...(Selamat?)...
Semua orang mendengar itu kembali menengang. Wajah mereka menujukkan keterkejutan.
“Apa yang kau bicarakan, kau yang melepas tanganku, aku yang mencarimu, untungnya mereka menarikku kesisi mereka. Dan aku juga melihatmu melangkah sambil menutup mata, Aku pikir Kau kenapa-napa” jelas Wanita yang menariknya.Yang lain pun mengangguk.
Meyla kembali bingung. “Tunggu..Aku menutup mata?..apa maksud kalian, justru aku yang tak menutup mata. Aku dengan jelas terlepas dari tangan kalian, kenapa sekarang Aku yang sengaja melepaskan tanganmu” ucap Meyla.
Wanita didepannya pun membela “Tidak...kau melepasku saat dipertengahan jalan, dan aku mencarimu dibagian awal sambil berlari, Kau tahu, kau saat ku tarik dalam keadaan tertidur sambil berjalan...dan lagi. Apa maksudmu lima pria yang meninggal. Bukannya mereka lolos, lihat” menunjuk pria yang sedang kumpul saling menatap.
Meyla mundur perlahan, ia tidak bisa mengerti apa yang terjadi sebenarnya, dan kenapa ini semakin membingungkan.
“Tunggu...apa maksudmu...tungguh aneh, Aku melihat jelas kalian tertusuk, Aku melihat dengan jelas, terus bagaimana kalian bisa lolos, sedangkan disana terdapat pisau yang siap menusuk kalian...”
“Pisau?..”ucap Seseorang sambil mengangkat alis.
“Neng...apa Neng sedang demam, karena terlalu lama di air...lebih baik Neng istirahat dulu, Saya yakin Neng sedang kelelahan” ucap seorang wanita yang mungkin sudah berumur empat puluh tahun.
Meyla ingin menjawab lagi, namun Orang Tuanya tiba-tiba menahannya. “Sudah...tidak ada yang perlu kau katakan, semua sudah aman, sekarang kita akan memasuki tantangan akhir” Ucap Ayahnya.
Ibunya yang tadi memeluknya kini mengusap pelan diwajah Meyla sambil tersenyum. Setelah usapan itu selesai, Meyla pun tertidur.
-
Mengerutkan alisnya, Meyla perlahan-lahan membuka mata. Dan berusaha menangkap objek didepannya. Saat mata itu jernih, ia melihat keadaan saat ini.
Matanya tidak diizinkan untuk beristirahat, malah makin dibuat lelah. Didepan mata, penghalang dinding terbuka dan tertutup secara lambat namun mematikan. Dan didalamnya lagi ada hal yang sama. Serta lebih dalam lagi terlihat tulisan Terowongan dengan angka SERIBU.
Meyla yang duduk di dinding, kini bangun menghampiri semua orang. Ia melihat bahwa orang-orang yang ada disini sekitar dua puluh. ia ingat bahwa saat mereka tiba lolos dari beberapa misi dan berdebat dengan wanita yang menariknya, jumlah semua orang sekitar empat puluh. tapi kenapa sekarang sisa dua puluh lebih.
Saat ia menghampiri semua orang. Orang-orang pada menjaga jarak darinya. Ia merasa bingung. Dan juga orang-orang tidak ingin suara mereka terdengar oleh Meyla.
Melihat ini, Meyla kembali bingung sendiri, ia sempat ingin bertanya, namun tiba-tiba ombak besar muncul didepan mata. Semua orang berteriak. Mereka mundur dan mencari celah untuk kembali.
“Kenapa kita tidak di izinkan kembali ke Terowongan semula”
“Apa yang harus kita lakukan sekarang, sepertinya kedua Terowongan ini sama"
Hiks...hiks....hiks.... “Seharusnya kita tidak berpisah, padahal kita ikut Terowongan yang sama, kenapa harus berpisah”
“Benar.....Apa yang terjadi sebenarnya?”
Meyla mendengar itu ingin segera mencari jawaban. Kali ini ia bangun lagi-lagi pisah dari orang tuanya, dan lagi orang-orang yang bersamanya ini, bukan orang yang sama dengan yang ia dekati. Ia ingat bahwa orang-orang bersamanya sedikit tenang. Namun sekarang orang-orang ini lebih panik darinya.
