Bab 9. Staf dosen 1

Felisha menceritakan semua tentang hubungannya dengan Muza yang saat ini sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi selain sebagai teman biasa saja kepada dua sahabatnya.

"Fi, Ta aku udah putus sama kak Muza." kata Felisha yang membuat kedua sahabatnya itu terbelalak tak percaya.

"Apaaaa??" teriak kaget Rufi dan Lita

"Ih biasa aja dong gak usah pake teriak-teriak gitu" Jawab Felisha sambil menutup telinga

"Sha, kok cepet banget sih?" Lita

"Iya Sha, kasian kak Muza lho." Ucap Rufi sedih

"Mau gimana lagi, aku gak mau berlarut-larut dalam hubungan yang gak sehat." Felisha

"Enggak sehat gimana Sha?" Lita

"Ya gak sehat lah Ta, kan akunya gak ada perasaan apapun sama kak Muza." Felisha.

"Aku gak mau buat kak Muza berharap lebih banyak lagi. Karena sekuat apapun aku mencobanya tetep aja hati aku tuh gak ada rasa yang gimana-gimanaaa gitu." lanjutnya panjang lebar.

"Ya udah lah Sha, emang udah keputusan yang paling bener tuh kaya gitu. Ini udah sebulan kan hubungi kalian? itu tuh waktu yang cukup buat kalian saling dekat satu sama lain, tapi nyatanya tidak ada kemajuan apapun kan sama perasaan kamu ke dia." Rufi

"Iya Fi, aku juga pikirnya gitu. Lebih baik sekarang daripada nanti-nanti. Biar kak Muza nya juga bisa cari yang lain kan dari pada ngarepin aku terus." Felisha

"Iya juga sih." Lita.

"Tapi kalian baik-baik saja kan, maksud aku kalian tetep temenan kan?" tanya Lita lagi.

"Apa kak Muza bisa menerima alasan kamu Sha?" Rufi

"Alhamdulillah...kak Muza orangnya baik banget. Awalnya dia masih saja minta kesempatan sekali lagi, tapi aku benar-benar udah gak bisa maksain diri untuk itu. Akhirnya dia bisa terima. Dia bilang, tapi kita tetep bisa temenan kan. Ya aku bilang bisa dong kenapa enggak." Felisha menjawab dengan semangat.

"Syukurlah kalau gitu." Ucap Rufi dan Lita hanya manggut-manggut.

Dua minggu setelah kandasnya hubungan Felisha dan Muza, mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Namun Muza masih memberikan perhatiannya kepada Felisha, masih berharap Felisha akan sedikit saja meliriknya karena perhatian yang dia berikan. Tapi lagi-lagi sampai saat ini Felisha hanya menganggap itu biasa, perhatian biasa sebagai teman. tidak lebih.

Sampai kemudian ada salah satu staf dosen yang terlihat kren dan cukup di gandrungi oleh mahasiswi di kampusnya karena selain penampilannya yang Kren dia juga terlihat cuek, menambah penasaran para cewek-cewek di kampus, mencoba mendekati Felisha melalui dua sahabatnya Rufi dan Lita. Staf dosen itu bernama Mato, biasa di sapa dengan kak Mato.

Mato mencoba pendekatan melalui dua sahabat Felisha, yaitu Rufi dan Lita. Sudah seminggu lebih Mato kerap kali mengajak Lita berbicara berdua saja dan itu membuat Felisha curiga kalau Mato menaruh hati pada sahabatnya itu. Felisha tak curiga sedikitpun jika Mato sebenarnya mencari tau tentangnya melalui Lita dan Rufi.

Saat Felisha, Rufi dan Lita berada di kantin kampus, Lita menerima telpon dari seseorang yang tak lain adalah Mato.

"Siapa Ta?" tanya Rufi setelah Lita terlihat mengakhiri obrolannya di handphone.

"Kak Mato." Jawab Lita sambil menerima pesanannya yang di antar oleh pelayan.

"Ooohh.." Rufi ber oh ria sambil melirik kearah Felisha. Yang di lirik menyantap makanannya dengan lahap tanpa menyadari lirikan dua sahabatnya itu.

"Sha, ntar malam aku di ajak jalan-jalan sama kak Bara." Ucap Lita.

"Jam berapa?" tanya Felisha

"Setelah maghrib." Lita

"Oke." Felisha

"Kamu mau jalan-jalan juga gak Fi ntar malam?" tanya Felisha pada Rufi

Rufi menggeleng. "Enggak ah. aku ngerjain tugas aja." Jawab Rufi yang di balas Felisha dengan anggukan.

Di kost,

Setelah shalat Maghrib, Lita sudah siap dengan pakaian kasual nya. Felisha, Rufi dan Lita sedang mengobrol di depan kamar sembari menunggu Bara. Tak lama kemudian Bara datang menjemput Lita.

Selepas kepergian Lita dan Bara, Felisha dan Rufi lanjut mengobrol di depan kamar Felisha. Tak lama kemudian ada seseorang yang mengucap salam dan membuat dua gadis itu menoleh ke arah suara. Felisha terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan Mato di kosan. Sedangkan Rufi berekspresi biasa saja.

"Assalamualaikum..." ucap Mato

"wa'alaikumsalam kak..." jawab Felisha dan Rufi serempak.

Mato mendekati ke dua gadis itu, dan langsung di persilahkan duduk oleh Rufi.

