Ayu...

Ruang serbaguna hotel bintang lima disulap menjadi sebuah ruangan yang sangat indah dihiasi taburan bunga mawar putih. Kesan mewah terasa kental sekali dari segala sisi sebagai bentuk pengakuan untuk si empunya acara. Jo Group bersanding dengan PH Entertaiment merupakan perpaduan yang serasi di dunia bisnis.

Sastri melangkah pelan di belakang orang tuanya menuju ruangan utama tempat diselenggarakan acara pertunangan Jonathan sang mantan kekasih dengan Kamisha selaku mantan sahabat.

“Sungguh perpaduan yang luar biasa” gumam Sastri saat menatap kedua calon mempelai tersebut sedang berdiri didampingi orang tua masing-masing.

Pemandu acara mengimformasikan jika acara puncak akan segera dimulai. Sastri duduk di samping ibunya melihat satu persatu prosesi pertunangan Jonathan hingga diakhir dengan acara puncak yaitu pertukaran cincin antara keduanya lalu ditutupi dengan sebuah ciuman yang diberikan Jonathan di bibir Kamisha.

Suara riuh tepuk tangan dari para undangan semakin membuat suasana semakin meriah sampai tiba-tiba lampu di sekitar keduanya dipadamkan lalu berganti dengan lampu sorot diiringi suara musik. Keduanya berdansa mesra di depan para pengunjung.

Rasa marah terpancar dari sorot mata Sastri ketika menatap keduanya yang sedang berdansa. Tidak sedetikpun Sastri berpaling dari mereka. Setiap senyuman yang Kamisha tunjukkan semakin membuat Sastri marah hingga sumpah serapah terus terucap dalam hatinya.

Setelah acara dansa selesai, saatnya untuk para tamu memberikan ucapan selamat dan tibalah waktu bagi orang tua Sastri. Ia berjalan di belakang ibunya namun dengan kepala terangkat dia tetap berjalan dengan elegan untuk memberikan ucapan selamat kepada mantannya.

Bapak Mahardika berjabat tangan dengan Tuan Joseph layaknya para pembisnis lainnya lalu, “Ini putrimu Tuan Mahardika?”

Bapak Mahardika yang tengah memberikan selamat pada Jonathan tiba-tiba berhenti lalu menatap tajam ke arah Joseph. Sastri melihat tatapan ayahnya sepert menyiratkan kata-kata ‘jangan ganggu anakku!’

Di saat yang sama, Tuan Joseph seperti sedang menertawai papanya. “Kita ambil foto dulu, Tuan Mahardika.”

Sastri diarahkan hingga tanpa sadar ia justru berdiri di samping Jonathan. Setelah selesai berfoto, Sastri menjabat tangan Jonathan, “Selamat!”

“Terima kasih.” Balas Jonathan singkat.

“Sastriiiii…makasih ya kamu udah datang. Aku senang sekali dan kamu makin cantik saja sih.”

Kamisha langsung memeluk Sastri seakan mereka merupakan teman dekat. Sementara di sebuah meja, Bang Bonar sedang memperhatikan ke arah panggung acara.

“Kamisha kenal dengan Lisa?” tanyanya pada Delia yang sedang sibuk dengan ponselnya.

“Lisa mana?”

“Itu!” tunjuk Bang Bonar saat Sastri turun dari panggung.

“Itu bukan Lisa, dia itu Sastri teman kuliah kami. Dan satu lagi, dia itu pernah pacaran dengan Jonathan.”

“Apa? Bagaimana ceritanya?”

“Panjang. Intinya, mantan pacarnya bertunangan dengan mantan temannya.”

“Jadi, Kamisha itu mantan temannya juga?”

“Iya.”

“Menarik!”

Sastri keluar dari ruang acara, dadanya terasa sangat menyesakkan apalagi saat ia kembali berhadapan dengan Jonathan bahkan sampai menjabat tangannya. Kedua orang tuanya masih bertemu dengan sesama pengusaha dan sudah pasti tidak akan sebentar.

Sebuah taman tidak jauh dari gedung acara cukup menyegarkan bagi mereka yang merasakan sesak berada dalam kerumunan orang di dalam sana. Sastri menghirup oksigen beberapa kali untuk meredakan ketegangan dalam pikirannya. Emosinya juga ikut memuncak tatkala melihat sorot mata dingin Jonathan ketika bertemu dengannya.

“Hai Sastri, apa kabar?” ucap Delia

“Kamu!”

“Ya, aku. Kenapa? Jangan bilang kamu terkejut melihatku karena seharusnya aku yang terkejut melihat kamu datang. Pasti Jonathan dan Kamisha sangat bahagia melihat kamu mau hadir di acara pertunangan mereka.”

