membunyikan suara klakson dua kali lalu ia melaju meninggalkan Adit dengan segala rasa penasarannya.
Citttt…
Sastri terkejut saat seorang pria berlari hingga membuatnya hampir tertabrak oleh mobil Sastri. Seorang pria berlari dari arah belakang langsung menarik pria pertama dan betapa terkejutnya Sastri saat melihat wajah pria kedua itu.
“Jonathan”
Tit…tit…
Suara klakson di belakang membuat Sastri tidak bisa menghentikan mobilnya lebih lama. Dengan segala rasa penasaran dan bencinya, ia melajukan mobil meninggalkan semua rasa penasarannya.
“Sepertinya kamu sangat bersenang-senang.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Aida Fitriah
hati" sastri, kamu yg ketemu adit aku yg deg deg ser takut ketauan😑😑😑
2022-05-31
1