Bab 12. Heart to heart

Mato melepaskan pelukannya. " I Love you." Ucap Mato tanpa suara kepada Felisha. Yang hanya di balas dengan senyuman manis oleh Felisha.

Mato melambaikan tangannya sambil berjalan menuju gerbang kos. Mato tak menunggu balasan kata " i love you " dari Felisha karena ia tau kalau Felisha pasti masih sangat malu untuk mengucapkan kalimat keramat itu.

***

Felisha POV

Sudah hampir dua minggu ini kak Mato mengikuti perjalanan dinas Pak Maruf, kak Mato ternyata bertugas sebagai asisten dosen. Dia mengikuti kemanapun pak Maruf mengajar. Mereka mendatangi beberapa Universitas di Jawa maupun Sulawesi untuk melakukan proses belajar mengajar yang di lakukan oleh pak Maruf. Sudah hampir dua minggu pula kak Mato tidak pernah ada kesempatan untuk melakukan panggilan video call denganku. Dia hanya bisa mengirim pesan singkat melalui salah satu media sosial.

Malam ini aku merasa sangat bosan menunggu panggilan telepon dari kak Mato. Aku mengutak-atik handphone dan mengiriminya pesan singkat.

"Kak udah pulang belum? Aku tunggu sampai jam sepuluh ya.. kalau gak sempat nelpon kakak kirim pesan aja gak papa." Pesan singkat ku kirim ke media sosial kak Mato dan terkirim namun belum di buka. Aku pikir kayaknya kak Mato belum pulang ke tempatnya menginap nih. Masih sibuk sepertinya.

Aku beranjak dari dudukku, ku simpan ponsel milik ku di atas meja dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan wajah, kemudian melakukan kegiatan rutin dengan memakai skincare seperti biasanya sebelum tidur. Ku lirik layar handphoneku yang menyala menandakan adanya pesan masuk namun ternyata itu bukanlah dari kak Mato melainkan dari Telk***el. Ku hirup udara dalam-dalam dan ku hembuskan pelan. Sungguh menguji kesabaran. Setelah memakai skincare segera ku naik ke atas tempat tidurku merebahkan tubuhku dan menatap langit-langit kamar ku yang berwarna putih polos itu sembari menunggu rasa kantuk dan pesan dari kak Mato.

Jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam namun belum juga ada tanda-tanda akan adanya notif pesan dari kak Mato dan aku belum juga merasakan kantuk. Ku pejamkan mata mencoba untuk memaksakan agar tertidur namun lagi-lagi tak ada rasa kantuk. Ku raih ponselku dan membuka aplikasi yucub untuk menonton salah satu yucuber yang sedang naik daun itu karena emetv, aku menonton sampai aku merasakan kantuk berat dan tertidur pulas.

Sayup-sayup ku dengar Adzan subuh berkumandang, ku buka mataku perlahan dan mengumpulkan nyawa untuk bangkit dari tidurku yang ku rasa sangat lelap tadi malam walaupun sudah agak larut. Ku lihat jam weker di atas meja menunjukkan pukul 4.00 dini hari.

Aku bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu, setelah itu aku menunaikan shalat subuh. Ketika hendak membuka mukenah yang ku kenakan tiba-tiba ponsel ku berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Aku segera beranjak dan meraih ponsel ku untuk melihat siapa yang menelpon subuh-subuh begini dan ternyata nama Kak Mato yang tertera di layar ponsel ku. Aku tersenyum lebar melihat nama si penelpon itu. Ku geser icon hijau untuk menjawab panggilan video dari kak Mato dengan semangat. Setelah panggilan video terhubung aku lihat wajah kak Mato yang menatap ku lekat dan tersenyum manis.

"Assalamualaikum..." Ucap kak Mato

"Wa'alaikumsalam..." Jawab ku

"Maaf sayang tadi malam aku pulang larut malam jadi aku putuskan tidak membalas pesan mu biar nanti subuh aku telpon aja kebetulan hari ini aku berangkat ke tempat kerja agak siangan dikit." kak Mato menjelaskan panjang lebar.

