Aksi Kang Ghosting

"Eh, ini Dio. Kita baru aja kenalan," jawab Rana mengembangkan senyum. Ujung matanya melirik bungkusan yang dibawa pacarnya itu. Sepertinya, ia benar-benar sudah tak tahan untuk melahap isinya.

Daniel kemudian turun dari motornya, tangannya langsung saja merangkul bahu Rana.

"Dia pacar gue, dan sebaiknya ... lo ngerti maksud gue apa," ucap Daniel kentara sekali sikap tak bersahabatnya.

Rana hanya memandangi pacarnya heran, jarang-jarang ia melihat Daniel sesinis ini.

"Lo santai dong, Bro! orang kita cuman ngajak kenalan," seru teman Dio tak suka dengan sikap cowok yang mengaku sebagai pacarnya Rana ini.

"Orang Rananya biasa aja," kata temannya lagi tak bisa menutupi kegeraman. Gara-gara kedatangan cowok resek ini, alhasil ia tak jadi berkenalan dengan cewek cantik yang sukses membuat matanya serasa dimanjakan malam ini.

"Udah, udah, Bro, kita cabut aja yuk! Gak usah cari gara-gara sama orang resek," Dio segera menarik teman-temannya menjauh dari Rana dan pacarnya. Dari pada di usir lagi, lebih baik mereka pergi saja.

"Dioo!!" teriak Rana saat cowok itu sudah berjalan agak jauh, sedang yang dipanggil jelas langsung menoleh sebab suara Rana nyaring sekali. Matanya seolah sedang bertanya "Apa?"

"Dadaa!" teriak Rana melambai-lambaikan tangan, tak acuh dengan Daniel yang juga menatapnya sembari mengernyitkan dahi.

Mendengarnya, Dio terkekeh dan membalas lambaian Rana. "Daa!!" jawabnya ikut berteriak juga.

...💕...

Setelah kenyang melahap nasi goreng yang dibelikan Daniel, ditambah nasi goreng bagian pacarnya itu juga, Rana menyadarkan kepalanya di bahu Daniel. Gadis itu masih belum mau menyerah untuk terus menunggu kedatangan papinya.

"Tadi aku nelfon kamu. Kok gak diangkat?" tanya Daniel membahas telfonnya barusan saat ia sedang mengantre nasi goreng di warung pak Mamat tadi.

"Kapan?" Rana justru balik bertanya, tanpa mengubah posisi kepalanya.

"Barusan, pas ngantri beli. Habisnya aku khawatir."

"Ha? gak ada tuh," sanggah Rana, hendak mengambil ponselnya dari saku.

"Ada, mungkin emang kamu silent," ucap Daniel sedikit jengah.

"Eh, Yank, kok HP aku gak ada, ya?" kata Rana menyadari tidak ada apa-apa di sakunya.

"Yang bener? Jangan-jangan mereka ngambil hp kamu," prasangka Daniel, hendak berdiri dari duduknya. Tapi kemudian ditahan oleh Rana.

"Eh, kayaknya ketinggalan di rumah deh, Yank."

"Beneran?"

"Iya, akunya sering kelupaan."

"Owh, ya udah deh, kalau gitu."

"Padahal aku mau nelfon Papi. Jangan-jangan, Papi lembur malam ini"

"Kalau Papi kamu lembur, terus gimana? Mau aku anter pulang aja?"

"Enggak ah, tungguin aja dulu. Baru juga jam sepuluh."

Hening, keduanya sama-sama sibuk dengan fikirannya masing-masing. Rana dengan problem kegoblokannya yang sudah mendarah daging, dan Daniel dengan prasangkanya yang acap kali merasa tak dianggap oleh Rana.

"Niel," panggil Rana memecah kesunyian.

"Hmm ...."

"Niel ... pernah gak sih, malu punya pacar kayak Rana?" tanyanya agak Ragu.

"Malu kenapa?"

"Ya malu aja, Rana kan gak pinter kayak yang lain. Nilai Rana juga gak pernah bagus," ungkap Rana secara gamblang. Hanya kepada dua orang ia se terbuka ini. Ayah tirinya, dan ... pacarnya ini.

