The Stupid Barbie
Wanita itu tertunduk malu, rona merah tak lekang dari pipinya. Semilir angin menerbangkan anak rambutnya yang terurai panjang.
"I love you," ucap pria di hadapannya, sembari menyentuh pipinya lembut.
Tersebab mendengarkan ungkapan itu, si wanita menegakkan kepalanya malu-malu. Dipejamkannya kedua matanya, mempersilahkan sang pria melakukan apa yang hendak ia lakukan. Degup di dadanya semakin tak karuan, nafasnya bahkan tertahan.
Sang pria merangkulkan kedua tangannya pada bahu si wanita, dipandanginya setiap lekuk wajah wanitanya lekat.
Benar-benar menggairahkan.
Perlahan, didekatkannya wajahnya pada wajah si wanita.
Dred... dred... dreeddd ....
Tiba-tiba ponsel itu bergetar menyebalkan, menampilkan sebuah nama yang entah mengapa akhir-akhir ini terasa membosankan.
"Huh!" keluh Rana kemudian menolak panggilan itu segera. "Salah sendiri nelpon gue pas lagi nonton drakor!" omelnya lagi, kemudian melanjutkan aktifitas kesukaannya.
Namun, baru saja beberapa detik ia memulai lagi hobinya, tiba-tiba HP-nya berdering lagi. Nomor yang sama dengan nama yang sama. Ditolak, nelfon lagi. Ditolak, nelfon lagi. Begitu terus sampai 10 kali ia ulangi.
"Iya, hallo!" Rana akhirnya terpaksa mengangkat telfon itu.
"Hallo! Sayang! Kok ditelfon dari tadi gak diangkat-angkat? Chat aku juga gak dibales-bales. Jangankan dibales, diread aja enggak," ujar seorang pria diujung sana, masih berusaha sabar dengan sikap tak acuh pacarnya ini.
"Iya, Maaf. Eh, Yang, aku masih nonton ini. Aku matiin dulu, ya." Rana langsung menekan tombol akhiri tanpa menunggu persetujuan dari si lawan bicara.
"Capek juga ya, punya pacar terlalu perhatian kayak Daniel," keluhnya kemudian memulai hobinya kembali.
Sedang seru-serunya, si pria mulai mengecup bibir si wanita, tiba-tiba saja Hp Rana berdering lagi .
Ia sebal sekali, tapi ternyata ini bukan Daniel lagi, melainkan panggilan video grup dari teman-temannya.
...💕...
Ruangan itu amat lenggang, hanya ada seorang cewek berkaca mata yang masih bekutat dengan buku-bukunya. Sudah sejak dua jam lalu, tapi ia masih setia duduk diruangan ini. Baginya, perpusakaan adalah tempat ternyaman sekaligus termenenangkan.
"Udah, Nad, jangan terlalu rajin, napa? Entar harus pakai kaca mata yang lebih besar lho," seloroh seorang cowok, tiba-tiba menyahut buku yang sedang dibaca Nada.
"Arsya! Apaan sih! Ganggu aja," gerutu Nada. Sebenarnya ia adalah tipe cewek yang kalem atau lebih bisa dikatakan pendiam, tapi kalau setiap hari dijahili begini ... siapa yang tak emosi?
"Lah, jangan marah atuh, Neng. Tanya gitu kek, kenapa gue belum pulang jam segini," sarannya, masih setia mengamit buku Nada.
"Ngapain juga! Siniin, bukuku!"
"Eh, gak bisa langsung gitu dong... tanyain gue dulu." Arsya masih bersikukuh tak mau memberikan buku Nada.
"Kenapa?" tanya Nada pada akhirnya, tak lupa dengan nada ketusnya yang terhusus hanya untuk menghadapai mahluk Tuhan paling menyebalkan ini.
"Karena hari ini ..." cowok itu mengantung kalimatnya, "Gue ngidam pengen nganterin lo pulang!" ucapnya lagi penuh semangat, seolah-olah ia adalah pacar Nada yang sedang memberi surprise.
Nada hanya mengernyitkan dahi, mata awasnya tak lepas mengamati bukunya dan, Settt ... buku itu sudah kembali ketangannya. Yaps!
"Tungguin aja kalo kuat." Nada kemudian duduk, kembali berkutat dengan bukunya.
"Ah, gak seru amat lo, Nad," keluh Arsya, tapi bukannya pergi cowok itu malah duduk di samping Nada.
Namun, kali ini ia tak bersuara lagi. Hanya saja kepalanya ia sandarkan ke meja dan matanya terus mengamati raut wajah Nada yang datar tanpa ekspresi ketika sedang membaca buk, dan ... ia suka itu.
