Bab 18. Alasan

Aku belum bisa menjelaskan semuanya kepada mereka karena aku sendiri bingung dengan masalah yang terjadi dalam hubungan ku dan kak Mato.

Di satu sisi aku merasa bersalah karena telah menolak lamaran kak Mato berkali-kali. Di sisi lain aku benar-benar belum siap untuk menikah.

Aku benar-benar di lema sekarang, aku lebih banyak menyendiri dan merenung untuk menenangkan hati dan pikiran agar bisa berpikir jernih dalam mengambil keputusan yang tepat, apakah harus melanjutkan hubungan ini atau akhiri saja. Dua sahabat ku Rufi dan Lita sangat mengerti dengan perasaanku saat ini, mereka memberikan waktu untuk ku sendiri. Mereka selalu memberi support buat aku.

Tanpa sadar air mata ku menetes ke pipi dan langsung ku hapus. Aku tak boleh lemah hanya karena hubungan kami yang baru seumur jagung yang harus kandas dan berakhir begitu saja. Mungkin kami tidak berjodoh, Itu yang selalu ku ucapkan untuk menyemangati diri namun tidak dengan hatiku. Hatiku tak bisa di ajak kompromi, sakit rasanya.

Aku terisak tanpa bisa ku tahan lagi, entah apa yang sebenarnya sedang ku tangisi. Mungkinkah hati kecilku sebenarnya menginginkan pernikahan itu ataukah hanya terlalu lelah dengan desakan dari kak Mato. Aku tak tau.

Jika malam ini kak Mato ingin mengakhiri hubungan kami, aku akan menerimanya. Mungkin inilah yang terbaik untuk kami berdua.

***

Malam harinya,

Rufi dan Lita sedang berada di kamar Felisha. Mereka selalu berusaha menenangkan sahabatnya yang sedang galau itu. Walau Rufi hanya sekedar memeluknya dan Lita menghiburnya dengan cara menggodanya atau bercerita tentang kisah-kisah mereka yang lucu agar Felisha tetap rileks sambil menunggu Mato datang.

Di tengah obrolan tiga serangkai itu, terdengar suara ketukan pintu dan suara bariton Mato yang mengucapkan salam. Mereka bertiga saling pandang satu sama lain. Lita segera beranjak untuk membuka pintu. Sementara Felisha menggenggam erat tangan Rufi karena merasa gugup akan bertemu dan berbicara berdua dengan Mato setelah beberapa minggu saling diam. Rufi memeluk Felisha sekali lagi untuk menenangkan sahabatnya itu.

Setelah Lita membuka pintu kamar terlihat Mato yang sedang berdiri bersandar di dinding samping pintu dengan melipat kedua tangan di dada sambil menunduk.

Seketika Mato mendongak dan menoleh ke arah pintu dengan ekspresi datar. Sebelum Mato bertanya, Lita yang sudah mengerti langsung membuka pintu kamar lebar-lebar dan menoleh ke arah Felisha dan Rufi.

"Fi ke kamar aku yuk." Ajak Lita kepada Rufi

Rufi mengangguk kemudian berdiri. "Ayo." Rufi mengajak Lita keluar dari kamar. Mereka pergi meninggalkan Felisha dan Mato yang saling diam tanpa ada yang bersuara.

Mato menatap Felisha dengan sendu. Ingin rasanya ia berlari dan memeluk kekasihnya itu tanpa melepasnya. Mato benar-benar merindukan gadis nya itu.

Felisha kemudian keluar untuk menemui Mato yang hanya terdiam di depan pintu. Felisha melewati Mato untuk duduk di kursi teras depan kamar. Namun langkahnya tertahan karena Mato yang langsung menarik dan memeluknya erat.

Felisha bergeming, tak membalas pelukan Mato. Kata maaf berkali-kali keluar dari bibir Mato namun Felisha tetap diam. Felisha membiarkan Mato memeluknya lama sampai ia merasakan sesak karena pelukan kekasihnya itu.

