Felisha menceritakan semua tentang hubungannya dengan Muza yang saat ini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi selain sebagai teman biasa saja kepada dua sahabatnya.
"Fi, Ta aku udah putus sama kak Muza." kata Felisha yang membuat kedua sahabatnya itu terbelalak tak percaya.
"Apaaaa??" teriak kaget Rufi dan Lita
"Ih biasa aja dong gak usah pake teriak-teriak gitu" Jawab Felisha sambil menutup telinga
"Sha, kok cepet banget sih?" Lita
"Iya Sha, kasian kak Muza lho." Ucap Rufi sedih
"Mau gimana lagi, aku gak mau berlarut-larut dalam hubungan yang gak sehat." Felisha
"Enggak sehat gimana Sha?" Lita
"Ya gak sehat lah Ta, kan akunya gak ada perasaan apapun sama kak Muza." Felisha.
"Aku gak mau buat kak Muza berharap lebih banyak lagi. Karena sekuat apapun aku mencobanya tetep aja hati aku tuh gak ada rasa yang gimana-gimanaaa gitu." lanjutnya panjang lebar.
"Ya udah lah Sha, emang udah keputusan yang paling bener tuh kaya gitu. Ini udah sebulan kan hubungi kalian? itu tuh waktu yang cukup buat kalian saling dekat satu sama lain, tapi nyatanya tidak ada kemajuan apapun kan sama perasaan kamu ke dia." Rufi
"Iya Fi, aku juga pikirnya gitu. Lebih baik sekarang daripada nanti-nanti. Biar kak Muza nya juga bisa cari yang lain kan dari pada ngarepin aku terus." Felisha
"Iya juga sih." Lita.
"Tapi kalian baik-baik saja kan, maksud aku kalian tetep temenan kan?" tanya Lita lagi.
"Apa kak Muza bisa menerima alasan kamu Sha?" Rufi
"Alhamdulillah...kak Muza orangnya baik banget. Awalnya dia masih saja minta kesempatan sekali lagi, tapi aku benar-benar udah gak bisa maksain diri untuk itu. Akhirnya dia bisa terima. Dia bilang, tapi kita tetep bisa temenan kan. Ya aku bilang bisa dong kenapa enggak." Felisha menjawab dengan semangat.
"Syukurlah kalau gitu." Ucap Rufi dan Lita hanya manggut-manggut.
Dua minggu setelah kandasnya hubungan Felisha dan Muza, mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Namun Muza masih memberikan perhatiannya kepada Felisha, masih berharap Felisha akan sedikit saja meliriknya karena perhatian yang dia berikan. Tapi lagi-lagi sampai saat ini Felisha hanya menganggap itu biasa, perhatian biasa sebagai teman. tidak lebih.
Sampai kemudian ada salah satu staf dosen yang terlihat kren dan cukup di gandrungi oleh mahasiswi di kampusnya karena selain penampilannya yang Kren dia juga terlihat cuek, menambah penasaran para cewek-cewek di kampus, mencoba mendekati Felisha melalui dua sahabatnya Rufi dan Lita. Staf dosen itu bernama Mato, biasa di sapa dengan kak Mato.
Mato mencoba pendekatan melalui dua sahabat Felisha, yaitu Rufi dan Lita. Sudah seminggu lebih Mato kerap kali mengajak Lita berbicara berdua saja dan itu membuat Felisha curiga kalau Mato menaruh hati pada sahabatnya itu. Felisha tak curiga sedikitpun jika Mato sebenarnya mencari tau tentangnya melalui Lita dan Rufi.
Saat Felisha, Rufi dan Lita berada di kantin kampus, Lita menerima telpon dari seseorang yang tak lain adalah Mato.
"Siapa Ta?" tanya Rufi setelah Lita terlihat mengakhiri obrolannya di handphone.
"Kak Mato." Jawab Lita sambil menerima pesanannya yang di antar oleh pelayan.
"Ooohh.." Rufi ber oh ria sambil melirik kearah Felisha. Yang di lirik menyantap makanannya dengan lahap tanpa menyadari lirikan dua sahabatnya itu.
"Sha, ntar malam aku di ajak jalan-jalan sama kak Bara." Ucap Lita.
"Jam berapa?" tanya Felisha
"Setelah maghrib." Lita
"Oke." Felisha
"Kamu mau jalan-jalan juga gak Fi ntar malam?" tanya Felisha pada Rufi
Rufi menggeleng. "Enggak ah. aku ngerjain tugas aja." Jawab Rufi yang di balas Felisha dengan anggukan.
Di kost,
Setelah shalat Maghrib, Lita sudah siap dengan pakaian kasual nya. Felisha, Rufi dan Lita sedang mengobrol di depan kamar sembari menunggu Bara. Tak lama kemudian Bara datang menjemput Lita.
Selepas kepergian Lita dan Bara, Felisha dan Rufi lanjut mengobrol di depan kamar Felisha. Tak lama kemudian ada seseorang yang mengucap salam dan membuat dua gadis itu menoleh ke arah suara. Felisha terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan Mato di kosan. Sedangkan Rufi berekspresi biasa saja.
"Assalamualaikum..." ucap Mato
"wa'alaikumsalam kak..." jawab Felisha dan Rufi serempak.
Mato mendekati ke dua gadis itu, dan langsung di persilahkan duduk oleh Rufi.
