"kenapa kamu masih saja memanggil aku tuan? padahal waktu kita masih kecil kau memanggil ku Satria." jawab Satria menatap Adinda
"rasanya sangat tidak sopan bila aku memanggil mu dengan sebutan nama saja, lihat sekarang kita sudah dewasa bukan lagi anak kecil seperti yang km ingat." kata Adinda
"apa kau sudah makan?." tanya Satria yabg mengangkat wajah Adinda agar mau menatapnya
"belum tuan, nanti aku akan segera makan." jawabnya
"ayo ikut bersama ku ke ruang makan, aku akan menemanimu." Satria langsung menarik tangan Adinda menuju ruang makan
Adinda hanya bisa mengikuti apa maunya.
"desi? siapkan makan untuk calon istri ku sekarang." kata Satria membuat Adinda membelalakkan mata
"ada apa dengan wajah mu? apa aku salah bicara?." tanya nya lagi
"oh tidak tuan, tidak apa apa." jawab Adinda
pelayan tersebut telah datang membawakan makanan untuk Adinda
"silahkan dimakan." kata Satria melihat ke arah Adinda
"apa tuan tidak ikut makan bersama ku?." tanya Adinda
"lain kali saja, aku tadi sudah makan di kantor." Satria tersenyum melihatnya, namun Adinda tetap sama tidak pernah mengeluarkan senyuman nya itu
setelah Adinda menyelesaikan makanan nya, Satria mengajak Adinda mengobrol
"jadi kau setuju menikah dengan ku?." tanya Satria membuat Adinda tak bisa bicara
"heii, aku bertanya pada mu, apakah kamu setuju menikah dengan ku?." tanya nya lg
"ya aku setuju tuan." jawab Adinda
"apa kau merasa terpaksa menikah dengan ku? jujur saja aku tak akan marah." kata Satria
"tidak tuan." ucap Adinda
"bisakah kau berhenti memanggil ku tuan? tolong panggil aku seperti dulu lagi." Satria memohon
"tapii tuan.."
belum sempat Adinda meneruskan ucapan nya, Satria sudah membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman kecil.
Adinda sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Satria saat ini.
"panggil aku Satria." katanya memaksa
"baik Satria." ucap Adinda
"kapan kau siap aku nikahi?." tanya nya
"eum.. aku siap kapan saja sesuai yang satria inginkan." jawab Adinda
"ya sudah, 2hari lagi aku akan menikahi mu." ucapan Satria membuat Adinda ter batuk batuk, lalu Satria menyuruh Desi membawakan segelas air untuk Adinda.
"nih minum dulu." kata Satria
"terimakasih, kalau begitu aku permisi dulu untuk pergi ke kamar." ucap Adinda
saat Adinda hendak berdiri dari kursi tersebut, Satria justru menahan nya. ia memegang tangan Adinda dan membalikkan tubuhnya agar menghadap Satria
"nanti malam aku akan mengajak mu pergi, berdandan lah yang cantik." Satria mengelus pucuk rambutnya lalu meninggalkan Adinda yang sedang diam terpaku.
selang beberapa jam kemudian
Tio Anggara menyuruh Romi untuk memanggil Satria menghadap ke ruangan nya.
Romi langsung menuju ruangan Satria dan mengetuk pintu nya
tok..tok..tokk
"ya masuk." ucap Satria
"permisi tuan, maaf mengganggu. saya mendapat perintah dari tuan besar untuk memanggil tuan agar menghadap ke ruangan nya." kata pak Romi
"baik, saya segera kesana."
kemudian Satria menemui papa nya.
"ada apa pah?." tanya Satria
"papa berencana untuk terbang ke Singapura besok pagi menyusul mama mu." kata Toni Anggara
"kapan papa kembali lagi ?."
"entahlah, mama mu merasa betah berada di sana, tolong kamu jaga baik baik Adinda." jawab Toni
"tapi kan pa, aku sudah merencanakan pernikahan ku dengan Dinda 2hari lagi, apa papa akan hadir ??." tanya Satria cemas
"tentu saja nak, papa dan mama mu akan hadir nanti. ya sudah kembali ke ruangan mu."
"baik pah, Satria permisi." jawab Satria
**
jadi guys mama nya Satria bernama Tania Anggara, beliau sempat tinggal bersama Adinda dan Satria, tapi seminggu yang lalu dia memutuskan untuk pergi ke Singapura karena ingin merasakan suasana yg baru.
Tania juga berpesan kepada putranya Satria Anggara untuk menjaga Adinda Chelsea Renata dan menjadikan dia sebagai istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Marlina
beruntung sekali adinda dapet klg baik
2021-07-21
0
Opung Boru Caroline
tdk bosan pdhal kali kedua ini saya baca.
2021-05-25
0
Wily Pratama
Ceritanya bagus mudah di mengerti
2020-11-13
5