Seminggu setelah kembalinya dari Bali, hubungan Sastri dan Adit masih berjalan di temapt karena Sastri belum membuka pintu untuk Adit. Mereka tetap berkomunikasi layaknya pasangan jika sedang senggang. Tapi dua hari ini, Adit yang biasanya sering mengirim pesan tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Dan pagi ini, tim Sastri seperti terkena petir saat Pak Wisnu mengatakan jika semua kasus yang sedang mereka tangani sudah diambil alih oleh PPATK.
Tidak berselang lama, beberapa petugas dari lembaga PPATK mengambil semua berkas serta data yang berhasil mereka miliki. Pengambil alihan kasus setelah tertangkapnya salah satu oknum petugas pajak yang menerima suap dari beberapa investor asing dan yang lebih mengagetkan ialah Arif yang selama ini menjadi sopir gadungan dalam melakukan aksi bersama Sastri di lapangan ikut tertangkap.
Semua divisi Sastri tidak percaya dengan berita tersebut. Arif yang selama ini mereka kenal ternyata malah menerima suap dari orang yang sedang mereka incar. Di saat mereka sedang diliputi kekecewaan, berita mengejutkan kembali muncul di layar kaca.
“Adit”
Adit ikut tertangkap oleh petigas PPATK atas kasus investasi bodong yang melibatkan beberapa artis serta pengusaha muda.
“Pantas saja dia tidak pernah mengirim pesan lagi.” gumam Sastri di meja kerjanya menatap sendu pada Meja yang kemarin berisi banyak dokumen kini bersih. Semua sudah diangkut dan divisi mereka sudah menjadi divisi terburuk karena keterlibatan salah satu anggotanya.
“Bagaimana nasib kita sekarang, Pak?” tanya salah satu kolega.
“Entahlah. Paling rendah kita akan mengurus administrasi kantor atau dimutasi ke daerah. Kalau tidak tahan ya mengundurkan diri.”
“Apa yang akan kita jawab pada staf yang lain? Mereka pasti akan membuli kita.”
“Sudahlah, lebih baik kita menikmati waktu senggang ini dengan makan dan sedikit bersantai. Semuanya sudah terjadi, untuk apa kita pikirkan lagi.”
Salah satu kolega memberikan saran. “Ayo, kita makan siang dengan nyaman dan tenang!” Pak Wisnu selaku ketua divisi akhirnya menyetujui pendapat bawahannya.
Mereka meninggalkan kantor seperti biasa lalu menikmati makan siang di sebuah warung yang cukup terkenal. Sebuah berita kembali muncul di layar televisi yang berada tidak jauh dari meja Sastri.
“CEO Jo Group yang baru dilantik kembali membuat heboh dengan kabar pertunangannya dengan Kamisha yang merupakan pemilik PH Entertaiment. Berita bahagia itu disampaikan langsung oleh ayah dari CEO Jonathan yang bernama Joseph. Kabar bahagia ini tentu saja membuat para wanita yang mengagumi ketampanan CEO Jonathan harus kecewa dan sedih. Karena Kamisha lah wanita yang dipilih oleh CEO Jo untuk menjadi istrinya. Bagaimana dengan anda, pemirsa? Apakah anda juga merasa kecewa?”
Begitulah wartawan wanita itu mengakhiri berita di saluran televisi tersebut hingga membuat beberapa teman wanita Sastri mencibir, “Alah…wajah biasa begitu dibilang ganteng. Masih ganteng kang Ojek langgananku.”
“Iya, hanya karna modal kaya dan penampilan bermerek semua tidak menjamin dia pria yang baik, paling juga itu pertunangan bisnis. Tahu sendiri kan permainan para orang kaya. Eh, serius lho masih naik ojek ke kantor? Gaji kita kan besar, cukup lah untuk beli mobil.”
“Malas bawa, enak naik Kang Ojek. Tiap hari bisa gonta-ganti. Nyalip sana-sini langsung sampai. Bawa mobil ribet.”
Sastri tidak menanggapi ucapan temannya. Dalam diam, ia memikirkan kabar yang baru saja ia dengar dan dengan matanya sendiri ia menyaksikan bagaimana Kamisha tersenyum di samping Jonathan. Sastri sedang membayangkan setiap momen yang ia habiskan bersama mereka di Amerika.
