Tiga bulan kemudian
Hubungan Felisha dan Mato sedang tidak baik-baik saja. Bahkan Felisha terlihat sedang berusaha menghindar dari Mato. Ada apa dengan Derisha?
Mato melihat Felisha sedang duduk di gazebo depan ruang kelasnya bersama dua sahabatnya sembari mengobrol, seketika Mato membelokkan langkahnya yang hendak ke kantin menuju ke tempat Felisha, Rufi dan Lita berada.
Rufi segera menggeser duduknya kehadapan Lita saat ia melihat Mato berjalan menuju ke arah mereka dari belakang Felisha, sedangkan Felisha dan Lita tak menyadari kedatangan Mato karena posisi duduk mereka yang menghadap kepada Rufi.
Penampakan gazebo yang ada di depan ruang kelas Felisha
Felisha terkejut melihat kedatangan Mato yang tiba-tiba dan langsung duduk di hadapannya. Felisha hanya mengatupkan bibirnya tanpa mau membuka suara lebih dulu sedangkan dua sahabatnya juga ikut bingung melihat Felisha yang langsung terdiam dan terlihat mengalihkan pandangannya di sembarang arah tanpa mau menatap Mato. Mereka mengira hubungan Felisha dan Mato selama ini baik-baik saja. Tak pernah melihat mereka berselisih paham ataupun yang lainnya.
Mato menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.
"Nanti malam aku ke tempat kamu." Ucap Mato dengan menatap tajam wajah Felisha yang tetap tidak mau menoleh kearahnya walau sedikit saja.
Felisha tetap diam tak ada niat menjawab ucapan Mato. Dan itu sukses membuat Mato frustasi dengan menggusar rambutnya pelan dengan kedua tangannya.
"Felisha" panggil Mato lagi tetap dengan suara pelan namun penuh tekanan dan menatap Felisha semakin tajam yang membuat dua sahabat Felisha itu merinding. Mato memiliki suara yang ngebas laki banget seperti Viki Naki.
"Hmm" Felisha hanya menjawab dengan deheman singkat dan menunduk memainkan kakinya. Lagi-lagi tak mau menatap Mato. Dan Mato hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.
Mato pergi tanpa pamit kepada ke tiganya dengan rahang mengetat.
Dua sahabat Felisha hanya bengong melihat sepasang kekasih itu yang sepertinya hubungan mereka sedang kurang harmonis.
Mereka ikut terdiam melihat Felisha yang masih saja setia mengatupkan bibirnya saat Mato sudah tak terlihat lagi dari sana.
"Kalian kenapa Sha, ada masalah?" Tanya Rufi tak sabar menunggu Felisha bersuara.
"Sudahlah, gak usah di bahas." Jawab Felisha lesu sambil menunduk melihat sepatunya.
"Enggak bisa gitu Sha, kamu harusnya cerita dong sama kita biar kita tuh gak cuman bengong ngeliat kalian kayak gini." Protes Lita
"Iya Sha, kamu ceritain semuanya siapa tau Aku dan Lita bisa bantu, yaaa paling tidak kita bisa ngurangin beban yang ada kan." Rufi membujuk Felisha agar mau menceritakan masalah yang sedang di hadapi sahabatnya itu.
"Mungkin belum sekarang, aku belum bisa ngasih tau ke kalian sekarang." Felisha berucap dengan senyuman tipis di bibirnya namun pandangannya menatap ke sembarang arah dan matanya sedikit menyipit karena matahari kian terik menjelang siang.
"Ya udah deh kalau kamu belum siap cerita sekarang. Tapi janji ya kamu harus ceritain ke kita." Ucap Rufi akhirnya mengalah. Felisha hanya mengangguk. Seketika Rufi dan Lita berpindah ke samping Felisha dan memeluknya sambil mengusap punggungnya untuk menguatkan sahabat mereka itu.
***
FLASHBACK ON
Felisha dan Mato menjalani hari-hari yang bahagia, hubungan mereka pun baik-baik saja dengan Mato yang sedikit posesif terhadap Felisha yang terkadang tidak menyadari jika ada lelaki yang coba mendekatinya walaupun tak pernah berhasil karena Mato akan dengan sigap membereskan mereka yang tanpa di sadari oleh Felisha. Mato melakukannya diam-diam tanpa di ketahui oleh Felisha. Mato biasanya akan menemui lelaki yang coba mendekati Felisha dengan mengajaknya bertemu empat mata di suatu tempat yang mungkin tak di ketahui oleh Felisha. Mato selalu menyelesaikannya dengan cara baik-baik.
Sampai akhirnya Mato sudah tak tahan dengan semuanya, ia pun berniat melamar Felisha secara pribadi nanti setelah itu ia akan segera bertemu dengan kedua orang tua Felisha untuk mengikat anak gadis mereka agar tidak ada lagi yang bisa mengambil Felisha darinya.
Mato kemudian merencanakan waktu yang tepat untuk melamar Felisha, namun sebelumnya dia ingin menanyakan apakah Felisha sudah siap menikah jika ada yang melamarnya sebelum wisuda atau tidak. Mato masih mengumpulkan keberanian untuk memastikan itu. Takut jika malah membuat Felisha tidak nyaman dengan tawarannya yang sudah berkali-kali di tolak oleh Felisha.
