Muza mengungkapkan isi hatinya baru-baru ini hanya pada sahabatnya Arsen.
Mengutarakan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya terhadap gadis cantik alami nan imut itu.
Pagi yang cerah untuk jiwa yang kurang tenang. mungkin inilah kata-kata yang pas saat ini untuk seorang gadis cantik, mungil nan imut Felisha. bagaimana tidak pas, pagi ini hari begitu cerah namun dia harus terbangun dengan pikiran yang sedikit terusik atas kedatangan tamu nya tadi malam yang tiba-tiba mengutarakan niatnya di saat yang kurang tepat. Ya, kurang tepat karena bagi Felisha, orang yang menyatakan cinta harus nya orang yang benar-benar saling mengenal satu sama lain dan sudah lama saling mengenal. sedangkan dia dan Muza baru sebatas saling tau saja, tidak lebih.
Felisha beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah SWT, shalat subuh. setelah itu barulah ia mulai membereskan kamar kost nya yang tidak seberapa luas itu. Dan merencanakan akan memasak apa hari ini.
Seperti biasa untuk anak kost pada umumnya, di hari Minggu adalah hari mencuci dan memasak nasional. Begitu juga dengan Felisha, ia menunggu si tukang sayur lewat untuk berbelanja bahan makanan sesuai dengan apa yang akan ia masak hari ini.
Pagi ini cukup membuat nasi goreng saja untuk sarapan nya bersama dua orang sahabatnya Rufi dan Lita. Setelah itu barulah ia mencuci pakaian kotornya sembari menunggu kang sayur.
Setelah semua beres, kang sayur sudah ada di depan pagar. Felisha segera membeli apa yang di inginkan dan bergegas ke kamar hendak memasak untuk makan siang. Sebelum itu, dia mengetuk pintu kamar Lita dan Rufi mengajak mereka untuk memasak buat makan siang nanti.
"Ta, kamu mau ke rumah nenek kamu gak hari ini?" tanya nya kepada Lita
"gak dulu ah, minggu depan aja aku kesana. kenapa Sha?" Lita
"Kalau gitu kita masak bareng di kamar aku aja, gimana?" Felisha
"Oke." Lita
"Fi kamu gak ada kemana-mana kan hari ini?" tanya nya pada Rufi
"Enggak ada, emang kenapa Sha?" Rufi
"Kita masak di kamar aku aja ya hari ini buat makan siang."
"Oke, siip.." Rufi
Felisha, Rufi dan Lita berkutat dengan tugas masing-masing, ada yang memotong sayuran, ada yang masak nasi dan ada yang membersihkan udang. Mereka mengerjakan nya sambil mengobrol santai.
"Eeh gimana tadi malam, apa yang di bicarakan kak Muza denganmu Sha?" Lita memulai penyelidikan tentang apa yang terjadi kepada sahabatnya itu tadi malam.
"Iya Sha, cerita dong ke kita..." Rufi menimpali
Felisha menarik nafas lalu membuangnya pelan. Sudahlah, tidak mungkin dia bisa lolos dari dua sahabatnya itu. Semakin ia diam maka akan semakin besar rasa penasaran mereka padanya. Jadi mending di jelasin sekarang daripada nanti mereka mencari tau langsung pada Muza. Tidak, jangan sampai itu terjadi. 'ayo Sha jelasin ke mereka'
"Oke, aku bakal ceritain semuanya tapi kalian harus janji dulu kalau kalian bertemu dengan kak Muza gak boleh nanya-nanya sesuatu ya, awas aja." ancam Felisha.
"Siap boossss.." Rufi dan Lita memberi hormat di ikuti dengan senyum sumringah
Mulailah ia menceritakan semua percakapannya dengan Muza tadi malam tanpa ada yang terlupakan, dan di akhiri dengan helaan nafasnya yang di buang sedikit berat.
merasa terbebani dengan pernyataan yang di lontarkan Muza padanya tadi malam.