"Iya gak papa kak, aku seneng bisa liat kak Mato." Ucapku malu-malu ku rasakan pipiku memanas, ku yakin pipiku merah sekarang. Ku lihat kak Mato tersenyum lebar menampilkan giginya yang rapih. Aaahhhh ku terpesona.

"Aku kangen kamu sayang. Kamu kangen gak sama aku?" Ucap kak Mato dan hanya ku jawab dengan senyuman malu-maluku. Aaahhh kak Mato selalu saja membuatku seperti ini.

"Kan udah video call an sekarang. masa masih kangen aja."

"Beda dong sayang, sekarang aku cuman bisa lihat kamu aja tanpa bisa genggam tangan kamu."

"Aku juga kangen kak Mato, makanya yang semangat kerjanya biar cepet beres dan pulang kesini." Ucapku. Ku lihat kak Mato lagi-lagi tersenyum yang menampilkan giginya yang rapih. Aku menatapnya lekat, sungguh tampan sekali dia.

"Kenapa sayang? kok liatin aku kayak gitu?" tanyanya saat menyadari aku menatapnya dalam.

"Enggak papa kak, kak Mato sehat-sehat kan disana?

"Alhamdulillah sehat sayang, doain aku biar sehat terus ya. Biar lancar kerjanya." Ucapnya.

"Pasti kak. Aku selalu doain kakak sehat, kerjaannya lancar, cepet beres dan pulang kesini dengan keadaan sehat selamat. Aamiin..."

"Aamiin..." balasnya

"Kamu juga jaga kesehatan sayang, jangan capek-capek, jangan tidur larut malam kalau gak ada tugas yang harus di selesaikan."

"Iya." Jawabku.

Kami terdiam tanpa ada yang bersuara namun kak Mato menatap ku lekat dan itu membuat ku semakin menunduk memainkan sisir rambut yang ku pegang sedari tadi, aku tau kak Mato tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dariku.

"Kamu sayang gak sama aku?" tanyanya tiba-tiba. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan pelan yang hampir tak terlihat. "Kamu sayang gak sama aku?" ulangnya. Dia tak puas dengan jawaban yang ku berikan padanya.

"Sayang kak." Jawabku akhirnya tanpa berani menatapnya.

"Sayang aja gitu gak pake banget?"Tanyanya tak bersemangat.

"Sayang banget." Jawabku

"Cinta gak sama aku?" tanyanya lagi.

"Kakak sayang gak sama aku?" tanyaku balik tak menjawab pertanyaannya. Jujur saja aku masih bingung dengan perasaan aku ke dia, entah masih sebatas sayang ataukah sudah cinta.

"Sayaaaang banget, tapi aku masih ragu sama perasaan kamu ke aku sayang walaupun kamu bilangnya sayang sama aku." Jawabnya

"Kok kakak ragu sama perasaan aku?" tanyaku tak percaya atas keraguannya.

"Yaa.. karena kamu belum pernah menunjukkan kalau kamu serius denganku sayang. Maksud aku kamu masih terlihat ragu denganku seakan aku tak serius menjalin hubungan denganmu. Buktinya aku belum pernah mendengar kamu memanggil ku dengan kata sayang." Ucapnya dengan ekspresi wajah datar.

"Bukan gitu kak, aku masih belum terbiasa aja. Aku juga sebenarnya masih bertanya-tanya kok bisa kak Mato menyukai ku, menaruh hati sama aku yang gak ada apa-apanya, gak ada nilai plus nya, padahal yang aku lihat banyak banget cewek cantik yang coba mendekati kak Mato, mulai dari mahasiswi-mahasiswi cantik dan berprestasi di kampus sampai teman kerja kakak yang juga tak kalah cantik dan pintar. Aku gak akan sanggup bersaing sama mereka kak." Kataku menjelaskan panjang lebar dengan wajah sendu.

"Aku melihatmu tak seperti mereka yang mungkin hanya mengagumi karena fisik saja. Kamu melihatku biasa aja ketika bertemu dan berpapasan. Kamu terlalu cuek dengan sekitarmu sampai kamu tak menyadari betapa kagumnya aku dengan sosokmu yang tak terlihat memuja ketika melihatku.

