_Chapter 16_

bagian 2

...(Kegelapan)...

Setelah memukul Tante-Tante kecilnya itu. Meyla memutuskan untuk melihat jendela yang besar menghadap kearah bendungan yang tinggi menjulang.

Ada sesuatu dibenaknya ketika melihat bendungan tinggi, ingatan dulu menghantuinya saat ini, meski masih dalam keadaan buram. Meyla mengusahakan agar bisa menangkap gambaran penting dalam ingatannya.

Jadi dengan melihat bendungan itu lagi, Meyla berharap bisa mengingat apa yang ia lupakan.

Rezka terdiam melihat Meyla melangkah kembali mendekat kearah Jendela. Ia mendekat mengikuti apa yang ingin dilakukan Meyla.

‘Aneh....kenapa bendungan ini serasa familiar untukku..apa sebenarnya itu’benak Meyla, melihat bendungan yang dilihatnya melalui jendela. Rumah yang mereka tumpangi berjalan dengan cepat. Mendekati bendungan tinggi yang diatasnya ditutupi kabut tebal.

Mengingat Octa dan Ina yang takut karena melihat kebawah, membuat Meyla mencoba untuk melihatnya. Tapi belum sempat mata tersebut memandang, Rezka sudah menariknya dan memelukkan. Bahkan pelukkannya lebih dalam dan kencang membuat Meyla merasa sesak.

“Apa....uh..yang...kau lakukan?”tanya Meyla, berusaha untuk lepas dari pelukkan Rezka.

“Jangan dilihat....aku memikirkan itu memberikan ilusi kepada orang yang melihatnya”jelas Rezka. Meyla yang mendengarnya terdiam. Tidak melawan, membuat Rezka mengendurkan pelukannya.

“Tolong..jangan jauh dariku...”ucap Rezka mengangkat wajah Meyla untuk memandangnya.

Bulu mata lentik itu memandang begitu tenang. Meyla melihat mata Rezka, merasa terpesona. Bola mata hitam kecoklatan, begitu fokus hanya untuk memandangnya.

Meyla tidak bisa menolak ucapan dan pandangan tersebut, dengan pelan ia mengangguk menyetujui apa yang diucapkan oleh Rezka.

Rezka merasa senang dan lagi-lagi memeluk Meyla. Gadis dengan tubuh kecil yang begitu hangat dalam pelukkannya. Memberikan ketenangan. Ditambah aroma tubuh yang begitu tipis namun mampu dicium oleh Rezka. Parfum Meyla tidaklah mahal. Hanya parfum murah yang biasa dijual ditoko-toko. Tapi parfum tersebut mampu membuat Rezka tenang dan kangen menghirupnya.

“Kita duduk dulu”ajak Rezka dengan melepas pelukkannya dan duduk terlebih dahulu. Lalu menyuruh Meyla untuk duduk dipangkuannya.

Tapi Meyla merasa aneh dengan hal itu, mereka belum sepenuhnya dekat. Jadi Meyla memilih untuk duduk disampingnya dan menenangkan diri dengan memejamkan matanya.

Rezka merasa sedih melihat penolakkan itu. Tapi ia juga tidak bisa memaksa seseorang untuk dengan mudah memberikan peluang untuknya. Jadi dirinya ingin dengan perlahan Meyla mau mencintainya.

Melihat Meyla memejamkan matanya. Tanda ia ingin menenangkan diri, Rezka menuntun kepala Meyla untuk bersandar dipundaknya. Meski sempat merasa perlawanan dari Meyla.

-

2 jam menunggu Rumah tersebut bergerak. Tiba-tiba terhenti dengan memberikan guncangan yang membuat Meyla bangun, Octa dan Ina pun juga bangun dari pingsannya.

Meyla tertidur karena memikirkan hal buram dalam ingatannya ditambah menghirup aroma parfum milih Rezka, membuatnya ingin tertidur. Jadi setelah beberapa menit dipundak Rezka. Meyla tertidur dengan tenang.

Sedangkan Rezka masih dengan tenang menunggu dan terjaga. Ia harus melindungi tiga gadis sekaligus ini, ditambah disampingnya adalah orang yang dicintainya. Tidak ada yang boleh melukai orang yang dicintainya ini.

Meyla mengerjap-ngerjapkan matanya, dirinya kaget dan langsung menegapkan diri karena sadar bahwa dirinya tertidur dan membuat Rezka kesusahan untuk beristirahat.

“Maafkan aku”ucapnya. Rezka hanya mengeleng.

