Sore menjelang malam, Ny. Kiya yang tengah bersantai di ruang keluarga dibuat kaget dengan tagihan biaya pelayanan VVIP yang diberikan oleh Asha.
"Ada apa Ibu?" tanya Laura yang sedang menikmati tehnya.
"Kakak kurangajarmu itu, berani sekali dia mengerjai kita," jawab Ny. Kiya sambil menatap ponselnya dengan mata membulat sempurna.
"Memangnya kenapa lagi, Ibu?" tanya Laura semakin penasaran.
"Kamu lihat saja sendiri," ketusnya sambil menyerahkan ponselnya kepada Sang Putri.
"Astaga, dua puluh lima juta!" pekik Laura kaget.
"Kecilkan suaramu, bagaimana kalau Ayahmu mendengar!"
"Aku sudah mendengarnya," sahut Tuan Riol datang tiba-tiba.
"Sa-sayang—"
"Sudah aku ingatkan kepada kalian berdua untuk tidak mengusik anak durhaka itu. Sekarang, kalian tanggung sendiri konsekuensinya." Tuan Riol langsung pergi dan masuk ke dalam ruangan kerjanya.
"Sekarang bagaimana, Ibu?" tanya Laura bingung.
"Tina sahabatmu itu seorang penyiar televisi, bukan?" tanya Ny. Kiya tersenyum miring.
"Iya, ada apa dengannya?"
"Berikan foto biaya pelayanan itu kepada Tina, suruh dia buat berita skandal untuk Asha," tuturnya memberi perintah.
"Maksud Ibu, kita akan memberikan pelajaran untuk wanita kurang ajar itu, dengan menggunakan biaya pelayanan ini," Laura menutup mulutnya yang menganga kala tercengang dengan ide brilian yang Ibunya cetuskan.
"Benar. Ibu tidak sabar ingin melihat berita menggemparkan ini menjadi tanding topik dan akan menjelekkan nama baik Dash Boutique.
"Ibu benar-benar hebat, aku akan mengirimnya kepada Tina sekarang juga," seru Laura bersemangat.
***
Malam harinya, keluarga besar Talsen Baldev tengah bersantai di ruang keluarga. Termasuk Simone yang masih duduk di kursi roda lantaran kedua kakinya dinyatakan lumpuh setelah mengalami kecelakaan. Tapi, kini dia masih dalam masa pemulihan dan pengobatan, walau belum diketahui kapan dia akan bisa kembali berjalan seperti dulu lagi.
"Bagaiamana kondisimu, Sayang?" tanya Mommy Ziva kepada Simone.
"Sudah lebih baik, Mommy."
"Syukurlah, semangat ya Sayang. Mommy yakin kamu akan segera sembuh," tutur Mommy Ziva memberikan semangat kepada Putranya tercinta.
"Iya, Kak. Cepat sembuh, ya, aku kangen digendong Kak Simone," sambung Arra manja, sedangkan Simone tetap dingin tanpa berekspresi, hanya tersenyum kaku yang tampak sangat terpaksa.
"Kamu bagaimana Usan?, kamu tidak membuat masalah di kantor, bukan?" tanya Daddy Lolan ketus.
"Tugasku di sana menyelesaikan masalah, Daddy. Bukan membuat masalah," balas Usan seketika kesal.
"Baguslah kalau begitu."
"Sabar, Sayang. Jangan terus memarahinya," bujuk Mommy Ziva menenangkan.
"Mommy, coba lihat berita itu," tunjuk Arra pada layar televisi berukuran besar di hadapan mereka semua.
"Kenapa?" tanya Mommy Ziva belum melihat jelas.
"Itu Mommy, bukankah itu desainer yang sebelumnya Mommy ceritakan, desainer terkenal yang ingin Mommy jodohkan untuk Kak Simone," seketika Usan mengangkat wajahnya ketika mendengar Arra menyebutkan kalimat desainer terkenal.
"Oh iya, wanita seksi, cantik, dan berbakat itu. Mommy berniat ingin menjodohkannya untuk Simone," sahut Mommy Ziva mulai nyambung.
"Lihatlah Mommy, lihatlah betapa perhitungannya dia dengan keluarganya sendiri, masak iya dia memasang harga pelayanan yang sangat tinggi untuk gaun pernikahan Adiknya sendiri. Menurutku, wanita seperti itu tidak cocok untuk Kak Simone," Arra terus berusaha menghasut Mommy agar tak lagi menjodohkan Kakak yang dicintainya. Tidak disangka dia diberikan bahan yang bisa diandalkan saat ini.
"Astaga, syukurlah Mommy belum mengenalkannya dengan Kakakmu. Tapi, Mommy tidak menyangka kalau dia adalah anak dari Tuan Riol pemilik RL Grup."
"Dari berita, katanya wanita itu adalah anak dari selingkuhan Tuan Riol. Dia wanita tidak benar Mommy," kembali Arra menjelekkan Asha, sedangkan Usan telah memerah wajahnya kala tak terima wanita yang kini mengisi hatinya dicela oleh keluarganya sendiri.
Tak ingin mendengar lebih jauh, Usan pun bangkit dan segera pergi tanpa pamit. "Usan, kamu mau ke mana?" tanya Mommy Ziva menghentikan langkah kaki Usan.
"Tidur." jawab Usan singkat kemudian kembali melangkah masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai tiga.
Tiba di kamar, Usan langsung menghubungi Sekretaris Evan. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Sekretaris Evan di seberang sana.
"Aku ingin data lengkap tentang Dasha Drace, kirimkan ke emailku dalam lima menit," titahnya langsung memutuskan panggilan tanpa mendengar respon dari Sekretaris Evan lebih dulu.
Tak sampai lima menit, Usan sudah mendapatkan semua data tentang Asha. Usan segera membacanya dengan serius.
"Jadi, Asha benar-benar adalah Putri kandung Bredariol, jelas dia adalah putri kandung yang sah. Dia pasti banyak menderita hingga menjual diri padaku untuk mendapatkan uang. Kekasihku yang malang, lihat saja bagaimana aku akan membantumu membalaskan dendam," Ujar Usan dengan raut wajah yang begitu menyeramkan.
Usan kembali meraih ponselnya di atas nakas, lalu menghubungi Sekretaris Evan lagi untuk memberikan perintah. "Ada apa lagi, Tuan Usan. Apa ada yang bisa saya bantu?"
"Ceri tahu kenapa kenapa Ibu Asha meninggal dan cari tahu kenapa dia diusir dari rumahnya." titah Usan.
"Lima menit juga, Tuan?" tanya Sekretaris Evan dengan suara khas bangun tidur.
"Memangnya kau sanggup?" tanya balik Usan.
"Sepertinya tidak, Tuan." mustahil bagi Sekretaris Evan untuk menemukan penyebab-penyebab semua kejadian itu dalam waktu yang sangat cepat. Tentu dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelidiki kasus itu lebih lanjut.
"Ya sudah, kenapa malah bertanya. Yang pasti temukan apa pun yang mengganjal." Usan langsung mengakhiri panggilan.
"Karena sepertinya aku mencintaimu, maka aku juga akan membuatmu mencintaiku."
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Dede Dahlia
ayo bantu asha balas dendam sama ibu & adik tiri asha yg tak tau diri itu.
2022-10-20
0
Ismu Srifah
usan mulai bucin kelihatannya
2022-07-03
0
Reyns
Hmmm Si sanger jatuh cinta akan bucin akut nih
2022-06-01
0