"Enggak lah, Ra, buktinya aku selalu ada buat kamu," ujar Daniel merengkuh bahu Rana menguatkan. Ia tahu Rana, suara tawa saat ia bersama dengan teman-temannya adalah cara cewek itu menutupi kesedihannya. Ia bahkan tak mau teman-temannya tahu, bahwa ia tak baik-baik saja seperti yang mereka kira.

Hening lagi, Rana ditenggelamkan renungannya kembali.

Daniel menghela nafas, mungkin sekarang adalah saat yang tepat baginya untuk mempertanyakan sikap Rana selama ini. Ia juga butuh dihargai, diperhatikan dan disayangi. Layaknya seorang kekasih yang selalu setia mendampingi, melindungi dan menyayangi.

"Ra, kadang aku mikir ... sebenernya kamu nganggep aku apa? Kamu sering banget nyuekin aku, chat gak dibales-bales, telfon ditolak melulu. Aku kan cuma butuh dihargai Ra," ujar Daniel menyuarakan segala keluh kesahnya selama ini.

"Ya, aku tau, kalau kamu hobi nonton drakor, kalau kamu paling mager yang namanya keluar rumah, kalau kamu paling gak bisa diganggu pas lagi badmood, tapi kan Ra ... aku ini pacar kamu. " Daniel mengiba.

Hening, tak ada respon apa-apa.

"Ra?" panggil Daniel memastikan.

Grook ... groook ....

Tiba-tiba Rana sudah mendengkur saja, entah sejak kapan tidurnya.

Daniel hanya bisa menghela nafas. Ternyata, sejak tadi ia berbicara sendiri. Padahal ia susah payah mengungkapkannya.

Tapi biarpun begitu, Daniel tetaplah Daniel. Dengan perlahan dipindahkannya kepala Rana kepangkuannya, tangannya kemudian membelai rambut Rana yang tergerai indah.

Pasti Rana kecapean, batinnya

...💕...

Vira menyandarkan kepalanya di bahu Aldi. Saat ini mereka berada di dalam mobil Aldi, dalam perjalanan pulang setelah nonton bioskop dan makan malam di restoran mewah pilihan Aldi.

Supir Aldi mengendarai mobil dengan santai, membiarkan keduanya menikmati setiap detik kebersamaan mereka. Aldi selalu menggunakan jasa supir. Maklum saja ia adalah cowok yang sudah bekerja dan cukup berhasil dalam pekerjaannya.

Mobil berhenti, tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Vira. Aldi yang cekatan, buru-buru turun dan membukakan pintu untuk Vira. Berusaha seromantis mungkin, karena tipe cewek seperti Vira, jika sudah terlepas pasti akan sulit didapatkan lagi.

"Thank you," ujar Vira elegan, kemudian turun dari mobil dengan elegan pula. Benar-benar seperti putri kerajaan, kekehnya dalam hati.

"Vir, aku mau bicara sesuatu," ucap Aldi setelah keduanya berdiri berhadapan di depan gerbang rumah Vira. Ia fikir, inilah saatnya. Ia sudah merasa nyaman dengan Vira, dan cewek itu sepertinya juga telah membuka peluang baginya.

"Ngomong apa?" tanya Vira dengan lengkungan senyum, berusaha terlihat seolah tak mengerti apa-apa. Padahal, ia sudah hafal betul dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aldi menggengggam tangan Vira, memberi isyarat bahwa ia serius dengan apa yang hendak ia ucapkan. Ditatapnya mata indah itu lekat-lekat, yakin sekali bahwa cintanya tak akan tertolak.

"Aku udah nyaman sama kamu, Vir, aku pengen kita lebih dari sekedar ini. Kamu mau kan, jadi pacar aku?"

Tuh kan, bener! Gue bilang juga apa? seru Vira dalam hati. Akhirnya, ia berhasil melelehkan hati cowok ganteng sok sibuk ini. Nah ... kalau sudah begini, maka Aldi tak akan jadi tantangan lagi.

"Vir, gimana? Kamu mau, kan?" tanya Aldi lagi, sebab Vira tak kunjung memberi jawaban.

"Eh, iya sorry, emm ... sorry, Al, kayaknya kita cukup temenan aja deh," ucap Vira kemudian. Terbayang di otaknya bagaimana ribetnya jika saja ia punya pacar. Semua akunnya akan diawasi, gerakannya akan dibatasi, dan yang lebih parah lagi, peternakan buaya jantannya tak akan berkembang sepesat sekarang ini.