Octa dan Ina duduk dengan tenang. Setelah merasa nyawa mereka kembali dan rasa takut mereda. Mereka berdiri dan ikut Meyla serta Rezka memandang keluar pintu.

Mereka telah tiba disebuah gerbang besar. Rezka lebih dulu turun, ia menyambut tangan Octa dan Ina untuk membantu mereka turun dan membantu kekasihnya yang turun paling terakhir.

Meyla merasa aneh melihat lantai yang ia injak setelah turun dari rumah yang mengantar mereka. Lantai? Ingatan Meyla tiba-tiba menghantamnya. Kali ini ingatan tentang sebuah ban dalam bekas yang terapung diatas air. Air? Lagi-lagi Meyla merasakan sakit kepala yang membuatnya kehilangan keseimbangannya.

Karena kehilangan keseimbangan membuatnya menabrak seseorang. Meyla mengira itu adalah Tunangannya. Tapi ia merasa ada yang salah, aroma parfum yang dihirupnya berbeda dengan parfum milik Rezka.

Dengan cepat ia menjauhkan diri,tapi sakit kepala yang dirasakannya benar-benar membuatnya tidak bisa bergerak. Hingga lagi-lagi terjatuh didada bidang milik pria yang tadi ditabraknya.

Meyla ingin melepaskan diri dengan susah payah ia berbicara “Maaf”ucapnya untuk membuat kesalahpahaman tidak terjadi. Tapi orang yang ditabraknya ini, memberikannya pelukkan secara tiba-tiba. Meyla membelak mengetahui tangan-tangan besar memeluknya dan mengunci dipinggulnya.

Ia merasa terlecehkan karena hal tersebut. Tapi sakit kepala yang ia rasakan mulai reda, karena mendengar detakkan jantung dari Pria yang memeluknya secara licik.

Meyla memejamkan matanya. Kilat ingatannya kini terlihat jelas. Tapi yang dilihatnya adalah tubuh pria yang tengah duduk dihadapannya. Ia melirik pria didepannya yang tidak bergerak bahkan berbicara sedikit pun. Tangannya sambil mengepal diantara lututnya dan lagi melihat kulit yang putih itu membuat Meyla memundurkan kedua tangannya karena kulitnya tidak seputih mereka.

Mengingat ingatan yang tidak penting,tapi entah kenapa Meyla merasa orang yang memeluknya ini adalah orang yang sama dalam ingatannya. Dengan memaksakan diri, Meyla lagi-lagi mencoba untuk melihat pria tersebut. Tapi belum sempat melihatnya.

Dirinya ditarik paksa oleh seseorang dan terhempas didalam pelukkan orang lain. Meyla merasa tubuhnya menjadi sebuah bola yang direbutkan dengan pindah kesana sini.

“Apa kau baik-baik saja?”tanya Rezka. Meyla mengangguk. Ia senang ada Rezka yang langsung menyelamatkannya. Dengan begitu ia bisa melihat pria yang memeluknya secara lancang tadi.

Setelah terlepas dari pelukkan Rezka. Meyla melihat kearah dimana ia dipeluk tadi. Tapi sayang. Apa yang ingin dicarinya malah menghilang begitu saja.

Meyla melihat kearah Rezka, untuk meminta jawaban kearah mana Pria tadi pergi. Tapi mata Rezka memberikan tatapan sedih dan ada kilatan cemburu dimatanya.

“Ada apa denganmu?”tanya Meyla dengan memandang wajah Rezka yang penuh dengan amarah tapi ada kesedihan didalamnya.

“Tidak ada apa-apa...Nona Mey...kau harus berada didekatku mulai sekarang”ucap Rezka dengan nada memerintah.

Membuat Meyla langsung mengerutkan keningnya. “Apa hak anda...aku tahu, aku sering merasa sakit kepala, tapi kita disini bukan lagi pergi ketaman bermain, tidak mungkin aku berada didekatmu setiap saat”jelas Meyla.

Rezka memandangnya. Kini pandangan mereka saling bertemu. Dari tatapan masing-masing menahan argumen dan pendapat mereka. Membuat Octa dan Ina merasa serba salah. Hingga mereka menarik kedua orang tersebut untuk masuk kedalam gerbang.

-

Mereka berempat kini tiba diruangan yang begitu terangnya. Melihat sekitar mereka terdapat 5 terowongan untuk akses masuk. Yang membuat semua terdiam, karena mereka melihat sekeliling tidak ada orang-orang yang merupakan peserta dalam pertandingan.

