Sejak pulang dari kampusnya Felisha terlihat gelisah dan sering melamun, Rufi dan Lita heran melihat sahabat mereka itu menghela nafas berat beberapa kali.
Setibanya di kamar kost, Felisha lebih banyak diam.
"Sha..ada apa? kok kayanya kamu lagi banyak pikiran ya.. cerita dong sama kita." Ucap Rufi sambil mengelus pundak Felisha ketika mendapati Felisha termenung di depan kamar.
"Hufftt.." Felisha menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.
"Kak Mato tadi bilang, katanya dia mau keluar kota untuk waktu yang cukup lama, sekitar tiga mingguan." Felisha menunduk sendu.
"Tapi bukan itu yang sedang kupikirkan Fi." Lanjutnya.
"Trus apa dong?" Tanya Rufi
"Kak Mato minta jawaban aku malam ini, padahal kan aku minta waktu lima hari." Felisha
"Ya udah bilang aja sama kak Mato kalau kamu belum siap buat ngasih jawabannya sekarang. Bilang aja kalau kamu tuh butuh waktu." Saran Rufi
"Tapi kak Mato maunya sekarang Fi." Felisha
"Terus kamu mau ngasih jawaban apa ntar?" Rufi
"Entahlah.." Felisha mengedikan bahu tanda diapun bingung harus jawab apa.
"Tapi gimana perasaan kamu aja ke dia Sha, ikutin kata hati kamu aja. Kalau kamu ada rasa suka, nyaman ya sudah ngapain tunggu lima hari ke depan." Rufi
"Iya Sha, kalau menurut aku sih kak Mato serius dengan perasaannya." Ucap Lita yang tiba-tiba saja ikut nimbrung, entah sejak kapan Lita mendengar percakapan kedua sahabatnya itu.
"Liat ntar aja deh gimana..aku juga sampai sekarang masih bingung. Mau di tolak atau terima aja." Felisha tersenyum kecut.
Malam hari,
Setelah makan malam, Felisha, Rufi dan Lita duduk santai di depan kamar Felisha yang entah kenapa menjadi tempat paling nyaman buat mereka bersantai, mungkin karena posisi kamar Felisha yang berada di tengah-tengah kali ya.
"Assalamualaikum... Ucap seorang laki-laki yang tak lain adalah Mato. Kontan membuat tiga serangkai itu menoleh ke arah suara.
"Wa'alaikumsalam..." Jawab Felisha, Rufi dan Lita serempak.
Mato berjalan menuju ke arah tiga serangkai itu dengan senyuman manisnya.
"Duuuhhh aku ko deg-degan gini ya." Batin Derisha.
"Ya ampun Sha cakep banget." Kata Lita dengan berbisik di telinga Felisha.
"Meleleh aku tuuhh." Rufi menimpali.
"Sssttt." Felisha
"Eh kak Mato, silahkan duduk kak." Ucap Lita mempersilahkan Mato duduk.
"Terimakasih." Mato duduk di kursi yang kosong.
"Sendiri aja kak?" Tanya Rufi basa basi.
"Iya sendiri." Jawab Mato sambil menunduk mengutak-atik handphone.
"Dasar kak Mato gak sopan ih di ajak ngomong kok malah sibuk dengan handphonenya.'Batin Lita
"Mau minum apa kak?" Tanya Felisha akhirnya setelah sedari tadi hanya diam.
Mato mendongak menatap Felisha. "Gak usah repot-repot sayang, aku gak bisa lama-lama." Jawab Mato santai dengan masih menatap Felisha lekat.
Felisha menelan salivanya seketika merasa pipinya panas, Felisha yakin jika wajahnya sudah berubah merah sekarang karena malu. Ada desiran aneh dalam darahnya ketika mendengar Mato memanggilnya dengan kata "sayang". Felisha melirik ke dua sahabatnya yang mana Lita langsung membulatkan matanya kaget mendengar panggilan sayang Mato kepada sahabatnya Felisha sedangkan Rufi menggigit bibir bawahnya menahan tawa melihat ekspresi Felisha dan juga Lita yang menurutnya sangat lucu itu.
Mato tersenyum melihat ekspresi Felisha yang sangat menggemaskan jika sudah ia panggil sayang. Ingin rasanya ia terus menggoda pujaan hatinya itu tapi ia tak memiliki banyak waktu untuk berlama-lama disana.
"Rufi, Lita, bisa saya bicara berdua dengan Felisha?" Mato langsung saja meminta waktu kepada kedua sahabat Felisha itu.
"Boleh dong kak" Lita menjawab dengan mengerlingkan sebelah matanya sambil tersenyum menggoda kepada Felisha.
"Ya udah kita ke kamar dulu." Rufi langsung menarik tangan sahabatnya itu menuju ke arah kamar Lita. Sengaja memilih ke kamar Lita yang jaraknya agak jauh agar Mato dan Felisha leluasa mengobrol.
Setelah dua sahabat Felisha itu tak terlihat, Mato langsung menggenggam tangan Felisha.
"Aku mau jawabanmu sekarang Felisha." Ucap Mato menatap manik mata Felisha.
"Apa harus sekarang kak? aku butuh waktu." Felisha
"Sekarang aku tanya sama kamu, perasaan kamu ke aku gimana Sha? Apa kamu menyukai ku?" tanya Mato percaya diri.
Felisha menggeleng, dan itu sukses membuat Mato syok tetapi masih menunggu apa yang akan dikatakan Felisha.
"Aku gak tau kak." Jawab Felisha.
