Bab 10. Staf dosen 2

"Bukannya gak mau bilang Sha, tapi kami tuh di larang kasih tau ke kamu kalau kak Mato menyukai mu, katanya biar dia bicara langsung denganmu nanti. Ya sudah, kami tutup mulut sampai dia sendiri yang memberi tahu mu." Ucap Rufi panjang lebar

"Awas ya kalian. Aku terlihat seperti orang bodoh tau gak." Felisha masih merajuk dan terlihat seperti akan menangis.

"Maaf Sha, tapi kami terpaksa. Tau sendiri kan kak Mato itu staf dosen. Kami takut lah nanti di persulit saat ujian. Takut gak di ijinin nyontek. hehe." Rufi cengengesan tanpa dosa

Felisha masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Rufi di teras yang cengengesan sambil menghentakkan kakinya di lantai. Rufi menyusulnya dengan rasa bersalah. Ia melihat Felisha yang berbaring memunggunginya. Rufi menghela nafas dan mengirim pesan singkat kepada Lita.

WhatsApp

Rufi:

Ta, masih lama gak pulangnya? Kak Mato tadi kesini 😑

Lita:

Sedikit lagi kami pulang, kenapa Fi? Kak Mato bilang apa ke Felisha? 😧

Rufi:

Cepetan pulang, kamu jelasin ke Lisha yang terjadi sebenarnya 🤐

Lita:

Oke oke.. Bilangin ke Felisha aku beliin dia martabak telor nih.

Rufi menyimpan handphone miliknya di meja lalu duduk di kursi, menatap punggung Felisha.

"Sha, kamu udah tidur ya?" Rufi mencoba mengajak Felisha berbicara namun tak ada jawaban.

"Lita beliin kamu martabak telor, katanya jangan tidur dulu." Ucap Rufi lagi. Felisha masih bergeming.

Tak lama kemudian terdengar suara motor sport Bara di depan pagar kosan. Rufi segera beranjak menghampiri Lita yang baru saja turun dari motor.

"Ta, cepetan sini." panggil Rufi kepada Lita tapi berupa bisikan.

"Ada apa sih Fi?" Lita mengerutkan keningnya heran.

"Sstt." Rufi hanya menjawab dengan telunjuk di bibir dan melambaikan tangan tanda mengajak Lita melihatnya sendiri. Mengabaikan Bara yang juga ikut heran melihat kelakuan sahabat kekasihnya itu. Bara kemudian menyusul dua gadis itu dan duduk di teras sembari menunggu mereka.

Rufi dan Lita bergegas ke kamar Felisha untuk melihatnya, Lita mengernyit dan berbisik pada Rufi.

"Dia kenapa?" Lita

"Merajuk." jawab Rufi

"Sha, Derisha." Lita menepuk lengan Felisha pelan. Namun tak ada jawaban.

"Dia tidur kali." bisik Lita menoleh kearah Rufi

"Entahlah." Rufi mengedikkan bahu tanda tak tau.

"Sha, aku bawain kamu martabak telor nih. Kamu mau makan gak, kalau gak mau aku dan Rufi abisin ya." ancam Lita

"Kalian jahat banget sama aku." Ucap Felisha akhirnya. Masih dalam posisi berbaringnya dengan menghadap tembok dan memunggungi dua sahabatnya.

Rufi dan Lita saling pandang. Tak tau harus berbuat apa.

"Maafkan kami Sha." hanya itu yang terucap dari mulut Lita.

"Kami janji akan menceritakan semuanya sama kamu Sha." ucap Rufi sambil menunduk merasa bersalah.

"Udah telat." jawab Felisha sambil bangkit dari baringnya. Mengambil kotak martabak telor yang di bawa Lita tadi lalu memakannya dengan lahap.

"Aku laper, kamu gak laper kan Fi? Aku mau abisin ini." Felisha melirik dua sahabatnya yang terheran-heran melihat tingkahnya.

