Bab 16. Ada apa dengan mereka 1

Tiga bulan kemudian

Hubungan Felisha dan Mato sedang tidak baik-baik saja. Bahkan Felisha terlihat sedang berusaha menghindar dari Mato. Ada apa dengan Derisha?

Mato melihat Felisha sedang duduk di gazebo depan ruang kelasnya bersama dua sahabatnya sembari mengobrol, seketika Mato membelokkan langkahnya yang hendak ke kantin menuju ke tempat Felisha, Rufi dan Lita berada.

Rufi segera menggeser duduknya kehadapan Lita saat ia melihat Mato berjalan menuju ke arah mereka dari belakang Felisha, sedangkan Felisha dan Lita tak menyadari kedatangan Mato karena posisi duduk mereka yang menghadap kepada Rufi.

Penampakan gazebo yang ada di depan ruang kelas Felisha

Felisha terkejut melihat kedatangan Mato yang tiba-tiba dan langsung duduk di hadapannya. Felisha hanya mengatupkan bibirnya tanpa mau membuka suara lebih dulu sedangkan dua sahabatnya juga ikut bingung melihat Felisha yang langsung terdiam dan terlihat mengalihkan pandangannya di sembarang arah tanpa mau menatap Mato. Mereka mengira hubungan Felisha dan Mato selama ini baik-baik saja. Tak pernah melihat mereka berselisih paham ataupun yang lainnya.

Mato menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.

"Nanti malam aku ke tempat kamu." Ucap Mato dengan menatap tajam wajah Felisha yang tetap tidak mau menoleh kearahnya walau sedikit saja.

Felisha tetap diam tak ada niat menjawab ucapan Mato. Dan itu sukses membuat Mato frustasi dengan menggusar rambutnya pelan dengan kedua tangannya.

"Felisha" panggil Mato lagi tetap dengan suara pelan namun penuh tekanan dan menatap Felisha semakin tajam yang membuat dua sahabat Felisha itu merinding. Mato memiliki suara yang ngebas laki banget seperti Viki Naki.

"Hmm" Felisha hanya menjawab dengan deheman singkat dan menunduk memainkan kakinya. Lagi-lagi tak mau menatap Mato. Dan Mato hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

Mato pergi tanpa pamit kepada ke tiganya dengan rahang mengetat.

Dua sahabat Felisha hanya bengong melihat sepasang kekasih itu yang sepertinya hubungan mereka sedang kurang harmonis.

Mereka ikut terdiam melihat Felisha yang masih saja setia mengatupkan bibirnya saat Mato sudah tak terlihat lagi dari sana.

"Kalian kenapa Sha, ada masalah?" Tanya Rufi tak sabar menunggu Felisha bersuara.

"Sudahlah, gak usah di bahas." Jawab Felisha lesu sambil menunduk melihat sepatunya.

"Enggak bisa gitu Sha, kamu harusnya cerita dong sama kita biar kita tuh gak cuman bengong ngeliat kalian kayak gini." Protes Lita

"Iya Sha, kamu ceritain semuanya siapa tau Aku dan Lita bisa bantu, yaaa paling tidak kita bisa ngurangin beban yang ada kan." Rufi membujuk Felisha agar mau menceritakan masalah yang sedang di hadapi sahabatnya itu.

"Mungkin belum sekarang, aku belum bisa ngasih tau ke kalian sekarang." Felisha berucap dengan senyuman tipis di bibirnya namun pandangannya menatap ke sembarang arah dan matanya sedikit menyipit karena matahari kian terik menjelang siang.

"Ya udah deh kalau kamu belum siap cerita sekarang. Tapi janji ya kamu harus ceritain ke kita." Ucap Rufi akhirnya mengalah. Felisha hanya mengangguk. Seketika Rufi dan Lita berpindah ke samping Felisha dan memeluknya sambil mengusap punggungnya untuk menguatkan sahabat mereka itu.

***

FLASHBACK ON

Felisha dan Mato menjalani hari-hari yang bahagia, hubungan mereka pun baik-baik saja dengan Mato yang sedikit posesif terhadap Felisha yang terkadang tidak menyadari jika ada lelaki yang coba mendekatinya walaupun tak pernah berhasil karena Mato akan dengan sigap membereskan mereka yang tanpa di sadari oleh Felisha. Mato melakukannya diam-diam tanpa di ketahui oleh Felisha. Mato biasanya akan menemui lelaki yang coba mendekati Felisha dengan mengajaknya bertemu empat mata di suatu tempat yang mungkin tak di ketahui oleh Felisha. Mato selalu menyelesaikannya dengan cara baik-baik.

Sampai akhirnya Mato sudah tak tahan dengan semuanya, ia pun berniat melamar Felisha secara pribadi nanti setelah itu ia akan segera bertemu dengan kedua orang tua Felisha untuk mengikat anak gadis mereka agar tidak ada lagi yang bisa mengambil Felisha darinya.