"Lepas kak, aku sesak." Bisik Felisha. Mato segera melepaskan pelukannya dan terlihat matanya merah karena menahan tangis. Felisha tertegun melihat wajah Mato yang merah dan penampilannya yang sedikit urakan. Tidak seperti biasanya Mato terlihat seperti itu. Menyedihkan.

Felisha kemudian duduk di kursi dan Mato mengikuti langkah kekasihnya untuk duduk bersama.

"Ada apa lagi kak?" Tanya Felisha ketika mereka sudah dalam posisi duduk berhadapan.

Mato bergeming tak menjawab pertanyaan Felisha. Menatapnya lekat.

Sebenarnya Mato cukup lelah memaksa Felisha menikah, tapi ia juga tak bisa mengendalikan perasaannya untuk segera menikahinya.

Namun Mato juga takut jika suatu saat Felisha benar-benar muak dengan permintaannya lalu mengakhiri hubungan mereka.

"Sayang maafin aku" Ucap Mato setelah lama terdiam

"Enggak ada yang harus dimaafkan, emang kakak buat salah apa?"

"Aku tau aku salah selama ini udah paksa kamu menikah sebelum lulus kuliah, tapi aku lakuin itu karena..."

Ucapan Mato terhenti ketika Felisha langsung tersulut emosi karena teringat kata-kata Mato waktu itu.

"Karena apa kak? Takut aku tiba-tiba ngilang dan pergi dengan laki-laki lain gitu?"

"Hei hei.. bukan itu sayang, kamu dengerin aku dulu. aku kan belum selesai bicaranya."

Mato mencubit pipi dan bibir Felisha gemas

"Iya kan waktu itu kakak yang bilang. Gimana sih"

"Ya itu salah satu alasannya sayang"

"Tuh kan bener"

"Salah satu sayang, berarti bukan cuman itu alasannya kan? makanya kamu dengerin dulu aku ngomong, jangan main serobot aja dong. Aku serobot bibir kamu baru tau rasa"

"Ih mesum banget ih" Felisha bergidik mendengar Mato berbicara sedikit fulgar, pipinya sekarang merah seperti tomat.

Tawa Mato pun pecah.

"Hahaha... makanya jangan macam-macam kamu"

"Siapa yang macam-macam sih. Kakak tuh yang macam-macam" Felisha mengerucutkan bibirnya kesal

Mato menghentikan tawanya, menggeleng pelan lalu menatap Felisha lekat

"Jadi, kamu mau tau alasan sebenarnya aku mau kita menikah sebelum kamu lulus kuliah?"

Felisha mengangguk pelan

"Jadi gini sayang, Selain alasan yang aku bilang ke kamu itu kalau aku takut kehilangan kamu, ada hal lain juga."

"Jujur saja sayang aku capek ngadapin laki-laki yang selalu berusaha mendekati kamu, walaupun kenyataannya kamu gak pernah respon sekalipun."

"Selama ini aku gak pernah cerita sama kamu karena aku gak mau kamu merasa gak nyaman karena itu"

"Terus ada satu hal lagi.."

Mato menghentikan ucapannya lalu menoleh ke arah kamar Lita dimana dua sahabat Derisha itu berada.

Mato memajukan wajahnya ke wajah Felisha yang seketika menutup matanya dan merasakan wajahnya menghangat.

Mato tersenyum melihat ekspresi Derisha Kemudian berbisik di telinganya. Dekat sekali sehingga membuat bulu kuduknya meremang.

"Aku tersiksa setiap kali berdekatan dengan kamu sayang."

Ucapan Mato sukses membuat Felisha membuka matanya lebar-lebar. Melotot ke arah Mato.

"Apa maksudnya kak?"

Lagi-lagi Mato terkekeh melihatnya dan bermaksud kembali mendekat ke telinga Felisha namun segera di tahan oleh kekasihnya itu dan menggeleng pelan tapi Mato menyingkirkan tangannya, menggenggamnya lembut dan tetap melanjutkan berbisik di telinga Felisha

"Setiap kali kita berdekatan adik aku selalu on"

Ucap Mato sambil melihat ke arah bawahnya dan Felisha mengikutinya. Seketika Felisha membelalakkan matanya dan memukul lengan Mato dengan keras. Dan hendak berteriak namun dengan sigap Mato membekapnya.