“Apa aku melewatkan sesuatu?”
Batin Sastri terus bertanya-tanya tentang hubungan keduanya yang ia ketahui sangat tidak mungkin terjadi. Tapi kenapa sekarang mereka justru bertunangan?
“Semuanya, minta perhatian sebentar!” Pak Wisnu memberikan intrupsi.
“Saya tahu kita semua sudah bersusah payah mengumpulkan segala bukti, kita juga turut berperan di lapangan tapi jangan merasa kecewa karena dari penjelasan yang disampaikan direktur tadi pagi. Kasus ini memang harus kita limpahkan ke PPATK karena sudah masuk ke ranah pencucian uang.
Kalau sekedar penggelapan pajak seperti Melisa, kita masih mengawasi tapi saya belum tahu pasti apa tim kita akan dilibatkan atau akan dibentuk tim baru. Begitu juga dengan Arif, mungkin mereka sudah memantau Arif sejak lama, hanya saja kita tidak menyadarinya.
Jadi, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa dan kerja keras kalian selama ini. Saya juga ingin meminta maaf kalau selama ini ada perkataan saya yang menyakiti hati kalian. Jadi bagaimana, apa saya sudah dimaafkan?”
“Sudahhh…kami juga minta maaf, Pak. Kadang-kadang kami juga meggosipkan Bapak di belakang.” Celutuk seorang rekan Sastri yang membuat mereka serentak tertawa.
“Dari tadi kamu diam saja, lagi mikirin Adit ya?”
Bisikan seorang rekan membuyarkan lamunan Sastri. “Hah???”
“Tuh kan benar, kamu lagi mikirin Adit.”
“Tidak. Aku lagi mikir gimana nasib kita selanjutnya?” seloroh Sastri lalu keduanya ikut tertawa.
Setelah menyelesaikan makan siang bersama, Sastri memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya setelah mendapat pesan dari sang ibu jika ada hal penting yang ingin mereka bicarakan. Pikiran Sastri begitu semraut dengan banyaknya kejadian hingga tidak terasa taxi yang ia jumpai telah berhenti di depan rumah.
“Sudah sampai, Buk.”
“Oh…iya. Terima kasih.”
Kedua orang tuanya sudah duduk di ruang tengah ketika Sastri datang. Sastri mangambil botol minuman dari kulkas lalu ikut duduk di depan orang tuanya. Sebuah undangan yang terletak di atas meja menarik perhatian Sastri.
“Undangan pertunangan putra pemilik Jo Group. Kamu pasti sudah melihat beritanya di TV.” Bapak Mahardika bersuara.
“Pendiri Jo Group yang merupakan ayah dari Jonathan merupakan teman lama Papa.”
Sastri masih diam tapi raut wajahnya berubah drastis setelah mendengar pengakuan sang ayah. “Ada masalah pribadi antara Papa dan Joseph dan mungkin masih membuat dia menaruh dendam pada Papa. Itu sebabnya dia mengirim Andrew. Papa belum tahu pasti tujuan dia mengirim Andrew tapi Papa hanya ingin mengatakan sebuah fakta supaya kamu tidak terkejut jika terjadi apa-apa dengan perusahaan. Itu juga alasan Papa dan Mama meminta kamu untuk memimpin perusahaan. Papa sudah tua untuk memikirkan berbagai cara menghadapi mereka. jadi, apa kamu bersedia? Pikirkanlah baik-baik. Papa beri waktu seminggu!”
“Ada masalah apa antara Papa dan pendiri Jo Group sampai dia ingin membalas dendam?”
“Itu adalah masalah pribadi dan tidak etis untuk Papa menceritakannya padamu. Jangan tanya itu lagi! Tapi, sebagai pelaku bisnis, kami tetap saling menghormati walaupun dibelakang dia berbuat lain. Karena itu juga, Papa tetap mendapat undangan ini walaupun dia membenci Papa.”
“Ikutlah bersama kami supaya kamu mengenal mereka lebih jauh sekaligus memberikan ucapan selamat kepada temanmu, Kamisha.”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
🎯™⨀⃝⃟⃞☯ Mamo Nia❤ᵖˡ🏠
hem pnasar lgi thor😁😁
2022-06-01
1
Aida Fitriah
apa kira" masalah di masa lalu itu ????
2022-06-01
1