"Lita, hari ini kamu ke rumah nenek kamu gak?" tanya Felisha pada sahabatnya Pelita yang biasanya selalu ke rumah neneknya jika ada waktu senggang.
"gak". Pelita menggeleng. sambil memasukkan buku-buku nya ke dalam tas. karena dosen baru saja menyelesaikan proses belajar mengajar pagi ini.
"emang kenapa, sha?". Lanjutnya lagi.
"gak papa". Jawab Felisha.
"kalau gitu kita di kampus aja sampai sore, biar gak bolak balik kampus-kosan, kita ada kuliah lagi jam 2 siang kan? sekarang udah jam 11 lewat 10 menit". Lanjutnya lagi sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, karena memang kampus dan kost an mereka tidak jauh jaraknya yang bisa di jangkau dengan berjalan kaki sekitar 5-7 menitan.
"iya, boleh juga". jawab Lita. "kita ke ruangan Rufi yuk mungkin kelasnya udah selesai". lanjutnya.
"ayo". jawab Felisha. "Sekalian ke kantin ya, perut aku udah keroncongan ini". tambahnya sambil memegang perutnya dramatis dengan memasang wajah lesu.
"biasa aja dong, kaya orang yang gak pernah makan seminggu kamunya sampai megang perut kayak gitu". Ucap Lita sambil mendorong bahu Felisha pelan.
"hehee..". Felisha hanya membalas dengan cengirannya.
"Rufi..!" panggil Felisha pada sahabatnya yang satu itu saat melihat Rufi sedang mengobrol dengan teman sekelasnya.
"yes..i am..!". Rufi seketika menoleh saat mendengar panggilan dari sahabatnya sambil berjalan menghampiri mereka.
"ke kantin yuk!". ajak Lita dan Felisha pada Rufi.
"ayo..!". jawab Rufi dengan semangat karena memang sejak tadi perutnya minta di isi juga sama seperti Felisha.
Karena kantin yang agak jauh dari kelas mereka, tiga serangkai itu berjalan bersisian sambil mengobrol ringan sembari tertawa entah apa yang sedang mereka bahas. tanpa menyadari kalau ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi. ya, dua pasang mata itu adalah kakak-kakak senior Felisha yang sejak proses MOS (Masa Orientasi Siswa/Ospek) sudah mencuri-curi pandang pada Felisha. Namun Felisha tak pernah menyadari hal itu.
Mereka adalah Muza dan Arsen yang hanya terpaut 1 tingkat di atas Felisha dan sahabatnya Rufi juga Pelita, keduanya bersahabat sejak pertama kali masuk kuliah, Muza dan Arsen. Muza yang menaruh hati pada seorang Felisha hanya selalu melihat dari jarak jauh dan bercerita kepada sahabatnya Arsen kalau dia menaruh hati pada adik yuniornya itu yang bernama lengkap Felisha Putri.
"Permisi, boleh gabung duduk disini?". tanya seseorang yang tak lain adalah Muza kakak senior Felisha, Rufi dan Pelita. Felisha mengkerutkan dahinya merasa heran melihat ada orang asing yang mau duduk bergabung dengan mereka, lalu dia menoleh kepada dua sahabatnya meminta persetujuan mereka dan hanya di jawab dengan anggukan oleh keduanya. tentu saja, siapa yang berani menolak seniornya itu yang terlihat kejam pada saat proses ospek. Padahal Felisha tidak tau saja Muza berusaha mencari perhatian nya saat itu dengan cara terlihat kejam. 'sungguh aneh caranya Muza'
"hai, kenalin nama aku Muza dan ini temen aku namanya Arsen". Muza mulai membuka percakapan setelah mendapat persetujuan untuk duduk bergabung dengan tiga serangkai Felisha, Rufi dan Pelita sembari menunggu pesanan mereka datang.
"halo..salam kenal ya semuanya". ucap Arsen ramah pada ketiganya.
"h hai..salam kenal juga dari kami kak". jawab Rufi dan Pelita takut-takut. biar bagaimanapun mereka adalah adik yunior. Felisha tak ikut menjawab, dia hanya memandang dua sahabatnya yang terlihat gerogi itu. sebenarnya dia juga sedikit gerogi tapi berusaha menekannya agar terlihat biasa saja namun tetap terlihat sopan. Ya, begitu lah ekspresi yang selalu di tunjukan Felisha selama ini, seolah tak ada yang istimewa di sekelilingnya kecuali dua sahabatnya Rufi dan Pelita. Tak lama pesanan mereka datang dan mereka menyantapnya dengan di selingi obrolan ringan.