“Apa mereka sudah masuk semua?”tanya Ina yang melihat sekelilingnya. Octa juga mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ina.

“Sepertinya tidak perlu intruksi seperti gerbang pertama yang kita masuki”ucap Rezka saat ia berdiri diambang Terowongan. Bagian pertama dari lima Terowongan.

“Benar...pemandu itu pun hanya muncul saat gerbang pertama..sungguh tidak ada penjelasan yang lain untuk kita pahami....”keluh Octa melihat banyaknya Terowongan yang harus mereka masuki.

Meyla tidak menghiraukan diskusi saat ini, ia masih memikirkan bayangan ingatannya. ‘Apa dulu aku pernah ikut dalam pertandingan ini...sampai-sampai merasakan semuanya pernah aku lewati’benaknya.

Meyla melangkah menuju keTerowongan paling tengah diantara yang lain. Ia merasa kagum dengan Terowongan itu, meski dilihat semua Terowongan sama, tak ada yang special.

“Apa kau memilih masuk lewat sini?”tanya Rezka tepat disampingnya. Meyla memandang sebentar dan melirik Rezka.

Meyla mengangguk. “Menurutku,coba dibagian tengah..aku hanya merasa di Terowongan ini aman”ucapnya yakin dengan pilihannya sendiri.

Rezka yang berdiri disampingnya, dengan mantap mengangguk untuk menyetujui perkataan Meyla.Octa dan Ina melangkah mendekati dua sejoli yang sudah bertunangan ini.

“Baiklah..lebih baik kita masuk sekarang”ucap Ina. Octa mengangguk dan delapan kaki itu pun masuk. Langkah kaki mereka bergema begitu keras. Bahkan satu hentakkan kaki begitu lama bergema. Membuat mereka sadar bahwa Terowongan ini sangat dalam. Bahkan semakin melangkah kedalam semakin gelap.

Octa yang menyadarinya langsung didekat Ina dan memeluk tangan Ina. Ina juga begitu. Mereka menangkap beberapa tembok Terowongan yang dapat dilihat. Tapi jujur saja melihat kedepan hanya tatapan gelap yang didapat membuat mereka takut.

Meyla merasakan rasa familiar menghantuinya lagi. Ia merasa ada yang salah. Seperti diingatnya, mereka naik ban bekas dan ada air yang membuat ban tersebut terapung. Jadi dengan kesimpulannya. Terowongan ini seharusnya memiliki air. Kenapa sekarang malah kering.

Meyla ingin melangkah lebih cepat,tapi ia merasa ada hawa ketakutan disampingnya. Lebih tepatnya, orang yang berdiri disampingnya ini, Octa dan Ina saling bergenggam tangan dengan berusaha untuk menenangkan rasa takut.

Meyla menepuk pundak Ina yang berdiri disampingnya. “Jangan takut woke...tidak akan ada bahaya” dengan ucapan yang lembut mampu menenangkan Ina dan Octa yang gemetar. Setelah mendengarnya mereka perlahan menjadi tenang.

Meyla ingin melihat kesamping, kearah Tunangannya berada. Tapi yang dilihatnya kegelapan. Dengan cepat, Meyla melihat kearah samping yang lain dimana Octa dan Ina berada. Dan hal yang sama terjadi.

Meyla langsung mengulurkan tangannya untuk mencari keberadaan mereka. Kegelapan membuat matanya sakit ditambah kepalanya juga ikut sakit. Ketakutannya akan kegelapan muncul tiba-tiba. Membuatnya ingin cepat-cepat mencari cahaya. Sayang itu tidak akan muncul karena yang di ketahuinya bahwa saat ini mereka memasuk Terowongan yang gelap.

Meyla berlari kembali kearah mereka masuk. Seingatnya jalan mereka tidak berbelok-belok hanya lurus kedepan, jadi dirinya bisa dengan mudah keluar dari Terowongan ini.

Tapi semakin berlari, semakin merasa dirinya masuk kedalam Terowongan bukan bertemu jalan keluar. “Apa-apaan ini?”tanyanya. rasa putus asanya muncul, membuatnya ingin menangis. Ia takut gelap, karena gelap membuatnya merasa hidup dalam kesendirian. Ia tahu bahwa ia pendiam, dan jarang bersosialisasi. Tapi kegelapan seperti ini membuatnya takut benar-benar takut.

Dengan berlari, kehilangan arah, entah yang ia jalani benar atau salah, yang pasti menurutnya harus cepat keluar dari kegelapan ini. Harus keluar secepatnya.