"Silahkan duduk kak." Rufi menunjuk salah satu kursi di depan Felisha. Yang membuat Felisha seketika menoleh ke arah Rufi dengan mata sedikit melotot tak percaya. Gimana gak melotot, biar bagaimanapun Mato adalah salah satu staf dosen. Jelas saja itu membuat Felisha segan.
"terimakasih." ucap Mato
"Maaf kak, Lita sedang keluar mungkin pulangnya agak malam." Kata Felisha kepada Mato. Felisha mengira jika kedatangan Mato untuk menemui Lita.
Mato melirik Rufi dan berkata. "Rufi bisa saya bicara berdua dengan Felisha?" tanya Mato dengan sedikit formal dan itu membuat Felisha menoleh dengan cepat ke arah Rufi dengan alis berkerut. Merasa heran, apa yang akan Mato bicarakan dengannya. Rufi mengangguk. "Sha, aku ke kamar dulu ya. Bye.." Rufi melambai pada Felisha dan segera beranjak dari sana.
Kok aku jadi deg-degan ya, perasaan aku gak enak, aku pernah bikin kesalahan apa ya di kampus. batin Felisha.
"Felisha, aku kesini bukan buat ketemu sama Lita, tapi aku kesini buat bicara dengan kamu." Mato
"Mau bicara apa kak?" tanya Felisha. "apa ada yang bisa saya bantu?" lanjutnya lagi
"Enggak ada sih, aku cuman mau bertanya sesuatu." Mato
"Apa kak? tentang Lita ya kak?" tanya Felisha semakin penasaran yang di balas gelengan kepala oleh Mato.
"Kamu punya cowo gak Sha?" tanya Mato tudepoin
"Enggak ada kak. Ada apa?" Felisha masih linglung tiba-tiba saja staf dosen itu datang ke tempatnya dan menanyakan hal yang pribadi seperti itu. Sungguh aneh. batin Felisha
"Felisha, aku menyukaimu, aku jatuh cinta sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?" Ucap Mato tudepoin dan dengan sungguh-sungguh, namun Felisha tak menjawab, dia terlalu syok mendengar penuturan dari staf dosennya itu.
Hening,
"Sha..Felisha.." Mato menyentuh tangan Felisha yang sukses mengembalikan kesadarannya.
"a apa kak? eh iya ada apa kak?" Felisha tergagap menjawab panggilan Mato.
"Aku menyukaimu, aku jatuh cinta sama kamu Felisha. maukah kamu bersamaku, menjadi pacarku?" Mato mengulang pernyataan dan pertanyaannya. Dan Felisha hanya menggeleng sambil menunduk.
"Tapi kenapa Sha?" Tanya Mato panik.
"Bukankah selama ini kak Mato menyukai Lita sahabatku?" tanya Felisha takut-takut
Mato tersenyum lalu berkata. "Aku selama ini selalu menemui Lita dan Rufi, bukan cuman Lita aja. Aku bertanya cukup banyak sama mereka tentangmu. karena aku tau mereka pasti bisa memberiku banyak informasi tentang kamu. Bukan menaruh hati pada Lita tapi sama kamu. Selama seminggu lebih aku banyak bertanya kepada mereka berdua.
Felisha lagi-lagi termangu oleh pernyataan Mato. Ia masih belum percaya dengan apa yang di katakan oleh staf dosennya itu.
"Aku minta waktu buat menjawab pertanyaan kak Mato." Ucap Felisha akhirnya setelah lama terdiam.
"Berapa lama Sha?" Tanya Mato
"Seminggu kak." Felisha
"Besok ya jawabannya." Mato mencoba negosiasi.
"Lima hari kak." Felisha
"Itu lama banget Sha." Mato memelas
Felisha menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. "Ini terlalu mendadak kak. aku perlu berpikir." Felisha tetap kekeuh.
"Baiklah. Aku akan menunggu sampai lima hari ke depan." Jawab Mato akhirnya. Mengalah karena ia lihat Felisha begitu syok dengan pernyataannya malam ini. Felisha hanya mengangguk.
"Aku pulang dulu." Mato berdiri dan pamit pulang.
"Iya." Felisha
Felisha duduk termangu hingga tak menyadari Rufi yang datang menghampirinya. Rufi menepuk lengannya pelan.
"Sha, kamu melamun?" Rufi
"Astaghfirullahal'adzim. Kamu ngagetin aja sih Fi." Sungut Felisha
"Aku panggil-panggil dari tadi gak di jawab." balas Rufi
"benarkah.." Felisha.
Rufi mengangguk. "Kamu kenapa melamun?" tanyanya.
Felisha menceritakan apa saja yang sudah di katakan Mato tadi padanya. Lalu sesaat kemudian ia teringat sesuatu.
"Tunggu-tunggu." Felisha terlihat berfikir sejenak lalu melanjutkan, "Kamu dan Lita tau tentang kak Mato yang menyukai ku tapi gak pernah bilang. Kalian jahat." Felisha merajuk.
"Bukannya gak mau bilang Sha, tapi kami tuh di larang kasih tau ke kamu kalau kak Mato menyukai mu, katanya biar dia bicara langsung denganmu nanti. Ya sudah, kami tutup mulut sampai dia sendiri yang memberi tahu mu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ZaeV92
AQ mamfir,tapi gak bom like ya K2.
2022-06-23
3
ray
kok felisha
2022-06-08
2
Ana
lanjut lagi ka💪 semangat
2022-05-12
2