"Silahkan duduk kak." Rufi menunjuk salah satu kursi di depan Felisha. Yang membuat Felisha seketika menoleh ke arah Rufi dengan mata sedikit melotot tak percaya. Gimana gak melotot, biar bagaimanapun Mato adalah salah satu staf dosen. Jelas saja itu membuat Felisha segan.

"terimakasih." ucap Mato

"Maaf kak, Lita sedang keluar mungkin pulangnya agak malam." Kata Felisha kepada Mato. Felisha mengira jika kedatangan Mato untuk menemui Lita.

Mato melirik Rufi dan berkata. "Rufi bisa saya bicara berdua dengan Felisha?" tanya Mato dengan sedikit formal dan itu membuat Felisha menoleh dengan cepat ke arah Rufi dengan alis berkerut. Merasa heran, apa yang akan Mato bicarakan dengannya. Rufi mengangguk. "Sha, aku ke kamar dulu ya. Bye.." Rufi melambai pada Felisha dan segera beranjak dari sana.

Kok aku jadi deg-degan ya, perasaan aku gak enak, aku pernah bikin kesalahan apa ya di kampus. batin Felisha.

"Felisha, aku kesini bukan buat ketemu sama Lita, tapi aku kesini buat bicara dengan kamu." Mato

"Mau bicara apa kak?" tanya Felisha. "apa ada yang bisa saya bantu?" lanjutnya lagi

"Enggak ada sih, aku cuman mau bertanya sesuatu." Mato

"Apa kak? tentang Lita ya kak?" tanya Felisha semakin penasaran yang di balas gelengan kepala oleh Mato.

"Kamu punya cowo gak Sha?" tanya Mato tudepoin

"Enggak ada kak. Ada apa?" Felisha masih linglung tiba-tiba saja staf dosen itu datang ke tempatnya dan menanyakan hal yang pribadi seperti itu. Sungguh aneh. batin Felisha

"Felisha, aku menyukaimu, aku jatuh cinta sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?" Ucap Mato tudepoin dan dengan sungguh-sungguh, namun Felisha tak menjawab, dia terlalu syok mendengar penuturan dari staf dosennya itu.

Hening,

"Sha..Felisha.." Mato menyentuh tangan Felisha yang sukses mengembalikan kesadarannya.

"a apa kak? eh iya ada apa kak?" Felisha tergagap menjawab panggilan Mato.

"Aku menyukaimu, aku jatuh cinta sama kamu Felisha. maukah kamu bersamaku, menjadi pacarku?" Mato mengulang pernyataan dan pertanyaannya. Dan Felisha hanya menggeleng sambil menunduk.

"Tapi kenapa Sha?" Tanya Mato panik.

"Bukankah selama ini kak Mato menyukai Lita sahabatku?" tanya Felisha takut-takut

Mato tersenyum lalu berkata. "Aku selama ini selalu menemui Lita dan Rufi, bukan cuman Lita aja. Aku bertanya cukup banyak sama mereka tentangmu. karena aku tau mereka pasti bisa memberiku banyak informasi tentang kamu. Bukan menaruh hati pada Lita tapi sama kamu. Selama seminggu lebih aku banyak bertanya kepada mereka berdua.

Felisha lagi-lagi termangu oleh pernyataan Mato. Ia masih belum percaya dengan apa yang di katakan oleh staf dosennya itu.

"Aku minta waktu buat menjawab pertanyaan kak Mato." Ucap Felisha akhirnya setelah lama terdiam.

"Berapa lama Sha?" Tanya Mato

"Seminggu kak." Felisha

"Besok ya jawabannya." Mato mencoba negosiasi.

"Lima hari kak." Felisha

"Itu lama banget Sha." Mato memelas

Felisha menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. "Ini terlalu mendadak kak. aku perlu berpikir." Felisha tetap kekeuh.

"Baiklah. Aku akan menunggu sampai lima hari ke depan." Jawab Mato akhirnya. Mengalah karena ia lihat Felisha begitu syok dengan pernyataannya malam ini. Felisha hanya mengangguk.

"Aku pulang dulu." Mato berdiri dan pamit pulang.

"Iya." Felisha

Felisha duduk termangu hingga tak menyadari Rufi yang datang menghampirinya. Rufi menepuk lengannya pelan.

"Sha, kamu melamun?" Rufi

"Astaghfirullahal'adzim. Kamu ngagetin aja sih Fi." Sungut Felisha

"Aku panggil-panggil dari tadi gak di jawab." balas Rufi

"benarkah.." Felisha.

Rufi mengangguk. "Kamu kenapa melamun?" tanyanya.

Felisha menceritakan apa saja yang sudah di katakan Mato tadi padanya. Lalu sesaat kemudian ia teringat sesuatu.

"Tunggu-tunggu." Felisha terlihat berfikir sejenak lalu melanjutkan, "Kamu dan Lita tau tentang kak Mato yang menyukai ku tapi gak pernah bilang. Kalian jahat." Felisha merajuk.

"Bukannya gak mau bilang Sha, tapi kami tuh di larang kasih tau ke kamu kalau kak Mato menyukai mu, katanya biar dia bicara langsung denganmu nanti. Ya sudah, kami tutup mulut sampai dia sendiri yang memberi tahu mu.

...****************...

Terpopuler

Comments

ZaeV92

ZaeV92

AQ mamfir,tapi gak bom like ya K2.

2022-06-23

3

ray

ray

kok felisha

2022-06-08

2

Ana

Ana

lanjut lagi ka💪 semangat

2022-05-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!