Mato kemudian merencanakan waktu yang tepat untuk melamar Felisha, namun sebelumnya dia ingin menanyakan apakah Felisha sudah siap menikah jika ada yang melamarnya sebelum wisuda atau tidak. Mato masih mengumpulkan keberanian untuk memastikan itu. Takut jika malah membuat Felisha tidak nyaman dengan tawarannya yang sudah berkali-kali di tolak oleh Felisha.

Sudah tiga hari Felisha di sibukkan dengan praktek dan tugas kuliah, sedangkan Mato sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak pernah bertemu walau hanya sebentar. Mereka hanya punya waktu untuk berkirim pesan atau saling menyapa lewat panggilan video jika sudah di rumah masing-masing.

Hari ini Mato ingin menemui Felisha untuk membicarakan niatnya sehingga ia menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.

Sepulang dari kampus, Felisha dan Lita hendak ke Indojuni yang berada di depan kampus untuk membeli keperluan yang stoknya sudah menipis di kamar kos mereka.

Namun belum sempat mereka melangkahkan kaki ke dalam, mereka di kejutkan dengan suara Mato yang memanggil Felisha dengan suara yang agak keras dan itu membuat Felisha dan Lita saling pandang dan mengerutkan alis merasa heran. Tidak biasanya Mato memanggilnya dari jarak jauh seperti itu sehingga sedikit teriakan. Biasanya Mato akan mendekatinya lalu memanggil nama Felisha dengan pelan. Untung saja hanya ada mereka berdua di depan Indojuni itu jika tidak mungkin Felisha akan merasa tak nyaman dengan teriakan Mato.

Felisha melihat wajah Mato yang datar berjalan ke arahnya. Felisha menyuruh Lita untuk masuk ke dalam lebih dulu membeli keperluannya, nanti dia akan menyusul. Dia menunggu Mato menghampirinya. Felisha merasa ada yang aneh dengan sikap Mato saat ini.

Setelah Mato mendekat Felisha kemudian Bertanya.

"Ada apa kak?

"Aku mau ngomong sama kamu sekarang"

"Iya tapi aku mau belanja dulu" Ucap Felisha sambil menunjuk ke Indojuni.

"Belanjanya nanti aja, aku mau ngomong sekarang." Mato meraih tangan Felisha lalu membawanya ke arah dimana motor Mato parkir. Felisha hanya mengikuti langkah Mato dan memberi tahu jika Lita ada di dalam Indojuni yang mungkin akan mencarinya jika selesai dengan belanjanya.

"Kak di dalam ada Lita tadi aku suruh masuk duluan pas kakak tadi manggil aku." Ucap Felisha sambil melirik Mato yang bergeming.

"Naik" Ucap Mato tegas tak ingin di bantah. Tidak menjawab ucapan Felisha, menyuruhnya naik ke motor setelah ia menyalakan mesin

Felisha pun naik ke atas motor dan mereka melaju ke tempat biasa yaitu taman di tengah kota. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai karena berada tak jauh dari kampus Felisha. Felisha turun dengan wajah cemberut sambil merapikan hijabnya yang sedikit berantakan karena tidak memakai helm. Mato melihat bibir seksi itu mengerucut membuatnya gemas ingin mengigitnya.

Mato meraih tangan Felisha membawanya ke tempat yang tidak begitu ramai dengan pengunjung.

Mereka duduk di salah satu bangku yang menghadap danau kecil yang berada di taman itu.

"Ada apa sih kak? mau ngomong aja harus jauh-jauh ke sini" Protes Felisha yang sedari tadi merasa aneh dengan sikap kekasihnya itu.

Tiba-tiba ponsel Felisha berbunyi tanda jika ada yang memanggil. Ia merogoh tasnya dan terlihat nama Lita disana. Felisha segera menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Assalamualaikum..." Felisha

"Wa'alaikumsalam...Kamu dimana hah? Aku cariin keliling Indojuni juga gak ketemu, bolak balik keluar masuk kok gak ada. Aku pulang ke kosan juga kamunya gak ada. Kemana sih?" cerocos Lita langsung.

"Aku di culik kak Mato nih, sekarang aku lagi sama dia di taman." Felisha.

"Oh ya udah, aku mau lanjut dulu nih. Salam aja sama kak Mato ya." Lita

"Ok. Assalamualaikum..." Felisha mengakhiri sambungan telepon dari Lita.

Mato menoleh kesamping kirinya dimana Felisha berada. Mato memutar badannya sehingga posisinya menghadap Felisha.

Mato menggenggam tangan Felisha lembut lalu mengecupnya dalam dan lama. Felisha semakin heran dengan tingkah laku Mato.

"Lita ya?" Tanya Mato

"Iya." Felisha. Mato tak banyak bertanya karena dia sudah bisa menebak apa yang di katakan Lita. "Salam buat kak Mato katanya." Sambung Felisha yang hanya di jawab Mato dengan ucapan wa'alaikumsalam...

"Felisha." Panggil Mato pelan yang hampir tak terdengar. "Hmm" Felisha menjawab dengan deheman dan menoleh ke arah Mato.

"Aku cinta kamu sayang, sangat. Kau tau itukan." Ucap Mato setelah menatap Felisha lekat.

"Iya aku tau" Felisha

"Terus?" Mato

"Terus apanya?" Tanya Felisha kesal karena Mato tak langsung pada inti pembicaraan kali ini.