"Mmmm..mmmm"

Felisha berusaha melepas tangan besar Mato dari mulutnya dan Mato segera melepasnya sambil tersenyum tanpa dosa.

"Sssttt.. Jangan teriak dong nanti yang lain denger" Ucap Mato yang senyum tertahan

"Ih apaan sih kak..kok mesum banget ih"

Lagi-lagi Felisha memukul lengan Mato sekuat tenaga

"Awww..sakit sayang" Mato mengaduh kesakitan sambil mengelus lengannya bekas pukulan tangan kekasihnya.

"udah dong sayang..sakit tau"

"Kok kakak mesum banget ih"

Mato terkekeh menatap wajah Felisha yang merah.

"Aku jujur sayang, setiap dekat-dekat kamu kaya gini tuh bikin aku kesiksa"

Mato mengusap bibir Felisha pelan. Ingin rasanya ia m*****t bibir ranum itu.

"Jangan kaya gini kak"

"Kenapa?"

Felisha menggeleng

"Itu alasannya kenapa aku pengen cepet-cepet halalin kamu sayang"

...****************...

Jangan lupa like dan komen ya akak-akak sayang 🤗🙏

Terpopuler

Comments

Lusi

Lusi

udah di like ya..semangat

2022-08-08

2

ImmaUrut

ImmaUrut

lanjut semangat

2022-08-08

3

Syarifah

Syarifah

aku komen deh thor..
semangat yaa

2022-08-01

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pengenalan tokoh
2 Bab 2. Kampus
3 Bab 3. Kost
4 Bab 4. Kedatangan Tamu
5 Bab 5. Jawaban1
6 Bab 6. Jawaban2
7 Bab 7. mantan
8 Bab 8. Lirikan
9 Bab 9. Staf dosen 1
10 Bab 10. Staf dosen 2
11 Bab 11. Perpisahan sementara
12 Bab 12. Heart to heart
13 Bab 13. Better
14 Bab 14. Awalnya
15 Bab 15. Aku dan Dia
16 Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17 Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18 Bab 18. Alasan
19 Bab 19. Tanpa kabar
20 Bab 20. Mumet
21 Bab 21. Move On
22 Bab 22. Perkenalan Singkat
23 Bab 23. Telponan
24 Bab 24. Nomor Tak dikenal
25 Bab 25. Kembali
26 Bab 26. Perhatian
27 Bab 27. Akhirnya bertemu
28 Bab 28. Status Baru
29 Bab 29. Labil
30 Bab 30. Labil 2
31 Bab 31. Calon mertua 1
32 Bab 32. Calon mertua 2
33 Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34 Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35 Bab 35.
36 Bab 36. Dapet telpon
37 Bab 37. Diamnya Dia
38 Bab 38. Hati campur aduk
39 Bab 39. Finally broke the tears
40 Bab 40. Rapuh
41 Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42 Bab 42. Fatal
43 Bab 43. What kind of feeling is this??
44 Bab 44. Gundah gulana
45 Bab 45. Terluka
46 Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47 Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48 Bab 48. Perasaan bersalah
49 Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50 Bab 50. Some days
51 Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52 Bab 52. Melukis Senja
53 Bab 53. Itung-itung nyicil
54 Bab 54. Dokter Tamvan
55 Bab 55. Hots Sugar daddy
56 Bab 56. Duda beranak satu
57 Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58 Bab 58. Mamah atuuu!!????
59 Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60 Bab 60. Nungguin Kamuuu
61 Bab 61. Jadi Milikku
62 Bab 62. What is her future husband like?
63 Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64 Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65 Bab 65. I Love You
66 Bab 66. Hampir saja
67 Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68 Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69 Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70 Bab 70. Icip-icippp