"Lho, bukannya selama ini kita udah saling nyaman? Bukannya kita juga udah sering panggil sayang?" Aldi tak menyangka mendengar jawaban dari Vira, baru kali ini ada cewek yang menolaknya mentah-mentah seperti ini.

"Iya, Aldi, Kita emang udah saling nyaman, tapi gue rasa itu cuma sebagai temen. Dan ... kalau soal pangil sayang, please deh, Al, makanan baru jatuh aja gue panggil sayang, jadi lo gak perlu kebaperan gini dong," kata Vira dengan entengnya, tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Aldi tercenung, harga dirinya terluka. Ban mobil yang tak bersalah, jadi korban utama. Ia menendang benda itu sebagai pelampiasan emosi yang sudah di pucuk kepala.

Tanpa berucap sepatah kata lagi, ia kemudian langsung saja memasuki mobilnya. Benar-benar sudah tak punya muka jika harus menghadapi cewek angkuh itu lagi.

"Antar saya pulang!" titahnya pada si supir. Jemarinya memijat-mijat keningnya yang terasa berat akibat penolakan barusan. Benar-benar jauh dari dugaannya, bagaimana ini bisa terjadi? Padahal di luaran sana, ia menjadi idaman para wanita muda.

"Baik, Tuan," ujar si supir segera menyalakan mobil dan melesat pergi. Tahu saja bahwa mood majikannya sedang tidak bagus saat ini.

"Hhh, katanya playboy cap jempolan. Kok,  kena ghosting?" seloroh Vira mengingat bagaimana Aldi saat menceritakan kehebatannya meraih hati wanita. Terbukti sudah, bahwa seorang Syavira Syifanya, tak semudah itu ditaklukan.

"Eh, iya ya, berarti piaraan gue berkurang satu dong?" katanya pada diri sendiri. Kemudian terdengar suara gerbang yang dibuka.

"Gak papa deh, kan mati satu tumbuh seribu," kekehnya lagi, kemudian melangkah memasuki halaman rumahnya yang luas.

"Apanya yang mati, Non? Ato ada yang meninggal barusan?" tanya Mang Ono, penjaga rumah Vira.

"Bukan, Mang. Itu loh, kucing Vira. Tadi ada yang mati. Entar juga hidup lagi," seloroh Vira asal, sembari terus melangkahkan kaki meninggalkan Mang Ono dengan kebingungannya.

Kucing? Sejak kapan Non Vira punya kucing? Mendekat saja jijik apalagi memeliharanya. Eh, sebentar-sebentar ... hidup lagi? Jangan-jangan memang benar, kalau kucing yang mati bisa hidup lagi. Ih, kok serem sih. Pikir Mang Ono bergidik ngeri. Mana ia berjaga sendirian lagi.