"Ayolah Sha, aku mau jawabanmu sekarang." Mato sedikit memaksa dengan memasang wajah sendu. Memelas. Mengelus punggung tangan Felisha sambil menatapnya lekat. Berharap Felisha segera memberinya kepastian.
Hening, Felisha dan Mato sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Baiklah kak." hanya itu jawaban Felisha malu-malu sambil menunduk.
"Baiklah apa Sha? perjelas dong." Goda Mato sambil tersenyum lebar.
Felisha dan Mato lagi-lagi terdiam saling menatap.
"Apa?" Felisha
"Apa?" Mato
Mereka tertawa bersama setelah mengucapkan kata "apa" yang hampir bersamaan. Entah apa yang sedang mereka pertanyakan.
Mato masih betah menggenggam tangan dan menatap lekat Felisha yang membuat seorang Derisha salah tingkah.
"Apa sih kak liatin terus kayak gitu." Felisha menangkup pipinya dengan sebelah tangannya yang tidak di genggam oleh Mato, terasa panas karena malu.
"Enggak papa.. aku mau puas puasin liatin muka kamu kan besok aku udah berangkat."
"Ih emang gak bisa video call an gitu kalau udah berangkat."
"Bisa.. sangat bisa, tapi mungkin akunya akan sibuk terus sayang. Punya waktu buat VC mungkin kamunya udah tidur." Kata Mato sendu.
"Sibuk banget ya. Sampai segitunya." Felisha meringis membayangkan kesibukan Mato nantinya.
Mato mengangguk. "Walaupun gak akan tiap hari juga sih sibuk sampai gak ada waktu buat nelpon kamu. Kalau ada waktu senggang aku usahain buat hubungin kamu. Tapi gak mesti VC kan sayang?"
Felisha hanya mengangguk. Terlalu malu rasanya kalau harus menuntut VC an terus.
"Sekarang kamu punya aku. Milikku. Aku gak mau kamu dekat-dekat dengan laki-laki lain selama aku gak ada di sini. Jaga mata jaga hati kamu buat aku." Ucap Mato panjang lebar
"Kak Mato juga tuh jaga mata jaga hati, kak Mato kan nanti ketemu banyak orang, apalagi perempuan cantik pasti banyak yang deket-deket sama kak Mato." Ucap Felisha sambil cemberut.
Mato tersenyum melihat ekspresi Felisha yang memberikan ultimatum padanya dengan nada yang sedikit di tekan. Kekasihnya itu sungguh menggemaskan di matanya. Ya sekarang mereka adalah sepasang kekasih.
"Baik sayang. Aku bakal jaga hati aku hanya untuk kamu." Mato
"Haiissss gombal sekali dia." batin Felisha
Felisha dan Mato masih ingin mengobrol lebih lama namun Mato harus segera pulang untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatannya besok. Mato pamit pulang kepada Felisha namun tangannya tak mau melepaskan genggamannya. Merasa berat untuk meninggalkan kekasihnya yang baru saja menerima nya malam ini. Begitupun dengan Felisha. Merasa berat untuk berpisah dengan Mato walaupun mereka baru saja menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih malam ini.
"Aku pulang dulu sayang." Pamit Mato menatap lekat Felisha. Seakan tak mau berpaling.
"Iya. Hati-hati di jalan besok berangkatnya." Ucap Felisha dengan mencoba melepaskan genggaman tangan Mato. Tapi malah semakin erat.
"Kak udah dong. Perginya gak cukup sebulan kan." Felisha
Mato menghembuskan nafas kasar. "Gak cukup sebulan tapi kita kan baru jadian malam ini. Ini tuh berat banget buat aku Sha." Ucap Mato sendu. 'Bagi Dilan yang berat itu rindu, tapi bagi Mato yang berat itu baru jadian langsung di tinggal jauh dan lama'.
Felisha tersenyum geli melihat wajah sendu Mato yang terlihat seperti anak kecil pengen es krim tapi gak di bolehin sama bundanya. hihi "Ya udah semoga kerjaannya lancar dan cepet beres biar cepet pulangnya."
"Aamiin... Ya udah deh. Sekarang aku pulang ya. ingat, jaga mata jaga hati buat aku."
"Iyaaa.. Ka Mato juga, Jaga mata jaga hati buat aku."
Mereka tersenyum bersama. Dan tiba-tiba saja Mato menarik Felisha ke dalam pelukannya. Mato memeluk erat Felisha seolah akan pergi jauh dalam waktu yang sangat lama.
Awalnya Felisha bergeming tak membalas pelukan kekasihnya itu. Tapi Mato memeluknya cukup lama hingga Felisha membalas pelukannya. Mengusap punggung Mato. Mato memejamkan mata merasakan usapan tangan Felisha di punggungnya.
Mato melepaskan pelukannya. " I Love you." Ucap Mato tanpa suara kepada Felisha. Yang hanya di balas dengan senyuman manis oleh Felisha.
Mato melambaikan tangannya sambil berjalan menuju gerbang kos. Mato tak menunggu balasan kata " i love you " dari Derisha karena ia tau kalau Felisha pasti masih sangat malu untuk mengucapkan kalimat keramat itu.
...****************...
Haii readersku tercinta..Maaf yaa baru bisa up lagi🙏 Akhir² ini tuh sibuk banget, maklum masih suasana lebaran jadi masih banyak keluarga yang baru sempat berkunjung buat silaturahmi. Selamat membaca 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ImmaUrut
nyimak
2022-08-08
3
Syarifah
aku boom like dulu deh ntar baru baca
kayaknye asikk
2022-08-01
4
Ana
semangat 💪🥰
2022-05-16
4