Baru sebentar saja rasanya ia bisa menikmati buku-bukunya, tiba-tiba handphone-nya berdering. Panggilan Video grup.
"Pulang sana, Sya! Takutnya entar dicari nyokap lo." Nada kemudian berdiri dan pergi berlalu meninggalkan Arsya yang diam-diam merutuki orang yang menelfon Nada. Gara-gara orang itulah, ia tak bisa menikmati wajah menenangkan gadisnya lebih lama.
...💕...
Cewek itu tersenyum puas melihat rentetan notif di HP-nya. Banyak sekali pesan masuk dari bajul-bajul piaraannya.
Dibukanya salah satu pesan dari yang paling tampan menurut penilaiannya.
Aldi May Lup-lup
Nonton yuk, Yang
Ada film baru, genre kesukaan kamu
Komedi romantis
Malem ini kamu nganggur, kan?
Vira terdiam sejenak, kemudian berfikir mengingat-ingat apakah malam ini ia sedang kosong atau tidak. Ah ... kalau ada juga gak papa lah, mumpung Aa' ganteng lagi senggang nih, batinnya kemudian segera membalas pesan itu.
^^^Anda^^^
^^^Iya, aku nganggur^^^
Oke, entar malem aku jemput, ya ....
Tiketnya langsung aku pesen aja.
^^^Anda^^^
^^^Ok^^^
Senyum Vira mengembang, kemudian jemarinya mengklik lagi membuka beranda pesan dari cowok lain.
Rio Mood boosterq
Yank!
Ayank!
!
!
Kangen, Yank
^^^Anda^^^
^^^Iya, Ayank^^^
Entar malem jadi, kan?
Aku udah siapin tempatnya lho...
Vira menepuk keningnya pelan. Padahal, sudah sejak beberapa hari lalu ia dan Rio merencanakan makan malam romantis mereka. Tuh kan ... gue sih, suka kelupaan. Dasar neneknya nenek gayung! rutuknya.
^^^Anda^^^
^^^Aduh, maap Ayank^^^
^^^Besok ada ujian^^^
^^^Aku mau belajar^^^
^^^bareng temen-temenku^^^
Yaah ... yaudah deh, gak papa
Entar kabarin lagi ya, Yang
Aku kangen banget
^^^Anda^^^
^^^Ok😍😘😘^^^
Vira menghela nafas lega, untung saja Rio gampang dikibuli.
Gadis itu kemudian memencet pesan dengan nama pengirim "Fino Ayank 05".Tapi baru saja beranda pesan itu terbuka, tiba-tiba HP-nya berdering. Panggilan video grup.
...💕...
Terus berbaring sejak sepulang sekolah tadi, diedarkannya pandangan ke setiap jengkal ruangan luas itu. Mewah, lengkap dengan segala hal yang menyebabkan dirinya dijuluki Miss Fashionable.
Diliriknya menu makan siang yang sudah satu jam tadi dibawakan bik Dami ke kamarnya. Hanya melirik, tapi sama sekali tak ada niatan menjejalkannya ke dalam lambung jaim miliknya.
Sepi, sendiri, tak ada yang menemani. Digeser-gesernya menu HP malas sekali. Scrool Tik-tok pun, sudah membuatnya bosan sejak tadi. Dibukanya aplikasi WhatsApp, benar-benar sepi.
Tangannya kemudian mengklik tombol panggilan video grup untuk ketiga temannya. Setidaknya, ocehan mereka bisa mengobati sepinya.
"Bukan Janda kembang Group"
Vira : "Hay, guys!! Iya, ini kenapa, ya? Apakah ada ghosip terbaru?"
Rena hanya tersenyum menanggapi, baru Vira dan ia yang muncul dilayar ponsel keluaran terbaru miliknya.
Vira : "Mana yang lain, Rey? Kok baru gue ama elo?"
Rena : "Tau deh ... paling bentar lagi juga nongol."
Nada ... sedang menghubungkan.
Nada : "Hay! Lagi apa, nih?"
Vira : "Biasalah Nad, lagi ngembangin usaha piaraan buaya jantan, gue."
Rena : "Hhh ... gak takut karma, lo?"
Vira : "Yaelah, Rey, hari gini masih percaya aja ama yang namanya karma. Eh, BTW kalian lagi ngapain, nih?"
Rena : "Biasalah, gabut, makanya gue ngajak VCall."
Nada : "Lagi di perpustakaan sekolah, ini."
Vira : "Buset deh, Mpok, betah banget lo. Eh, mana si Rana? Jangan-jangan masih nonton Drakor, tu bocah."
Nada : "Hmm ... mungkin."
Vira : "Coba panggil lagi, Rey!"