Episodes
1 Panggilan Grup "Bukan Janda Kembang"
2 Kelamaan Daring
3 Kenangan Manis Masa SMP
4 Ke Rumah kedua
5 Aksi Kang Ghosting
6 Malaikat Judes
7 Beliin Gue Pembalut
8 Angin Beriak Tanda Tak Dalam
9 Pantes Aja Rana Makin Cuek
10 Speek Bidadari
11 Makan Malam Bertopeng
12 Galak Beneran, Ternyata
13 Rana Harus Vaksin!
14 Tragedi Vaksinasi
15 Pengumuman
16 Akhirnya Sekolah Juga
17 Kepsek Nyebelin
18 Bertemu Lagi
19 Baru Kenalan
20 Artis Dadakan
21 Mama Muda Cerewet
22 Putus
23 Nyaris Gila
24 Alamatnya Kok, Beda?
25 Salah paham
26 Rindu yang Terlarang
27 Raja Gundulmu Kui!
28 Ke Rumah Arka
29 Introgasi Harian
30 Patah Hati Terbaik
31 Nganterin Rana, Lagi
32 Kak Zein?
33 Rencana Daniel
34 Kunjungan Anak SMK Sebelah
35 Masuk ke Jurang Cinta
36 Back to school
37 Ruang Beku
38 Rasa Juga Bisa Kadaluarsa
39 Tawuran
40 Khawatir
41 Sendiri Yang Menyesakkan
42 Start
43 Tekanan
44 Hukuman
45 Pahlawan
46 Ulangan Harian
47 Buldoser Kesasar
48 Permohonan
49 Gagal Move on Lagi
50 Tentang orang di masa lalu
51 Privasi?
52 Tobatnya Kang Ghosting
53 Degup Jantung
54 Kejutan Menyakitkan
55 Indahnya Dunia Perghostingan
56 Misi
57 Diobok-obok Airnya
58 Senin Semriwing
59 Ngatiyem si Paling Bucin
60 Tantangan
61 Emangnya Arka gay?
62 Berduaan Naik Onta
63 Barokah Calon Suami
64 Hanya Status Online
65 Diantara Dua Api
66 Emang Gue Siapa?
67 Pahatan Sempurna
68 Sepasang Sendal Jepit
69 Maaf, Rey
70 Terjebak
71 Debar Jantung.
72 Ungkapan Rasa
73 Diantara Guyuran Hujan
74 Hari Penuh Kejutan
75 Kericuhan
76 Bak Sepasang Pasutri
77 Papi?
78 Restu
79 Tragedi Kantin
80 Tirai Rasa
81 Rajutan Kisah
82 Hari baru
83 Ungkapan Kepemilikan
84 Nasib Sial Para Jomblo
85 Kebenaran Rasa
86 Posesif Boy
87 Panik
88 Untuk Kesekian Kali
89 Rana Takut ....
90 Harimau Kota
91 Meluapkan Ketakutan
92 Terlanjur Tak Suka
93 Hening yang Dingin
94 Mahluk Tuhan Paling Serakah
95 Bergelut Dengan Keegoisan
96 Permohonan
97 Demi Arka
98 Matahari Pagi
99 Sakit Perut di Tengah Pertandingan
100 Terjebak di Ruang Sempit
101 Teka-teki Rasa
102 Misi Satu Selesai...
103 Keraguan
104 Arka Sayang Rana, Gak?
105 Raut Wajah Tanpa Warna
106 Terpaku
107 Serba Sial
108 Cemburu Tanpa Suara
109 Gosip Baru di PRGSTB
110 Arkanya!
111 Jatuh Cinta Lagi dan Lagi