71 Bab 71. Marriage d'Amour
72 Bab 72. Vitamin D dan B
73 Bab 73. Malam Pengantin
74 Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75 Bab 75. Isi pesan dari Mato
76 Bab 76. Vitamin K
77 Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78 Bab 78. I love You Honey
79 Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80 Bab 80. Balik Jekardah
81 Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82 Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83 Bab 83. Kasih Tak Sampai
84 Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85 Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Pengenalan tokoh
2
Bab 2. Kampus
3
Bab 3. Kost
4
Bab 4. Kedatangan Tamu
5
Bab 5. Jawaban1
6
Bab 6. Jawaban2
7
Bab 7. mantan
8
Bab 8. Lirikan
9
Bab 9. Staf dosen 1
10
Bab 10. Staf dosen 2
11
Bab 11. Perpisahan sementara
12
Bab 12. Heart to heart
13
Bab 13. Better
14
Bab 14. Awalnya
15
Bab 15. Aku dan Dia
16
Bab 16. Ada apa dengan mereka 1
17
Bab 17. Ada apa dengan mereka 2
18
Bab 18. Alasan
19
Bab 19. Tanpa kabar
20
Bab 20. Mumet
21
Bab 21. Move On
22
Bab 22. Perkenalan Singkat
23
Bab 23. Telponan
24
Bab 24. Nomor Tak dikenal
25
Bab 25. Kembali
26
Bab 26. Perhatian
27
Bab 27. Akhirnya bertemu
28
Bab 28. Status Baru
29
Bab 29. Labil
30
Bab 30. Labil 2
31
Bab 31. Calon mertua 1
32
Bab 32. Calon mertua 2
33
Bab 33. Ada Cinta Untuk Calon Mertua
34
Bab 34. Di Jemput ke Hotel
35
Bab 35.
36
Bab 36. Dapet telpon
37
Bab 37. Diamnya Dia
38
Bab 38. Hati campur aduk
39
Bab 39. Finally broke the tears
40
Bab 40. Rapuh
41
Bab 41. Lelah Otak juga lelah fisik
42
Bab 42. Fatal
43
Bab 43. What kind of feeling is this??
44
Bab 44. Gundah gulana
45
Bab 45. Terluka
46
Bab 46. Fiktor (Fikiran kotor)
47
Bab 47. Kamu, Aku dan Dia bertemu
48
Bab 48. Perasaan bersalah
49
Bab 49. Kenyataan tak sesuai dengan yang terlihat
50
Bab 50. Some days
51
Bab 51. Denyuuutt jantungku berdebar terasa indahnyaaa
52
Bab 52. Melukis Senja
53
Bab 53. Itung-itung nyicil
54
Bab 54. Dokter Tamvan
55
Bab 55. Hots Sugar daddy
56
Bab 56. Duda beranak satu
57
Bab 57. Kalah sebelum berperang!?
58
Bab 58. Mamah atuuu!!????
59
Bab 59. Naulaa anak hebaat!!!!
60
Bab 60. Nungguin Kamuuu
61
Bab 61. Jadi Milikku
62
Bab 62. What is her future husband like?
63
Bab 63. Tenang sajaa..Serahkan kepada Sang Penentu Hidup
64
Bab 64. When my brain admits that my heart loves it....
65
Bab 65. I Love You
66
Bab 66. Hampir saja
67
Bab 67. Menjelang Ijab Kabul
68
Bab 68. Akhirnyaaaahhhh....
69
Bab 69. Setelah Ijab Kabul
70
Bab 70. Icip-icippp
71
Bab 71. Marriage d'Amour
72
Bab 72. Vitamin D dan B
73
Bab 73. Malam Pengantin
74
Bab 74. Janji mainnya pelan-pelan aja nggak di tepatiiinnnn
75
Bab 75. Isi pesan dari Mato
76
Bab 76. Vitamin K
77
Bab 77. Berada di medan pertempuran yang tak ter elakkan
78
Bab 78. I love You Honey
79
Bab 79. Nyembur sampai tiga kali
80
Bab 80. Balik Jekardah
81
Bab 81. Tawaran Jatah Nanti Malam
82
Bab 82. Seperti Penjual Obat Subur Saja
83
Bab 83. Kasih Tak Sampai
84
Bab 84. Keinginan terpendam dari Mamah dan Papah
85
Bab 85. Mencoba menjadi yang terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!