"oh ya, nama kalian siapa?". tanya Muza basa-basi sambil memandang Felisha, Rufi dan Pelita bergantian yang di angguki oleh Arsen. padahal sebenarnya mereka sudah lebih dulu tau nama ketiga sahabat itu. 'mulai pedekate seperti nya'
"aku Rufi kak, ini Lita dan ini Felisha" Rufi mulai mngenalkan sahabatnya yang di jawab oleh Muza dan Arsen dengan mengangguk-anggukan kepala seolah-olah mereka baru mengetahui nya.
"kalian santai aja, gak usah sungkan sama kita berdua". ucap Muza lagi dan Arsen hanya menjadi pendengar setia kali ini.
"iya kak, terimakasih". jawab Rufi dan Pelita. sedangkan Felisha hanya bisa diam saja dan hanya fokus pada makanan nya. Dia terlalu kaku untuk berbasa-basi pada orang yang baru di kenalnya.
"oh ya, kalian tinggal dimana? kost an juga atau tinggal di rumah sendiri atau dimana?". tanya Muza sambil melirik ke arah Felisha yang diam sedari tadi.
"kami bertiga tinggal di kost an kak". jawab Pelita seadanya.
"oohhh.." Muza dan Arsen hanya membulatkan bibir tanpa suara dan saling pandang dengan tersenyum. dan kembali hening tak ada yang mengeluarkan suara sibuk dengan pikiran masing-masing.
"aku udah selesai makannya". akhirnya suara Felisha keluar juga yang sedari tadi hanya memilih diam. sambil melihat ke arah dua sahabatnya. "kita ke musholla dulu yuk udah adzan tuh". ajaknya pada Rufi dan Lita untuk menunaikan shalat Dzuhur bersama. Mereka bertiga pamit lebih dulu kepada kakak senior mereka yang di angguki oleh keduanya, Muza dan Arsen.
"Arsen.." panggil Muza pelan pada sahabatnya yang hanya di jawab dengan deheman oleh Arsen.
"ada apa?" tanya Arsen merasa heran dengan panggilan Muza yang tidak ada kelanjutannya sedari tadi.
"Felisha cantik banget ya pas di liat dari dekat kayak tadi, aku tuh gemas pengen cubit pipinya yang cabi itu". ucap Muza akhirnya.
"heh jangan sembarangan kamu, emang Felisha mau kamu cubitin pipinya, gak kali..emang dia bayi apa yang cuman bisa pasrah jika di cubit pipinya". omel Arsen
"heh siapa juga yang mau cubitin, kan aku bilang nya baru pengen sen..ah kamu gak ngerti aja betapa gemes nya aku liat pipinya sama wajah polosnya dia". Muza bersungut-sungut sambil berdiri meninggalkan Arsen yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya yang sedang jatuh cinta itu menuju kasir untuk membayar makanan mereka tadi.
Sementara itu di Musholla. Felisha, Rufi dan Lita sedang melaksanakan Sholat Dzuhur dengan khusyuk sampai selesai.
"langsung balik ke ruangan atau kita ke perpustakaan dulu nih?" tanya Lita pada Felisha dan Rufi yang tadi katanya mau nyari buku IGD (Ilmu Gizi Dasar) karena ingin menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah IGD tersebut yang biasa di sapa dengan pak Nudin itu.
"kita ke perpustakaan dulu" jawab Rufi dan Felisha.
"oke". Lita
Mereka segera berjalan menuju ruang perpustakaan yang tidak jauh dari Musholla tadi.
"Eh kita ketemu lagi.." ucap seseorang dengan sumringah di balik meja persegi panjang yang berada pas di sebelah kanan pintu masuk. Mengagetkan ketiga sahabat yang baru saja memasuki ruang perpustakaan itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
off
huaaaaaa
2022-11-09
1
Humairah
aku boom like dulu ya
bacanya ntar kalau waktu senggang
2022-08-15
2
Emaknya Rio
mampir thor
2022-08-09
1