"Enak aja, aku laper dari tadi belum makan nungguin kamu yang ngambek." Rufi tak mau kalah langsung melahap martabak telor yang hendak Felisha habiskan.

"Ya Allah, kalian ini." Lita hanya menggeleng kepala melihat kelakuan dua sahabatnya itu.

Sambil memakan martabak telor nya Felisha kembali bertanya pada dua sahabatnya tentang Mato yang menyukainya.

Lita dan Rufi menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat dan Felisha menyimak dengan seksama tanpa menyela. Setelah itu barulah ia berkata

"Kalian jahat banget sama aku tau gak." Felisha masih belum menerima sepenuhnya alasan mereka merahasiakan semua darinya.

Rufi dan Lita cengengesan sambil merangkul bahu Felisha. Mereka berpelukan dan mengucapkan kata maaf bertubi-tubi kepada Felisha. Seperti itulah mereka bersahabat, tak pernah bisa berlama-lama dengan kemarahan. Akan ada saja yang mengalah dan meminta maaf jika merasa diri salah.

Sesaat kemudian Rufi teringat pada Bara yang entah kemana saat dia tarik Lita menuju kamar Felisha.

"Eeh Ta ngomong-ngomong kak Bara tadi langsung pulang ya pas aku tarik kamu kesini?" tanya Rufi

"kayaknya dia ngikutin kita masuk deh tadi." Lita segera beranjak keluar kamar untuk melihat keberadaan Bara. Dan benar saja, dia mendapati Bara sedang duduk bermain game online di ponselnya.

Bara menoleh saat mendengar pintu di buka lebih lebar karena sedari tadi pintunya tidak terbuka sepenuhnya.

"Udah kelar?" Tanya Bara saat melihat Lita yang keluar dari kamar untuk menemuinya dan di balas dengan cengiran kuda khas Lita.

"Udah. Felisha udah gak ngambek lagi. Sekarang lagi makan martabak dianya. Berebut sama Rufi. hehe.." Ucap Lita.

Bara menggeleng pelan, heran dengan tingkah laku tiga serangkai itu. kekasihnya dan dua sahabat kekasihnya.

"Aku pulang dulu." Pamit Bara setelah mengobrol sedikit dengan Lita.

"Fi, Sha kak Bara mau pamit pulang nih.." teriak Lita pelan kepada dua sahabatnya. Felisha dan Rufi segera keluar dan mengucapkan terimakasih atas oleh-oleh martabak telor nya.

"Makasih ya kak." Ucap Felisha dan Rufi bersamaan.

"Sama-sama." jawab Bara tersenyum ramah.

***

Keesokan harinya, tiga serangkai itu Felisha, Rufi dan Lita berjalan bersisian menuju kantin. Mereka bermaksud untuk sarapan, mengisi perut sebelum masuk kelas yang akan menguras energi.

Setibanya di kantin, mereka bertiga langsung saja memesan makanan sesuai selera masing-masing. Sambil menunggu pesanan, mereka mengobrol ringan dengan Lita yang bercerita tentang keseruan semalam ketika dia dan Bara berjalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan. Terlalu serius mendengarkan Lita bercerita sampai tidak menyadari kalau Mato sudah berdiri di samping Felisha dan langsung duduk di kursi yang kosong. Mereka terkejut menoleh kearah Mato yang di balas dengan senyuman.

Felisha merasa gugup saat berdekatan dengan Mato, dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan merasa wajahnya memanas. khawatir Mato akan mendengar detak jantungnya yang tidak normal saat ini, Felisha segera menetralkannya dengan sedikit berdehem.

"Ehem." Felisha berdehem dan meminum air putih kemasan di depannya. Guna menetralkan detak jantungnya.

"Kamu kenapa Sha?" Tanya Mato sedikit terlihat panik karena melihat wajah Felisha yang merah seperti tomat.

Rufi dan Lita hanya tersenyum tertahan melihat wajah Felisha yang malu-malu ketika Mato bertanya padanya. Mereka tau kalau wajah Felisha seperti itu, tandanya sahabat mereka itu sedang malu.