Dua sahabatnya itu Rufi dan Lita hanya bisa melongo dengan mulut yang sedikit terbuka mendengar apa yang di ceritakan oleh Felisha kepada mereka. Merasa tak percaya akan secepat itu kak Muza menembak tepat ke jantung hati sahabat mereka Felisha. 'benarkah demikian?" Entahlah
Setelah tersadar dari keterkejutan nya Rufi dan Lita lantas menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Lalu apa jawaban mu Sha?" tanya Lita
"Iya Sha, apa yang kamu rasakan setelah mendengar pernyataan kak Muza?" Rufi menimpali
"Apa kamu akan menerimanya?" lanjut Lita lagi
Felisha menggeleng pelan. "Aku belum tau mau jawab apa. Menurut kalian bagaimana? apa aku harus menerima nya padahal tau sendiri kan aku tak mengenal kak Muza dan kita baru bertemu sebanyak tiga kali tanpa pernah mengobrol sedikit pun." karena yang mengobrol hanya mereka saja, Felisha tidak sama sekali.
Rufi dan Lita hanya bisa terdiam dengan pikiran masing-masing. "terima aja Sha, kan kalau udah jadian kalian bisa saling mengenal lebih jauh." Ucap Lita setelah lama terdiam.
"Kalau menurut aku sih bagaimana perasaan kamu aja Sha, coba pikirin bagaimana perasaan kamu saat bertemu dan berdekatan dengan kak Muza?" Rufi coba mengemukakan pendapat nya.
Felisha terlihat mencoba menerawang saat bertemu dengan Muza sambil memicingkan mata. "Mmm biasa aja sih, gak ada rasa yang gimana-gimanaaa gitu."
"Ya elah, gimana-gimana apanya Sha, perjelas dong kalau ngomong." Ucap Lita tidak sabaran
"Mmm apa ya.." Felisha
"Deg deg an mungkin Sha..? atau merasa gugup gitu kalau ketemu sama kak Muza." Rufi
"Enggak ada sih..biasa aja. aku gugupnya cuman karena dia senior kita kan...terus dia juga keliatannya kejam banget tuh waktu kita ospek dulu." Ucap Felisha jujur
"Yakin kamu Sha, bukan gugup karena yang lain?" Lita
"Yakin lah Ta, kamu kalau ketemu kak Bara deg deg an gak?" tanya Felisha pada Lita
"Deg deg an." jawab Lita cepat
"Terus kalau ketemu sama kak Muza deg deg an juga gak?" tanya Derisha lagi
"Enggak sih, cuman gugup aja secara kan dia senior kita. Iya ya?" Lita
"Nnaahh..itu dia yang aku maksud, beda kan?" Felisha
Lita manggut-manggut. "Iya iya bener, beda rasanya."
"Makanya, aku bilang nya gimana perasaan kamu aja Sha, kan kamu yang ngerasain." Ucap Rufi yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan Felisha dan Lita sambil menyelesaikan pekerjaan nya membersihkan sayuran di depan kamar.
"Tapi kalau menurut penglihatan aku nih ya, Kak Muza orang nya baik, ramah dan bisa di andalkan buat besok-besok siapa tau kita butuh buku paket yang mungkin akan susah kita dapatkan dengan cara gratis hehehe.." Ucap Lita panjang lebar yang langsung mendapat pelototan dari Felisha dan Rufi. Gak nyangka aja akan terlintas dipikiran Lita yang seperti itu. Kesannya cuman mau manfaatin kak Muza doang berarti ya. 'emang dasar ya Lita tega banget sama kak Muza'.
"Astaghfirullah...Litaa Lita kamu mau manfaatin kak Muza doang ya?" tanya Rufi sambil mencebikan bibirnya kesal dengan ucapan sahabatnya itu.
"Iya nih, jangan-jangan sama kak Bara juga gitu ya kamu?" tanya Felisha tak kalah kesal yang di buat buat
Lita mengangkat dua jari nya membentuk huruf V di udara sambil tersenyum simpul. "piisss.." Eitss jangan sembarangan ya, aku tuh sama kak Bara cinta yang sesungguhnya bukan cinta karena ada maunya..hehee.."
Felisha dan Rufi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sahabat mereka itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Salsabila
😁😁😁😁😁😁
2022-10-17
0
ᥫ᭡ 𝐊𝐢𝐜𝐤𝐥𝐢 ᥫ᭡
lanjut thorr
2022-09-05
1
Lestary
lanjut kk
2022-08-10
0