Sudah tiga hari Felisha di sibukkan dengan praktek dan tugas kuliah, sedangkan Mato sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka tidak pernah bertemu walau hanya sebentar. Mereka hanya punya waktu untuk berkirim pesan atau saling menyapa lewat panggilan video jika sudah di rumah masing-masing.
Hari ini Mato ingin menemui Felisha untuk membicarakan niatnya sehingga ia menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.
Sepulang dari kampus, Felisha dan Lita hendak ke Indojuni yang berada di depan kampus untuk membeli keperluan yang stoknya sudah menipis di kamar kos mereka.
Namun belum sempat mereka melangkahkan kaki ke dalam, mereka di kejutkan dengan suara Mato yang memanggil Felisha dengan suara yang agak keras dan itu membuat Felisha dan Lita saling pandang dan mengerutkan alis merasa heran. Tidak biasanya Mato memanggilnya dari jarak jauh seperti itu sehingga sedikit teriakan. Biasanya Mato akan mendekatinya lalu memanggil nama Felisha dengan pelan. Untung saja hanya ada mereka berdua di depan Indojuni itu jika tidak mungkin Felisha akan merasa tak nyaman dengan teriakan Mato.
Felisha melihat wajah Mato yang datar berjalan ke arahnya. Felisha menyuruh Lita untuk masuk ke dalam lebih dulu membeli keperluannya, nanti dia akan menyusul. Dia menunggu Mato menghampirinya. Felisha merasa ada yang aneh dengan sikap Mato saat ini.
Setelah Mato mendekat Felisha kemudian Bertanya.
"Ada apa kak?
"Aku mau ngomong sama kamu sekarang"
"Iya tapi aku mau belanja dulu" Ucap Felisha sambil menunjuk ke Indojuni.
"Belanjanya nanti aja, aku mau ngomong sekarang." Mato meraih tangan Felisha lalu membawanya ke arah dimana motor Mato parkir. Felisha hanya mengikuti langkah Mato dan memberi tahu jika Lita ada di dalam Indojuni yang mungkin akan mencarinya jika selesai dengan belanjanya.
"Kak di dalam ada Lita tadi aku suruh masuk duluan pas kakak tadi manggil aku." Ucap Felisha sambil melirik Mato yang bergeming.
"Naik" Ucap Mato tegas tak ingin di bantah. Tidak menjawab ucapan Felisha, menyuruhnya naik ke motor setelah ia menyalakan mesin
Felisha pun naik ke atas motor dan mereka melaju ke tempat biasa yaitu taman di tengah kota. Tak butuh waktu lama mereka pun sampai karena berada tak jauh dari kampus Felisha. Felisha turun dengan wajah cemberut sambil merapikan hijabnya yang sedikit berantakan karena tidak memakai helm. Mato melihat bibir seksi itu mengerucut membuatnya gemas ingin mengigitnya.
Mato meraih tangan Felisha membawanya ke tempat yang tidak begitu ramai dengan pengunjung.
Mereka duduk di salah satu bangku yang menghadap danau kecil yang berada di taman itu.
"Ada apa sih kak? mau ngomong aja harus jauh-jauh ke sini" Protes Felisha yang sedari tadi merasa aneh dengan sikap kekasihnya itu.
Tiba-tiba ponsel Felisha berbunyi tanda jika ada yang memanggil. Ia merogoh tasnya dan terlihat nama Lita disana. Felisha segera menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.
"Assalamualaikum..." Felisha
"Wa'alaikumsalam...Kamu dimana hah? Aku cariin keliling Indojuni juga gak ketemu, bolak balik keluar masuk kok gak ada. Aku pulang ke kosan juga kamunya gak ada. Kemana sih?" cerocos Lita langsung.
"Aku di culik kak Mato nih, sekarang aku lagi sama dia di taman." Felisha.
"Oh ya udah, aku mau lanjut dulu nih. Salam aja sama kak Mato ya." Lita
"Ok. Assalamualaikum..." Felisha mengakhiri sambungan telepon dari Lita.
Mato menoleh kesamping kirinya dimana Felisha berada. Mato memutar badannya sehingga posisinya menghadap Felisha.
Mato menggenggam tangan Felisha lembut lalu mengecupnya dalam dan lama. Felisha semakin heran dengan tingkah laku Mato.
"Lita ya?" Tanya Mato
"Iya." Felisha. Mato tak banyak bertanya karena dia sudah bisa menebak apa yang di katakan Lita. "Salam buat kak Mato katanya." Sambung Felisha yang hanya di jawab Mato dengan ucapan wa'alaikumsalam...
"Felisha." Panggil Mato pelan yang hampir tak terdengar. "Hmm" Felisha menjawab dengan deheman dan menoleh ke arah Mato.
"Aku cinta kamu sayang, sangat. Kau tau itukan." Ucap Mato setelah menatap Felisha lekat.