112 Hubungan Tanpa Status
113 Ketua OSIS Supel
114 Nomor Tanpa Nama
115 Terpojok
116 Persidangan Peretak
117 Prasangka
118 Ketus
119 Putus
120 Kecewa
121 Emang kita pacaran?
122 Isu Nyata
123 Tohokan Sempurna
124 Memilih Pergi
125 Terlampau Kesakitan
126 Lolongan Anjing Buldog
127 Sesak Yang Sama
128 Free Class
129 Amarah Nada
130 Surat Cinta Alea
131 Amukan
132 Kepercayaan
133 Tuntutan Penjelasan
134 Menuntut Kepastian
135 Satu Per Satu
136 Fakta Pahit
137 Sesak Bertubi-tubi
138 Hujan Tangis
139 Kamu Obatnya
140 Selebrasi Jantung
141 Ujian Semester
142 Ada Yang Lebih Licik
143 Balas Dendam Seorang Pria
144 Siapapun, Tolong Gue...
145 Vira Miliknya
146 Hanya Setitik Masalalu
147 Permintaan Berulang Kali
148 Cium boleh?
149 Kunjungan Pacar Baru
150 Makan Malam di Masa Ujian
151 Ujian Terakhir
152 Malam Yang Dinanti
153 Rahasia Bersama
154 Erlano Adinegara
155 Penantian Tak Berujung
156 Kalah Telak
157 Semuanya Pergi
158 Papa-paba...
159 Luka Terbaik
160 Remuk Redam
161 Pertanggungjawaban
162 Tuntutan THJ (Tunjangan Hari Jadian)
163 Patah Arang
164 Sama-sama Mengingkari
165 Rindu dan Keegoisan
166 Temu Lara
167 Cewek Dominan
168 Perkenalkan di Kelas 11 IPA 1
169 Masih Berupaya
170 Permainan Basket
171 Titik Terakhir Perjuangan
172 Pengumuman Juara Kelas
173 Terpaksa
174 Awal Mula
175 Liburan
176 Marah dan Kecewa
177 Cukup Berlalu
178 Rencana
179 Ambisi si Bodoh
180 Tak-tik Pergantian Kekuasaan
181 Dari Lantai Atas
182 Ujian Akhir
183 Tanda Tanya
184 Benar-benar Terlatih
185 Menjadi Serba Salah
186 Sebut Saja Profesor Baru
187 Masih Memelihara Rasa
188 Kenapa Masih Sakit?
189 Rindu dan Gemuruhnya
190 Rekaman CCTV
191 Happy Birthday, Sayang
192 Tiga Naga
193 Kisah Cinta Segitiga
194 Kebenaran Pahit
195 Kejutan Ulang Tahun
196 Pertahanan Terakhir
197 Bergegas!
198 Relung Kemelut
199 Proses Penyelidikan
200 Kericuhan Di Bandara
201 Ingga dan Kegilaannya
202 Sebuah Keluarga
203 Sidang Putusan
204 Kembali Dari Koma
205 Pikiran Yang Rapuh
206 Amnesia Disosiatif
207 Penolakan
208 Orang Lama
209 Apel yang Tak Beraturan
210 Detak Jantung yang Sama
211 Menetap atau Pergi
212 Semoga Sempet
213 Lukisan di Balik Tirai
214 Berharap Bukan Perpisahan
215 Melangkah Maju
216 Memulai Hidup Baru
217 Pengumuman
Episodes