Rena : "Okay."
Rana .... sedang mengubungkan.
Rana : "Huaa.....akh." (Pura-pura baru bangun tidur). "Ya saya, ini dengan siapa, ya?" (Sok-sok an meregangkan otot).
Vira : "Halah! akting aja lo, Ra, paling-paling habis nonton bokep 'kan?"
Nada : "Istigfar, Rana ... belum juga cukup umur." (sambil menahan tawa, tahu saja ide jahil Vira).
Rana : "Idiiiih ... jijik banget deh, ya kali gue nonton begituan."
Vira : "Tuh kan, akting lagi dia, guys."
Rana : "Reeyy!! Liat tuh ... masa aku dituduh yang enggak-enggak." (Bibir mungilnya mengerucut imut sekali).
Rena : "Udah, udah, biarin aja Rananya, mungkin emang udah waktunya dia dewasa."
Rana : "Loh kok, malah percaya, sih? Orang gue habis nonton drama korea, kok."
Rena : "Nonton apa, Ra?"
Rana : "Drakor."
Rena : "Nonton apa?"
Rana : "Dra... Hehehe." (Nyengir kuda sembari menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal).
Vira : "Tuh, kan," ( menyipitkan mata). "Eh Ra, kapan lo mulai ke sekolah? Daring mulu gak bosen, lu? Cepet vaksin, sana!"
Nada : "Iya, Ra, belajarnya nanti gak bisa maksimal kalo kamu daring terus."
Rena : "Iya, Ra, vaksin, sana! Suntik aja kok takut."
Rana : "Yeee ... gue gak takut loh, yaa ...."
Vira : "Masa?"
Rana : "Iyaa...."
Rena : "Yakin, Ra, gak takut?"
Vira : "Tau gak sih, Ra, rasanya tuh, ahh ... mantap," (dengan ekspresi super duper berlebihan).
Rana : "Beneran, Vir? Emang sakit banget, ya?" (mulai cemas).
Vira : "Wahh, banget, Ra. Rasanya tuh, lengen gue kayak mau putus aja tahu gak!"
Rana : "Iya, Vir? Kalau gitu gue daring aja deh, sampai lulus SMA juga bodo amat lah."
Nada : "Tenang aja, Ra, gak sakit kok. Aku aja gak kerasa apa-apa."
Rana : "Kalo entar abis divaksin gue metong *mati , gimana?" (Matanya membulat, membayangkan yang tidak-tidak).
Rena : "Halu aja lu, Ra."
Nada : "Ya enggak lah, Ra ... kita aja masih hidup gini."
Vira : "Udahlah, Ra, gak sakit kok, becanda doang gue. Rugi banget deh, kalo lo gak cepet vaksin. Di sekolah kita, ternyata banyak cogannya. Masa iya, lu betah satu tahun daring mulu."
Nada : "Iya Ra, biar kita bisa jajan bareng di kantin Ibu'ku."
Rana : "Tau deh, entar gue fikir-fikir lagi."
Rena mengakhiri panggilan
Rana : "Haa ... mana Rena? Kok gak bilang-bilang, sih."
Vira : "Tau tuh, paling-paling kebelet dia."
Nada : "Mungkin ... dia lagi ada urusan."
Vira : "Yaudah, kalo gitu. Oh ya, girls, gue punya gosip baru."
...💕...
Rena menutup panggilannya segera. Barusan, ia mendengar suara mobil terparkir di depan rumahnya. Buru-buru ia mengecek dari jendela kamarnya yang terletak di lantai tiga.
Ternyata benar, itu papa dan mamanya. Masing-masing mengenakan mobil yang berbeda, tak mau kalah bermewah-mewahan.
Segera saja Rena turun ke lantai dua. Sudah lima hari papa dan mamanya tidak pulang ke rumah dan... walaupun ia tak pernah mengakuinya, tapi ia rindu.
"Maksud Mama apa, nuduh Papa yang enggak-enggak?!" Rena menghentikan langkahnya. Apa lagi ini? Kenapa harus sekarang?
"Papa gak usah nutupin lagi dari Mama!!!Mama udah tau semuanya. Dasar perempuan tak tahu diri!!" hardik mamanya tersalut emosi.
Prak!!
Tak bisa dihindari, akhirnya suara tamparan itu menggelegar lagi. Suara tamparan yang tak asing di telinga Rena.
Guys, gue pengen ketemu, ketiknya dengan mata mulai berlinang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
💜Shandy💜
aku pembacq baru
2023-02-24
2
Atinkece
masih nyimakkkk...
2022-08-28
1
Nona_Sulung
aku mampir kak. jgn lupa juga mampir di karyaku 😊
2022-08-04
1