"Iya aku tau" Felisha
"Terus?" Mato
"Terus apanya?" Tanya Felisha kesal karena Mato tak langsung pada inti pembicaraan kali ini.
Mato terkekeh melihat wajah kesal Felisha. Merasa gemas dan mencubit pipinya yang cabi itu.
"Terus kamunya cinta gak sama aku?" Mato
"Ya ampun" Felisha memutar bola matanya malas.
"Kok jawabnya gitu" Protes Mato sambil mengusap pipi Felisha dengan tangan lainnya.
"Kak Mato kan tau sendiri jawabannya apa."
"Kamu gak kangen sama aku?" tanya Mato lagi.
"Ya ampun kak. Kita kan biasanya ketemunya hampir tiap hari juga. baru tiga hari belakangan aja kita gak ketemu." Felisha
"Tinggal jawab aja kangen atau gak. Susah amat" Mato merajuk dan melepas genggamannya pada tangan Felisha.
"Iya iyaa.. Aku kangen. Kangeennn banget malah." Felisha
"Halaahh.. Jawabannya kepaksa gitu." Mato melipat tangan di dada dan kembali menghadap ke danau.
"Ih di jawab iya kangen malah di bilang kepaksa. Gimana sih kak." Felisha cemberut dan melipat tangan di dada meniru gaya Mato.
"Katanya tadi mau ngomong, sebenarnya kakak ngapain ngajak aku kesini?" Tanya Felisha lagi.
Mato kembali menghadap Felisha, menatapnya lama dan kembali meraih tangan Felisha lalu menggenggamnya. Felisha hanya melihat gerakan Mato yang membawa tangannya untuk dia genggam.
"Sayang, kalau misalnya ada yang ingin melamarmu sekarang atau sebelum wisuda, kamu mau gak?" Tanya Mato
"Hah." Felisha malah bengong mendengar pertanyaan Mato.
"Kalau misalnya nih ya, ada seseorang yang datang melamar kamu sebelum kuliah kamu selesai, maunya nikah cepat gak mau menunggu sampai kamu wisuda. Gimana tanggapan kamu? terima atau kamu tolak? Kasih tau dong jawaban sama alasannya kenapa." Mato
"Kakak mau ngelamar aku ya?" Canda Felisha sambil cengengesan. Yang langsung di tanggapi serius oleh Mato.
"Kalau kamunya mau ya ayok. Aku sih mau aja." Ucap Mato dengan semangat.
"Ih gimana sih kak, kan akunya udah pernah bilang kalau aku tuh belum ada pikiran ke arah sana. Aku mau fokus dulu sama kuliah biar cepet selesai." Jawab Felisha
"Kan bisa ngelanjutin kuliahnya pas udah nikah sayang."
"Kalau udah nikah tuh fokusnya terbagi kak. Aku tuh orangnya gampang ngebleng kalau fokusnya terbagi. Ngerti gak kak?"
"Kalau kamu nikah sama aku, aku bisa bantuin kalau kamu lagi ngebleng. Asal jangan tiap hari aja kamunya ngebleng." Canda Mato
"Gini ya kak.. perempuan itu kalau udah nikah tuh ya, pasti fokusnya terbagi, malah kadang ada yang terbengkalai kuliahnya gegara ngurus keluarganya. Belum lagi kalau dianya langsung hamil pas abis nikah. Kan amazing tuh. Butuh tenaga dan pikiran ekstra. Salut deh buat perempuan yang mampu menjalani semua itu dalam satu waktu."
"Kan bisa di tunda hamilnya pakai kontrasepsi sayang." Ucap Mato menatap Felisha lekat sambil mengelus punggung tangannya. Masih mencoba negosiasi.
Felisha menghembuskan nafas panjang dan memutar badan menghadap Mato. Sekarang mereka duduk saling berhadapan.
"Kak.. Intinya aku pengen selesein kuliah dulu tanpa ada beban yang lain. Kalau udah nikah, punya suami, ya sudah pasti aku gak bisa kalau harus ninggalin suami aku sewaktu-waktu keluar kota untuk PKL(Praktek Kerja Lapangan) atau ada kegiatan lain. Kakak tau sendiri kan gimana sibuknya nanti, karena kakak pernah kuliah disana juga. Jadi taulah kesibukan-kesibukan yang nantinya aku jalani."
"Jadi kamu nganggap aku beban gitu?" Mato sedikit kecewa dengan ucapan Felisha barusan.
"Bukan itu maksud aku kak. Siapapun yang mau ngelamar aku sekarang, pasti akan aku tolak karena seperti yang aku bilang tadi. Fokus pasti akan terbagi jika sudah menikah, karena itu aku gak sanggup." Kata Felisha yang di balas dengan anggukan berkali-kali oleh Mato tanda mengerti jika Felisha belum siap menikah saat ini.
...****************...
Jangan lupa like dan komen yaa, 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Lusi
mato nya udah kebelet nikah..wkwkw
2022-08-08
2
ImmaUrut
aduh mato
2022-08-08
2
Ana
hmmmm memang sih bener kata felisha
tapi beda sama laki-laki dari cara pikirnya
2022-06-09
4