Saat air sudah menghantam dinding yang menjadi misi itu. Ia mulai mendekat. Dan lagi-lagi dalam sekejap cahayapun padam. Air sudah bisa dirasakan. Meyla ingin mencari dinding yang tidak membuatnya terhempas, namun tidak ada yang bisa ia raih saat ini.
Dan tiba-tiba.seseorang memeluknya lagi. Dari depan dan meletakan dagu dikepalanya. Meyla kaget dan langsung mendorong. Namun tiba-tiba nafasnya berhenti, Air masuk dimulutnya. Ia sulit bernafas dan berusaha untuk pergi kepermukaan untuk mencari oksigen. Namun hal itu terasa sia-sia. Karena semakin ia naik, air juga semakin naik.
Nafasnya mulai habis, namun tiba-tiba dia digendong seseorang dan berenang dengan cepat kepermukaan. Dengan menutup mata,Meyla merasa dirinya bisa menghirup udara lagi. Dan membuka pelan matanya.
Kaget itulah yang terjadi, Ia kaget dirinya kembali ketempat semula. Tempat ia bangun dari pingsannya. Dan lagi orang-orang kali ini berbeda, mereka orang yang bersamanya dan berdebat dengannya. Bukan orang-orang yang pertama kali ia temui.
Dan lagi, orang-orang ini menunggu dirinya. Dan ingin langsung menyapanya.
“Apa Neng baik-baik saja?"
“Sungguh...kalau masih sulit bergerak, Neng bisa kok aku gendong” Ucap Wanita yang baru saja ia ajak berdebat.
“Tidak..uhuk...tidak perlu” Ucap Meyla sambil melambaikan tangan.
Yang lain pun mengeluarkan nafas lega. Mereka kembali fokus dengan misi didepan mereka.
Seseorang bertanya. “Berapa kira-kira Misi ini?”
“Kalau dilihat-lihat ada empat” jawab orang lain.
“Apa kalian menemukan petunjuk”
“Tidak.....kami melihat sekarang lebih sulit untuk menemukan petunjuk menghentikan dinding ini berhenti”
“hmmm”
Seorang wanita pun melanjutkan
“Aneh...kenapa air tidak ada disini.. apa air akan datang atau memang tidak”
Mendengar perkataan itu, Meyla pun berdiri dan langsung berteriak “KALIAN...CARI TEMPAT BERLINDUNG, SEKARANG AIR AKAN DATANG” belum selesai ia melihat reaksi semua orang, Air pun datang bagaikan ombak yang siap menghantam.
Semua orang panik namun tidak terlalu membuatmu pusing, sehinga kau bisa membantu dan mengarahkan mereka untuk segera aman.
“Sekarang tempel kedinding. Tahan nafas kalian, sepertinya airnya tidak dalam. Dan saling berpegangan”
Semua orang pun saling berpegangan, dan menahan nafas bersama-sama. Hingga air itu pun menghantam dengan keras. Membuat mereka hampir terpisah karena terkena hempasan air.
Setelah menunggu sejenak. Semua orang pun kembali dengan selamat. Mereka akhirnya bisa sedikit tenang. Dan melihat air yang kini hanya sepinggang mereka.
“Huh....untung tidak sedalam yang kita kira” ucap seorang Wanita.Yang lain pun mengangguk.
Meyla disisi lain, masih bingung. Dan lagi misi didepannya ada yang aneh. Karena lampu yang seharusnya berwarna merah, kini berwarna merah,kuning dan hijau. Berbaris beraturan. Terlihat jelas bahwa itu adalah lampu lalu lintas.
Meyla mengamati sekelilingnya. Dan memeriksa dinding yang tertutup. ‘Dinding ini sepertinya hanya terbuka oleh sesuatu, bidangnya kasar, mampu mengores kulit’ benaknya.
Selesai ia memeriksa, tangan kirinya terluka menyentuh bidang dinding yang menjadi penghalang.
“Semua mundur, jangan sentuh dinding ini, dindingnya mengandung kaca” ucap Meyla. Menyadari bahwa tangannya terluka bukan karena kasarnya batu, melainkan kasarnya kaca yang dibenam dalam dinding.
Semua pun menuruti apa yang dikatakan Meyla. Setelah itu, Meyla pun mengamati lampu lalu lintas yang kini warnanya mengarah kewarna kuning. Melihat ini ia mundur.
Setelah menunggu sejenak, ia melihat warna hijau muncul. Dan dengan cepat dinding itu terbuka lebar. Membuat Meyla refleks mendorong tiga orang bersamaan untuk melewati misi itu.