Mato terkekeh melihat wajah kesal Felisha. Merasa gemas dan mencubit pipinya yang cabi itu.

"Terus kamunya cinta gak sama aku?" Mato

"Ya ampun" Felisha memutar bola matanya malas.

"Kok jawabnya gitu" Protes Mato sambil mengusap pipi Felisha dengan tangan lainnya.

"Kak Mato kan tau sendiri jawabannya apa."

"Kamu gak kangen sama aku?" tanya Mato lagi.

"Ya ampun kak. Kita kan biasanya ketemunya hampir tiap hari juga. baru tiga hari belakangan aja kita gak ketemu." Felisha

"Tinggal jawab aja kangen atau gak. Susah amat" Mato merajuk dan melepas genggamannya pada tangan Felisha.

"Iya iyaa.. Aku kangen. Kangeennn banget malah." Felisha

"Halaahh.. Jawabannya kepaksa gitu." Mato melipat tangan di dada dan kembali menghadap ke danau.

"Ih di jawab iya kangen malah di bilang kepaksa. Gimana sih kak." Felisha cemberut dan melipat tangan di dada meniru gaya Mato.

"Katanya tadi mau ngomong, sebenarnya kakak ngapain ngajak aku kesini?" Tanya Felisha lagi.

Mato kembali menghadap Felisha, menatapnya lama dan kembali meraih tangan Felisha lalu menggenggamnya. Felisha hanya melihat gerakan Mato yang membawa tangannya untuk dia genggam.

"Sayang, kalau misalnya ada yang ingin melamarmu sekarang atau sebelum wisuda, kamu mau gak?" Tanya Mato

"Hah." Felisha malah bengong mendengar pertanyaan Mato.

"Kalau misalnya nih ya, ada seseorang yang datang melamar kamu sebelum kuliah kamu selesai, maunya nikah cepat gak mau menunggu sampai kamu wisuda. Gimana tanggapan kamu? terima atau kamu tolak? Kasih tau dong jawaban sama alasannya kenapa." Mato

"Kakak mau ngelamar aku ya?" Canda Felisha sambil cengengesan. Yang langsung di tanggapi serius oleh Mato.

"Kalau kamunya mau ya ayok. Aku sih mau aja." Ucap Mato dengan semangat.

"Ih gimana sih kak, kan akunya udah pernah bilang kalau aku tuh belum ada pikiran ke arah sana. Aku mau fokus dulu sama kuliah biar cepet selesai." Jawab Felisha

"Kan bisa ngelanjutin kuliahnya pas udah nikah sayang."

"Kalau udah nikah tuh fokusnya terbagi kak. Aku tuh orangnya gampang ngebleng kalau fokusnya terbagi. Ngerti gak kak?"

"Kalau kamu nikah sama aku, aku bisa bantuin kalau kamu lagi ngebleng. Asal jangan tiap hari aja kamunya ngebleng." Canda Mato

"Gini ya kak.. perempuan itu kalau udah nikah tuh ya, pasti fokusnya terbagi, malah kadang ada yang terbengkalai kuliahnya gegara ngurus keluarganya. Belum lagi kalau dianya langsung hamil pas abis nikah. Kan amazing tuh. Butuh tenaga dan pikiran ekstra. Salut deh buat perempuan yang mampu menjalani semua itu dalam satu waktu."

"Kan bisa di tunda hamilnya pakai kontrasepsi sayang." Ucap Mato menatap Felisha lekat sambil mengelus punggung tangannya. Masih mencoba negosiasi.

Felisha menghembuskan nafas panjang dan memutar badan menghadap Mato. Sekarang mereka duduk saling berhadapan.

"Kak.. Intinya aku pengen selesein kuliah dulu tanpa ada beban yang lain. Kalau udah nikah, punya suami, ya sudah pasti aku gak bisa kalau harus ninggalin suami aku sewaktu-waktu keluar kota untuk PKL(Praktek Kerja Lapangan) atau ada kegiatan lain. Kakak tau sendiri kan gimana sibuknya nanti, karena kakak pernah kuliah disana juga. Jadi taulah kesibukan-kesibukan yang nantinya aku jalani."

"Jadi kamu nganggap aku beban gitu?" Mato sedikit kecewa dengan ucapan Felisha barusan.

"Bukan itu maksud aku kak. Siapapun yang mau ngelamar aku sekarang, pasti akan aku tolak karena seperti yang aku bilang tadi. Fokus pasti akan terbagi jika sudah menikah, karena itu aku gak sanggup." Kata Felisha yang di balas dengan anggukan berkali-kali oleh Mato tanda mengerti jika Felisha belum siap menikah saat ini.

...****************...

Jangan lupa like dan komen yaa, 🤗

Terpopuler

Comments

Lusi

Lusi

mato nya udah kebelet nikah..wkwkw

2022-08-08

2

ImmaUrut

ImmaUrut

aduh mato

2022-08-08

2

Ana

Ana

hmmmm memang sih bener kata felisha
tapi beda sama laki-laki dari cara pikirnya

2022-06-09

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!