“Bukankan musuh itu harus didekati?”

“Oh, wow…kamu jahat sekali Sastri. Aku ini bukan musuhmu tapi temanmu. Kamu tidak hilang ingatan kan?”

“Entah.”

“Bagaimana rasanya tidur dengan Adit? Apa kamu sudah menjenguknya di penjara? Jangan-jangan, kamu ikut menerima uang dari dia? Kamu belum semiskin itu kan, Sas?”

“Urus urusanmu sendiri!”

Sastri hendak pergi dari sana tapi sebelah tangannya langsung ditarik oleh Delia. “Ingat Sastri, jangan karena kamu merasa pintar jadi kamu bisa membodohiku. Adit memang  bodoh, tapi aku tidak.”

“Kamu memang tidak bodoh tapi lebih rendah dari itu.” Sastri menghempaskan cengkaraman tangan Delia lalu kembali memasuki ruangan. Sastri yang hendak memasuki ruang utama kembali dikagetkan oleh panggilan nama berbeda.

“Saya harus panggil kamu Lisa atau Sastri?”

Sastri lagi-lagi harus menghela nafasnya. “Bang Bonar,”

“Ya, saya tidak menyangka akan tertipu oleh wajah polos kamu yang cantik ini.”

“Saya punya alasan sendiri untuk tidak mengatakan nama asli saya.”

“Saya tahu dan saya juga tidak meminta kamu untuk jujur.”

“jadi tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Saya permisi!”

Sastri meninggalkan Bang Bonar dengan sejuta pertanyaan di benaknya. “Pa-“

Sastri lagi-lagi harus dikejutkan dengan pemadangan tidak terduga di depannya saat ini. “Nak, kemarilah! Kenalkan ini Andrew. Dia investor baru di perusahaan kita. Kalian satu kampus, bukan?”

“Iya.” Sastri menerima uluran tangan dari Andrew dengan perasaan berkecamuk. Apalagi saat melihat isyarat papanya. Dan orang selanjutnya yang tidak ingin ia temui justru datang menyapanya.

“Hi, Sas. Apa kabar? Kemana saja kamu?”

Sastri rasanya ingin memuntahkan isi perutnya ke wajah Melik yang bergaya sok akrab dengan datang dan lansung memeluk serta mencium pipi kiri dan kanannya.

“Kamu mengenal Tuan Melik?” tanya Bapak Mahardikan pada sang putri.

“Kami satu kampus, Tuan.”

Melik terlibat pembicaraan panjang bersama Bapak Mahardika dan Andrew. Sementara Sastri memilih mendampingi ibunya ke toilet.

Saat Sastri keluar dari toilet, ia justru kehilangan ibunya. Sementara di sebuah bangku di belakang gedung, seorang wanita sedang duduk sendirian dengan air mata membasahi pipinya. Sesekali ia menyeka wajahnya dengan selembar sapu tangan.

“Ayu! Kamu Ayu kan? Ya tuhan, aku sangat merindukanmu. Kamu kemana saja? Aku dan Mas Dika terus mencari kamu tapi kami selalu gagal.”

Ibu Ariyanti memeluk wanita itu dengan erat seakan tidak mau terpisahkan lagi.

“Yanti, -“

“Iya, Ayu. Ini aku Yanti. Kamu tidak banyak berubah. Hanya rambutmu saja yang sudah terlihat beruban.”

Tawa Ibu Ariyanti berbanding terbalik dengan wanita bernama Ayu.

“Yanti-“

Belum selesai wanita itu bicara, beberapa pengawal sudah datang dan langsung membawanya pergi dari sana. Sementara Ibu Ariyanti yang hendak mengejar wanita bernama Ayu tersebut langsung dihalangi oleh salah satu pengawal.

“Mama, kemana aja sih –“

“Ayo kita cari Papa kamu!”

Dalam kebingungan, Sastri tetap mengikuti ibunya sampai ke dalam tempat acara. Bapak Mahardika yang tengah asyik berbincang dengan Melik dan Andrew langsung terkejut begitu mendapat pesan dari Ibu Ariyanti di ponselnya.

“Aku bertemu Ayu dan sekarang dia sudah dibawa oleh beberapa laki-laki berbaju seragam. Aku yakin jika selama ini Joseph menahannya.”

***

 

Terpopuler

Comments

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠

semangat kk.Rani

2022-06-01

0

Aida Fitriah

Aida Fitriah

keren sehari up bbrapa bab👍👍👍👍👍

2022-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!