Berlari dan terus berlari, tidak perduli dirinya terhempas karena dinding tembok yang tak terlihat. Terowongan ini membuatnya kehilangan semua ketenangannya, menjadi kegelisahan.

Rasa takut menghantui dan terus menghantui. Seketika ingatannya kembali. Ingatan yang membuatnya merasakan gambaran lebih jelas. Ingatan itu tentang, Meyla menabrak punggung Pria. Pria didepannya berhenti. Sedangkan Meyla membenamkan kepalanya dipunggung Pria itu. Ia berbicara “Sudah tidak perlu merasa aneh, aku hanya meminjam punggungmu sebentar, mataku sakit melihat kegelapan. Dan lagi kau sendiri yang muncul tiba-tiba didepanku dan mengambil tangan kananku tanpa izin. Berjalanlah...dan aku... minta..... maaf” ucapnya.

Pria didepannya mendengar itu kembali berjalan perlahan. Sedangkan Meyla menerka-nerka dibelakang sambil terus membenamkan wajahnya.

Mendapat ingatan yang sangat tidak biasa membuat Meyla memerah. Bukan apa, ternyata dirinya dulu juga seberani itu berkata-kata. Meyla seakan-akan mengoda laki-laki. Tapi diingat kembali, hanya laki-laki dalam ingatannya saja yang berani membuatnya bertindak diluar pikirannya sendiri.

Meyla dalam kegelapan berhenti melangkah. Ia memejamkan mata dan mengingat gambaran singkat tadi. Dan berandai bahwa saat ini air mengenang disekitar pinggangnya. Dan dirinya mencondongkan tubuhnya kedepan untuk mendapatkan merasakan sosok orang yang didalam ingatanya hadir.

Namun bukannya mendapatkan apa yang diharapkan. Meyla malah tersungkur kedepan. Untungnya didepannya ini dinding Terowongan, jadi tangannya tidak terlalu terbentur ditambah badannya.

Meyla yang masih terpejam ingin membuka mata. Tapi tiba-tiba seseorang menariknya dengan paksa. Membuatnya merasakan kesakitan. Sebenarnya tidak sakit, hanya saja Meyla merontak-rontak ingin dilepaskan. Ditambah matanya masih tertutup. Ia ingin membukanya tapi entah kenapa ia percaya dengan orang didepannya.

Tangan yang ditarik dalam genggaman lembut seseorang. Meyla tahu bahwa yang mengenggam tangannya ini lebih besar dari ukuran tangannya. Jadi bisa dipastikan ia pria. Tapi ada yang membuat Meyla penasaran dengan matanya. Untuk mengetahui apakah didepannya ini adalah Rezka atau orang lain.

Dengan perlahan, Meyla membuka matanya. Dan yang ditangkapnya pertama kali adalah punggung tinggi seseorang. Bajunya biasa saja, tapi terlihat lelah dari gerakkan pungungnya. Membuat Meyla merasa sakit melihatnya. Ia mengamati lebih rinci tapi pengamatannya tidak dapat membuatnya mengambil kesimpulan cepat, karena keadaan saat ini masih dalam kegelapan.

Karena masih ingin menggali ingatannya, Meyla berbicara dengan pria didepannya. “Rezka”ucapnya. Membuat pria didepan sedikit terkejut, tapi tetap berjalan dengan tenang.

“Apa itu kau?”tanya Meyla untuk meyakinkan dirinya.Tapi orang didepannya ini tidak menyahut apa yang ditanyakannya.

Namun tak berapa lama, Meyla melihat pria didepannya mengangguk. Membuat Meyla merasa tenang, ia bisa menebak bahwa pria dalam ingatanya itu adalah Tunangannya sendiri. Jadi dengan insiatifnya, melangkah cepat mengejar pria didepannya dan memeluknya dari belakang.

“Aku senang ternyata pria dalam ingatan kabur itu adalah diri mu Rezka. Berarti aku salah menebak. Ku pikir bukan dirimu. Jujur saja, meski Aku tidak mencintamu, tapi aku berusaha sekarang membuka hati karena perlakuanmu padaku. Aku tahu, aku egois karena mementingkan diri sendiri dan tidak pernah melihat dirimu. Sekarang maafkan aku dan beri aku waktu untuk membuka hatiku”

Meyla berbicara dengan begitu semangatnya. Entah kenapa ada rasa lain dihatinya. Lagi-lagi membuatnya serba salah. Apa ucapannya benar?.apa hatinya benar-benar mencintai Rezka?, tapi dalam ingatanya yang dulu, Rezka adalah nama orang yang selalu berada dihatinya. Tapi tidak ia tahu wujudnya. Dan sekarang setelah mengetahuinya, Meyla perlu beradaptasi agar tidak salah mengenali orang yang bernama sama dengan dihatinya.