Updated 217 Episodes

1
Panggilan Grup "Bukan Janda Kembang"
2
Kelamaan Daring
3
Kenangan Manis Masa SMP
4
Ke Rumah kedua
5
Aksi Kang Ghosting
6
Malaikat Judes
7
Beliin Gue Pembalut
8
Angin Beriak Tanda Tak Dalam
9
Pantes Aja Rana Makin Cuek
10
Speek Bidadari
11
Makan Malam Bertopeng
12
Galak Beneran, Ternyata
13
Rana Harus Vaksin!
14
Tragedi Vaksinasi
15
Pengumuman
16
Akhirnya Sekolah Juga
17
Kepsek Nyebelin
18
Bertemu Lagi
19
Baru Kenalan
20
Artis Dadakan
21
Mama Muda Cerewet
22
Putus
23
Nyaris Gila
24
Alamatnya Kok, Beda?
25
Salah paham
26
Rindu yang Terlarang
27
Raja Gundulmu Kui!
28
Ke Rumah Arka
29
Introgasi Harian
30
Patah Hati Terbaik
31
Nganterin Rana, Lagi
32
Kak Zein?
33
Rencana Daniel
34
Kunjungan Anak SMK Sebelah
35
Masuk ke Jurang Cinta
36
Back to school
37
Ruang Beku
38
Rasa Juga Bisa Kadaluarsa
39
Tawuran
40
Khawatir
41
Sendiri Yang Menyesakkan
42
Start
43
Tekanan
44
Hukuman
45
Pahlawan
46
Ulangan Harian
47
Buldoser Kesasar
48
Permohonan
49
Gagal Move on Lagi
50
Tentang orang di masa lalu
51
Privasi?
52
Tobatnya Kang Ghosting
53
Degup Jantung
54
Kejutan Menyakitkan
55
Indahnya Dunia Perghostingan
56
Misi
57
Diobok-obok Airnya
58
Senin Semriwing
59
Ngatiyem si Paling Bucin
60
Tantangan
61
Emangnya Arka gay?
62
Berduaan Naik Onta
63
Barokah Calon Suami
64
Hanya Status Online
65
Diantara Dua Api
66
Emang Gue Siapa?
67
Pahatan Sempurna
68
Sepasang Sendal Jepit
69
Maaf, Rey
70
Terjebak
71
Debar Jantung.
72
Ungkapan Rasa
73
Diantara Guyuran Hujan
74
Hari Penuh Kejutan
75
Kericuhan
76
Bak Sepasang Pasutri
77
Papi?
78
Restu
79
Tragedi Kantin
80
Tirai Rasa
81
Rajutan Kisah
82
Hari baru
83
Ungkapan Kepemilikan
84
Nasib Sial Para Jomblo
85
Kebenaran Rasa
86
Posesif Boy
87
Panik
88
Untuk Kesekian Kali
89
Rana Takut ....
90
Harimau Kota
91
Meluapkan Ketakutan
92
Terlanjur Tak Suka
93
Hening yang Dingin
94
Mahluk Tuhan Paling Serakah
95
Bergelut Dengan Keegoisan
96
Permohonan
97
Demi Arka
98
Matahari Pagi
99
Sakit Perut di Tengah Pertandingan
100
Terjebak di Ruang Sempit
101
Teka-teki Rasa
102
Misi Satu Selesai...
103
Keraguan
104
Arka Sayang Rana, Gak?
105
Raut Wajah Tanpa Warna
106
Terpaku
107
Serba Sial
108
Cemburu Tanpa Suara
109
Gosip Baru di PRGSTB
110
Arkanya!
111
Jatuh Cinta Lagi dan Lagi
112
Hubungan Tanpa Status
113
Ketua OSIS Supel
114
Nomor Tanpa Nama
115
Terpojok
116
Persidangan Peretak
117
Prasangka
118
Ketus
119
Putus
120
Kecewa
121
Emang kita pacaran?
122
Isu Nyata
123
Tohokan Sempurna
124
Memilih Pergi
125
Terlampau Kesakitan
126
Lolongan Anjing Buldog
127
Sesak Yang Sama
128
Free Class
129
Amarah Nada
130
Surat Cinta Alea
131
Amukan
132
Kepercayaan
133
Tuntutan Penjelasan
134
Menuntut Kepastian
135
Satu Per Satu
136
Fakta Pahit
137
Sesak Bertubi-tubi
138
Hujan Tangis
139
Kamu Obatnya
140
Selebrasi Jantung
141
Ujian Semester
142
Ada Yang Lebih Licik
143
Balas Dendam Seorang Pria
144
Siapapun, Tolong Gue...
145
Vira Miliknya
146
Hanya Setitik Masalalu
147
Permintaan Berulang Kali
148
Cium boleh?
149
Kunjungan Pacar Baru
150
Makan Malam di Masa Ujian
151
Ujian Terakhir
152
Malam Yang Dinanti
153
Rahasia Bersama
154
Erlano Adinegara
155
Penantian Tak Berujung
156
Kalah Telak
157
Semuanya Pergi
158
Papa-paba...
159
Luka Terbaik
160
Remuk Redam
161
Pertanggungjawaban
162
Tuntutan THJ (Tunjangan Hari Jadian)
163
Patah Arang
164
Sama-sama Mengingkari
165
Rindu dan Keegoisan
166
Temu Lara
167
Cewek Dominan
168
Perkenalkan di Kelas 11 IPA 1
169
Masih Berupaya
170
Permainan Basket
171
Titik Terakhir Perjuangan
172
Pengumuman Juara Kelas
173
Terpaksa
174
Awal Mula
175
Liburan
176
Marah dan Kecewa
177
Cukup Berlalu
178
Rencana
179
Ambisi si Bodoh
180
Tak-tik Pergantian Kekuasaan
181
Dari Lantai Atas
182
Ujian Akhir
183
Tanda Tanya
184
Benar-benar Terlatih
185
Menjadi Serba Salah
186
Sebut Saja Profesor Baru
187
Masih Memelihara Rasa
188
Kenapa Masih Sakit?
189
Rindu dan Gemuruhnya
190
Rekaman CCTV
191
Happy Birthday, Sayang
192
Tiga Naga
193
Kisah Cinta Segitiga
194
Kebenaran Pahit
195
Kejutan Ulang Tahun
196
Pertahanan Terakhir
197
Bergegas!
198
Relung Kemelut
199
Proses Penyelidikan
200
Kericuhan Di Bandara
201
Ingga dan Kegilaannya
202
Sebuah Keluarga
203
Sidang Putusan
204
Kembali Dari Koma
205
Pikiran Yang Rapuh
206
Amnesia Disosiatif
207
Penolakan
208
Orang Lama
209
Apel yang Tak Beraturan
210
Detak Jantung yang Sama
211
Menetap atau Pergi
212
Semoga Sempet
213
Lukisan di Balik Tirai
214
Berharap Bukan Perpisahan
215
Melangkah Maju
216
Memulai Hidup Baru
217
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!