Bab 7. mantan

Aku hanya tersenyum tipis sambil mengeluarkan buku dari dalam tas setelah dosen masuk dan memulai proses belajar mengajar pagi ini. sedangkan Rufi juga sudah kembali ke ruangan nya. Tapi sepertinya othor lupa kalau para readersnya yang manis-manis kaya gulali udah tau apa jawabanku tadi. hehe

Siang ini kami berniat kembali ke kantin untuk mengisi perut yang mulai keroncongan setelah menerima materi pelajaran selama 3 jam lebih dari dosen terkiler se antero kampusku itu, dia adalah pak Maruf, dosen mata kuliah Statistik. Sungguh menguras energi. Tapi, sebelum aku dan Lita menuju kantin kami terlebih dahulu menghampiri Rufi yang juga baru saja keluar dari ruangan bermaksud menemuiku dan juga Lita. Seperti ada hal yang akan dia sampaikan namun tidak disini, Rufi mengajak kami ke kantin untuk mengisi perut sambil mengobrol.

Di kantin

"Sha, ayo dong kasi tau gimana jawaban kamu ke kak Muza tadi?" tanya Rufi gak sabaran soal aku dan kak Muza

"Iya Sha, gak usah ngulur ngulur waktu kamu ya." omel Lita.

"haha" aku tertawa melihat wajah penasaran mereka.

"Okeehhhh..aku ceritain nih sekarang. Sabar dong." kataku

Aku mulai menceritakan semuanya kepada dua sahabat aku itu Rufi dan Lita. Mereka mendengarkan sambil manggut-manggut, setelah itu mereka kompak tersenyum menggoda, terutama Lita. Rufi tersenyum menenangkan karena dia tau aku sedikit terbebani namun aku tetap mencoba untuk menjalaninya.

"Aaahhh kak Muza pasti seneng banget ya Sha." Lita

"iyalah Ta masa harus sedih." Rufi

"Oh ya Fi, ada apa kayanya ada yang ingin kamu bicarakan sedari tadi senyum-senyum gitu kaya orang kasmaran aja?" tanyaku pada Rufi karena sedari tadi aku perhatiin dia sepertinya senyum-senyum sendiri sambil liatin handphone miliknya.

"Iya Fi, jangan-jangan kamu punya gebetan baru ya?". Lita menyipitkan mata sesaat kemudian melotot kaget sendiri dengan pertanyaan nya. haha

"Sembarangan. Jangan suka suudzon, dengerin dulu makanya aku mau kasi liat sesuatu nih." Rufi memukul pelan bahu Lita.

"Kalian udah pada tau gak yang namanya Indri itu?" Sambungnya.

Aku dan Lita saling pandang dan kompak menggelengkan kepala. Bagaimana bisa kami tau yang mana Indri itu. Sementara kami bersama sejak pagi tadi tak pernah ada bertemu dengan orang lain selain kak Muza dan kak Arsen.

"Emang kenapa sih Fi?" Lita bertanya tak sabaran

"Aku di kirimin fotonya sama kak Reni tadi pas lagi kuliah." Jawab Rufi antusias

"Kamu minta di kirimin fotonya dari kak Reni ya?" Aku melotot tak percaya kepada Rufi. bisa-bisanya dia kepo sampai segitunya

"hehe" Rufi hanya menunjukkan cengiran kudanya

"Yang mana Fi coba liat..siniin handphone kamu" Ucap Lita tak sabaran, dia merebut handphone Rufi cepat saat Rufi hendak memperlihatkannya padaku

"Ya Allah Ta..sabar dong." Rufi memukul pelan lengan Lita yang kini sedang mengotak atik handphone miliknya.

"Aku penasaran banget dengan si Indri itu kaya gimana sih orangnya." Kepo Lita sambil mengotak atik handphone milik Rufi

"kalau aku liatnya sih biasa aja, cantikan kamu Sha. ini menurut aku ya, gak tau menurut orang lain. Kalau menurut kamu gimana Fi?" Lita

"Aku juga liat nya sih gitu tapi itu menurut kita ya.." Rufi

"Enggak usah membanding bandingkan gitu, aku gak mau di bandingkan sama mantan pacarnya kak Muza. Aku kurang setuju kalau kalian membandingkan aku dengan orang lain apalagi mantan pacar nya kak Muza" Aku menanggapi celoteh mereka dengan sabar

"Katanya sih aku denger dia blum bisa move on dari kak Muza, gimana dong Sha." Rufi

"Soal itu gak ada urusannya dengan aku kan Fi? mau itu dia belum move on ataupun sudah move on, itu urusan dia. Yang jelas aku gak merebut kak Muza dari dia." Ucapku tegas

"Iya bener banget Sha, aku setuju." Lita

...****************...