Orang yang didorong kaget. “Apa yang kau lakukan, kau ingin membunuhku?” ucapnya dengan nada Marah.
Sedangkan Meyla tidak menghiraukanya. Ia menjawab saat lampu kembali kewarna merah.
“SISANYA SETERAH KALIAN”Suaranya bergema dan dilanjutkan dengan suara dinding yang tertutup kuat. Cukup untuk menghancurkan batu kecil menjadi tepung.
Orang yang tersisa juga terdiam, takut dan merasa bahwa nyawa mereka terancam.
“Tidak perlu takut. Aku akan meloloskan kalian, kali ini aku tidak ingin ada yang menipuku lagi, kalian setelah ku loloskan dari misi pertama. Pergilah kemisi selanjutnya. Jika tidak bisa lolos, tunggu Aku” ucapnya sambil mengamati lampu lalu lintas yang masih berwarna merah.
Yang lain hanya terdiam, namun mereka berbaris didepan Meyla menunggu dorongannya untuk bisa lolos.
Setelah lama menunggu, Lampu pun bergerak kearah warna kuning dan tak berapa lama, lampu hijau pun menyala. Dengan cepat dinding terbuka, Meyla lagi-lagi mengunakan kekuatan lengannya mendorong lima orang bersamaan, mereka berenang dengan cepat. Karena kini entah kenapa Air mulai makin naik.
Menunggu, dan mendorong. Berulang kali ia lakukan. Rasa hatinya sedikit sakit. Karena ia masih harus mencari jawaban yang sebenarnya. Namun misi kali ini sedikit sulit. Ada empat dinding yang harus dilewati. Dan air kian menaik.
-
Setelah semua orang lolos, dengan cepat Meyla menyusul, namun belum sempat lolos lampu merah sudah menyala, ia membelakkan mata, ingin mundur namun seseorang mendorongnya dari belakang.
Meyla menyadari hal itu berbalik dan melihat jelas wanita yang berdebat dengannya ternyata masih belum berenang melewati misi petama. Dan lagi harus menolongnya.
Kaget dan bingung, Meyla mengulurkan tangan ingin menarik tubuhnya dengan cepat. Namun entah kenapa ada yang membuatnya sulit untuk bergerak. Meyla terus menarik, berusaha sebisa mungkin untuk melepaskan apa yang sangkut disana.
Namun lampu merah sudah menyala terang. Wanita didepannya tersenyum dan berkata dengan mulut dimasuki air. Meyla ingin membalas, namun saat ini mereka tengelam didalam air, sulit untuk bernafas. Apa lagi menolongnya jika ia menghembuskan nafas. Dengan mengeleng Meyla menolak apa untuk meninggalkan wanita itu.
Wanita itu pun mendorong tangan Meyla dengan keras, berusaha untuk menyuruh Meyla pergi meninggalkannya. Dan tak berapa lama.
Bummmmm.....
Tubuh hancur, tangannya masih mengengammu, darah tersembur kemana-mana. Dan kepalanya tertunduk dengan rambut pendeknya. Dan tak berapa lama, Jarinya mengendur melempaskan gengamanmu.
Mata Meyla benar-benar tercenga, mulutnya menarik nafas diair. Dan lagi paru-parunya tidak menerima udara dari air. Ia langsung tersedak dan berusaha untuk naik. Namun entah kenapa tangan wanita didepannya masih mengengam tangannya. Kuat dan tidak ingin melepaskan. Seperti berharap bisa lolos lagi. Meyla merasa tidak sangup lagi untuk menahan nafasnya. Dan tidak sanggup menahan kesadaran.
Matanya berkedip berusaha untuk bangun, dan saat melihat dari apa yang ada diair. Ia melihat tangan seseorang menolongnya. Dan memeluknya lalu mengangkatnya dengan cepat. Meyla merasakan tubuhnya dengan cepat terangkat.
Setelah diam beberapa saat, dirinya mendapat udara lagi, dan kemudian ia bisa melihat lebih jelas dengan keadaan. Dan orang yang menariknya sepertinya menghilang didepannya, sedangkan dibelakangnya ada seorang wanita lain yang menahannya untuk tidak tengelam.
“Mau tidak apa-apa kah?” tanyanya
“Aku.....uhuk...baik-baik saja...”balas Meyla.
Setelah ia merasa tubuhnya bisa bergerak, ia pun melepaskan diri dari wanita yang menolongnya.
