Usan benar-benar tak ingin pulang dan pada akhrinya Asha pun mengalah. Asha membiarkan Usan tetap di rumahnya. Tadinya, Asha mengira bahwa Usan akan tidur seranjang dengannya. Tidak disangka pria kejam itu masih punya hati, dengan alasan suasana hati tak baik, Usan memilih tidur di luar.
Bukan di kamar tamu, malainkan di ruang tamu. Di ruangan itu Usan berbaring santai di atas sofa sambil memainkan ponsel canggihnya. Usan segera bangkit dari berbaringnya, kala mengingat satu hal yang belum dia selesaikan. Duduk dengan melipat kaki di sofa, Usan membuat panggilan bersama Sekretaris Evan yang sudah dia suruh pulang ke Apartemen.
"Hallo, Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Sekretaris Evan di seberang sana. Dari suaranya yang jernih, sepertinya pria itu belum tidur.
"Cari dan habisi wanita yang merekam, menyebarkan, dan wanita yang sama—yang telah memukul bagian belakang kepala Asha. Pecat dan pastikan dia tidak mendapatkan pekerjaan di tempat manapun." tegas Usan memberi perintah kepada Sekretaris Evan.
"Tidak bisa, Tuan." sahut Sekretaris Evan, tentu saja membuat Usan murka, itu adalah pertama kalinya Sekretaris Evan membantah perintahnya.
"Kenapa?" decak Usan dengan urat-urat lehernya yang tiba-tiba mengencang ketika ada sesuatu yang membuat emosinya memuncak.
"Apa Tuan sudah melihat trending topik hari ini?" Usan mengerutkan alisnya tak mengerti.
"Bicara yang jel—" Usan menggantung perkataannya, kemudian langsung membuka ponselnya ketika memikirkan sesuatu yang mengganjal dari perkataan Sekretaris Evan. Usan terbelalak kaget kala melihat trending topik yang sudah berganti menjadi berita yang berjudul. 'Usai terlibat perkelahian dengan desainer terkenal Dasha Drace, tiga karyawan TB Grup meninggal dunia secara mendadak'
Dengan cepat Usan kembali memposisikan ponsel ke telinganya. "Apa yang terjadi, Evan? Siapa yang melakukan itu?" tanya Usan mendesak karena terlalu besar rasa penasarannya. Menghabisinya nyawa seseorang karena dendam, biasanya hal seperti itu hanya dapat dilakukan oleh Gangsternya CruelMose.
Kabar kematian tiga karyawannya tentu saja membuat Usan kaget. Apalagi penyebab kematian ketiga karyawan tidak diketahui. Bahkan, sudah dilakukan prosedur otopsi dan lainnya sampai berkali-kali. Meksi begitu, Dokter masih belum menemukan apa pun. Padahal jelas kondisi mereka baik-baik saja ketika sudah berada di rumah sakit.
"Dugaan saya, pelakunya adalah Asisten Nona Asha, yaitu Asisten Via," jawab Sekretaris Evan. Mendengar itu, tentu Usan tidak percaya sama sekali. Sama halnya dengan Asha, Usan melihat Asisten Via juga adalah wanita yang lemah. Bagaimana mungkin mereka melakukan itu.
"Asisten Via adalah orang kepercayaan Nona Asha. Asisten Via akan melakukan tindakan apa pun atas perintah Nona Asha. Kesimpulannya, yang melenyapkan nyawa tiga karyawan itu adalah Nona Asha," lanjut Sekretaris Evan menyampaikan pendapatnya kepada Usan.
"Sulit dipercaya," balas Usan menyisir kasar rambutnya dengan jemari tangan.
"Sebaiknya Tuan berhati-hati dengan Nona Asha," imbuh Sekretaris Evan mengingatkan.
"Apa mata-mata yang dikirimkan juga belum menemukan ke mana Asha menghilang tiga tahun lalu? Sudah selama ini, bagaiamana mungkin mereka tidak menemukan apa pun?" Usan kembali mengacak rambutnya frustasi.
"Identitas Nona Asha yang sebenarnya ditutup oleh seseorang yang sepertinya sangatlah berkuasa. Tiga tahun pencarian kita tidak menemukan apa pun, saya yakin ada seseorang yang sangatlah hebat berada di belakangnya. Untuk itu, sekali lagi saya ingatkan kepada Tuan untuk berhati-hati dengan Nona Asha. Kita belum tahu siapa dia, bisa jadi dia adalah musuh kita yang sesungguhnya."
"Tidak perlu khawatirkan aku, yang pasti tetap cari tahu identitas Asha secepat mungkin." balas Usan langsung memutuskan panggilan sepihak.
Tepat setelah Usan memutuskan panggilan dengan Sekretaris Evan, saat itu pula Usan mendapatkan panggilan masuk dari Daddynya, Daddy Lolan. Tanpa berpikir lama, Usan segera mengangkatnya. "Ada apa, Daddy?" tanya Usan.
"Di mana kamu sekarang, Usan? Apa tidak pulang? Mommy-mu daritadi menanyakan keadaanmu, dia tak bisa berhenti mengkhawatirkanmu," imbuh Daddy Lolan terdengar kesal.
"Aku akan bicara pada Mommy," jawab Usan.
"Mommy-mu menolak, dia ingin kamu pulang besok dan bawa kekasihmu itu," pinta Daddy Lolan tegas.
"Daddy, aku—"
"Tidak ada alasan!" Panggilan pun diakhiri sepihak oleh Daddy Lolan. Usan mengusap wajahnya kasar.
Dia tidak mungkin mengingkari keinginan Sang Mommy. Pada akhirnya, Usan pun memutuskan akan membawa Asha ke rumahnya besok. Biar sekalian dia juga akan menceritakan semua kejadian yang sebenarnya. Tapi, tiga karyawannya yang meninggal. Ah sudahlah, lagipula tak diketahui penyebabnya. Tinggal berikan saja kompensasi yang besar, maka segala urusan akan selesai.
Setelah itu, Usan pun bangkit dan berjalan menuju kamar Asha untuk mengecek keadaannya. Usan berhenti di depan pintu kamar Asha yang sedikit terbuka untuk menguping apa yang Asha bicarakan.
Kerja bagus.
Tidak, tidak perlu. Biarkan menjadi tranding topik.
Cukup mendengarkan dua kalimat itu, Usan pun sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa apa yang terjadi kepada tiga karyawannya memang adalah atas instruksi Asha.
Bukannya merasa takut atau pun hal lainya, Usan malah tersenyum seraya berkata dalam hati. Dia memang tidak membutuhkan bantuanku.
Usan senang, karena itu artinya Asha benar-benar telah berubah menjadi wanita yang lebih kuat. Usan tak menduga bahwa Asha sudah merencanakan semuanya. Hanya saja, kematian Sang Nenek di luar kendalinya.
Tok, tok, tok ....
Setelah cukup lama tak lagi mendengar perbincangan dari dalam kamar, Usan pun langsung mengetuk pintu hingga terdengar sahutan dari Asha.
"Ada apa?" tanya Asha ketus sambil membuka perban luka di Kepalanya.
"Biar aku bantu," Usan bertindak cepat dan mulai membantu Asha mengganti perban pada lukanya.
Mendapati perhatian lembut Usan, Asha pun mengatakan. "Aku tidak mencintaimu, Usan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Dede Dahlia
wah asha gercep.
2022-10-20
0
Ummu Khodijah
u
2022-05-22
0
Puteri Siliwangi
lanjut say😁
2022-05-13
0