"Enggak papa kak." Jawab Felisha

"Kamu sakit? muka kamu kok merah gitu." Ucap Mato yang sukses membuat Felisha semakin malu saja. Felisha merasa wajahnya panas lalu menangkupnya dengan telapak tangan.

"Enggak kok, aku baik-baik aja kak." Felisha melirik dua sahabatnya yang menahan tawa. Awas ya kalian. batin Felisha

Pelayan datang membawakan pesanan makanan mereka dan langsung di lahap tanpa ada yang bersuara. Setelah makan mereka hendak beranjak dari tempat duduknya masing-masing. Namun Mato memegang pergelangan tangan Felisha menahannya agar tetap duduk di sampingnya sambil mengotak atik handphone miliknya tanpa melihat ke arah Felisha. Dua sahabat Felisha pun mengerti dan pamit ke ruangan lebih dulu sambil tersenyum menggoda menatap Felisha yang melotot ke arah mereka. Mereka tertawa sambil melambaikan tangan kepada Felisha.

"Ada apa kak?" Tanya Felisha

Mato kemudian mengunci layar handphonenya dan menyimpannya di saku celana bahan berwarna hitam yang di kenakannya hari ini dan menoleh melihat wajah Felisha.

"Aku akan keluar kota dalam waktu yang cukup lama." Ucap Mato. dan Felisha sedikit terkejut lalu mengernyit heran. Dalam rangka apa dia keluar kota dengan waktu yang lama. batin Felisha. Tak berani menanyakannya langsung.

"Aku akan menemani perjalanan dinas Pak Maruf." Ucap Mato lagi seakan tau yang ada di benak Felisha.

"Mungkin sekitar tiga mingguan. Jadi aku harap kamu bisa memberikan jawabanmu hari ini. Aku gak bisa menunggu lima hari lagi Felisha. Aku ingin saat aku pergi aku sudah memiliki status yang bisa membuatku semangat bekerja." Lanjutnya panjang lebar dengan wajah tegas namun penuh harap.

"Tapi kak...."

"Tak ada tapi tapian sayang." Ucap Mato cepat menatap mata Felisha yang berhasil membuat Felisha merasakan desiran lain dalam darahnya.

"Aku mau jawabanmu hari ini, aku akan ke tempatmu malam ini. Tunggu aku disana. Pergilah ke ruanganmu nanti kamu telat masuk kelas." Lanjutnya yang hanya di angguki oleh Felisha.

Mato melepaskan tangan Felisha yang sedari tadi ia genggam. Felisha berdiri dari duduknya dan pamit untuk ke ruangan. Mato menatap punggung Felisha sampai tak terlihat olehnya.

Felisha berjalan menyusuri koridor kampus sambil memikirkan perkataan Mato tadi yang meminta jawabannya malam ini, sampai dia tidak menyadari kalau langkahnya sudah tiba di depan ruang kelasnya. Felisha clingak clinguk mencari keberadaan Lita namun tak ada sosok Lita di dalam ruangan. Dia berbalik dan menoleh kearah gazebo depan kelas ternyata dua sahabatnya itu berada disana.

Felisha mendatangi Rufi dan Lita kemudian ikut duduk dengan mereka.

"Kalian jahat tadi ninggalin aku." Felisha cemberut

"Heh Felisha sayang, masa iya kita harus nungguin elu pacaran. ogah gw! ya gak Fi." jawab Lita cepat dengan menaikkan alis dan dagunya ke arah Rufi

"Iya. Jiwa jomblo ku meronta-ronta Sha ngeliat elu mesra-mesraan." Ucap Rufi sendu.

Felisha hanya tertawa sambil menggeleng pelan. Rufiii Rufi

...****************...

Terpopuler

Comments

Lestary

Lestary

lanjut

2022-08-10

0

ImmaUrut

ImmaUrut

lanjut thor

2022-08-08

3

ImmaUrut

ImmaUrut

malem malem hujan dapat novel kaya gini langsung teringat jaman kuliah dulu

2022-08-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!