Muza Pov

Setelah aku mengungkapkan perasaan ku kepada Felisha, aku kini bisa bernafas lega karena tinggal menunggu jawaban nya, tiga hari ku beri dia waktu untuk berpikir. Sengaja ku berikan waktu untuk Felisha tanpa harus bertemu dulu selama tiga hari ke depan. Semoga saja jawabannya membahagiakan.

Kupikir dalam tiga hari tak melihat dan bertemu dengan Felisha akan mudah bagiku tapi ternyata aku salah, aku tak bisa jika tak melihatnya walau hanya dari jauh. Sungguh menyiksa.

Tiga hari kemudian

Aku melihat Felisha. berjalan bersama dengan dua sahabatnya, sepertinya mereka baru saja dari kantin dan menuju gazebo depan ruang kelasnya. Langsung saja ku temui Felisha di sana dan meminta untuk berbicara berdua saja dengan memintanya agar mengikutiku, diapun menurut.

Kami duduk di bawah pohon yang tak jauh dari gazebo tadi, dan akupun tanpa basa-basi langsung saja menanyakan jawabannya.

"Gimana, udah bisa kasih aku jawabanmu sekarang?" tanyaku pada Felisha

Hening

"Aku akan mencoba, walau aku belum ada rasa apa-apa sama kak Muza, gak papa kan?" Jawabnya.

Deg. Aku seperti jatuh dari ketinggian tapi sesaat aku sadar bahwa emang apa yang aku harapkan, Felisha baru mengenalku tidak mungkin lebih dari itu. Sepertinya aku terlalu berharap kalau Felisha juga akan mempunyai perasaan yang sama denganku. Terlalu tinggi khayalan mu Muza. batinku. dan aku terdiam.

"Jujur aku belum mengenal kak Muza dan bertemu baru empat kali kan. Kita ketemunya terhitung 5 kali dengan sekarang tapi kita baru mengobrol waktu kak Muza datang ke kosan dan sekarang." Lanjutnya lagi. dan aku semakin tau diri kalau aku harus berusaha lebih keras lagi untuk meluluhkan hatinya.

"Baiklah, Aku akan berusaha buat kamu nyaman dulu sama aku, Setelah itu barulah aku akan membuatmu menyukai ku." Kataku

Dia hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Membuatku semakin gugup saja berada di dekatnya. Ingin ku genggam tangannya dan mengatakan aku cinta kamu Felisha tapi itu terlalu memalukan rasanya dan aku takut Felisha malah jijik padaku. haha.

"Baiklah, aku ke ruangan dulu, sebentar lagi dosen akan masuk." Dia berdiri sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sepertinya dia masih canggung berlama-lama dengan ku. Aaahhh aku gemas pengen cubit pipinya.

Aku hanya bisa mengangguk dengan senyuman manisku. "Makasih ya Sha udah kasi aku kesempatan untuk dekat dengan kamu". Ucapku akhirnya dan hanya di jawabnya dengan senyuman. Aaahhhh manis sekali dia. Aku hampir pingsan di kasi senyuman manis olehnya.

Kami kembali ke gazebo, dia segera mengambil buku yang di tinggalkannya disana tadi dan mengajak dua sahabatnya itu Rufi dan Lita pamit pada Arsen untuk masuk ke ruangan lebih dulu.

"Kak kami masuk ke kelas duluan." Pamitnya pada Arsen sambil menunjuk ruangannya.

"Oh ya silahkan." hanya itu jawaban Arsen sambil melirik ku.

Ketika Felisha dan dua sahabatnya tak terlihat lagi, Arsen menatap ku dengan penuh selidik.

"Gimana?" tanyanya

"Gimana apanya?" sengaja ku tanya balik biar dia semakin penasaran.

"ck. Kau pura-pura tidak tau maksud ku." Arsen mendelik kesal padaku

"kita ke kantin yuk." ku ajak Arsen ke kantin dan mengobrol disana sambil mengisi perut karena sedari tadi kami belum sarapan karena menunggu Felisha selesai sarapan bersama dengan dua sahabatnya.

"Ayo." Arsen

Tiba di kantin, kami memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing. dan tak lama kemudian pesanan kami datang. Aku memulai obrolan dengan menceritakan apa yang sudah aku dan Felisha bicarakan tadi.

"Kamu yakin bisa buat Felisha jatuh cinta sama kamu?" tanya Arsen

Aku menghela nafas panjang. "Aku kurang yakin sih. Tapi setidaknya aku usaha dulu kan." Jawabku pesimis

"kok kayak yang gak percaya diri gitu." ucap sahabatku itu.

"Harus yakin dong. Semangat." Ucapnya lagi menyemangati ku sambil menepuk pundak ku.

"Semoga saja." kataku

"Hahaha." kami tertawa bersama.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

semoga mantan Muza tak buat hal nanti

2022-11-14

0

Shinichi x Kaito

Shinichi x Kaito

semangat kak

2022-09-12

1

Lusi

Lusi

lanjut lagi kk

2022-08-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!