"Awalnya aku penasaran sama kamu dan mencari tau sendiri tentang mu. Tapi setelah aku mencoba untuk mendekati mu aku melihat ada seseorang yang selalu saja mengikutimu. Dan aku bertanya kepada salah satu mahasiswa yang sepertinya dia seangkatan denganmu, siapa orang yang selalu ada di dekatmu itu, dia menjawab kalau dia adalah Muza pacar kamu.

"Saat itu juga aku mengalah, menerima jika kamu sudah memiliki orang yang kamu cintai. Tapi perasaan aku ke kamu gak pernah hilang sampai aku mendengar kabar jika kamu dan Muza sudah tak punya hubungan apa-apa lagi. "Aku merasa aku belum kalah, aku percaya kalau aku punya kesempatan kali ini. Dan aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu, aku mendekati ke dua sahabatmu Rufi dan Lita. Aku pikir aku bisa mendapatkan informasi tentangmu lebih banyak dari mereka berdua. "Aku sungguh sangat merasa beruntung ketika aku memiliki kesempatan untuk mendekatimu lagi.

"Dan lebih beruntungnya lagi kamu mau menerimaku menjadi orang istimewa dalam hidupmu. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi ketika kamu menerimaku. Semoga aku bisa membuatmu nyaman dan bahagia sayang.

"Aku mencintaimu Derisha. Sangat mencintaimu dari yang kau lihat." Kak Mato terlihat berkaca-kaca dan menunduk ketika aku menatapnya.

Aku sungguh tak bisa berkata apa-apa saat mendengar penuturan kak Mato, aku tersentuh sampai mataku berkaca-kaca. Ingin rasanya aku berlari dan memeluknya erat namun apa daya semua itu terungkap ketika kami sedang berjauhan dan hanya bisa saling memandang lewat panggilan video.

Kami sama-sama menunduk menyembunyikan wajah masing-masing. Namun kak Mato dengan cepat mengembalikan pandangannya kembali menatapku. Dan terlihat dia sudah baik-baik saja sekarang. Aku mendongak menatap kak Mato.

"Terimakasih sudah mencintaiku kak. Aku yang beruntung sudah mengenal kakak. Semoga aku bisa seperti yang kakak harapkan, bisa mencintai kakak apa adanya. Terimakasih kak." Ucapku dengan mata yang masih berusaha menahan air yang akan keluar dari tempatnya.

"Sama-sama sayang. Aku mencintaimu Derisha." Kak Mato mengucapkannya dengan tenang dan aku tak bisa lagi menahan laju air mataku yang turun begitu saja. Ada rasa haru bahagia dan juga rindu bercampur aduk menjadi satu. Haahh sesak.

"Jangan menangis sayang, aku gak bisa lihat kamu seperti itu tanpa ada aku di sampingmu." Ucap kak Mato dan aku segera menghapus air mata yang masih saja keluar tanpa aba-aba walaupun tak sebanyak sebelumnya.

Aku tersenyum di tengah air mata yang masih meninggalkan jejak di pipiku. Aku tersenyum mengumpulkan keberanian melawan rasa malu dan berkata. " Love you to kak." Dan itu sukses membuat kak Mato tersenyum lebar dengan mata berbinar.

"Terimakasih sayang, terimakasih. Love you so much." Ucapnya lagi dan lagi.

Aku sudah berhasil mengendalikan perasaan ku. Ku tatap manik kak Mato yang tak pernah mengalihkan pandangannya dariku dan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya sedari tadi saat aku mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Kami saling diam tanpa ada yang bersuara dan lagi-lagi kami sama-sama tersenyum seperti ada beban yang terhempas jauh dari pundak kami. Perasaan lega terlihat dari wajah kami masing-masing.

Setelah hampir 3 jam, kami segera mengakhiri panggilan video karena aku dan Lita ada kuliah pagi ini sedangkan Rufi dia ada kuliah nanti siang.

...****************...

Terpopuler

Comments

ImmaUrut

ImmaUrut

Aaahhhh ❤️🥰

2022-08-08

3

ray

ray

whaaat..?!! 3 jam,.. kalau aku gak bisa, bingung mo ngomong apa lagi hehehe

2022-06-08

4

Ana

Ana

so sweet 🤗
semangat lanjut lagi ka💪🥰

2022-05-18

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!