“Terimakasih, kau sudah menolongku” ucap Meyla.
“Aku?...aku sebenarnya juga bingung kenapa tiba-tiba mengangkatmu, padahal aku sudah lama berenang kedepan” jelas Wanita yang menolongnya.
“ooh ya...terus...siapa yang mengangkatku dari air?” Ucap Meyla.
Wanita didepannya tidak merespon sama sekali, dan lagi Wanita itu malah berenang kedepan meninggalkannya.
Meyla juga tidak menghiraukan. Apa lagi ia sudah berterimakasih kepada wanita itu, jadi tidak ada alasan baginya untuk meminta penjelasan lebih.
Melihat kebawah, mengamati keadaan. Ingin rasanya Meyla turun dan melihat keadaan Gadis yang rela mengkorbankan diri untuknya.
“Aku berhutang budi padamu, semoga nanti saat kita ketemu, atau saat aku keluar dari sini, dan berhasil. Aku akan mendoakan mu biar tenang” benak Meyla yang kemudian berenang menyusul yang lain.
-
Tiba disebuah kerumanan, ada sekitar lima belasan orang yang ada. Meyla pun menghitung kepala orang-orang untuk bisa mengetahui berapa banyak yang kurang.
“Tadi..ada duapuluh lima orang, sekarang kenapa ada lima belas orang” benaknya.
Meyla ingin maju, namun entah kenapa, orang-orang didepannya bergerak maju kedepan dengan cepat. Kecepatannya aneh, membuat Meyla kaget. Ia mundur, benar-benar mundur. Bukannya menyusul orang didepannya.
“Mereka....mereka seperti bukan, manusia” benak Meyla.
Setelah ia benar-benar meyeimbangkan diri, ia berenang sambil melihat situasi, dilihatnya kedalam air tidak terlalu dalam, kalau menyelam, ia masih bisa mencapai dasarnya. Tepat saat ingin mengamati lebih dalam.
Muncul wajah seseorang yang layu dengan rambut berantakan akibat air. Matanya pun menyusut melihat ini, seperti mendapat kejutan namun bukan kebahagiaan. Setelah melihat wajah yang melewatinya. Meyla mengangkat kepalanya dan menghadap kedepan. Yang tiba-tiba merubah suasana.
Seseorang berkerumunan mendatanginya.
“Neng...kami menunggumu, kau sangat lama menyusul kami” ucap Wanita yang berusia sekitar duapuluhlima tahun.
“ enar...kami pikir kau kenapa-napa...ooh ya kau ingat gadis yang berdebat denganmu, dimana dirinya?” Tanya Seorang Pria.
Meyla mendengar ini, langsung melihat kebawah untuk mendapati kepala yang lewat tadi, namun saat melihatnya. Kepala itu tidak ada.
Ia menjawab “Maaf...aku menyebabkan kematian wanita itu”Semua orang langsung terkejut.
“Apa maksudmu, kau tidak menyebabkan kematian, kami hanya ingin mencarinya, soalnya saat dia telah lewat, kami menunggumu, namun kemudian tak berlama, ia menghilang begitu saja. Kami pikir ia berenang lebih dulu..dan kami sudah mencarinya disekitarmu, tidak ada dirinya”
“Hah!” Meyla terbelak, ia langsung melihat kebelakang, dan yang ia dapati bahwa dinding yang sudah ia jauhi, tepat berada dibelakangnya.
Dengan cepat Meylacmundur, ia langsung menabrak seseorang. Dan orang tersebut menahannya agar tidak jatuh.
“Ada apa?..” tanya mereka.
Dan tak berapa lama, seseorang berteriak dari belakang mereka.“HEI..KEMARI, DISINI ADA DINDING LAGI, DAN SEPERTINYA KITA HARUS CEPAT MELEWATINYA”
Semua orang pun bergegas untuk pergi kearahnya. Dan tak lupa menyeret Meyla yang masih terbengong. Ia melihat kearah belakang dan ingin memastikan bahwa ia benar-benar ada disana. Saat dirinya sudah menjauh, sekumpulan potongan setengah badan muncul bersama kepala yang utuh.
Melihat ini, Meyla ingin memberitahukan kepada mereka. Namun dirinya ditarik dan diseret dengan cepat, hingga sulit baginya untuk berbicara. Karena air yang selalu ia temui masuk kedalam mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments