...(Bukan lagi ilusi, Menangkanlah)...
-
Namun Tiba-tiba.........
Seseorang mencengkram bajunya yang sudah seperti tidak terurus. Rambut Meyla saja sudah bertebaran entah kemana. Rambut panjang itu terurai tidak teratur dan tidak ada yang menghiraukan. Serta bajunya yang polos kini tidak bisa dibilang baju normal. Karena saat kejadian yang ada bajunya itu harus berhadapan dengan kematian setiap saat.
Wanita yang mencengkram bajunya dengan penuh aura kemarahan yang sulit Meyla gambarkan. Seakan-akan ia sedang ingin melampiaskan kepada dirinya.
“Apa yang kau lakukan?” nada bicara Meyla tidak senang dengan yang dilakukan oleh wanita didepannya.
Wanita itu mendekatinya sambil mengencangkan cengkramannya. Melihat ini Meyla tak tahan dengan perlakuan kasar dari seorang wanita yang tidak jelas dengan kelakuannya.
Meyla berusaha untuk melepaskan tangan yang mencengkram bajunya, sambil mundur perlahan yang tubuhnya mulai mendekati mesin pengiling kematian itu.
“Cukup!...apa yang sedangkan kau lakukan?...kau tidak harus melampiaskan semuanya padaku, ini hanya ilusi”
“Ilusi?.....apa maksudmu ilusi...ini nyata, mereka benar-benar mati..mereka mati didepanmu”
“Iya..tapi nanti mereka juga hidup kan...”
Plakkkk
Sebuah tangan manis, dengan cepat memberikan bekas manis kewajah Meyla. Meski kulitnya tidak seputih orang-orang namun tamparan itu terbekas diwajah kirinya. aneh tapi memang nyata, seakan-akan didalam air bukan apa-apa untuk mereka.
Matanya terbelak dengan keadaan yang tidak bisa dimengerti. Dirinya ditampar tanpa sebab.
“Apa yang kau lakukan?...membunuhku..percuma, kalau memang ingin membunuhku..maka aku akan membunuh diriku sendiri sekarang”
Wanita itu pun mundur sambil menatap Meyla yang perlahan mundur mendekati mesin kematian itu.
Wajah wanita itu mengatakan bahwa Meyla ini gila. Tak ada orang yang ingin mengunjungi kematian, tapi kenapa wanita seperti Meyla ini menginginkannya.
“Kenapa?....kenapa kau melakukan ini..kenapa pertandingan ini harus ada”Ucap Wanita itu.
Meyla berhenti dan memperhatikan perkataan dari Wanita itu.
“Kenapa...pertandingan ini jelas-jelas hanya pertandingan biasa, kenapa kami harus mengkorbankan nyawa kami”
Meyla tidak menjawab. Ia masih memperhatikan apa yang diucapkan wanita itu.
“Kau jelas bisa membantu kami..kenapa..kenapa kau tidak membantu kami lagi...lihat mereka benar-benar mati..mereka....mereka...mereka tidak akan kembali lagi"
Meyla memotong. “Apa maksudmu...jelas kan bahwa ini ilusi...apa lagi sekarang kau bergaya seakan-akan maut sudah didepan matamu”
“Aku tidak berbohong kepada mu..kau lihat jelas kalau mereka benar-benar menganggap ini bukan ilusi, kenapa harus panik mencari kunci”
“Mungkin mereka berakting lagi” Ucap Meyla mencela.
“Tidak....tolong Neng....selamatkan mereka....bantu kami lagi...ku mohon” wajahnya menunjukkan mata yang mirip seperti kucing sedang memohon kepada majikannya untuk diberi ikan segar.
Meyla tidak tega. Sehingga dengan sembarangan mengambil kunci yang berada didekat kakinya. Dan memberikan kepada wanita yang sudah kesulitan membuka kunci digelang rantai besi tepat dikakinya.
Setelah menerima itu, Ia langsung membuka dengan tergesa-gesa dan tak berapa lama pun pergelangan dikakinya terbuka dengan cepat. Matanya terbelak dan berdiri dengan bebas. Lalu tak berapa lama ia pergi melarikan diri sambil tersenyum dan memberikan lambaian selamat tinggal kesemua orang yang berusaha untuk melepaskan diri.
Meyla melihat ini merasa senang pertamanya. Dan Ia berpikir wanita ini akan dengan cepat berterimakasih dan membantu yang lain. Namun saat selesai dan berhasil lolos. Dengan senyum lebar dan lambaian tangan ia pergi berlari dalam air tanpa kesusahan.