Tapi setelah menyatakan ungkapan kejujurannya dengan memeluk pria didepannya. Meyla masih saja tidak yakin dengan tindakkannya. Hingga Pria tersebut melepaskan pelukkannya dan kembali dengan melangkah maju tak menjawab apa yang dikatakan oleh Meyla.

Dalam diam, Meyla hanya yakin ia tidak akan apa-apa. Ditambah lagi rasa nyamannya terhadap orang didepannya yang dianggapnya Rezka. Sekarang entah apa, Meyla memilih untuk menutup matanya, merasakan jalan cepat mereka. Meski terburu-buru, ia tetap mengikuti langkah hingga tangannya ditarik paksa dan langsung melewati pria yang menariknya.

Langkah Meyla seketika berhenti dan tak sengaja menabrak seseorang. Hingga membuatnya tidak bisa melihat kearah pria yang menemaninya dalam gelap.

Brakkk.

“Agh!!!”teriakan bersama. Meyla dan Octa yang berdiri diambang Rerowongan.

Merasa tenang, Octa melihat Meyla dibelakangnya sedang menutup mata. “Mey...kau kah itu?”tanyanya.

Meyla yang mendengar namanya dipanggil pun mengangguk dengan berusaha membiasakan matanya menangkap cahaya yang terang. Entah kenapa kini cahaya begitu sakit masuk dimatanya.

“Meyla”pangil Rezka yang langsung memeluknya. Meyla terdiam dan membiarkan pelukkan itu dirasakan olehnya. Ia menerka-nerka apakah orang yang dipeluknya didalam kegelapan sama dengan orang yang memeluknya ini.

“Apa kau tidak apa-apa?”tanya Rezka dengan begitu antusias. Membuat Meyla sedikit merasa sakit.

Meyla tidak menyadari bahwa Terowongan yang kini ia masuki masih terdapat puluhan orang. Dan mereka melihat aksi romantis yang begitu menghangatkan mata. Tapi selalu saja ada yang julid melihatnya.

“Kita sedang dalam pertandingan, kenapa malah mengumbar keromantisan...cih membuat iritasi”ucap salah seorang pria yang bersandar kedinding terowongan.

Ina yang mendengarnya geram, ia meladeni orang yang tengah mengumpat. “kenapa emangnya?...kami kehilangannya tadi, wajar kalau tunangannya begitu sedih dan khawatir”

“khawatir sih boleh...tapi kau harus tahu, disini kita masih pertandingan bukan?..jadi harap dimengerti”kali ini bukan seorang pria yang mengkata-katai. Melainkan seorang wanita dengan pakaian minimnya yang malah membuat mata Ina iritasi.

“Hei tante....jujur saja ya, apa salahnya jika seseorang merasa takut kehilangan. Apa kau tidak pernah merasakan kehilangan orang yang kau sayangi”balas Ina.Wanita yang mendapat balasan Ina hanya mendengus dan berguman “Sok cantik..belagu lagi”

Mata Ina menatap tajam kearahnya. “Saya bukan sok cantik, saya emang cantik..jadi wajar aja kalau saya percaya diri, lagian kalau dilihat saya masih terbilang muda”ucapnya.

Wanita itu pun tersingung dan langsung mendekat kearah Ina. “Apa maksudmu hah?”tanyanya kepada Ina.

Octa yang melihatnya mendekat langsung menghalangi langkahnya. “Jangan menganggu seorang ibu muda, jika sayang nyawa” itu bukan teguran tapi pemberitahuan. Jadi setelahnya Octa menyinggir karena tidak ingin ikut campur.

Wanita tadi tidak mengkubis apa yang disebutkan oleh Octa, ia tetap melangkah dan ingin menampar wajah Ina. Dengan cepat mengayun tangannya. Ia merentakkan kelima jari agar dapat terdengar suara tamparan itu.

Plak!!!

Bukan Ina yang tertampar tapi Wanita tadi yang terkapar. Iya benar, ia tertampar dan langsung terkapar kelantai, hingga meringis kesakitan. “Kau!”ucapnya dengan tangan yang memegang pipi sebelah kanannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!