Aku sudah berhasil mengendalikan perasaan ku. Ku tatap manik kak Mato yang tak pernah mengalihkan pandangannya dariku dan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya sedari tadi saat aku mengatakan bahwa aku juga mencintainya. Kami saling diam tanpa ada yang bersuara dan lagi-lagi kami sama-sama tersenyum seperti ada beban yang terhempas jauh dari pundak kami. Perasaan lega terlihat dari wajah kami masing-masing.
Setelah hampir 3 jam, kami segera mengakhiri panggilan video karena aku dan Lita ada kuliah pagi ini sedangkan Rufi dia ada kuliah nanti siang. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
"Kak, aku ada kuliah pagi."
"Jam berapa?"
"Jam 8.30."
"Mata kuliah apa?"
"Dietetic".
"Dosennya siapa?"
"Ibu Sumarni kak."
"Ya udah. Kamu siap-siap dulu sana. jangan sampai telat."
"Iya." aku mengangguk patuh
"Kakak berangkat kerjanya jam berapa?" Tanyaku sambil beranjak dari tempat dudukku untuk menyiapkan buku-buku yang akan ku bawa ke kampus.
"Aku berangkat jam 9 sayang."
"Ya udah kakak hati-hati kerjanya."
"Iya sayang." Jawab kak Mato tersenyum manis. Membuat ku sejenak memandanginya lekat serasa berat untuk menyudahi panggilan video.
"Ya udah ya..Assalamu'alaikum..." Pamitku pada kak Mato
"Wa'alaikumsalam..." Jawabnya dan langsung ku akhiri panggilan video.
Aku gegas melepas mukena yang sedari tadi aku pakai sejak subuhan. Kemudian bersiap untuk ke kampus.
***
Muhammad Mato adalah salah satu staf dosen di kampus tempat Felisha menimba ilmu, karena kepintaran yang di milikinya dia kerap menjadi asisten dosen jika di perlukan sampai keluar kota untuk membantu dosen-dosen yang memerlukan bantuan seperti saat ini. Dia menjadi asisten pak Maruf salah satu dosen di kampus Felisha.
Mato memiliki paras yang tampan dan berpostur tinggi 172 cm namun tak begitu tegap cenderung agak tipis namun itu terlihat kren untuk seorang Mato. Penampilan menarik dan cara berpakaian yang selalu modis namun sederhana membuatnya di gandrungi mahasiswi di kampus. Bahkan bukan hanya mahasiswi yang tertarik dengannya namun juga rekan kerja wanitanya.
Mato selalu terlihat datar di depan orang lain tetapi sesungguhnya dia begitu peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Mato terlalu fokus dengan profesinya sampai terkadang tidak begitu memperhatikan lingkungannya. Itu sebabnya mengapa ia terlihat cuek. Padahal tidak seperti itu kenyataannya.
Mato akan memperlihatkan sikap yang berbeda dari yang terlihat oleh orang lain hanya di hadapan Felisha. Baginya Felisha adalah orang yang harus mengetahui apapun yang terjadi pada dirinya. Felisha bukan hanya seorang kekasih baginya tapi juga seperti saudari, teman dan juga sahabat tempat ia berkeluh kesah jika terlalu lelah. Dan Felisha seperti biasa akan mendengarkan apapun yang ia ceritakan saat berkeluh kesah.
Terkadang Mato akan memperlihatkan sifat kekanakannya pada Felisha ketika ia sedang bosan dan membutuhkan tempat untuk melenyapkan kebosanan yang ia rasakan.
Mato juga ternyata memiliki sifat jail yang terkadang membuat Felisha kesal dan kewalahan menghadapi kejailan kekasihnya itu. Felisha selalu menjadi sasaran empuk kejailan Mato. Dan Mato akan tertawa puas jika sudah berhasil membuat kekasihnya kesal setengah mati.
***
Sudah 2 minggu setelah kepulangan Mato kembali ke kotanya yang dimana Felisha juga berada. Mereka menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih yang terlihat saling mencintai. Dan itu sukses membuat orang lain iri dengan hubungan mereka termasuk mantan kekasih Felisha yang juga melihat semuanya. Dalam hati Muza berkata sudah tak ada lagi kesempatan baginya.
Tepat di hari ini mereka sudah menjalin hubungan selama 6 minggu atau sebulan lebih sejak malam itu. Sejauh ini Felisha dan Mato tak pernah memperlihatkan dengan terang-terangan kemesraan mereka dengan bermesraan di depan orang lain, mereka hanya akan terlihat seperti sahabat saja. tetapi lain halnya jika mereka hanya berdua. Mato akan memperlihatkan kejailannya dan membuat kekasihnya itu kesal. Namun ia tau Felisha tak pernah berlama-lama dengan kekesalannya. Selain itu Mato juga akan sesekali terlihat serius dan mengeluarkan uneg-unegnya jika ada yang tak sesuai dengan keinginannya. Curhat sepertinya.
Sejauh ini Mato hanya berani menggenggam tangan Felisha dan memeluknya. Selain itu Felisha tak mengizinkannya. Mato memaklumi itu karena mereka harus menjaga agar tidak kebablasan. Biar bagaimanapun hubungan mereka masih seumur jagung.
Mato kerap kali mengajak Felisha dan dua sahabat kekasihnya itu untuk sarapan ataupun makan siang di kantin kampus. Semua itu tak luput dari perhatian mahasiswa dan mahasiswi yang juga berada disana tak terkecuali rekan kerjanya seperti saat ini mereka sedang makan siang bersama.
"Kakak gak mau gabung di meja temen-temen kakak?" tanya Felisha sambil menyuapkan sesendok soto ayam kemulut. Menatap Mato yang sedang menunggu pesanannya datang.
Mato yang sedang menatap layar ponselnya dengan dahi berkerut entah apa yang di lihatnya seketika mendongak dan menatap Felisha dengan alis terangkat keatas tanda bingung dengan pertanyaan kekasihnya itu.
"Hmm??" Mato hanya bertanya dengan deheman.
"Kakak gak mau gabung makan di meja temen-temen kakak? Gabung aja gak papa kok." Felisha mengulang pertanyaan sekaligus tawarannya pada Mato sambil melirik tempat dimana teman-teman Mato berada dan Mato pun ikut melirik ke arah kanannya yang terlihat beberapa rekan kerjanya duduk sambil mengobrol dengan tiga wanita dan dua pria.
Mato menggeleng pelan. "Enggak usah, aku mau disini aja sama kalian."
"Kenapa?" tanya Felisha menatap wajah Mato yang datar saat menjawab pertanyaannya.
"Enggak papa sayang, emang gak boleh aku gabung disini sama kalian? aku gak harus kesana kan?" Mato
"Ya udah ayo makan. nanti keburu dingin tuh baksonya." Ucap Felisha melirik mangkok bakso kekasihnya.
"Kamu tuh yang ngajakin aku bicara Mulu." Mato
"Iya iya maaf." ucap Felisha akhirnya ingin mengakhiri perdebatan.
Mereka makan dengan lahap tanpa ada yang bersuara lagi dan hanya suara dentingan sendok dengan mangkoknya yang terdengar. Rufi dan Lita hanya menggeleng dan saling pandang dengan tersenyum geli mendengar perdebatan kecil sepasang kekasih itu. karena mereka tau kalau sepertinya sahabat mereka itu sedang sedikit merasa insecure melihat teman wanita Mato yang cantik dan anggun.
Felisha selalu saja merasa tak percaya diri jika sudah melihat rekan kerja wanita Mato. Ia merasa tak sebanding dengan mereka yang terlihat sangat cantik dan anggun tak seperti dirinya yang tak se anggun mereka. Walaupun dua sahabatnya itu sudah beberapa kali membesarkan hati nya tentang itu tetap saja tidak cukup.
Tetapi Mato tak pernah bosan untuk memberi Felisha kepercayaan diri bahwa dia tidak hanya melihat dari fisik seseorang jika ingin menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Mato selalu berkata bahwa Felisha tak kalah cantik dari rekan-rekan wanitanya di kantor, bahkan Felisha bukan hanya cantik dari luarnya saja tapi juga memiliki inner beauty. Cantik dari dalam, Felisha memiliki hati yang baik sehingga mengeluarkan aura kecantikan yang alami dan tanpa menyadarinya Felisha di kagumi banyak lelaki karena memiliki itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ainisha_Shanti
that's right, inner beauty yang paling penting
2022-11-14
1
Lusi
semangat kak author
2022-08-02
3
Lusi
bum like dulu..bacax ntar sepertinya menarik
2022-08-02
3