Semua orang melihatnya yang menandakan bahwa Meyla jelas-jelas telah ditipu dengan gadis yang sok baik padanya. Memanfaatkan air mata dan suara manis demi dirinya.
Dan semua orang berharap hal yang sama. Mereka berbondong-bondong pergi berlari kearah Meyla.
Hati Meyla telah hancur. Ia merasa dirinya benar-benar terlalu baik sampai-sampai tidak bisa membedakan yang mana yang benar-benar menginginkan bantuannya atau tidak. Apa lagi melihat orang-orang berharap hal yang sama.
Dengan perlahan,berbalik badan,Meyla melangkah mendekati pengiling kematian itu.
Muka sedih, rasa kecewa, merasa dibodohi, dimanfaatkan. Bersatu dalam hatinya. Air matanya menetes lagi. Dan sekarang pikirannya menyerang “Siapa pembuat pertandingan ini...apa wanita ini bodoh..apa dia wanita atau pria. Apa dia tidak bodoh membuat permainan yang melibatkan kematian semua orang..wanita atau pria ini pasti gila” benaknya.
Tak berapa lama. Ia menelan ludahnya saat melihat mesin pembunuh itu berada didepan mata. Pengilingnya benar-benar bekerja dengan cepat bahkan kau tidak perlu takut kalau mesin itu gagal memotong mu. Karena ada bagian dalam lagi yang siap menyerang. Jadi tidak perlu ragu dengan mesin itu.
Tubuhmu tidak perlu lama untuk menerima koyakkan dan merobek tubuh indahmu.
-
Setelah memandang terlalu lama. Ketenangannya kembali saat orang-orang berteriak.
“Bagus....mati saja sekalian...jadi kami semua selamat, tak perlu diragukan lagi”
“Jangan ragu..lakukan lah...mati itu pasti menyenangkan untukmu”
“Ayok lakukan jangan takut”
“Matilah.....kami semua akan selama jika kau mati didepan kami....ayuk lakukan”
Semua orang berteriak dengan jelas ditelinga Meyla. Dan yang didengar Meyla adalah.
“Jangan jangan mati....”
“buruk...jangan mati...kami semua tidak akan selamat, mundurlah”
“Ayok mundur..Mundurlah”
Meyla tersenyum sambil menutup matanya dengan menikmati teriakan orang-orang yang sebenarnya menginginkan kematian untuknya.
-
Karena keputusannya sudah bulat. Ia pun melangkah maju sambil memenangkan diri dan menikmati keadaan. Suara mesin yang bergerak itu begitu cepat, memberikan mu suasana takut mendekat.
Langkah Meyla terbilang berani. Karena tidak ragu-ragu. Dan sekarang hanya tinggal dua langkah lagi maka semua berakhir dengan indahnya.
Tiba-tiba.............
Tangan dari belakang tubuhnya melingkar dipingangnya. Memeluknya dari belakang. Membuat tubuhnya berhenti ditengah langkahnya. Hanya tinggal satu langkah lagi.
Tangan itu bisa ditebak bahwa itu bukan tangan perempuan. Melainkan tangan Pria yang begitu terkait diperutnya. Kepala pria itu tertunduk dibahu kirinya sambil mengosok pelan rambut yang terhempas disamping wajah Meyla.
Meyla menerima kejutan yang tak terduga ini, menghadap kearah Pria yang memeluknya. Pria itu menyembunyikan kepalanya sehingga Meyla tidak bisa melihat dengan jelas Pria dibelakangnya ini.
Meyla kembali menghadap kedepan dan melihat bahwa mesin itu berhenti tidak bergerak. Tidak berputar untuk memotong tubuhnya. Dan lagi-lagi Meyla dikagetkan dengan kakinya yang terbebas dari rantai besi.
Tangan pria itu setelah melepaskan besi yang melilit dikaki Meyla, menyentuh bekas lingkaran besi yang membuat kulit kakinya sedikit lebam. Kencangnya besi itu tidaklah kuat. Namun dirinya yang tertarik saat itu merasakan bahwa pergelangan kakinya makin kuat seperti mengatakan bahwa dirinya melanggar aturan.
“Kenapa kau melepas rantai besi itu dari kakiku” ucapnya setelah mendapati Pria yang kini kembali memeluknya.
“Aku tidak tega, mengunci kakimu”Suara yang didengar Meyla begitu lembut, ramah dan halus. Seperti pria softboy umumnya. Hal itu langsung mendapat komentar dari Meyla.
‘Pria ini pasti fuckboy’benaknya.Meyla tidak terlalu menyukai softboy yang suka menebarkan senyuman apa lagi berbicara lancar dengan wanita lain. Padahal disisinya ada wanita yang cemburu melihat kelakuannya. Pria softboy ini bisanya paling mudah menyembunyikan sesuatu tanpa kita ketahui. Apa lagi senyumannya itu kadang terdapat senyuman licik dibaliknya.
Karena itulah Meyla tidak menyukai pria softboy. Dan sekarang Pria itu berada didekatnya. Serta berani menyentuhnya.
Meyla melepaskan pelukan Pria itu. Namun Pria itu tidak mau melepaskannya. Meyla bertanya “Kenapa...apa kau ingin mati denganku?” ucapnya sedikit kasar.
Meyla tidak mengharapkan jawaban dari Pria dibelakangnya yang tidak ia ketahui berapa umur, berapa tinggi itu. Tapi Ia sadar bahwa pria dibelakangnya ini adalah orang yang sama.
Namun Pria itu memberikan jawaban yang membuatnya sedikit merasa malu . “Aku memang ingin mati denganmu, tapi tidak disini...nanti biar maut yang memisahkannya”
Meyla memalingkan wajahnya. Dan tak berapa lama tangan yang memeluk tubuhnya itu mengendur. Dan perlahan ia merasakan nafas seseorang disamping telinganya. Ia ingin menghadap dan menangkap basah Pria yang berani melakukan itu kepadanya. Tepatnya memberinya kenyamanan.
Namun tangan Pria itu dengan enteng menahan wajahnya. Dan berbisik “Menangkanlah...”
Mendengar kata Menang. Meyla sedikit menerima dorongan untuk melangkah maju lagi. Dan tak berapa lama Pria dibelakangnya hilang begitu saja. Tidak ada jejak.
Saat Ia memperhatikan yang lain, semua orang tidak menghiraukan keadaannya. Dan lagi mereka fokus mencari kunci untuk membuka besi yang mengunci pergelangan kaki itu.
Meyla yang sudah bebas. Karena merasa tidak tega untuk meninggalkan mereka. Apa lagi sekarang sisa delapan orang termasuk dirinya. Dan sisanya sudah jadi santapan mesin kematian itu.
Dirinya berlari dan mendekati kumpulan kunci, lalu menangkap semuanya secara asal. Dan memperhatikan semua orang yang terjebak. Setelah lama memandang, ia memilih pria yang sudah beberapa inci lagi menghadapi mesin kematian.
Dengan cepat ia melangkah walau ia tahu bawah ini didalam air. Seperti berada diangkasa. Sedikit mempercepat. Ia membantu membuka besi dengan kunci yang ia ambil sembarangan.
Dan tak berapa lama pria itu bebas. Dengan kebahagiaan ia langsung menyentuh tangan Meyla sambil membungkukkan tubuh untuk menghormati orang didepannya. Meyla hanya tersenyum. Ia melepaskan tangannya dan menolong yang lain.
Pria yang ditolong itu, yang dipikiran Meyla akan pergi menyusul wanita yang memanfaatkannya. Namun pikiran Meyla salah, Pria itu malah membantunya membebaskan yang lain. Dan dengan cepat mereka saling membantu.
-
Kini tersisa satu orang. Ia seorang wanita yang menghina Meyla. Tepatnya wanita yang memberinya perkataan menghina dan memandang buruk padanya.
Wanita itu sudah mendekati ajal. Meyla tidak tega lagi melihat kematian, walau ia tidak tahu apa kah ini ilusi atau kenyataan.
Namun wanita itu tidak menerima pertolongan Meyla, Ia malah mendorong Meyla dan menyerahkan hidupnya kepada mesin kematian itu.
Meyla tidak terima. Meski didorong sekali pun ia tetap berdiri tegap dan mendekati wanita tadi, menariknya dan memberi tatapan tajam pada wanita itu.
Setelah beberapa saat, Wanita itu pun langsung berhenti memberontak dan menerima apa yang dilakukan Meyla. Dengan cepat Meyla menyelesaikan pekerjaannya dengan membongkar pasang kunci untuk membuka besi yang menjadi penghalang itu.
-
Selesai, itu adalah perkataan yang telah tertulis diwajah mereka. Dengan sedikit berlari untuk menghadapi kebebasan jalan yang sudah tidak ada lagi tantangan.
Semua orang memasang senyum bahagia...saat berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Meyla juga ikut berlari tapi dirinya berlari dibagian akhir.
Saat mendekati ujung yang terdapat tangga mewah. Tiba-tiba dinding sisi kanan dan kiri saling bertabrakan. Dan membuat beberapa pria menjadi seorang nyamuk yang dijepit oleh dua sisi dinding.
Dinding itu bekerja bergantian, dan terdapat tiga dinding dengan sama-sama menjadi dinding peremuk tubuh. Mereka bertabrakkan dengan kuat. Suaranya mengema diair. Meski tidak terdengar, gelombang tabrakkan itu menghantam wajah mereka.
Delapan orang, tepatnya sekarang hanya sisa enam orang yang tercenga dan mundur perlahan. Mereka ragu serta takut. Orang yang dijepit tadi benar-benar langsung hancur, bahkan tubuh mereka masih menempel di dinding. Selain itu darah mereka sudah tersebar kemana-mana. Memberikan sensasi yang luar biasa untuk pecinta daging. Sayangnya tidak ada yang suka daging manusia.
Sedangkan yang melihatnya merasa mual dan ingin membuang muka melihat keadaan itu. Namun karena sudah terbiasa, mereka pun menahan diri dan memikirkan cara untuk keluar dari keadaan ini.
Mereka didalam air. Dan berenang pun harus berada dikecepatan yang tepat. Selain itu kalau mereka berjalan yang ada baru beberapa langkah maut sudah menyambut.
Jadi keputusan akhir pun dibuat, Meyla menyetujui keputusan mereka.
-
Semua orang melirik satu sama lain saat melihat apa yang mereka hadapi saat ini.
Mereka memutuskan untuk berenang dipermukaan air. Namun tantangan yang dipermukaan lebih buruk dari pada yang didalam air. Mereka melihat mesin bergerak kesana kemari. Seperti mesin pemotong rambut, kalau ingin merasakan pemotong rambut ini, akan membuatmu bahagia tiap hari. Dan setelah memotong rambut, nyawamu tidak berada diragamu. Dan kepalamu putus entah kemana nanti.
Semua merindik sambil berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa mereka takut. Meyla tidak perlu dilihat, dirinya sudah berada diimajinasi yang membuatnya membalik badan agar tidak melihat mesin berjalan kekanan dan kekiri.
“Sebaiknya kita ambil jalan yang memberi kita jeda” ucap seseorang.
“Jau benar...dibawah air, dinding itu saling bertabrakan cuma waktunya yang berbeda”
“Mn...”
Meyla mendengar ini, mendapatkan ide yang membuatnya mengikuti mereka dibelakang.
Semua orang kini sudah tiba. Mereka langsung melirik Meyla yang terdiam dibelakang mereka.
“Neng....apa kau punya caranya?” tanyanya.
Meyla sedikit tersenyum, dan tak berapa lama ia mengeleng.
Semua orang terdiam.
“Canda” ucap Meyla yang kemudian berdiri dibarisan terdepan.
“Tapi...Aku tidak yakin dengan cara ini,...”Semua orang langsung menjawab perkataannya.
“Katakan saja, dan biar kami yang memutuskan untuk mengikuti mu apa tidak...kalau memang kami tidak ada pilihan kami akan mengikutimu”
Meyla hanya tersenyum. Ia melanjutkan “Kalian lihat, dinding ini hanya memberi waktu satu menit untuk jedanya. Berarti kita punya satu menit. Dan lihat dinding kedua itu, itu hanya sekitar beberapa detik, aku tidak tahu pasti, mungkin sekitar empat puluh lima detik atau empat puluh detik, yang pasti saat dinding ini terbuka, maka dinding kedua tertutup, dan saat dinding kedua terbuka, dinding ketiga tertutup. Yang harus dipikirkan dimana kita harus bersembunyi dengan keadaan yang tidak pasti”
“Dinding ketiga itu waktunya terlihat hanya sekitar tiga puluh detik. Jadi Aku putuskan, Pertama dinding yang bagian pertama ini saat terlihat didinding kedua mulai terbuka, maka kalian secepatnya berenang menunju dinding kedua, karena saat dinding kedua terbuka maka dinding pertama tertutup. Dan tunggu dibagian celahnya. Kalian lihat....”menunjuk sisi celah yang muat untuk tubuh.
Ia melanjutkan “Setelah melihat dinding satunya terbuka dengan keadaan yang bisa memasukkan tubuh kalian, maka langsung saja berenang dan secepatnya melepas diri”
Semua orang yang mendengarkan masing-masing memiringkan kepala mereka. Meyla tahu bahwa wajah itu menandakan kebingungan. Hingga ia hanya tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments